Mengetahui,
Kepala Sekolah
SAIDUN, M.M.PD.
NIP. 197009201994021002
II
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Laporan ini disusun
sebagai pertanggung jawaban atas melaksanakan PKL dan berfungsi sebagai acuan dalam ujian
yang dilaksanakan setelah siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. penulis dengan
kerendahan hati ingin menyampaikan bahwa penulis sebagai penyusun laporan ini, sadar akan
masih banyak kekurangan dalam penyusunan teks laporan ini.
Dalam kesempatan yang mulia ini, Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini. Diantaranya:
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sekolah SMKN 1 RAJADESA. Untuk yang kedua
kalinya Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu, dan semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Penyusun,
III
DAFTAR ISI
IV
DAFTAR GAMBAR & LAMPIRAN
V
BAB I PENDAHULUAN
pada zaman globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap individu dituntut untuk
memiliki keterampilan yang menonjol dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam dunia
kerja. Penggunaan teknologi dalam manajemen telah menjadi kebutuhan penting untuk
meningkatkan keterampilan, efisiensi, dan administrasi dalam suatu organisasi. Dalam konteks ini,
pemanfaatan sistem manajemen sumber daya manusia berbasis teknologi dapat memberikan
keunggulan yang signifikan, termasuk dalam penyediaan informasi administratif yang akurat,
mulai dari pendaftaran, pelatihan, evaluasi kinerja, hingga pengembangan profesionalisme.
Dengan kerangka kerja yang terintegrasi dengan baik, information terkait sumber daya manusia
dapat diakses dengan efektif, cepat, dan tepat, memudahkan pengambilan keputusan bagi
pimpinan perusahaan. Pentingnya memiliki tenaga ahli yang kompeten, baik dari segi pengetahuan
maupun integritas moral, diperkuat oleh kebutuhan untuk terus mengikuti perkembangan dalam
kemampuan dan nilai moral dalam setiap posisi pekerjaan.
Sebelum memasuki dunia kerja, setiap lulusan seharusnya memiliki persiapan terlebih
dahulu. Persiapan ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya, fakta, informasi, dan
pemahaman melalui buku-buku dan berbagai sumber informasi, termasuk dari orang-orang yang
memiliki pengalaman yang sama. Selain itu, seseorang dapat berlatih secara langsung untuk secara
tepat memiliki keyakinan terhadap informasi dan informasi yang sedang atau telah dipelajari.
Berbagai jenis latihan pendukung dapat diikuti oleh setiap pemeran pengganti untuk memenuhi
hal ini. Salah satu latihan pendukungnya adalah mengambil bagian dalam latihan pergaulan di
sekolah dan di luar sekolah secara efektif. Memusatkan perhatian pada pengalaman sebagai
persiapan untuk memasuki dunia kerja, pemeran pengganti membutuhkan lebih banyak latihan
pendukung yang jelas.
Praktik Kerja Lapangan atau yang disebut PKL merupakan metode yang dimiliki oleh
Smkn 1 Rajadesa dengan tujuan akhir untuk memenuhi sebagian kebutuhan peserta didik sebagai
bekal memasuki dunia kerja. Motivasi dibalik pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan itu sendiri
adalah agar para siswa pengganti mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai dunia kerja.
Dalam praktik kerja lapangan, praktikan diberi kesempatan untuk menerapkan hipotesis sesuai
1
dengan kebutuhan program studi masing-masing. Program ini juga memberikan kemampuan
kepada para understudies dengan tujuan agar mereka dapat mengetahui, mengenal, dan berlatih
dalam mengurai kondisi di tempat kerja. Oleh karena itu, jelas ini adalah pekerjaan yang dibuat
dalam merencanakan pemeran pengganti sebelum memasuki dunia kerja.
Program Praktik Kerja lapangan dilakukan oleh setiap siswa yang berada di tingkat akhir,
baik itu secara individu (perorangan) maupun secara berkelompok. Praktikan sendiri melakukan
Praktik Kerja Lapangan di Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia secara individu tepatnya beranggotakan 1 (satu) orang dan ditempatkan di bagian
Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian yang ditugaskan untuk memanajemen
sumber daya manusia menggunakan sistem yang di sediakan pemerintahan tersebut untuk
kemahiran dan kecukupan dalam pengelolaan sumber daya manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan, pelaksanaan, dan pengujian Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kantor
Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Ciamis?
2. Apa saja kendala yang dihadapi selama PKL di kantor tersebut dan bagaimana cara
mengatasinya?
3. Bagaimana pentingnya kedisiplinan dalam menjalani PKL di kantor Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia?
4. Bagaimana implementasi sistem manajemen sumber daya manusia berbasis teknologi di
BKPSDM Kabupaten Ciamis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumber daya manusia?
5. Bagaimana peran Simpeg dan SIASN dalam pengelolaan informasi kepegawaian di
organisasi?
6. Bagaimana pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian terkait PKL di kantor
Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Ciamis?
2
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya manusia di
BKPSDM Kabupaten Ciamis.
2. Menjelaskan pentingnya kedisiplinan dalam menjalani Praktik Kerja Lapangan di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
3. Memberikan rekomendasi dan saran untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas
pengelolaan kepegawaian di masa yang akan datang.
Maksud Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi sistem manajemen sumber
daya manusia berbasis teknologi di BKPSDM Kabupaten Ciamis, serta menyoroti peran
kedisiplinan dalam menjalani Praktik Kerja Lapangan. Selain itu, penelitian ini juga
bermaksud memberikan rekomendasi yang dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas
pengelolaan kepegawaian di institusi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif, dengan fokus pada analisis data deskriptif kualitatif dan model stake.
D. Tempat PKL
Praktikan melaksanakan kegiatan PKL di salah satu instansi pemerintah daerah, yaitu
Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Praktikan
ditempatkan di kantor bagian Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian. Berikut
adalah identitas tempat yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan:
Telepon : 082318207123
Website : http://bkpsdm.ciamis.go.id
3
Adapun yang menjadi bahan pertimbangan praktikan dalam melaksanakan program PKL
pada perusahaan tersebut, yakni sebagai langkah implementasi ilmu selama duduk di bangku
sekolah karena perusahaan tersebut terdapat bagian dalam hal teknologi yang dimana bagian
tersebut merupakan salah satu kompetensi keahlian yang sudah dipelajari oleh praktikan sehingga
praktikan tertarik untuk dapat mengimplementasikan hal tersebut.
Waktu Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak tanggal
13 November 2023 s.d. 14 Febuari 2024. Dalam melaksanakan praktik tersebut, waktu kerja
praktikan ditentukan dan diatur oleh pihak Bagian Umum.
Adapun perincian dalam tiap tahapan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan, praktikan melakukan
persiapan dengan melakukan pengajuan izin secara langsung ke pemerintah tersebut.
Pengajuan tersebut dilakukan pada tanggal 02 oktober 2023 dan praktikan langsung diberi
izin oleh pihak instansi, praktikan diberi penempatan di bidang pengadaan, pemberhentian,
dan informasi kepegawaian untuk melakukan praktik kerja lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PKL, praktikan melaksanakan praktek kerja di Pemerintah
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia., dan praktikan ditempatkan
di Bagian Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian. Praktikan melaksanakan
kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak tanggal 13 November
2023 s.d. 14 Febuari 2024. Adapun jadwal pelaksanaan PKL yaitu, hari kerja dari Senin-
Jum’at dan jam kerja dimulai pukul 07.30-15.15 WIB dengan waktu istirahat untuk hari
Senin-Kamis pukul 12.00-13.00 WIB dan waktu istirahat untuk hari Jumat dimulai pada
pukul 11.30-13.30 WIB.
4
3. Tahap Pelaporan
Tahap penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan oleh praktikan
setelah dilakukannya kegiatan PKL. Pada tahap ini, praktikan menyusun laporan yang
menjadi salah satu syarat mengikuti uji kompetensi, setelah praktikan mendapatkan data-data
yang diperlukan dalam pembuatan laporan PKL.
5
BAB II TINJAUAN UMUM PKL
A. Profil Instansi
6
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis fungsi
penunjang urusan bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang urusan bidang kepegawaian
serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan pelaksanaan
fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
d. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
terdiri dari :
1. Kepala Badan.
2. Sekretariat
a Sub Bagian Perencanaan;
b Sub Bagian Keuangan; dan
c Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian,
membawahkan:
a Sub Bidang Pengadaan dan Pemberhentian; dan
b Sub Bidang Data, Informasi dan Fasilitasi Profesi ASN.
4. Bidang Pengembangan Karier, Mutasi dan Kepangkatan, membawahkan:
a Sub Bidang Pengembangan Karier dan Mutasi; dan
b Sub Bidang Kepangkatan.
5. Bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur, membawahkan:
a Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Sertifikasi;
dan
b Sub Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis dan Sosial.
6. Bidang Penilaian Kinerja dan Pembinaan Disiplin Aparatur, membawahkan:
a Sub Bidang Penilaian Kinerja Aparatur; dan
b Sub Bidang Pembinaan Disiplin Aparatur.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
7
2. Visi dan Misi
A. VISI; B. MISI;
8
j) Sosialisasi Perundang-undangan
k) Koordinasi Penyelenggaraan Diklat
l) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
b. Program Penilaian Kinerja dan Pembinaan Disiplin Aparatur
a) Pemberian Penghargaan Bagi ASN yang berprestasi
b) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
c) Evaluasi dan Pelaporan Hasil Penilaian Kinerja Aparatur
d) Pengelolaan Cuti ASN
e) Pengelolaan Sistem E-Kinerja
f) Proses Penanganan Kasus - Kasus Pelanggaran Disiplin Pegawai
g) Pembinaan Disiplin Aparatur
h) Pemberian Ijin Perceraian Bagi ASN Di Lingkungan Pemkab Ciamis
i) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Disiplin Aparatur Pemerintah
c. Program Pengembangan Karier, Mutasi dan Kepangkatan
a) Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis ASN
b) Pelaksanaan Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat
c) Penataan Sistem Administrasi PAK Fungsional
d) Palantikan Jabatan
e) Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi
f) Penyusunan Rencana Pembinaan Karier ASN
g) Pemindahan Tugas ASN
d. Program Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian
a) Pengadaan Pegawai
b) Formasi ASN
c) Pengelolaan Pensiun Pegawai
d) Pengembangan Media Informasi Kepegawaian
e) Pembangunan / Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah
f) Penataan dan Pengolahan Sistem Tata Naskah Pegawai ASN
g) Pengumpulan Data / Informasi atau Pendataan
h) Pelayanan administrasi kesejahteraan pegawai
i) Lembaga Profesi ASN
9
e. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Penyediaan jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
b) Penyediaan Jasa Kebersihan kantor
c) Penyediaan alat tulis kantor
d) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e) Penyediaan komponen Instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
f) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
g) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
h) Penyediaan makan dan minum
i) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
j) Rapat-rapat koordinasi di dalam daerah
f. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
a) Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional
b) Pengadaan perlengkapan gedung kantor
c) Pembangunan Gedung Kantor
d) Pengadaan peralatan gedung kantor
e) Pengadaan Perlengkapan Kantor
f) Pengadaan Peralatan Kantor
g) Pengadaan mebeuler
h) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
i) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/kantor
j) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
k) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
l) Peningkatan Sarana dan Prasarana kantor
g. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
h. Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan Formal
i. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan
a) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
b) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
10
c) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
d) Penyusunan Pelaporan Barang Perangkat Daerah
e) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Internal Perangkat Daerah
j. Program Perencanaan dan Penganggaran Perangkat Daerah
a) Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
b) Penyusunan Perencanaan Program dan Kegiatan SKPD
c) Penyusunan Rencana Strategis
B. Layanan Kepegawaian
11
BAB III METODE PENELITIAN
Pemilihan pendekatan penelitian kualitatif dilakukan atas dasar spesifikasi subjek penelitian
dan untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan mencakup realitas sosial. Menurut
Nasution, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan, dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Dalam penelitian
ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif sebanyak mungkin yang akan dituangkan dalam
bentuk laporan dan uraian.3 Suharsimi Arikunto juga menjelaskan bahwa jenis penelitian deskriptif
yaitui jika peneliti ingin mengetahui status sesuatu dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat
deskriptif yaitu menjelaskan peristiwa dan sesuatu.4
Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis data yang diperoleh (berupa kata-kata,
gambar atau perilaku), dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 11
2
Sujdarwo, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 2011), h.25
3
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 9
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bina Aksara, 1992), h. 25
12
dengan memberikan paparan atau penggambaran mengenai situasi atau kondisi yang diteliti dalam
bentuk uraian naratif. 5 Pemaparannya harus dilakukan secara objektif agar subjektivitas peneliti
dalam membuat interpretasi dapat dihindarkan.
Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah metode deskriptif analitik yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada pengelolaan sumber daya manusia di Pemerintahan
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis. Tujuan dari
penelitian deskriptif analitik ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.6
Metode penelitian deskriptif-kualitatif difokuskan pada permasalahan atas dasar fakta yang
dilakukan dengan cara pengamatan/observasi, wawancara, dan mepelajari dokumen-dokumen.
Dipilihnya metode ini sebagai salah satu metode penulisan guna memperoleh gambaran di
lapangan dan Implementasi Manajemen Pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pada pengelolaan sumber daya manusia di Pemerintahan Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti akan mencoba untuk melihat kejadian yang menjadi
pusat perhatiannya, dan kemudian diilustrasikan sebagaimana apa adanya. Kaitannya dengan hal
tersebut Nana Sudjana dan Ibrahim mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha mendeskripsikan sesuatu, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Mengingat
sifatnya yang demikian, maka penelitian deskriptif dalam pendidikan lebih berfungsi untuk
memecahkan masalah praktis pendidikan.7
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut
Sugiyono, bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
5
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Cet 2, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 39
6
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003). Cet.Ke-3, h.54
7
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 64
13
primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.8
Teknik pengambilan sumber data yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu.9
Pertimbangan tertentu yang dimaksud adalah bahwa orang yang kita pilih sebagai narasumber atau
informan dianggap yang paling tahu atau lebih kompeten tentang Implementasi Manajemen
sumber daya manusia dalam Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada pengelolaan sumber daya
manusia di Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Ciamis.
Sumber data adalah subyek dari data itu diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini terdiri
dari: Sumber Data Primer atau sumber data utama, yaitu informasi yang berbentuk lisan yang
diperoleh dari informan (manusia), dalam hal ini adalah para pegawai dan warga setempat
Pemerintah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis.
Adapun Sumber Data sekunder atau sumber data penunjang di antaranya dokumen resmi
berupa (brosur, daftar hadir, arsip, serta berkas yang relevan). Dari sumber-sumber ini diperoleh
data yang berkaitan dengan Implementasi Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Teknologi di Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Ciamis.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode observasi
Metode observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sengaja
sistematis dengan menggunakan indera terhadap beberapa peristiwa yang terjadi atau
berlangsung ditangkap pada waktu peristiwa tersebut terjadi.10 Menurut Narbuco Cholid,
8
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 193
9
Ibid, h. 300
10
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), h. 136
14
metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematis gejala-gejala yang di selidiki.11 Pendapat Nasution yang dikutip
dalam buku Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Karangan Sugiyono
menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.12
Dalam pengumpulan metode observasi ini peneliti menggunakan bentuk observasi
partisipatif. Observasi partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui
pada tingkat makna dari setiap prilaku tampak.
Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
Implementasi Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Teknologi Di
Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Ciamis.
2. Metode wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
dengan orang yang dapat memberikan keterangan. Metode ini mencakup cara yang
dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tertentu, mencoba untuk mendapatkan
keterangan atau pendapat secara lisan langsung dari seorang informan. 13 Peneliti
menggunakan jenis wawancara semi terstruktur yaitu jenis wawancara, yang telah dibuat
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk
mengorek pertanyaan lebih lanjut.14 Hal ini peneliti gunakan supaya proses wawancara tidak
terlalu kaku saat berlangsung akan tetapi bersifat fleksibel. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan tujuan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka dan intensif, di mana pihak yang diajak wawancara
diminta pendapat, dan ide-idenya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
11
Narbuco Cholid dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 70
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
h. 310
13
Koentjoroningrat, Metode Wawancara dalam Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 129
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 4
15
Implementasi Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Teknologi Di
Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Ciamis.
3. Metode dokumentasi
4. Tringaluasi
Dalam teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik prngumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Untuk mencapai tingkat kredibilitas penelitian, dilakukan pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dengan kata lain dilakukan triangulasi terhadap sumber data, teknik pengumpulan data,
dan teknik pengumpulan data dalam waktu dan situasi yang berbeda.
15
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h, 221
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),h. 274
16
Tabel C-1 Data, sumber data dan teknik pengumpulannya
No Data Sumber Data Teknik
1 Eksplorasi Penerapan Sistem Pembimbing, Instruktator, Observasi,
Manajemen SDM Berbasis dan Semua Pegawai Pada Wawancara dan
Teknologi Bidang Yang Sama Dokumentasi
2 Prestasi Belajar Pembimbing, Instruktator, Dokumentasi
dan Semua Pegawai Pada + Observasi dan
Bidang Yang Sama Wawancara
3 Profil Instansi Pembimbing Dokumentasi
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri dan orang lain.17
Berdasarkan jenis data penelitian ini, analisis yang digunakan yaitu teknik analisis data
deskriptif kualitatif. Teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data menurut model stake yaitu mencoba untuk membandingkan antara apa yang terjadi
dengan apa yang sudah ditargetkan atau diharapkan terjadi, yaitu membandingkan antara hasil
yang diperoleh dengan standar yang telah digunakan sebelumnya.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat proses pengumpulan data
berlangsung. Teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermen mencakup tiga
kegiatan, yaitu (1) Reduksi Data (2) Penyajian Data (3) Penarikan Kesimpulan.18 Adapun proses
analisa data ini peneliti lakukan dengan cara, setelah peneliti mengumpulkan data yang diperoleh
dengan metode observasi, interview, dan metode dokumentasi.
17
Ibid h. 224
18
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 209
17
disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti.19 Dalam buku lain disebutkan bahwa reduksi data
adalah mengolah data mentah yang dikumpulkan, diringkas, dan disistematisasikan agar mudah
dipahami dan dicermati. Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat verifikasi.20
Kemudian dalam penelitian ini, penyajian data atau sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan untuk menarik dan pengambilan tindakan, yang disajikan antara lain dalam
bentuk teks naratif, matriks, jaringan, dan bagan. Tujuannya untuk memudahkan membaca dan
menarik kesimpulan.
Selanjutnya Memverifikasi data, yaitu satu bagian dari konfigurasi yang utuh. Makna-
makna yang muncul dari data diuji kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitasnya
terjamin. Dalam tahap ini, peneliti mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada,
dikelompokkan yang telah berbentuk, kemudian melaporkan hasil penelitian secara lengkap. Pada
bagian akhir, data dianalisa secara kualitatif yang didialogkan dengan teori dan konsep yang telah
disajikan pada bab II, landasan teori serta diinterpretasikan dengan tetap menunjuk pada data
primer yang diperoleh di lapangan.
Data yang telah diperoleh dari lapangan, di analisis secara interpretative yang merupakan
upaya untuk menjelaskan dan membandingkan teori yang telah diseleksi dengan data yang sudah
diolah. Dengan demikian pendekatan berfikir yang penulis gunakan dalam menyimpulkan hasil
penelitian ini adalah pendekatan berfikir induktif. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sutrisno Hadi
adalah cara berfikir induktif adalah proses analisis yang bertitik tolak dari hal-hal khusus kemudian
ditarik kesimpulan bersifat umum.21
19
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), Cet Ke-5, h. 258
20
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 193
21
Sutrisno Hadi sebagaimana dikutip oleh Moersalah dan Moersanef dalam Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah,
(Bandung: Angkasa, 1987), h. 44
18
BAB IV LANDASAN TEORI
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg) dan Sistem Informasi dan Integrasi
Data ASN (SIASN) adalah dua sistem yang digunakan dalam bidang kepegawaian.
Dengan adanya Simpeg dan SIASN, pengelolaan informasi kepegawaian menjadi lebih
efisien dan terintegrasi. Data kepegawaian dapat diakses dan dikelola dengan lebih baik, sehingga
mendukung pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di bidang kepegawaian.
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg) dan Sistem Informasi dan Integrasi
Data ASN (SIASN) memiliki peran penting dalam pengelolaan informasi kepegawaian. Berikut
adalah peran-peran utama keduanya:
19
1. SIMPEG:
a) Mempercepat proses pencatatan dan pengolahan data kepegawaian.
b) Menyajikan informasi kepegawaian secara tepat waktu, tepat sasaran, dan akurat.
c) Membantu dalam pengawasan dan monitoring data kepegawaian.
d) Menghasilkan berbagai laporan penting seperti Beban Kinerja Dosen (BKD), Daftar Urut
Kepangkatan (DUK), riwayat kenaikan pangkat, data DP3 pegawai, riwayat jabatan,
riwayat diklat, riwayat penghargaan, dan data pegawai yang akan pensiun.
2. SI-ASN:
a) Menyediakan layanan untuk menyusun struktur organisasi dan informasi jabatan.
b) Memfasilitasi penyajian data ASN secara komprehensif.
c) Memberikan panduan penggunaan dan bantuan dalam penggunaan sistem.
d) Mendukung monitoring progres status usulan layanan kepegawaian.
e) Memfasilitasi pengusulan berbagai layanan kepegawaian ke Badan Kepegawaian Negara
(BKN).
Dengan adanya Simpeg dan SIASN, pengelolaan informasi kepegawaian menjadi lebih efisien dan
terintegrasi. Data kepegawaian dapat diakses dan dikelola dengan lebih baik, sehingga mendukung
pengambilan keputusan dan perencanaan strategis di bidang kepegawaian.
Beberapa fungsi yang dilakukan oleh Bidang Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi
Kepegawaian antara lain:
20
d) Koordinasi, fasilitasi, dan kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan,
pemberhentian, fasilitasi lembaga profesi ASN, dan informasi kepegawaian.
D. Implementasi Sistem Simpeg dan SIASN dalam Proses Pengadaan dan Pemberhentian
Dengan adanya integrasi antara Simpeg dan SIASN, pengelolaan data kepegawaian
menjadi lebih efisien dan terpusat. Hal ini berimplikasi pada efisiensi anggaran karena
pengembangan Simpeg tidak lagi dilakukan oleh masing-masing instansi, melainkan secara
terpusat dan terintegrasi. Selain itu, Simpeg dan SIASN juga menyediakan modul sistem
manajemen kinerja dan sistem presensi/absensi ASN nasional, yang memungkinkan terbentuknya
profil kinerja PNS secara nasional dan memudahkan pengelolaan data kepegawaian secara
keseluruhan.
21
b) Dengan adanya sistem informasi kepegawaian yang baik, pengelolaan data dan informasi
terkait karyawan dapat dilakukan dengan lebih efisien. Sistem informasi kepegawaian
dapat membantu dalam pengelolaan data personal, informasi tunjangan, fasilitas yang
berhak diterima karyawan, dan lainnya. Dengan demikian, operasional HR perusahaan
dapat berjalan dengan lebih lancar dan efisien.
c) Informasi kepegawaian yang lengkap dan terstruktur dapat membantu dalam perencanaan
strategis organisasi. Informasi ini dapat digunakan untuk merencanakan penggunaan
sumber daya manusia, menyesuaikan aktivitas pegawai dengan kebutuhan di masa depan,
meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai baru, dan memberikan informasi yang
mendukung kegiatan kepegawaian dan unit organisasi perusahaan lainnya.
d) Dengan adanya sistem informasi kepegawaian yang baik, organisasi dapat meningkatkan
kinerjanya. Manajer dapat membandingkan hasil kinerja yang telah direncanakan,
menganalisis kelemahan dan kekuatan dalam kinerja dan rencana bisnis, dan mendapatkan
gambaran umum dari setiap operasi yang dilaksanakan. Dengan demikian, organisasi dapat
mengambil keputusan yang lebih efisien dan memaksimalkan manfaat dari investasi yang
dilakukan.
22
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini, penulis akan membahas mengenai pengalaman dan hasil yang
diperoleh selama menjalani program praktik kerja lapangan di Pemerintahan Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ciamis di bidang Pengadaan,
Pemberhentian dan Informasi kepegawaian. Selama PKL, penulis berkesempatan untuk
mempelajari berbagai aspek terkait dengan Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi
kepegawaian, serta pengelolaan informasi kepegawaian di instansi pemerintah.
Penulis juga akan membahas secara rinci mengenai tugas dan bertanggung jawab yang
diemban selama PKL, serta hasil yang telah dicapai selama menjalankan tugas tersebut. Penulis
juga akan membahasa mengenai tantangan dan hambatan yang dihadapi selama PKL, serta upaya
yang dilakukan untuk mengatasinya. Selain itu, penulis juga akan memberikan rekomendasi dan
saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi BKPSDM dalam meningkatkan kinerja dan
efektivitas pengeloaan kepegawaian dan informasi di masa yang akan datang.
A. Persiapan
23
b Keyboard
Perangkat keras yang digunakan untuk memasukan data atau perintah ke dalam
komputer, seperti mengetik teks, angka, atau simbol pada program aplikasi.
c Mouse
Perangkat keras yang digunakan untuk memilih, meng-klik, dan menggerakan objek
pada program aplikasi.
d Ms.Excel
Program aplikasi pengolah angka yang digunakan untuk membuka file data berisi
informasi lengkap mengenai data pegawai.
e Google Chrome (Search Engine)
Program aplikasi browser web yang digunakan untuk mencari informasi di internet
dan membuka website BKN SI-ASN INSTANSI sebagai sumber input data usulan
pegawai beserta berkas dokumen pendukungnya.
B. Pelaksanaan
Berikut adalah langkah-langkah kerja untuk mengusulkan data pegawai PNS pada SI-ASN
Instansi:
1. Buka Goggle Chrome atau mesin pencari lainnya dan mencari wabsite BKN SI-ASN Instansi,
langkah selanjutnya adalah masuk ke form login dengan mengisi username dan password
menggunakan akun SSO ASN Pembimbing atau yang memberi tugas. Setelah berhasil login
dan masuk ke halaman beranda SI-ASN, klik pada menu navigasi dan pilih Layanan
Peremajaan – Operator, kemudian Input usul. Selanjutnya, pilih opsi “PNS – Untuk mengisi
data pegawai PNS” dan secara otomatis akan masuk ke layar “Layanan Peremajaan > Input
berkas”.
2. Setelah masuk ke layar “Layanan peremajaan – Operator > Input berkas”, terdapat sebuah form
kosong dibagian bawah layar yang bertuliskan “Mencari PNS” atau “Cari NIP”. Form tersebut
dapat diisi dengan nomor identitas pegawai yang akan mengusulkan data berkas dokumen (SK
Jabatan). Nomor identitas pegawai yang sesuai kemudian akan dimasukan kedalam form
tersebut dengan file data yang disediakan berformat Excel/xls.
24
Gambar V-1 Contoh bahan input dalam file excel
3. Setelah muncul data pegawai yang dicari, selanjutnya pilih unit verifikator untuk melanjutkan
proses usulan, lalu klik “Berikutnya”.
25
Gambar V-3 pilihan opsi pengusulan
5. Selanjutnya terdapat beberapa kolom data kosong yang harus diisi secara lengkap untuk
memulai proses pengajuan berkas, serta dokumen pendukung yang memiliki peran sebagai
bukti resmi dari pegawai terkait perubahan jabatan yang dilakukan. Dengan mengisi informasi
dengan teliti dan melampirkan dokumen pendukung yang sesuai, perubahan jabatan dapat
berjalan memberikan dasar yang kuat bagi keputusan yang diambil.
26
Gambar V-5 opsi mengirim dokumen pendukung
6. Langkah keempat “Verifikasi data”, Setelah selesai pengisian data beserta dokumen
pendukung, selanjutnya mengecek ulang apakah data yang diinput sudah sesuai atau tidak,
jika sesuai klik “Berikutnya”.
27
C. Pengujian
Hasil penelitian terkait pelaksanaan Implementasi sistem manajemen sumber daya manusia
berbasis teknologi dibedah dari atas ke bawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
teknologi dalam sistem manajemen sumber daya manusia menghasilkan beberapa penemuan
utama, seperti kemahiran siklus, keterusterangan yang diperluas, dan penerimaan data yang
sederhana untuk klien.
D. Kendala
Berbagai kendala tentu akan ditemui pada setiap hal yang akan dilalui. Tidak terkecuali
pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan oleh praktikan. Hal ini cukup wajar
dialami, terutama bagi praktikan yang tergolong pemula dalam dunia kerja yang dihadapi.
Berikut adalah berbagai kendala yang dihadapi oleh praktikan selama masa Praktik Kerja
Lapangan di kantor Pemerintahan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Ciamis:
1. Berada di lingkungan yang cukup terbilang baru membuat praktikan belum terbiasa dengan
keadaan sekitar, seperti halnya peraturan ataupun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
selama kegiatan praktik kerja lapangan.
2. Tuntutan ketelitian yang cukup tinggi ketika memasukan data masuk ataupun data keluar ke
dalam sistemnya masing-masing agar tidak terciptanya kesalahan dalam hal pendataan ataupun
dalam hal melakukan pekerjaan yang lain.
28
E. Cara Mengatasi Kendala
Atas berbagai kendala yang dihadapi oleh praktikan, maka praktikan pun terus berupaya
untuk meminimalisir kesalahan agar kualitas yang akan dihasilkan dapat mengalami peningkatan.
Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh praktikan dalam mengatasi kendala yang dihadapi:
Cara praktikan agar dapat mengatasi kendala berada di lingkungan yang cukup terbilang
baru yang membuat praktikan belum terbiasa dengan keadaan sekitar, seperti halnya peraturan
ataupun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama kegiatan praktik kerja lapangan yaitu
praktikan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun peraturan dan kegiatan
selama praktikan melaksanakan kegiatan praktik kerja, dan menjadikan kegiatan praktik menjadi
suatu kebutuhan bukan paksaan, meningkatkan kedisplinan pada diri praktikan.
a Menurut Enung (2008: 198) penyesuaian diri adalah “Merupakan suatu proses alamiah dan
dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai dengan kondisi lingkungannya”. 22
Menurut Siswanto, penyesuaian diri adalah “Individu yang mampu menyesuaikan diri
dengan baik, idealnya mampu menggunakan mekanisme penyesuaian diri secara luwes,
tergantung pada situasinya”.23
Agar kendala tersebut dapat diatasi, maka praktikan terus berupaya dalam hal penyesuaian
diri terhadap lingkungan yang baru, bahkan juga dengan peraturan ataupun tugas-tugas
yang diberikan kepada praktikan. Praktikan menyesuaikan diri dan membuat agar
praktikan tidak merasa beban terhadap keadaan sekitar dengan cara mencoba membaur
hingga mencapai keseimbangan antara praktikan dengan lingkungan sesuai dengan yang
disampakan teori diatas.
22
Enung F. (2008). Psikologi Perkembangan Peserta didik. (Bandung: CV PUSTAKA SETIA).h.198
23
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental. (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET).h.35.
24
Sobur A. 2008. Psikologi Umum. (Bandung : CV. PUSTAKA SETIA).h.222
29
b Kegiatan praktik kerja lapangan merupakan salah satu bentuk syarat yang diberikan oleh
sekolah untuk memperoleh hasil pembelajaran selama sekolah, maka menjadi suatu
kebutuhan bagi praktikan.
Seperti halnya teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Daniel McClelland bersama
teman-temannya, kegiatan ini pun mencakup 3 (tiga) fokus dalam hal kebutuhan, adalah:
1) Kebutuhan akan pencapaian (need for achievement), Kebutuhan pencapaian (need for
achievement), McClelland menemukan bahwa individu dalam mencapai prestasi yang
diinginkannya melakukan suatu hal dengan cara yang lebih baik dibandingkan dengan
individu lainnya
2) Kebutuhan akan kekuatan (need for power), Kebutuhan kekuatan diartikan sebagai
kebutuhan individu untuk berprilaku sedemikian rupa sehingga tidak menyimpang.
3) Kebutuhan akan hubungan (need for affiliation), Kebutuhan hubungan merupakan
keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi.25
Pada teori diatas, kebutuhan pencapaian (nAch), hal ini sejalan dengan tujuan praktikan
dalam melaksanakan kegiatan PKL, salah satunya pencapaian dalam memenuhi syarat
mengikuti uji kompetensi.
Selanjutnya kebutuhan kekuatan (nPow). Hal ini tentu saja berkenaan dengan upaya dari
praktikan dalam mematuhi setiap tata tertib kantor pemerintahan daerah tersebut serta
dalam pelaksanaan setiap tugas yang diberikan.
Ketiga, kebutuhan hubungan (nAff). Praktikan mencoba membuat hubungan yang baik
antara praktikan dengan staf bagian Organisasi agar baik dari praktikan maupun staf
mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga praktikan pun dapat
melakukan pekerjaan yang diberikan oleh staff secara maksimal dan sesuai yang
diharapkan. Dan praktikan juga dapat mengetahui peraturan-peraturan yang diterapkan
oleh instansi baik secara tertulis maupun secara tidak tertulis yang dapat membantu
praktikan agar meminimalisir melakukan kesalahan yang tidak diinginkan.
25
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Organizational Behavior, 12th ed, diterjemahkan oleh Diana Angelica,
Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid dengan judul Perilaku Organisasi, Buku 1, Edisi 12 (Jakarta: Salemba Empat, 2008),
h. 230.
30
Maka, ketiga kebutuhan tersebut menjadi dorongan yang kuat bagi praktikan agar
senantiasa melaksanakan setiap tugas maupun tata tertib yang diberikan dengan penuh
dedikasi, dan mencoba untuk tidak merasa terbebani dengan lingkungan yang baru.
Praktikan lebih meningkatkan kedisplinan terhadap diri praktikan sendiri, tetap melakukan
hal-hal yang tidak keluar dari norma-norma umum yang berlaku sehingga praktikan dapat
mencegah melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang baru praktikan
ketahui dan praktikan pun mampu mengatasi kendala tersebut dengan baik.
26
I.S. Livine.(2005).Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh iral Soedjono. (Jakarta :
Cemerlang).hal.71.
27
Nurlita Witarsa.(2002). Dasar-Dasar Produksi, (Jakarta: Karunika). hal. 102.
31
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Salah satu program yang diberikan oleh sekolah menengah kejuruan sebagai langkah untuk
mempersiapkan calon lulusan yang siap terjun ke dunia kerja yaitu Praktik Kerja Lapangan.
1. Praktikan telah memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan
aktivitas kegiatan perkantoran. Pada Kantor Badan Kepegawaian Dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia, praktikan ditempatkan pada bidang Pengadaan, Pemberhentian Dan
Informasi Kepegawaian.
2. Pada bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian yang praktikan lakukan
yaitu seperti:
a) Meng-input data kearsipan,
b) Mengelola sistem data pegawai,
c) Mengelola berkas data pegawai,
3. Selain tugas-tugas berikut, praktikan melakukan beberapa tugas tambahan, seperti print
berkas sk/pensiun, pendataan ulang pada simpeg atau si-asn, menghitung selisih kebutuhan
asn, melakukan pengecekan sekala berkala data pegawai pada sistem seperti data pribadi
ataupun jabatan, merapikan berkas, hingga membuat surat.
4. Di dalam praktik kerja lapangan ini sangatlah dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi, tanggung
jawab yang besar, ketelitian yang baik, dan kepercayaan untuk menyimpan rahasia pekerjaan
yang telah praktikan kerjakan serta untuk menjaga kualitas pekerjaan yang dikerjakan.
Kegiatan harian yang dilakukan tersebut sangat membantu praktikan dalam memperoleh
pengetahuan dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan PKL.
5. Selama melaksanakan PKL di kantor badan kepegawaian dan pengembanan sumber daya
manusia praktikan mengalami beberapa kendala seperti:
a) Berada di lingkungan yang cukup terbilang baru membuat praktikan belum terbiasa
dengan keadaan sekitar, seperti halnya peraturan ataupun kegiatan-kegitan yang
harus dilakukan selama kegiatan praktik kerja lapangan.
32
b) Tuntutan ketelitian yang cukup tinggi ketika memasukan data ke dalam sistemnya
masing-masing agar tidak terciptanya kesalahan dalam hal pendataan ataupun dalam
hal melakukan pekerjaan yang lain.
Meskipun mengalami beberapa kendala, namun praktikan mampu menghadapi kendala
tersebut dan tetap melakukan pekerjaan yang diberikan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini pun memberikan banyak pengetahuan dan wawasan
serta pengalaman yang tidak mungkin didapat di bangku sekolah. Kegiatan ini juga membuat
praktikan untuk lebih siap dalam menghadapi dunia pekerjaan yang keras.
B. Saran
Dari pelaksanaan PKL yang telah dijalani, praktikan memiliki beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang terkait dalam program tersebut.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
35
IDENTITAS SISWA
DATA PRIBADI
EMAIL : ahmdfauzhan.znt@gmail.com
AGAMA : ISLAM
GOLONGAN DARAH : AB
KEWARGANEGARAAN : INDONESIA
RIWAYAT PENDIDIKAN
FORMAL;
2013 - 2019 : SDN 4 CINATANAGARA
2019 - 2020 : SMP IT RIYADLUL QUR’AN
2020 - 2022 : MTS RIJALUL HIKAM
NON-FORMAL;
2022 – 2023 : KURSUS KOMPUTER BERBASIS MS.WORD &
MS.EXCEL
36