Anda di halaman 1dari 34

Konsep Ilmu dalam Islam

Peta konseptual
Beberapa pertanyaan
• Apakah ilmu pengetahuan itu?
• Bagaimana kedudukannya dalam Islam?
• Bagaimana kedudukannya terhadap keyakinan dan amal?
• Dari manakah asalnya?
• Apa fungsinya?
• Apakah yang bisa diketahui manusia?
• Bagaimana dia mengetahuinya?
• Apa saja alat pengetahuannya?
• Apa yang boleh dan tidak boleh diketahui?
• Apa yang baik dan tidak baik diketahui?
• Apakah tujuan ilmu?
•Jasmani
Hakikat

Darus salam
•Ruhani Iptek

sukses

Politik Syari’ah Ekonomi


Asal-usul MANUSIA
•Adam Akidah
•Hawa & Isa
•Bani Adam

Darul bawar
Tugas & Sosial Seni &
budaya gagal
tgg jawab
perbaikan

•Ibadah
•Khilafah
1. Definisi Iptek
• Pengetahuan = pemahaman subyek terhadap obyek
melalui panca indera
• Ilmu = pengetahuan yang sistematis, empiris,
rasional, bersifat umum dan akumulatif, yang
diperoleh melalui metode2 tertentu
• Teknologi = produk ilmu pengetahuan
Tinjauan Bahasa Arab-Islam
• Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni (‫ ) ِع لْم‬berasal dari (-‫َع لِ َم‬
‫)ي ْعلَ ُم‬
َ maknanya mengetahui-pengetahuan.
• Tapi (‫)ع لِ َم‬
َ masih satu akar juga dengan (‫)ع لَ َم‬
َ maknanya
adalah memberi tanda yang masdarnya (‫ع َالمة‬-ًَ َ ‫)ع ْلمَا‬
َ
maknanya petunjuk/tanda/alamat yang sama maknanya
dengan ayat ((‫اية‬
• Dan begitu pula istilah alam (‫ )ع الم‬masih satu akar kata
dengannya, termasuk alam shaghir (tubuh kita/anfus) dan
alam kabir (jagat raya/afaq)
ِ
• Dengan demikian, ada hubungan erat antara ilmu (‫)ع لْم‬,
tanda/alamat (‫)ع لَ َم‬,
َ dengan alam/ciptaan (‫)ع الم‬:

Yaitu tidak lain adalah bahwa alam/ciptaan ini sama


kedudukannya dengan ayat yang merupakan
tanda/alamat/petunjuk kepada sesuatu di luar dirinya,
yaitu Yang menciptakannya al-khaliq (‫)ا لخالق‬

• Al-Khaliq, berasal dari (‫ )خلق‬artinya selain mencipta dari


ketiadaan juga berarti at-taqdir yang memberi
ukuran/kadar (Ibn Manzhur-Lisaan al-Arab)
Ini berarti alam diciptakan dengan ukuran tertentu atau kadar
tertentu yang bersifat pasti dan tunduk para aturan tertentu.
• Dalam pandangan Barat natural science mengesankan suatu alam
(natura=dilahirkan) yang bersifat abadi, dalam islam istilah bagi ilmu
alam (science) adalah ‘ilm al-thabi’ah (‫)علم ا لطبيعة‬, tabi’ah berasal dari
(‫ )ط بع‬yang berarti : kesan, penutup, jejak, yang menunjukkan adanya
Pencipta
• Dengan demikian ilmu bisa didefinisikan sebagai:

“Segala sesuatu yang diperoleh dari alam dan ayat yang dengannya
si pencari ilmu memahami alam/ayat tersebut dan dengannya ia
mengenal (ma’rifah) kepada Pencipta alam dan ayat tersebut”
• Inilah definisi yang diambil oleh Syed Muhammad Naquib
al-Attas dari al-Jurjani dalam kitab at-Ta’rifaat:

Husul suurat asy-syai’ fil aql, wushul an-nafs ila ma’na syai’
(memperoleh gambaran ttg sesuatu dlm akal, dan sampainya
jiwa pada arti sesuatu)
• Karena itu, manusia yang mempelajari alam atau ayat
namun dengannya ia tidak menjadi mengenal Pencipta,
sungguh merupakan sesuatu yang aneh, seperti mereka
yang melihat rambu-rambu lalu-lintas namun ia bukannya
mengikuti rambu-rambu itu, justru terpana oleh rambu-
rambu itu.
MEMBACA

Al-Qur’an Alam Semesta


Kitab Tertulis Kitab tak Tertulis

ayat ayat

muhkamat mutasyabihat muhkamat mutasyabihat

tafsir Tafsir/ta’wil tafsir Tafsir/ta’wil


Allah “menampakkan”
Diri-Nya melalui alam dan ayat
• Kita tidak bisa dan mampu melihat Allah secara
langsung, kita hanya bisa “melihat Allah” melalui jejak-
Nya atau ayat yang tertulis (tanzil) dan yang tidak
tertulis (alam).

“.. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu ,


dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh
pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha
Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman” (Al-A’raf 143)

• Atom, elektron, tubuh manusia, hewan, tumbuhan, bumi dan


jagat raya ini, tidak lain adalah tanda, simbol, dan alamat yang
menunjukkan Pencipta dan Pemiliknya
• Karenanya kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita mampu dan
diperkenankan melihat Allah secara langsung di Jannah-Nya kelak
(Al-Qiyamah 22-23):

“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah


mereka melihat”

Dalam Hadits, sebuah do’a:

“Aku meminta kepada-Mu (ya Allah) kenikmatan memandang wajah-Mu (di


akhirat nanti) dan aku meminta kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu
(sewaktu di dunia)…” (HR. An Nasa-i dalam “As Sunan” (3/54 dan 3/55))

Hadits lain:

“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, ada pahala yang terbaik (surga) dan
tambahannya (melihat wajah Allah ta’ala)” (QS Yunus: 26). (HR. Muslim dalam
Shahih Muslim, no. 181)
• Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab beliau
“Ighaatsatul lahafaan” menjelaskan bahwa kenikmatan
tertinggi di akhirat ini (melihat wajah Allah ta’ala) adalah
balasan yang Allah SWT berikan kepada orang yang
merasakan kenikmatan tertinggi di dunia, yaitu
kesempurnaan dan kemanisan iman, kecintaan yang
sempurna dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, serta
perasaan tenang dan bahagia ketika mendekatkan diri dan
berzikir kepada-Nya.
2. Kedudukan ilmu dalam Islam
Di dalam Al-Qur’an...
‫ما‬
َ َّ ‫ن إِن‬
َ ‫مو‬ ُ َ ‫ين اَل يَعْل‬
َ ِ ‫ذ‬َّ ‫ال‬ َ ‫و‬ ‫ن‬
َ ‫و‬‫م‬ُ َ ‫ل‬ ْ ‫ع‬ َ ‫ي‬ ‫ين‬ َّ
َ ‫ستَوِي ال‬
ِ ‫ذ‬ ْ َ‫ل ي‬ ْ َ‫ل ه‬ ْ ُ‫• ق‬
ْ َ ‫أْل‬ ُ ُ
]9/‫اب [الزمر‬ ِ َ ‫يَتَذَك َّ ُر أولو ا لب‬
• “Katakanlah “Apakah sama, orang-orang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”
Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang bisa
mengambil pelajaran.” (QS. Al-Zumar: 9)
‫م‬ ْ ‫ل‬ ِ ‫ع‬ْ ‫ال‬ ‫وا‬ ‫وت‬ ُ ‫أ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ َّ ‫ال‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫م‬ َ ‫• يَرفَع اللَّه الَّذِين آ‬
َ ُ َ ِ َ ْ ْ ِ ُ َ َ ُ ِ ْ
]11/‫ير [المجادلة‬ ٌ ِ ‫خب‬َ ‫ن‬ َ ‫ملُو‬ َ ْ‫ما تَع‬ َ ِ‫ه ب‬ ُ َّ ‫ات وَالل‬ ٍ ‫ج‬ َ ‫د َ َر‬
• Allah mengangkat orang-orang yang beriman
daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
dengan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadalah, 11).
‫ن‬ َ َ ‫عل‬
َّ ِ ‫ماءُ إ‬ ُ ْ ‫ه ال‬
ِ ‫عبَا ِد‬
ِ ‫ن‬
ْ ‫م‬ ِ ‫ه‬ َ َّ ‫ْشى الل‬ َ ‫ما يَخ‬ َ َّ ‫• إِن‬
]28/‫ور [فاطر‬ ٌ ‫ف‬ َ ‫يز‬
ُ ‫غ‬ ٌ ‫ز‬ ِ ‫ع‬
َ ‫ه‬
َ َّ ‫الل‬
• Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba hambaNya hanyalah ‘ulama
(Fatir 35: 28)
]114/‫ما [طه‬ ً ْ ‫عل‬
ِ ‫زدْنِي‬ ِ ‫ب‬
ِّ ‫ر‬
َ ْ
‫ل‬ ُ
‫ق‬ َ •
‫و‬
• Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan.” (Thaha 20: 114)
]19/‫ه [محمد‬ َّ ‫الل‬ ‫اَّل‬‫إ‬ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫اَل‬ ‫ه‬ ‫ن‬َ ‫علَم أ‬ َ •
ُ ِ َ ِ ُ َّ ْ ْ ‫فا‬
• Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada
Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah (Muhammad
47: 19)

‫ما‬
َ ِ ‫وب‬
َ ‫اب‬
َ َ ‫ت‬ِ ‫ك‬ْ ‫ال‬ ‫ون‬
َ ‫م‬
ُ ِّ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ ‫ت‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ت‬ْ ‫ن‬ُ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ِ ‫ب‬ ‫ين‬
َ ِّ ‫ي‬ِ ‫ن‬ ‫ا‬َّ ‫ب‬‫ر‬َ ‫وا‬ ُ ‫ن‬‫و‬ ُ ‫• ك‬
]79/‫ون [آل عمران‬ َ ‫س‬ ُ ‫م تَدْ ُر‬ ْ ُ ‫كُنْت‬
• “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani
(orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada
Allah swt. (Al-Imran 3: 79)
‫َش ِه َد الل ّ َ ُه أَن َّ ُه ل َا ِإل ََه ِإلَّا ُه َو َوال َْمل َا ِئك َ ُة َوأُول ُو ال ِْعل ْ ِم َقا ِئ ًما ِبال ْ ِق ْس ِطل َا ِإل ََه ِإلَّا‬
]18/‫يم [آل عمران‬ ُ ‫ُه َو ال َْع ِزي ُز ال َْح ِك‬
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang
berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-
orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan
melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (Ali Imran 3: 18)

Lihat juga ayat-ayat al-Qur’an yang lain seperti: al-Nisa 83,113; Toha
114; al-Kahfi 65-66; Ali Imran 18; al-Ra’d 19; Al-Syura 52; Yunus 68; al-
Maidah 4.
Di dalam Al-Hadits

)263 ‫ ص‬/ 1 ‫ (ج‬- ‫سنن ابن ماجه‬


‫اء‬‫ج‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ول‬
ُ ‫ق‬
ُ ‫ي‬ ‫م‬َّ
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ِ ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعلَي‬
‫ه‬ َ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ت‬ُ ‫ع‬ ِ
‫م‬ ‫س‬ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ة‬
َ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫َع ْن أَب‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ ََْ ُ
‫يل اللَّ ِه‬
ِ ِ‫اه ِد ِفي َسب‬ِ ‫مس ِج ِدي ه َذا لَم يأْتِِه إِاَّل لِ َخي ٍر يتعلَّمه أَو يعلِّمه َفهو بِم ْن ِزلَ ِة الْمج‬
َُ َ َ ُ ُ ُ َ ُ ْ ُ ُ َ ََ ْ َْ َ َْ
‫الر ُج ِل َي ْنظُُر إِلَى َمتَ ِاع غَْي ِرِه‬
َّ ‫ك َف ُه َو بِ َم ْن ِزلَ ِة‬ ِ
‫ل‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫ر‬ ‫ي‬ ‫غ‬ ِ
َ َْ ‫َوَم ْن َجاءَ ل‬
Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang dia“
tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang
akan dipelajarinya atau diajarkannya,maka dia
sekedudukan dengan mujahid di jalan Allah. Dan siapa
yang datang untuk maksud selain itu, maka dia
sekedudukan dengan seseorang yang melihat barang
.perhiasan orang lain.” (HR. Ibnu Majah)
)344 ‫ ص‬/ 11 ‫ (ج‬- ‫تفسير الرازي‬
‫اح لُِي َعلِّ َم َخ ْيراً أ َْو‬‫ر‬‫و‬ ِ ‫وفي رواية سهل بن سعد مرفوعاً " من غَ َدا إِلَى الْمس ِج‬
‫د‬
َ ََ ْ َ َْ
ِ ‫لِيتعلَّمه كما َكمثَ ِل الْمج‬
ِ ‫اه ِد فِي سبِْي ِل‬
" ً‫اهلل َي ْرِج ُع غَانِما‬ َ ْ َُ َ ُ َ َ ََ
“Tiadalah seseorang yang pergi pagi hari ke masjid untuk kebaikan yang
akan diajarkannya atau dipelajarinya melainkan akan ditetapkan baginya
pahala seorang Mujahid yang tidak balik (dari peperangan) kecuali
membawa ghanimah.
)244 ‫ ص‬/ 9 ‫ (ج‬- ‫سنن الترمذي‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َخ َر َج ِفي‬ ِ َّ‫ول الل‬ ٍ ِ‫س بْ ِن مال‬
َ ‫ه‬ ُ ‫س‬
َُ‫ر‬ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ك‬ َ ِ َ‫ َع ْن أَن‬2571
‫يل اللَّ ِه َحتَّى َي ْرِج َع‬
ِ ِ‫ب ال ِْع ْل ِم َكا َن ِفي َسب‬
ِ َ‫طَل‬
“Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah
sampai dia kembali.” (HR. Timidzi). Hadist ini hasan gharib. Sebagian
perawi yang lain meriwayatkan hadits ini, namun tidak memarfu’kannya
)49 ‫ ص‬/ 10 ‫ (ج‬- ‫سنن أيب داود‬
َ‫ك اللَّهُ بِِه طَ ِري ًقا ِم ْن طُُرِق اجْلَن َِّة َوإِ َّن الْ َماَل ئِ َكة‬ َ‫ل‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ل‬ْ ِ
‫ع‬ ِ
‫يه‬ ِ‫من سلَك طَ ِري ًقا يطْلُب ف‬
َ َ ً ُ َ َ َ َْ
‫ات وَم ْن يِف‬ ِ ‫السمو‬ ‫يِف‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ِ
‫ف‬ ‫غ‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ب الْعِْل ِم وإِ َّن الْعامِل‬ ِ ِ‫ال‬‫ط‬ ِ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ض‬ ِ ِ
َ َ َ َّ َ
ْ َ ُ ُ ْ َْ َ َ َ َ َ َ ً َ َ َ ‫َجن‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ح‬ ْ ‫ض ُع أ‬ َ َ‫لَت‬
‫ض ِل الْ َق َم ِر لَْيلَ َة‬ ‫ف‬‫ك‬ ِ
‫د‬ ِ
‫ب‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف الْم ِاء وإِ َّن فَضل الْعامِل‬
ِ ِ ‫و‬ ‫ج‬ ‫يِف‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ِ ِ ‫اأْل َْر‬
َ ْ
ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َْ َ ُ َ ‫ض َواحْل‬
‫يت‬
‫ب َوإِ َّن الْعُلَ َماءَ َوَرثَةُ اأْل َنْبِيَ ِاء َوإِ َّن اأْل َنْبِيَاءَ مَلْ يُ َوِّرثُوا ِدينَ ًارا َواَل‬ ِ ِ‫الْبَ ْد ِر َعلَى َسائِِر الْ َكواك‬
َ
‫ظ َوافِ ٍر‬ٍّ َ ‫َخ َذ حِب‬ ‫أ‬ ‫ه‬ ‫ذ‬
َ
َ ُ َ ْ ََ َ‫َخ‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ
‫ع‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ا‬
‫و‬ ُ‫ث‬
‫ر‬ ‫و‬
َّ ‫ا‬
َ ًْ ‫ر‬
‫مَه‬ ِ
‫د‬
Barangsiapa melalui satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memasukkannya ke salah satu jalan di antara jalan-jaan surga, dan sesungguhnya
malaikat benar-benar merendahkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap
penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang alim benar-benar akan dimintakan
ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di dalam
air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah)
adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada.
Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi
tidak mewariskan Dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka
barangsiapa mengambilnya, maka hendaklah dia mengambil bagian yang
.banyak.” (Hr. Abu Daud)
Dari Perkataan para Sahabat
Ali bin Abi Talib ra:
)242 ‫ ص‬/ 1 ‫ (ج‬- ‫جامع بيان العلم وفضله البن عبد البر‬
‫ « العلم خير من المال ؛ ألن‬: ‫ عن علي عليه السالم قال‬، ‫وفي رواية كميل بن زياد النخعي‬
‫ والعلم حاكم‬، ‫ والعلم يزكو على اإلنفاق‬، ‫ والمال تفنيه النفقة‬، ‫ والعلم يحرسك‬، ‫المال تحرسه‬
‫والمال محكوم عليه مات خزان المال وهم أحياء والعلماء باقون ما بقي الدهر أعيانهم مفقودة‬
» ‫ وآثارهم في القلوب موجودة‬،
Ilmu lebih baik daripada harta, oleh karena harta itu kamu
yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang
menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan, sementara
ilmu akan berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu adalah
penguasa, sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para
penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara
ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasad-jasad mereka hilang
tapi pengaruh mereka tetap ada/membekas di dalam hati.”
Mu’adz bin Jabal:

‫عليكم بالعلم فإ ّن طلبه هلل عبادة ومعرفته خشية والبحث عنه جهاد وتعليمه لمن ال يعلمه‬
‫صدقة ومذاكرته تسبيح ِبه يُعرف اهللُ و يُعبد وبه يهتدون بهم و ينتهون إلى رأْيهم‬
“Tuntutlah ilmu, sebab menuntutnya untuk mencari keridhaan Allah
adalah ibadah, mengetahuinya adalah khasyah, mengkajinya adalah
jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sedekah dan mendiskusikannya adalah tasbih. Dengan ilmu, Allah
diketahui dan disembah, dan dengan ilmu pulalah diagungkan dan
ditauhidkan. Allah mengangkat (kedudukan) suatu kaum dengan ilmu,
dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dan Imam bagi manusia,
manusia mendapat petunjuk melalui perantaraan mereka dan akan
merujuk kepada pendapat mereka.”
Abu al-Aswad al-Duali:

‫الملوك ح ّكام على النّاس والعلماء ح ّكام على الملوك‬


“Para raja adalah penguasa-penguasa (yang
memerintah) manusia, sedangkan para ulama adalah
penguasa-penguasa (yang memerintah) para raja.”

Namun, ilmu seperti apakah yang begitu tinggi


kedudukannya dalam Islam?
Agama kita tersebut? Apakah ‘ilmu’ yang kita pelajari di
kampus tergolong ilmu?
Apakah Fisika? Kalkulus? Arskom? Digital? Algoritma?
Agama ?
Apakah Itu semua ilmu?
• Al-Quran memuat sekitar 750 kali “ilmu” beserta turunannya
• Para ulama dan intelektual mencoba membuat definisi ilmu
berdasarkan kata ilmu yang ada dalam al-Quran
• Sampai-sampai Roshental mendefinisikan 120 definisi ilmu yang
didasarkan pada al-Quran, sehingga menyimpulkan : “al-ilmu huwa
al-Islam, wa al-islam huwa al-ilm”
• Namun demikian sama sekali tidak ditemukan definsi ilmu di dalam
al-Quran (“maa huwal ilm?”)
‫‪3. Sumber pengetahuan‬‬
‫‪• Wahyu Tuhan; ilmu laduni‬‬
‫ن لَدُنَّا‬ ‫م ْ‬ ‫عنْدِنَا وَ َع>ل َّ ْم>نَاه ُ ِ‬ ‫ن ِ‬ ‫م ْ‬ ‫ة ِ‬ ‫م ً‬ ‫ح َ‬ ‫عبَادِنَا آتَيْنَاه ُ َر ْ‬ ‫ن ِ‬ ‫م ْ‬
‫جدَا عَبْدًا ِ‬ ‫• { َف>وَ َ‬
‫ما} [الكهف‪]65 :‬‬ ‫عل ْ ً‬‫ِ‬
‫‪• Alam Semesta, yang terdiri dari‬‬
‫;‪1. Penalaran‬‬
‫‪2. dan pengalaman‬‬
‫ات‬ ‫ل الث ََّ‬ ‫م ْن>ك ُ ِّ‬ ‫وهُو الَّذي مد اأْل َرض وجع َل>فيها رواسي>وأ َ‬
‫م َر ِ‬ ‫ارا وَ ِ‬ ‫ه‬‫ْ‬ ‫ن‬
‫ْ َ َ َ َ ِ َ َ َ ِ َ َ َ ً‬ ‫َ َ ِ َ َّ‬
‫ك آَل َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫شي الل َّ‬
‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ْ‬ ‫َو‬
‫ق‬ ‫ِ‬ ‫ل‬‫ات‬‫ٍ‬ ‫َ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ل‬‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫ف‬‫>‬
‫ن‬ ‫َّ‬ ‫ِ‬ ‫إ‬ ‫ار‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫َّ‬ ‫الن‬ ‫ل‬ ‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ن ي ُ ْغ> ِ‬ ‫جي ْ ِن>اثْنَي ْ ِ‬
‫جعَ َل>فِيهَا َزوْ َ‬ ‫َ‬
‫ن [ الرع>د‪]3/‬‬ ‫يَتَفَك َّ ُرو َ‬
‫‪(Al-A’raf 7/176; yunus 10/3; Al-Nahl 61/ 11,44,69; al-Rum 21; al-‬‬
‫)‪Zumar 42; al-Jatsiyah 13; al-Hasyr 21‬‬
‫م َع>‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ك‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫ع‬‫ج‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ً‬ ‫ئ‬ ‫ي‬ ‫َ‬
‫ش‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫م‬ ‫ُ‬ ‫ك‬‫ِ‬ ‫ات‬ ‫ه‬ ‫م‬‫خرجكُم من بطُون أ ُ‬ ‫ْ‬ ‫واللَّه أ َ‬
‫َّ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ ُ َ ْ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ِ َّ َ‬ ‫ْ ُ‬ ‫ِ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ ُ‬
‫ن [النحل‪]78/‬‬ ‫شك ُ ُرو َ‬ ‫م تَ ْ‬ ‫ار وَاأْل َفْئِدَة َ لَعَلَّك ُْ‬ ‫ص‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬
‫واأْل َ‬
‫ب‬ ‫َ‬
‫‪4. Obyek ilmu pengetahuan‬‬
‫‪• Obyek metafisik‬‬
‫‪• Obyek fisik‬‬
‫َت (‪ )17‬وَإِلَى‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ف‬ ‫ي‬‫َ‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫إْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬‫َ‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ُ‬ ‫ظ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫اَل‬‫َ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫أ‬
‫ِِ ِ ْ َ ُ ِ ْ‬ ‫َْ ُ َ ِ‬
‫ال كَي ْ َ‬
‫ف‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬‫ج‬‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫َ‬ ‫ت (‪ )18‬وَإِل‬ ‫ف ُرفِعَ ْ‬ ‫ماءِ كَي ْ َ‬ ‫س َ‬‫ال َّ‬
‫َ‬
‫ت‬‫ت (‪ )19‬وَإِلَى اأْل ْ ِ ْ َ ُ ِ َ ْ‬
‫ح‬ ‫ط‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ي‬‫َ‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫صب َ ْ‬ ‫نُ ِ‬
‫[الغاشية‪]20-17/‬‬
5. Alat pengetahuan
• Akal; metode rasional
• Panca indera; metode empirik(teoritis dan
praktis)
• Hati; metode intuitif/kasyfi
6. Jenis Pengetahuan
• Al-mahsusat (empiris)
• Al-ma’qulat (rasioanal)
• Al-manqulat (tekstual)
• Al-maksyufat (pemberian Allah swt)
7. Cara memperoleh ilmu
• Kasbi: hasil usaha manusia
• Kasyfi : hasil pemberian langsung dari Allah
Swt
Klasifikasi al-ghazali
• Ilmu terbagi dua: terpuji dan tercela
• Yang terpuji terbagi dua: fardlu ‘ain dan fardlu kifayah.
Yang fardlu ‘ain adalah ilmu dasar2 agama seperti al-
Qur’an, hadits, hukum2 fiqh yg terkait dengan
kewajiban setiap orang, seperti ttg shalat, puasa dan
semisalnya. Yang fardlu kifayah adalah ilmu yang wajib
dimiliki oleh sebagian orang dalam masyarakat Islam,
seperti ilmu kimia, fisika , kedokteran dsb.
• Yang tercela seperti ilmu sihir, astrologi dan ilmu2
yang merugikan.
8. Fungsi &Tujuan ilmu pengetahuan

• Mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah


• Mewujudkan kesejahteraan di bumi
9. Halangan pengetahuan
• Tidak adanya iman (QS yunus 101)
• Taqlid (QS al-Isra 36)
• Tradisi (QS. Al-Baqarah 170)
• Cinta atau benci (yang berlebihan) (QS Yusuf
30)
• Sombong (al-Jatsiyah 7-9)
• Pemutarbalikan kebenaran (al-Zukhruf 36-37)
Problem ilmu pengetahuan modern

• Dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum


• Tujuan pragmatis ilmu

Anda mungkin juga menyukai