Anda di halaman 1dari 21

FITRAH MANUSIA

DALAM TINJAUAN
ISLAM
MAKNA FITRAH

Berasal dari kata fatara ( )yang


sepadan dengan kata khalaqa ()
artinya adalah mencipta.
Kata khalaqa biasanya digunakan untuk
pengertian mencipta sesuatu yang belum ada
dan masih merupakan pola dasar yang perlu
penyempurnaan.
Penyempurnaan itu bisa langsung dilakukan
oleh Allah tetapi juga kadang-kadang
pengembangannya disrahkan kepada manusia.
Ayat Al-Quran








Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan
perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan
dia mendengar dan melihat (Qs. Al-Insan (76):
2)
Ayat Al-Quran





Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. (QS. Al-Hujurat
(49): 13)
Adapun kata yang digunakan untuk menunjukkan
penyempurnaan pola dasar ciptaan Allah itu
adalah kata jaala ( )yang artinya
menjadikan.




Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan
bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), (QS. Asy-Syuura
(42): 11)
KESIMPULAN MAKNA FITRAH

Kata FITRAH yang asal katanya sepadan dengan


KHALAQA berarti kejadian asal:
Jika dikaitkan dengan kejadian manusia,
maknya adalah kejadian asal atau pola
dasarkejadian manusia.
Jika dikaitkan dengan sifat-sifat manusia
adalah sifat asli yang secara kodrati ada
pada diri manusia.
Pengertian kejadian yang berasal dari kata
jaala adalah kejadian lanjut atau kelengkapan
manusia untuk mengembangkan fitrahnya.
LANGKAH MEMAHAMI FITRAH
Untuk memahami fitrah manusia, dapat ditinjau dari
sifat asli manusia, diantaranya:
Hakekat wujud manusia
Tujuan penciptaan manusia
Sumber daya insani sebagai kelengkapan hidup
manusia
Citra manusia dalam Islam
HAKIKAT WUJUD MANUSIA

1. MANUSIA ADALAH MAKHLUK


JASMANI-ROHANI YANG PALING MULIA

SEGI FISIK: asal mula fisiknya manusia dari tanah


yang dalam bentuknya manusia dalam Quran
disebut basyar yaitu makhluk fisik-biologis.




(ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk (QS. Hijr (15): 28)
Lanjutan..

SEGI ROHANI: Setelah segi fisik hampir


sempurna, Allah meniupkan ruh-Nya kepada
manusia dan sejak itulah dia menjadi makhluk
yang sempurna yaitu terdiri dari jasmani dan
ruhani..





Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud. (QS. Hijr (15): 29)
Lanjutan..

Karena manusia terdiri dari fisik dan ruh inilah


yang menyebabkan manusia lebih dari makhluk
yang lain.
Para ulama berpendapat bahwa ruh yang ditiupkan
itu berupa getaran ILAHI.
Dengan getaran Ilahi itu, manusia selain
mampunyai sifat kemakhlukan juga mendapat
imbas dari sifat-sifat Allah dalam asmaul husna.
Maka dengan imbas sifat asmaul husna tersebut
manusia hidup dengan berbagai kemampuan dan
kewenangan dalam batas ke-makhluk-annya.
2. Makhluk Suci Sejak Lahir

Makna suci pada diri manusia, jika dikaitkan


dengan kejadiannya adalah:
Karena RUH manusia itu berasal dari Zat Yang
Maha Suci (al-Quddus)
Setiap anak yang dilahirkan tidak memikul dosa
turunan atau dosa orang lain.
Sementara itu, ada kalangan yang menyatakan
bahwa semua anak manusia ikut memikul dosa
Adam yang telah berbuat kesalahan sehingga
diturunkan ke bumi.
Lanjutan.

Padahal dosa Adam sudah dimaafkan oleh


Allah, dan dia diturunkan ke bumi bukan
semata-mata karena kesalahannya, tetapi untuk
melaksanakan tugas kekhalifahannya:






Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. (QS. Baqarah (2): 37)
3. Makhluk Etis Religius













Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS.
Rum (30): 30)
4. Makhluk Pribadi dan Sosial








Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.
Hujurat (49): 13)
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Tujuan utama adalah untuk beribadah


Khalifah fil ard.
Untuk membentuk masyarakat yang saling
mengenal, hormat-menghormati, tolong-menolong
antar asatu dengan yang lain dalam rangka
melaksanakan kekhalifahannya.
SUMBER DAYA INSANI SEBAGAI
KELENGKAPAN HIDUP

1. KEBEBASAN
Kebabasan (free will) adalah kebebasan berkehendak.
Dengan kebebasan ini manusia akan memiliki
dinamika, daya adaptasi terhadap lingkungan dan
kreativitas hidup sehingga kehidupan manusia dan
lingkungan hidunya lebih berfariasi, beraneka ragam
dan indah.
.
.

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang
1. KEBEBASAN
.


.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. (QS. Rad (13): 11)





Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. (QS. Kahfi (18): 29)
2. HIDAYAH ALLAH
Kalau hanya kebebasan yang dianugerahkan
kepad amanusia, maka kemungkinan manusia
banyak yang tersesat. Karena manusia akan lebih
banyak menggunakan akalnya, sementara akal
hanya dapat melihat sesuatu yang empirik.
Hidayah Allah yang diberikan kepada manusia
menurut Muhammad Abduh melalui:
Instink (hidayah al-wijdan at-thabiI wal ilham al-fitri)
Indera (al-hawas)
Akal (al-aqlu)
Agama (ad-din)
2. Hidayah Allah
Secara khusus daya insani yang dianugerahkan
Allah kepada manusia adalah: panca indera dan
fuad (hati nurani dan akal pikiran).





Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur. (QS. Nahl (16): 78)
CITRA MANUSIA DALAM ISLAM
Islam berwawasan optimistik tentang manusia dan
menolak psimistik, hal ini muncul karena sejak awal
penciptaannya manusia sudah memiliki
kesempurnaan)
Perjuangan hidup manusia bukan sekedar trial dan
error, tetapi mempunyai arah dan tujuan hidup yang
jelas.
Manusia dikaruniai kebebasan berkehendak,
berbuat sekaligus bertanggung jawab atas
penggunaan kebebasannya.
POTENSI MANUSIA
DALAM PEMBELAJARAN

1. Manusia dari segi fisik-biologis memang telah


selesai (physically and biologically finished), tetapi
secara rohani, spiritual, dan moral belum selesai
(morally un finished).
2. Menurut tiga aliran besar pendidikan yaitu
nativisme, empirisme, dan konvergensi, maka Islam
berdiri di tengah aliran tersebut dengan
mensinkronkan ketiga aliran tersebut.
3. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah
mengembalikan manusia pada tujuan diviptakan-
Nya, yaitu sebagai hamba Allah yang selalu
mengabdi kepada-Nya dan sebagai khalifah yang
selalu memakmurkan bumi.

Anda mungkin juga menyukai