rabaniyyah syumuliyyah
• Salah satu karakter syariat Islam adalah • Salah satu karakteristik syumuliyah adalah
rabbaniyah, yaitu bersumber dari Rabb, segala makhluk yang ada di bumi juga
Allah SWT, dan bertujuan mengantarkan adalah umat islam seperti kita, ini
makhluk kepada ridha Rabb SWT. Istilah menunjukkan makna komprehensifnya
rabbani atau rabbaniyah berasal dari kata islam karena islam mencakup aspek
dasar rabb, ditambah huruf alif dan nun teologis, aspek ibadah, aspek
nisbah yang memberikan fungsi makna kemasyarakatan/mu'amalah, aspek ekonomi,
mubalaghah, yaitu bentuk penyangatan aspek hukum baik pidana maupun perdata
bahkan aspek politik/ kenegaraan
IJABIYYAH DAN TAWAZUN
Ajaran Islam mendorong umatnya bersikap positif. Dalam menjalani kehidupan seseorang sebagai lawan dari
pesimisme dan fatalism keimanan bukan lah sesuatu yang beku dan kering yang tidak sangup mengerakan manusia.
Keimanan adalah sumber tenaga jiwa yang mendorong manusia untuk mentrealisasikan kebaikan dan
kehendak allah dalam kehidupan ril.
sekalipun secara nyata selalu ada kebaikan dan kejahatan. Dengan demikian, gambaran hidup yang ditampilkan para
pesimis ini adalah kehidupan suram dan tiada harapan .
Tawazun
(seimbang dan proporsional) Islam mengarahkan agar kehidupan ini berjalan secara proporsional .
Memperhatikan seluruh aspek kehidupannya secara seimbang, lahir dan batin, jasmani dan rohani, serta
material dan spiritual dalam kerangka ibadah meraih akhirat.
Dalam mencapai tujuan akhirat, Islam bukanlah agama yang memisahkan antara urusan batin, rohani, atau spiritual, dengan urusan
lahir, jasmani, dan material. Islam tidak menerima sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memperhatikan satu aspek, dan membuang
aspek yang lainnya. Islam memandang dua aspek ini adalah satu kesatuan yang harus ditempatkan secara proporsional dalam tujuan
meraih akhirat
AYAT TENTANG IJABIYYAH
(MEMBANGUNSIKAP POSITIF)
• artinya: “Hai orang-orang yang beriman, • ين آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َوال َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ
masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut
ٌ ِان إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب
ين ِ ط ِ تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا
َ ت ال َّش ْي
langkah-langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata bagimu
”(Al Baqarah ayat 208)
AYAT TENTANG TAWAZUN (KESEIMBANGAN) Q.S.AL-QASHASH AYAT
77 :
• Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah َ َاخ َرةَ ۖ َواَل ت
• نس ِ ك ٱهَّلل ُ ٱل َّدا َر ٱلْ َءَ َوٱ ْبتَ ِغ فِي َمٓا َءاتَ ٰى
dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
ۖك َ ك ِم َن ٱل ُّد ْنيَا ۖ َوأَحْ ِسن َك َمٓا أَحْ َس َن ٱهَّلل ُ إِلَ ْي َ َصيب ِ َن
kamu melupakan bahagianmu dari ُّض ۖ إِ َّن ٱهَّلل َ اَل ي ُِحب ِ ْرَ أْل ٱ ىِ ف د
َ اسَ َ ف ْ
ٱل َواَل تَب ِْغ
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah ين َ ْٱل ُم ْف ِس ِد
(kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan” (Q.S.AlQashash: 77)
KESIMPULAN
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah
Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam
sebagai agama bagimu …” QS. Al-Maa-idah
DALAM KITAB IGHATSATUL LAHFAN, IBNUL QAYYIM
MENGATAKAN BAHWA HUKUM ITU ADA 2 MACAM :
Dalam kitab Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qayyim mengatakan bahwa hukum itu
ada 2 macam :
1. Hukum yang tidak akan berubah, baik oleh zaman, tempat dan oleh ijtihad
imam Seperti wajibnya perkera yang wajib, haramnya perkara yang haram
dan hudud yang sudah ditetapkan terhadap masalah criminal
2. Hukum yang dapat berubah karena tuntutan maslahat, baik yang berkenaan
dengan waktu, tempat dan situasi. Seperti jenis dan kadar ta’zir (hukuman
terhadap perilaku kriminal yang tidak disebutkan jenis hukumnya oleh
syariat.
AL ISLAM : DINUN NI’MAH
• Al Islam disebut sebagai dinun ni’mah karena agama ini membawa
kebaikan, keberkahan, dan anugerah kepada hal-hal yang bersifat
aqliyan(berhubungan dengan akal), fithratan (berhubungan dengan
naluri), dan ‘adatan (adat kebiasaan, tata krama, serta hal-hal yang
normal dan lazim) yang dimiliki manusia.
Ni’mah Pada Hal” yang Bersifat ‘Aqliyan Risalah Islam yang rasional ini
apabila difahami dengan baik tentu membawa pengaruh kepada
perkembangan akal pikiran, kepandaian, dan intelektual manusia
Ni’mah Pada Hal-hal yang Bersifat Fithratan Islam membawa
kebaikan, keberkahan, dan anugerah kepada hal-hal yang bersifat
fithratan (kefitrahan). Maksudnya, risalah Islam itu membawa pengaruh
yang baik bagi pembentukan sifat, karakter, serta naluri manusia yang
pada dasarnya selalu cenderung kepada kebaikan.