َيْو َم َال ِظ َّل ِإاَّل ِظ ُّلُه،َس ْبَع ٌة ُيِظ ُّلُهُم ُهَّللا ِفي ِظ ِّلِه
“Terdapat tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah,
pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya … ”
dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan salah satunya yaitu,
3. Sesungguhnya Allah Ta’ala menetapkan pahala bagi orang yang berangkat menuju
masjid dan kembali lagi ke rumahnya
Sesungguhnya ada seorang lelaki dari kaum Anshar yang berkata kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ِإِّني ُأِريُد َأْن ُيْك َتَب ِلي، َم ا َيُس ُّر ِني َأَّن َم ْن ِزِلي ِإَلى َج ْنِب اْلَم ْس ِج ِد
َو ُرُجوِع ي ِإَذ ا َرَج ْع ُت ِإَلى َأْهِلي، َم ْم َش اَي ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد
”Aku tidak ingin rumahku berada di dekat masjid. Aku ingin agar
ditetapkan pahala bagiku dari langkahku ke masjid dan dari langkahku
saat kembali ke keluargaku.”
َو َيْر َفُع ِبِه الَّد َرَج اِت؟،َأاَل َأُد ُّلُك ْم َع َلى َم ا َيْم ُحو ُهللا ِبِه اْلَخ َطاَيا
”Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah
Ta’ala akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat kalian?”
Para shahabat berkata, ”Ya, wahai Rasulullah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو اْنِتَظ اُر، َو َك ْثَر ُة اْلُخَطا ِإَلى اْلَم َس اِج ِد،ِإْس َباُغ اْلُو ُضوِء َع َلى اْلَم َك اِرِه
َفَذ ِلُك ُم الِّر َباُط، َفَذ ِلُك ُم الِّر َباُط،الَّص اَل ِة َبْع َد الَّص اَل ِة
”Menyempurnakan wudhu ketika dalam keadaan sulit, memperbanyak
langkah menuju masjid (untuk shalat berjamaah, pent.), dan menunggu
shalat sesudah selesai mengerjakan shalat. Yang demikian itu adalah
perjuangan dan perjuangan.“ (HR. Muslim)
Yang dimaksud langkah dalam hadits ini adalah pada waktu berangkat
dan pulang dari masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو َخ ْط َو ٌة ُتْك َتُب َل ُه،َم ْن َر اَح ِإَلى َم ْس ِج ِد اْلَج َم اَع ِة َفَخ ْطَو ٌة َتْم ُحو َس ِّيَئًة
َذ اِهًبا َو َر اِج ًعا،َح َس َنٌة
”Barangsiapa yang berangkat menuju masjid untuk shalat berjamaah,
maka satu langkah akan menghapus dosa dan langkah berikutnya dicatat
sebagai kebaikan, baik pada saat berangkat maupun kembali.” (HR.
Ahmad, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
Bahkan yang lebih hebat lagi adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
َكَتَب َل ُه َك اِتَب اُه َأْو، ُثَّم َأَتى اْلَم ْس ِج َد َيْر َع ى الَّص اَل َة،ِإَذ ا َتَطَّهَر الَّرُجُل
َو اْلَقاِع ُد، ِبُك ِّل ُخ ْط َو ٍة َيْخ ُطوَه ا ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد َع ْش َر َح َس َناٍت،َك اِتُب ُه
َو ُيْك َتُب ِم َن اْلُم َص ِّليَن ِم ْن ِح يِن َيْخ ُرُج ِم ْن،َي ْر َع ى الَّص اَل َة َك اْلَق اِنِت
َبْيِتِه َح َّتى َيْر ِج َع ِإَلْيِه
”Jika seseorang bersuci kemudian pergi ke masjid untuk memelihara
shalatnya, maka dicatat baginya sebanyak sepuluh kebaikan untuk setiap
langkahnya ke masjid. Dan orang yang duduk (menunggu shalat) untuk
memelihara shalatnya, dia seperti orang yang melaksanakan ketaatan dan
dicatat sebagai orang yang mengerjakan shalat ketika keluar dari
rumahnya sampai kembali lagi.“ (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Di-shahih-kan
oleh Syaikh Albani).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َم ْن َخ َرَج ِم ْن َبْيِتِه ُم َتَطِّهًرا ِإَلى َص اَل ٍة َم ْك ُتوَب ٍة َف َأْج ُر ُه َك َأْج ِر اْلَح اِّج
اْلُم ْح ِرِم
”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk
menunaikan shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang
berihram untuk melaksanakan haji.” (HR. Abu Dawud, di-hasan-kan oleh
Syaikh Albani)
5. Orang yang berangkat untuk shalat mendapatkan jaminan dari Allah Ta’ala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
6. Orang yang berangkat untuk shalat sama dengan menunaikan shalat sampai dia
kembali
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُثَّم َخ َرَج َع اِم ًد ا ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد َفاَل،ِإَذ ا َتَو َّض َأ َأَح ُد ُك ْم َفَأْح َس َن ُو ُضوَءُه
ُيَش ِّبَكَّن َيَد ْيِه َفِإَّنُه ِفي َص اَل ٍة
”Jika salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan
wudhunya, kemudian berangkat ke masjid, maka janganlah
menyilangkan jari-jemarinya karena sesungguhnya dia dalam keadaan
shalat.” (HR. Abu Dawud, dan di-shahih-kan oleh Syaikh Albani)
7. Kabar gembira dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat bagi orang-
orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َبِّش ِر اْلَم َّش اِئيَن ِفي الُّظَلِم ِإَلى اْلَم َس اِج ِد ِبالُّنوِر الَّتاِّم َيْو َم اْلِقَياَم ِة
”Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan ke masjid
dalam kegelapan dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Syaikh Albani).
Cahaya yang sangat terang pada hari kiamat itu mengisyaratkan
cahaya wajah kaum mukminin di hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman,
ُنوُر ُهْم َيْس َع ى َبْيَن َأْيِد يِهْم َو ِبَأْيَم اِنِهْم َيُقوُلوَن َر َّبَنا َأْتِمْم َلَنا ُنوَر َنا
”Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,
mereka sambil mengatakan, ’Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami.’”(QS. At-Tahrim: 8)
8. Allah menyediakan jamuan dari surga bagi orang yang berangkat ke masjid
pada pagi dan sore hari
Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
َأَع َّد ُهَّللا َلُه ُنُزَلُه ِم َن الَج َّنِة ُك َّلَم ا َغ َد ا َأْو، َم ْن َغ َد ا ِإَلى الَم ْس ِج ِد َو َر اَح
َر اَح
”Barangsiapa yang pergi ke masjid pada pagi atau sore hari, maka Allah
akan menyediakan an-nuzul (jamuan) dari surga untuknya setiap kali dia
pergi pada pagi dan sore hari.” (Muttafaq ‘alaih)
Yang dimaksud dengan “an-nuzul” adalah jamuan yang disediakan pada
saat kedatangan tamu atau yang lainnya. Bagaimana lagi dengan
jamuan yang disediakan oleh Allah Ta’ala?
ُثَّم َي ْأِتي اْلَم ْس ِج َد اَل،اَل َيَتَو َّض ُأ َأَح ُد ُك ْم َفُيْح ِس ُن ُو ُض وَءُه َو ُيْس ِبُغ ُه
ِإاَّل َتَبْش َبَش ُهَّللا ِإَلْيِه َك َم ا َيَتَبْش َبُش َأْه ُل اْلَغ اِئِب،ُيِريُد ِإاَّل الَّص اَل َة ِفيِه
ِبَطْلَعِتِه
”Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan bagus dan
sempurna, kemudian mendatangi masjid tanpa maksud lain selain
shalat, kecuali Allah akan berseri-seri wajah-Nya sebagaimana
gembiranya seseorang ketika menemukan kembali saudaranya yang
pulang dari bepergian.” (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya, dan di-
shahih-kan oleh Syaikh Albani)
Imam Ibnul Atsir rahimahullah berkata, ”Yang dimaksud berseri-seri
adalah kegembiraan dan sambutan seseorang dengan sahabatnya.”
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/43225-keutamaan-dan-kewajiban-shalat-
berjamaah-bag-2.html