Anda di halaman 1dari 7

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
==============================================================================

ADAB KITA KEPADA MASJID


08 Des 2023/24 Jumadal Ula 1445 H

Khutbah I
َ‫ َعلى‬،‫ان‬
‫ان َالأكمل ه‬
َ‫ َوالصلاةَ َوالسلامَ َالأتم ه‬،َ‫لل َالَمَوَجَوَ هَد َأَزَلَا َوَأَبَدَا َ َبهلَا َمَكَان‬
َ‫اَلَحَمَدَ َ ه‬
ََ‫َوَأشهدََأنََلاَ هإله‬،‫َوعلىَآ هل هَهَوصح هب هَهَومنََت هبعهمََبه هإحسان‬،‫س هي هدناَمحمدَ َس هي هَدَول هَدَعدنان‬
.َ‫َلاَن هبيََبعده‬،‫َوأشهدََأَنََس هيدناَمحمداَعبدهََورسوله‬،‫هإلاَاللََوحدهََلاَش هريكََله‬
َ‫ل َفهيَ َمحك هَم‬
َ‫ي َالق هدي هَر َالقائه ه‬
َ ‫لل َالع هل ه‬
َ‫ َف هإنهي َأو هصيكمَ َونف هسيَ َبهتقوى َا ه‬،َ‫أما َبعد‬
‫ َإن َّ َما ي َ ْع ُم ُر َم َسـ ِجدَ ٱلل َّ ِه َم ْن َءإ َم َن ِبٱلل َّ ِه َوٱلْ َي ْو ِم ٱلْـا ِخ ِر َوٱقَا َم ٱ َّلصلَو َة َو َءإتَى ٱ َّلز َكو َة َولَ ْم‬:‫هكتابه هَه‬
ْ َ َِّ
َ )81َ:‫ين (سورةَالتوبة‬ ِ ِ ُ ِ
َ ‫يَخ َْش إَّل ٱلل َه ۖ فَ َع َسى ُٱولـئ َك ٱن يَكونُوإ م َن ٱل ُمهْ َتد‬ َّ
ِ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini,
khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk
senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan
diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib akan menyampaikan
tema tentang adab-adab yang harus kita jaga dan lakukan terhadap tempat
yang paling mulia di muka bumi, yaitu masjid. Masjid adalah bagian bumi yang
paling dicintai oleh Allah karena ia dibangun untuk beribadah kepada Allah. Di
dalamnya ditegakkanَ shalat, dilantunkan bacaan-bacaan al Qur’an,
dilaksanakan i’tikaf serta ketaatan-ketaatan dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Masjid adalah Baitullah. Artinya rumah yang dimuliakan Allah. Bukan tempat
tinggal Allah. Karena Allah tidak membutuhkan kepada tempat tinggal. Allah
ada tanpa tempat.

1
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Seandainya semua orang mengetahui tentang sekian banyak kebaikan
dan keberkahan di masjid, niscaya akan kita saksikan mereka saling berlomba
untuk mendatanginya. Sungguh menyedihkan keadaan banyak orang saat ini.
Mereka tidak datang ke masjid kecuali sekali dalam seminggu untuk
melaksanakan shalat jum’at saja. Bahkan sebagian orang tidak datang ke
masjid kecuali hanya dua kali dalam setahun, yaitu pada saat idul fithri dan idul
adlha saja. Padahal, hadirin sekalian, seseorang yang hatinya telah tertaut
dengan masjid, maka ia diberi kabar gembira oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam akan masuk dalam naungan ‘arsy pada hari kiamat.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah subhanahu wa ta’ala telah mengagungkan masjid serta
memuliakannya, sehingga masjid menjadi salah satu syi’ar agama Allah. Allah
ta’ala berfirman:
ِ ُ‫َذ ِل َك َو َمن يُ َع ِظ ْم َش َعـ ِئ َر ٱلل َّ ِه فَانَّهَا ِمن ت َ ْق َوى ٱلْ ُقل‬
)23َ:‫وبَ(سورةَالحج‬
Maknanya: “Demikianlah (perintah Allah) dan barangَ siapa mengagungkan
ِ
syi’ar-syi’ar agama Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati”
(QS. al Hajj: 32)
Hadirin rahimakumullah,
Salah satu adab yang harus kita lakukan terhadap masjid adalah tidak
mengotorinya dengan benda-benda yang kotor meskipun tidak najis, lebih-
lebih jika benda itu najis. Hukumnya adalah haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
ََ‫لل َعزَ َوجَل‬
َ‫اجدَ َلا َتصلحَ َلهشيءَ َ همنَ َهَذا َالبو هَل َولا َالقذ هَر َ هإنما َ ههيَ َ هل هذك هَر َا ه‬
‫هإنَ َهَ هذ هَه َالمس ه‬
)‫نَ(رواهَمسلم‬
َ‫وقهراء هَةَالقرَآ ه‬
Maknanya: “Sesungguhnya masjid ini tidak boleh dimasukkan ke dalamnya air
kencing dan kotoran manusia, masjid tidak lain adalah tempat untuk berdzikir,
menyebut asma Allah dan membaca al Qur’an” (HR. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita semua turut berperan dalam membersihkan masjid,
memberinya wewangian dengan kayu gaharu atau lainnya, sebagaimana hal ini
telah dilakukan oleh kaum muslimin terhadap masjid nabawi sejak masa
khalifah Umar bin Khatthabb radliyallahu ‘anhu hingga kini setiap hari Jum’at.

2
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Di antara adab kita terhadap masjid adalah tidak melakukan transaksi jual
beli di dalamnya. Hukumnya makruh. Masjid bukanlah pasar. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ََ‫َو هإذاَرأيتمََمنََينشد‬،‫إهذاَرأيتمََمنََي هبيعََأوََيبتاعََفهيََالمس هج هَدَفقولواَلاَأربحََاللََتهجارتك‬
ََ )‫هفي هَهَالضالةََفقولواَلاَردََاللََعليكََ(رواهَالترمذي‬
Maknanya: “Jika kalian melihat seseorang yang menjual atau membeli di masjid,
maka katakanlah, “Semoga Allah menjadikan perdaganganmu ini tidak
menghasilkan keuntungan.” Dan jika kalian melihat seseorang mencari barang
hilang di masjid, maka katakanlah, “Semoga Allah tidak mengembalikan
barangmu yang hilang tersebut padamu”.” (HR. at-Tirmidzi)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara adab terhadap masjid yang fadlilahnya sangat besar jika kita
lakukan adalah membaca doa ketika berangkat menuju masjid. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Maknanya: “Barang siapa yang keluar dari rumah untuk melakukan shalat di
masjid kemudian ia berdoa:
َ‫قَممشايََهَذاَف هإنهيََلمََأخرجََأشراَولاَبطَرا‬
َ ‫قَالسائه هلينََعليكََوبهح ه‬
َ ‫اللَهمََ هإنهيََأسألكََبهح ه‬
ََ‫ َفأسألكَ َأنَ َتن هقذنهيَ َ همن‬،‫ َخرجتَ َاتهقاءَ َسخ هطكَ َواب هتغاءَ َمرضاتهك‬،‫ولا َ هرياءَ َولا َسمعة‬
َ‫بَ هإنهََلاَيغ هفرََالذنوبََ هإلاَأنت‬
َ ‫ارَوتغ هفرََ هليََذنو ه‬
َ‫الن ه‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan wasilah orang-orang
yang saleh yang berdoa kepada-Mu (baik yang masih hidup atau yang sudah
meninggal) dan dengan wasilah langkah-langkahku ketika berjalan ini,
sesungguhnya aku keluar rumah bukan untuk menunjukkan sikap angkuh dan
sombong, juga bukan karena riya’ dan sum’ah, aku keluar rumah untuk menjauhi
murka-Mu dan mencari ridla-Mu, maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau
menyelamatkanku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya
tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau,” orang yang membaca
doa ini ketika menuju masjid, maka Allah akan meridlainya dan tujuh puluh ribu
malaikat memohonkan ampun untuknya” (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad
dan lainnya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ketika kita masuk ke dalam masjid, kita baca doa masuk masjid, yaitu:

3
َ‫َاللَهمََاغ هفرََ هليََوافتحََ هليََأبوابََرحم هتك‬،‫لَعلىَمحمد‬
َ‫للَاللَهمََص ه‬
َ‫ِمْسِبَا ه‬
“Dengan nama Allah, ya Allah berikanlah tambahan keagungan kepada Nabi
Muhammad, ya Allah ampunilah dosaku dan bukalah untukku pintu-pintu rahmat-
Mu.”
Adab berikutnya adalah mengerjakan dua raka’at shalat sunnah
tahiyyatul masjid sebelum duduk. Kemudian kita perbanyak berdzikir kepada
Allah, membaca al Qur`an, berdoa meminta kepada Allah kebaikan untuk diri
sendiri atau pun untuk orang lain, karena di antara doa yang mustajab adalah
yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Penting untuk kita ketahui bersama bahwa tidaklah benar pernyataan
sebagian kalangan yang mengharamkan obrolan yang tidak mengandung dosa
tentang urusan dunia yang dilakukan di masjid. Pembicaraan seperti itu tidaklah
haram selama tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau tengah
membaca al Qur’an. Karena dalam hadits tsabit (yang bisa dipedomani) yang
diriwayatkan oleh at Tirmidzi disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallamَ di suatu malam berada di masjid bersama beberapa orang sahabatnya.
Pada saat itu para sahabat saling bercerita tentang apa yang terjadi di masa
jahiliyah mengenai keadaan beberapa orang serta perbuatan-perbuatan
mereka. Mereka saling tertawa dan Rasulullah hanya tersenyum melihat hal itu.
Obrolan yang diharamkan di masjid adalah obrolan yang juga diharamkan
di luar masjid, seperti ghibah, yaitu membicarakan keburukan orang, dan
lainnya.
Adapun perkataan sebagian kalangan yang menyatakan bahwa:
َ‫اتَكماَتأكلََالنارََالـحطب‬
َ ‫الكلامََفيَالمس هج هَدَيأكلََالحسن ه‬
“Berbicara diَ masjid akan menghapus kebaikan sebagaimana api memakan kayu
bakar,” maka pernyataan ini adalah hadits palsu yang tidak bisa dijadikan
pedoman.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara adab yang harus kita indahkan ketika kita berada di dalam
masjid adalah tidak mengganggu orang-orang yang sedang mengerjakan shalat
atau membaca al Qur’an di dalam masjid. meriwayatkan bahwa suatu ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang beri’tikaf di masjid, lalu beliau
mendengar orang-orang membaca al Qur’an dengan suara yang keras. Nabi
kemudian bersabda:

4
ََ‫اجي َربهَ َفلا َيؤ هذينَ َبعضكمَ َبعضا َولا َيرفعنَ َبعضكمَ َعلى َبعض‬
‫ألا َإهنَ َكلكم َين ه‬
َ )‫فهيَال هقراء هَةَفهيَالصلا هَةَ(رواهَالبيهقيَفيَالسننَالكبرىَوغيره‬
Maknanya: “Sungguh, masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada
Allah, maka janganlah kalian saling menyakiti satu sama lain, dan janganlah
masing-masing kalian mengeraskan bacaannya saat shalat (sehingga mengganggu
orang lain yang sedang shalat)” (HR. al Baihaqi dalam kitab as-Sunan al Kubra
dan lainnya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Janganlah kita menyakiti saudara-saudara kita di masjid dengan bau-
bauan yang tidak enak dan mengganggu, terlebih di hari Jum’at. Oleh
karenanya, hendaklah kita mandi sunnah Jum’at sebelum berangkat menuju
masjid, sebab hal ini merupakan sunnah mu-akkadah (sunnah yang ditekankan).
Marilah kita gunakan pakaian yang berwarna putih ketika menghadiri shalat
jum’at, memotong kuku dan memakai wewangian. Sebelum pergi ke masjid
hindarilah memakan bawang putih dan bawang merah karena Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallamَbersabda:
َ‫ َف هإنَ َالملا هئكةَ َتتأذى َ همما َيتأذى‬،‫منَ َأكلَ َالبصلَ َوالثومَ َوالكراثَ َفلاَ َيقربنَ َمس هجدنا‬
)‫هَمنهََبنوَءادمََ(رواهَمسلم‬
Maknanya: “Barang siapa yang memakan bawang merah, bawang putih atau
bawang pre, maka janganlah memasuki masjidku, karena sesungguhnya malaikat
terganggu oleh sesuatu yang manusia terganggu dengannya” (HR Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita bersegera menuju masjid lebih awal pada hari jum’at, karena
pahala akan semakin bertambah besar dengan semakin awalnya kita pergi ke
masjid di hari jum’at. Jika kita masuk masjid dan ternyata imam sedang
berkhutbah, hendaklah kita melakukan shalat sunnah dua raka’at dengan cepat
sebelum duduk, lalu kita duduk dengan tenang dan tidak berbicara kepada
siapa pun karena berbicara saat imam sedang berkhuthbah adalah perkara
yang dilarang. Mari kita dengar dan simak dengan seksama apa yang
disampakan khatib. Apabila khutbah jum’at telah usai dan imam turun dari atas
mimbar serta iqamah dikumandangkan, maka marilah kita memulai shalat
dengan penuh khusyu’ dan anggaplah bahwa kita tengah berada dalam shalat
terakhir yang bisa kita kerjakan.

5
‫‪Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,‬‬
‫‪Adab selanjutnya, ketika kita hendak keluar dari masjid, kita baca doa‬‬
‫‪keluar masjid:‬‬
‫لَعلىَمحمد‪َ،‬اللَهمََافتحََ هليََأبوابََفضَ هلكَ‬
‫لل‪َ،‬اللَهمََص هَ‬
‫ِمْسِبَا ه‬
‫‪“Dengan nama Allah, ya Allah berikanlah tambahan keagungan kepada Nabi‬‬
‫”‪Muhammad dan bukalah untukku pintu-pintu anugerah-Mu.‬‬
‫‪Hadirin rahimakumullah,‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh kemuliaan ini.‬‬
‫‪Semoga hati kita selalu tertaut dengan masjid dan mampu memakmurkannya‬‬
‫‪dengan berbagai ketaatan. Amin.‬‬
‫لَهَذاَوأستغ هفرََاللََ هليََولكم‪َ،‬فاستغ هَفروه‪َ،‬إهنهََهوََالغفورََالر هحيمَ‪َ .‬‬
‫أقولََقو ه َ‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫لل َوكفى‪َ ،‬وأص هليَ َوأس هلمَ َعلى َس هي هدنا َمحمدَ َالمصطفى‪َ ،‬وعلى َآ هل هَهَ‬
‫الحمدَ َ هَ‬
‫ل َالوفا‪َ.‬أشهدَ َأنَ َلا َإهلهَ َإهلا َاللَ َوحدهَ َلا َش هريكَ َلَه‪َ ،‬وأشهدَ َأنَ َس هيدنا َمحمداَ‬
‫وأصحابه هَه َأه هَ‬
‫عبدهََورسولهَ‪.‬‬
‫يَالع هظي هَمَواعلمواَ‬
‫للَالع هل ه َ‬
‫َأماَبعد‪َ،‬فياَأيهاَالمس هلمون‪َ،‬أو هصيكمََونف هسيََبهتقوىَا هَ‬ ‫َ‬
‫أنَ َاللَ َأمركمَ َبهأمرَ َع هظيم‪َ ،‬أمركمَ َبهالصلا هَة َوالسلامهَ َعلى َن هب هي هَه َالك هري هَم َفقالَ‪ َ :‬هإنَ َاللََ‬
‫وملائهكتهَ َيصلونَ َعلى َالن هب هي‪َ ،‬يا َأيها َال هذينَ َآمنوا َصلوا َعلي هَه َوس هلموا َتس هليما‪َ ،‬اللَهمََ‬
‫آل َس هي هدنا َمحمَدَ َكما َصليتَ َعلى َس هي هدنا َ هإبرا ههيمَ َوعلىَ‬
‫ل َعلى َس هي هدنا َمحمدَ َوعلى َ هَ‬
‫ص هَ‬
‫آل َس هي هدنا َمحمدَ َكما َباركتَ َعلىَ‬
‫اركَ َعلى َس هي هدنا َمحمدَ َوعلى َ هَ‬
‫آل َس هي هدنا َ هإبرا ههيمَ َوب ه‬
‫هَ‬
‫آل َس هي هدنا َإهبرا ههيم‪َ ،‬فهيَ َالعالَ همينَ َإهنكَ َح هميدَ َم هجيدَ‪َ .‬اللَهمَ َاغ هفرََ‬
‫س هي هدنا َإهبرا ههيمَ َوعلى َ هَ‬
‫ات‪َ ،‬امهلل َادفعَ َعناَ‬
‫ات َالأحيا هَء َ همنهمَ َوالأمو ه‬
‫ات َوالمؤ هم هنينَ َوالمؤ همن ه َ‬
‫لهلمس هل همينَ َوالمس هلم ه َ‬
‫البلاءََوالغلاءََوالوباءََوالفحشاءََوالمنكرََوالبغَيََوالسيوفََالمخت هلفةََوالشدائهدََوال همحن‪َ،‬‬

‫‪6‬‬
‫لَ‬
‫انَالمس هل همينََعامة‪َ،‬إهنكََعلىَك هَ‬
‫ماَظهرََ همنهاَوماَبطن‪ َ،‬همنََبل هدناَهذاَخاصةََو همنََبلد هَ‬
‫شيءََق هديرَ َ‬
‫ن َالفحشا هَءَ‬
‫ان َو هإيتا هَء َ هذي َالقربَ َوينهى َع هَ‬
‫لل‪َ ،‬إنَ َاللَ َيأمرَ َبهالعد هَل َوالإحس هَ‬
‫هعبادَ َا ه‬
‫للَ‬
‫والمنك هَر َوالبغ هي‪َ ،‬ي هعظكمَ َلعلكمَ َتذكرونَ‪َ.‬فاذكروا َاللَ َالع هظيمَ َيذكركمَ َول هذكرَ َا هَ‬
‫أكبرَ‪َ .‬‬

‫‪7‬‬

Anda mungkin juga menyukai