Anda di halaman 1dari 4

MEMFUNGSIKAN MASJID UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

Khutbah I

‫ف‬ ِ ‫الس اَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫الص اَل ةُ َو‬ َّ ‫ َو‬،‫ َوبِ ِه ن َْس ت َِعي ُْن َعلَى ُأ ُم وْ ِر ال ُّد ْنيَا َوال ِّدي ِْن‬، َ‫ْال َح ْم ُد هلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬
‫ص َحابِ ِه َوالتَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬ ْ ‫ص لَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس لَّ َم َو َعلَى ٰالِ ِه َوَأ‬ َ ‫ نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬، َ‫اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْين‬
‫ َوَأ ْش هَ ُد َأ َّن‬.‫ق ْال ُمبِيْن‬ ُّ ‫ك ْال َح‬ ُ ِ‫ك لَ هُ ْال َمل‬ َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللا َوحْ دَه اَل َش ِر ْي‬،‫بِِإحْ َسا ٍن ِإل َى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬
‫ق‬ َّ ‫ اِتَّقُ وا هللاَ َح‬, َ‫اض رُوْ ن‬ ِ ‫ فَيَ ا َأيُّهَ ا ْال َح‬,‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫ق ْال َو ْع ِد اَْأل ِميْن‬ ُ ‫َسيِّ َدنَا ُم َحـ َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ صا ِد‬
‫ض َرارًا َّو ُك ْفرًا َّوتَ ْف ِر ْيقً ۢا‬ ِ ‫ َوالَّ ِذ ْينَ اتَّخَ ُذوْ ا َم ْس ِجدًا‬: ‫ال هللاُ تَ َعالَى‬ َ َ‫ فَق‬. َ‫تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
‫ب هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗ ِم ْن قَ ْب ُل ۗ َولَيَحْ لِفُ َّن اِ ْن اَ َر ْدنَٓا اِاَّل ْال ُح ْس ٰنىۗ َوهّٰللا ُ يَ ْش هَ ُد‬َ ‫صادًا لِّ َم ْن َحا َر‬ َ ْ‫بَ ْينَ ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َواِر‬
. َ‫اِنَّهُ ْم لَ ٰك ِذبُوْ ن‬
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan ini, Jum’at tanggal 16 Juni 2023 M atau 27 Dzulqa’dah 1444
H, khatib berpesan, terutama pada diri khatib sendiri, mari kita tingkatkan amal
ibadah kita dengan harapan semoga kita bisa menjadi insan yang bertaqwa dan
patuh kepada segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Menjadi keharusan bagi kita untuk senantiasa menguatkan dan
mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerah nikmat yang tak bisa
dihitung satu persatu. Di antaranya adalah nikmat sehat dan umur panjang sehingga
kita masih bisa menjalankan misi utama hidup di dunia yakni beribadah kepada
Allah SWT. Tiada ungkapan yang patut kita ucapkan selain kalimat
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dengan
bersyukur, Insya Allah nikmat yang dikaruniakan kepada kita ini tidak akan dicabut
dan sebaliknya akan terus ditambah oleh Allah SWT dengan nikmat-nikmat lainnya.
Ketakwaan ini bukan hanya dilakukan dalam waktu dan tempat tertentu. Ketakwaan
harus kita bawa dalam kondisi dan situasi apapun dan di mana pun kita berada.
Rasulullah telah mengingatkan dalam haditsnya:

ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬ ِ ِ‫ َو َخال‬،‫ َوَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئةَ ْال َح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا‬، َ‫ق هللاَ َح ْيثُ َما ُك ْنت‬
َ َّ‫ق الن‬ ِ َّ‫ِات‬
Artinya, “Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah
perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya hal itu dapat menghapusnya.
Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik’,” (HR At-Tirmidzi)

Maasyiral muslimin rahimakumullah


Sebagai sarana meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT, saat
ini kita bisa melihat umat Islam memiliki semangat yang tinggi untuk membangun
masjid. Berbagai macam upaya dilakukan umat Islam untuk membangun masjid di
antaranya dengan cara iuran, penggalangan dana, ataupun ada pihak yang siap
menanggung dana baik perorangan maupun komunitas tertentu. Terkait dengan
pembangunan masjid, Allah SWT telah mengingatkan bahwa ketakwaan harus
menjadi dasar niat utamanya:
ُ ‫ق اَ ْن تَقُ وْ َم فِ ْي ۗ ِه فِ ْي ِه ِر َج ا ٌل يُّ ِحبُّوْ نَ اَ ْن يَّتَطَهَّرُوْ ۗا َوهّٰللا‬
ُّ ‫ِّس َعلَى التَّ ْق ٰوى ِم ْن اَ َّو ِل يَ وْ ٍم اَ َح‬ َ ‫لَ َم ْس ِج ٌد اُس‬
َ‫ي ُِحبُّ ْال ُمطَّه ِِّر ْين‬
1
Artinya, “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama
lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang
yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan
diri.” (QS At-Taubah: 108).
Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa peningkatan ketakwaan harus menjadi
dasar awal dalam membangun sebuah masjid. Jangan sampai mendirikan masjid
dengan niat dan motif lain seperti untuk bermegah-megahan, berebut pengaruh di
masyarakat, kepentingan politik praktis, dan juga sentimen pemahaman agama.
Membangun sebuah masjid harus memperhatikan aturan-aturan hukum fikih Islam,
aturan negara, dan juga aturan dan norma sosial kemasyarakatan agar keberadaan
masjid tidak malah menjadi sumber konflik dan perpecahan.
Hal ini telah diingatkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an:
ٗ‫ب هّٰللا َ َو َر ُس وْ لَه‬ َ ْ‫ض َرارًا َّو ُك ْفرًا َّوتَ ْف ِر ْيقً ۢا بَ ْينَ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َواِر‬
َ ‫ص ادًا لِّ َم ْن َح ا َر‬ ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اتَّخَ ُذوْ ا َم ْس ِجدًا‬
َ‫ِم ْن قَ ْب ُل ۗ َولَيَحْ لِفُ َّن اِ ْن اَ َر ْدنَٓا اِاَّل ْال ُح ْس ٰنىۗ َوهّٰللا ُ يَ ْشهَ ُد اِنَّهُ ْم لَ ٰك ِذبُوْ ن‬
Artinya, “(Di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), (menyebabkan) kekufuran,
memecah belah di antara orang-orang Mukmin, dan menunggu kedatangan orang-
orang yang sebelumnya telah memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan pasti
bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa
sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta (dalam sumpahnya).” (QS At-
Taubah: 107).

Maasyiral muslimin rahimakumullah


Membangun dan memfungsikan masjid harus sesuai dengan makna kata
'Masjid' itu sendiri yang berasal dari bahasa Arab yakni ‘Sajada’ dengan makna sujud.
Sujud sendiri memiliki makna patuh dan tunduk sehingga keberadaan masjid harus
menjadi sarana tunduk dan patuh pada Allah SWT. Bukan sebaliknya, digunakan
untuk kepentingan yang menunjukkan ketidak patuhan, keangkuhan, dan
pemenuhan pengaruh dan kekuasaan.
Keberadaan masjid juga sangat mulia sebagai tempat untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Sampai-sampai dalam Al-Qur’an, kata masjid disandingkan dengan
kata Allah sehingga kita sering mendengar istilah bahwa masjid merupakan rumah
Allah. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Jin ayat 18:
‫َّواَ َّن ْال َم ٰس ِج َد هّٰلِل ِ فَاَل تَ ْد ُعوْ ا َم َع هّٰللا ِ اَ َحد ًۖا‬
Artinya, “Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah. Maka, janganlah
menyembah apa pun bersamaan dengan (menyembah) Allah.”

Rasulullah juga bersabda dalam Syarah An-Nawawi ‘ala Sahih Muslim:


‫ت َوَأ َسا ُسهَا َعلَى التَّ ْق َوى‬
ِ ‫ُوت الطَّاعَا‬
ُ ‫ َأِلنَّهَا بُي‬,‫ َأ َحبُّ ْالبِاَل ِد ِإلَى هَّللا ِ َم َسا ِج ُدهَا‬,ُ‫قَوْ لُه‬
Artinya, “Nabi bersabda, ‘tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid’ karena
masjid merupakan tempat ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan”.

Maasyiral muslimin rahimakumullah


Pertanyaan muncul, bagaimana dengan kondisi masjid saat ini? Apakah
keberadaan masjid sesuai dengan fungsinya? Apakah masjid sudah mampu
2
meningkatkan ketakwaan umat Islam di sekitarnya? Ataukah sebaliknya, keberadaan
masjid sudah mulai tereduksi oleh kepentingan-kepentingan dunia? Terlepas dari
pertanyaan introspektif tersebut, kita sebagai umat Islam harus bisa menata dan
memperbaiki niat kembali dalam membangun, merawat, menjaga, dan memfungsikan
masjid di sekitar kita.
Di antara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersamaan unsur-
unsur yang ada di masjid seperti ketakmiran dan jama’ah dalam memakmurkan
masjid. Hindari sikap egois dan merasa paling berkuasa serta berjasa atas
keberadaan masjid. Semua elemen masjid harus pro aktif memperebutkan amal
kebaikan untuk kemakmuran masjid, bukan memperebutkan pengaruh dalam
masjid.
Masjid juga harus menjadi tempat yang menyejukkan bagi jama’ah untuk
beribadah. Bukan hanya ibadah mahdhah seperti shalat dan sebagainya, namun
juga ibadah-ibadah sosial kemasyarakatan bisa dilakukan di masjid dengan
melibatkan masyarakat untuk pro aktif di dalamnya. Kenyamanan dan kesejukan
masjid juga tidak boleh dirusak dengan kepentingan politik praktis yakni menjadikan
masjid sebagai sarana kampanye politik dengan dukung-mendukung partai,
kandidat, saling menjatuhkan dan menjelekkan orang lain, serta menyebarkan politik
identitas atas nama agama.
Politik yang harus dipegang di masjid adalah politik keummatan, politik
kebersamaan, politik persatuan untuk mewujudkan keadilan sosial, memberantas
korupsi, dan memerangi ekstremisme dan terorisme.
Selanjutnya, kesejukan dan kenyamanan masjid juga bisa terus dipertahankan
dengan mengedepankan dan menjalankan amaliah-amaliah ibadah yang moderat.
Jama’ah harus diajak untuk beragama secara moderat dengan tidak berlebih-lebihan
dan menghindari sikap bahwa ibadah yang dilakukannya lah yang akan diterima
Allah SWT, sementara ibadah yang tidak sesuai dengan caranya ditolak oleh Allah
SWT.
Dalam menjaga masjid, ketakmiran dan jama’ah bisa menggunakan kaidah:

ِ َ‫ح َواَأل ْخ ُذ باِل َج ِد ْي ِد اَألصْ ل‬


‫ح‬ َ ‫الم ُحاَفَظَةُ َعلَى القَ ِدي ِْم‬
ِ ِ‫الصال‬
Yakni melakukan inovasi-inovasi dan mengambil hal baru yang baik untuk
kemakmuran masjid dan mempertahankan amaliah serta tradisi lama yang baik
untuk kedamaian dan kesejukan masjid.

Maasyiral muslimin rahimakumullah


Semoga kita semua memiliki masjid ideal yang bisa menjadi sarana untuk
meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan mampu memberi manfaat dan
kemaslahatan bagi umat dan masyarakat khususnya di desa kita tercinta Desa
Tenajar Kidul ini sehingga terciptanya desa yang “baldatun thoyyibatun wa robbun
ghofur.” Amin.
‫ َوتَقَبَ َّل‬،‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َم ا فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَ ا‬،‫اركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬ َ َ‫ب‬
‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر‬،‫ ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬،ُ‫هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَه‬
ِ ‫ت فَا ْستَ ْغفِرُوْ هُ ِإنّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬
.‫ّحي ِْم‬ ِ ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
Khutbah II

3
‫ك‬ ‫ص ِام بِ َح ْب ِل هللاِ ْال َمتِي ِْن‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأ َم َرنَا بِاْ ِالتِّ َحا ِد َو ْا ِال ْعتِ َ‬
‫ص ِّل‬ ‫ث َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِم ْينَ ‪ .‬اَللَّهُ َّم َ‬ ‫لَهُ‪ِ ،‬إيَّاهُ نَ ْعبُ ُد َوِإيَّاُه نَ ْست َِعي ُْن‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‪ ،‬اَ ْل َم ْبعُوْ ُ‬
‫ضرُوْ نَ ‪ ,‬اِتَّقُوا هللاَ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ ‪َ .‬أ َّما بَ ْع ُد‪ ,‬فَيَا َأيُّهَا ْال َحا ِ‬
‫ُص لُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاَأيُّه ا َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُ وْ ا‬ ‫ار ُعوْ ا ِإلَى َم ْغفِ َر ِة َربِّ ْال َع الَ ِم ْينَ ‪ِ .‬إ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَ هُ ي َ‬ ‫َو َس ِ‬
‫ص حْ بِ ِه َو َس لَّ َم‪ .‬اَللَّهُ َّم‬ ‫صلَّى هللا َعلَى َسيِّ َدنَا َو َموْ اَل نَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪َ .‬و َ‬ ‫َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ‬ ‫ت اَالَحْ يَ ا ِء ِم ْنهُ ْم َوااْل َ ْم َو ْ‬
‫ات ِإنَّ َ‬ ‫ت َو ْال ُم ْس لِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْس لِ َما ِ‬ ‫ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَ ا ِ‬
‫ب‬‫ك ِم ْن َع َذا ِ‬ ‫ك يَ ا اَرْ َح َم ال َّر ِح ِم ْينَ ‪ .‬اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ُع و ُذ بِ َ‬ ‫ت بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫ض َي ْال َحا َجا ِ‬ ‫ت َويَا قَا ِ‬ ‫ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬
‫ك ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَ ا‬ ‫يح ال َّدجَّا ِل َونَ ُع و ُذ بِ َ‬ ‫ب ْالقَب ِْر َونَعُو ُذ بِكَ ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َم ِس ِ‬ ‫َجهَنَّ َم َونَعُو ُذ بِكَ ِم ْن َع َذا ِ‬
‫ك ِم ْن ْال ُج ْب ِن‬ ‫ك ِم ْن ْالهَ ِّم َو ْال َحزَ ِن َونَعُو ُذ بِكَ ِم ْن ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو نَعُو ُذ بِ َ‬ ‫ت‪ ،‬اللَّهُ َّم ِإنَّا نَعُو ُذ بِ َ‬ ‫َو ْال َم َما ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‬ ‫ال‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬ ‫َو ْالب ُْخ ِل َونَعُو ُذ بِكَ ِم ْن َغلَبَ ِة ال َّدي ِْن َوقَه ِْر ال ِّر َج ِ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫َع َذ َ‬
‫ان َوِإيتَ آِئ ِذي ْالقُ رْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َش آ ِء َو ْال ُمن َك ِر‬ ‫ِعبَ ا َد هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَ ْأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْد ُعوْ هُ يَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‪.‬‬

‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai