Anda di halaman 1dari 6

Khutbah I nikmat-nikmat lainnya.

Selain syukur, wajib juga bagi


khatib untuk mengingatkan jamaah dan diri khatib pribadi
‫ َو ِب ِه َنْس َتِع ْيُن َع َلى ُأُم ْو ِر ال ُّد ْنَيا‬، ‫اْلَحْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬ agar meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan
‫َنِبِّيَنا ُم َحَّمٍد‬، ‫َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى َأْش َر ِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫َو الِّدْيِن‬ senantiasa menjalankan perintah-perintah-Nya dan
‫َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِل ِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّت اِبِع ْيَن َو َم ْن َتِبَع ُهْم‬ menjauhi larangan-larangan-Nya. Ketakwaan ini bukan
‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِر ْيَك َلُه اْلَم ِلُك‬، ‫ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬ hanya dilakukan dalam waktu dan tempat tertentu.
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد‬.‫اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬ Ketakwaan harus kita bawa dalam kondisi dan situasi
‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل‬. ‫ َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫ْاَألِم ْين‬ apapun dan di manapun kita berada. Rasulullah telah
‫ َو اَّلِذ ْيَن اَّتَخ ُذ ْو ا َم ْس ِج ًدا ِض َر اًرا َّو ُك ْفًرا‬: ‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬ mengingatkan dalam haditsnya:
‫َّو َتْفِر ْيًق ۢا َبْيَن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ِاْر َص اًدا ِّلَم ْن َح اَرَب َهّٰللا َو َر ُس ْو َلٗه ِم ْن َقْب ُل‬ ‫ َو َخاِلِق الَّناَس‬،‫ َو َأْتِبِع الَّسِّيَئَة الَح َس َنَة َتْم ُح َها‬، ‫اَّتِق َهللا َح ْيُثَم ا ُكْنَت‬
‫َۗو َلَيْح ِلُفَّن ِاْن َاَر ْد َنٓا ِااَّل اْلُحْس ٰن ۗى َو ُهّٰللا َيْش َهُد ِاَّنُهْم َلٰك ِذ ُبْو َن‬ ‫ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن‬
Maasyiral muslimin rahimakumullah, Artinya, “Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu
Menjadi keharusan bagi kita untuk senantiasa berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik,
menguatkan dan mengungkapkan rasa syukur kepada niscaya hal itu dapat menghapusnya. Bergaullah dengan
Allah swt atas anugerah nikmat yang tak bisa dihitung sesama manusia dengan akhlak yang baik’,” (HR At-
satu persatu. Di antaranya adalah nikmat sehat dan umur Tirmidzi)
panjang sehingga kita masih bisa menjalankan misi utama Maasyiral muslimin rahimakumullah,
hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah swt. Tiada
Sebagai sarana meningkatkan ketakwaan dan keimanan
ungkapan yang patut kita ucapkan selain kalimat
kepada Allah swt, saat ini kita bisa melihat umat Islam
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji bagi Allah Tuhan
memiliki semangat yang tinggi untuk membangun masjid.
semesta alam. Dengan bersyukur, insyaallah nikmat yang
Berbagai macam upaya dilakukan umat Islam untuk
dikaruniakan kepada kita ini tidak akan dicabut dan
membangun masjid di antaranya dengan cara iuran,
sebaliknya akan terus ditambah oleh Allah dengan
penggalangan dana, ataupun ada pihak yang siap dan perpecahan. Hal ini telah diingatkan oleh Allah swt
menanggung dana baik perorangan maupun komunitas dalam Al-Qur’an:
tertentu. Terkait dengan pembangunan masjid, Allah swt ‫َو اَّلِذ ْيَن اَّتَخ ُذ ْو ا َم ْس ِج ًدا ِض َر اًرا َّو ُك ْفًرا َّو َتْفِر ْيًقۢا َبْيَن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ِاْر َص اًدا ِّلَم ْن‬
telah mengingatkan bahwa ketakwaan harus menjadi
‫َح اَر َب َهّٰللا َو َر ُسْو َلٗه ِم ْن َقْبُلۗ َو َلَيْح ِلُفَّن ِاْن َاَر ْد َنٓا ِااَّل اْلُحْس ٰن ۗى َو ُهّٰللا َيْش َهُد ِاَّنُهْم‬
dasar niat utamanya: ‫َلٰك ِذ ُبْو َن‬
‫َلَم ْس ِج ٌد ُاِّس َس َع َلى الَّتْقٰو ى ِم ْن َاَّو ِل َيْو ٍم َاَح ُّق َاْن َتُقْو َم ِفْيِۗه ِفْيِه ِر َج اٌل‬ Artinya, “(Di antara orang-orang munafik itu) ada yang
‫ُّيِح ُّبْو َن َاْن َّيَتَطَّهُرْو ۗا َو ُهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم َّطِّهِر ْيَن‬ mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada
Artinya, “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa orang-orang yang beriman), (menyebabkan) kekufuran,
sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan memecah belah di antara orang-orang Mukmin, dan
salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya
gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan
yang membersihkan diri.” (QS At-Taubah: 108). pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.”
Allah bersaksi bahwa sesungguhnya mereka itu benar-
Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa peningkatan benar pendusta (dalam sumpahnya).” (QS At-Taubah:
ketakwaan harus menjadi dasar awal dalam membangun 107).
sebuah masjid. Jangan sampai mendirikan masjid dengan
niat dan motif lain seperti untuk bermegah-megahan, Maasyiral muslimin rahimakumullah,
berebut pengaruh di masyarakat, kepentingan politik Membangun dan memfungsikan masjid harus sesuai
praktis, dan juga sentimen pemahaman agama. dengan makna kata 'Masjid' itu sendiri yang berasal dari
Membangun sebuah masjid harus memperhatikan bahasa Arab yakni ‘Sajada’ dengan makna sujud. Sujud
aturan-aturan hukum fikih Islam, aturan negara, dan juga sendiri memiliki makna patuh dan tunduk sehingga
aturan dan norma sosial kemasyarakatan agar keberadaan masjid harus menjadi sarana tunduk dan
keberadaan masjid tidak malah menjadi sumber konflik patuh pada Allah swt. Bukan sebaliknya, digunakan untuk
kepentingan yang menunjukkan ketidakpatuhan, Pertanyaan muncul, bagaimana dengan kondisi masjid
keangkuhan, dan pemenuhan pengaruh dan kekuasaan. saat ini? Apakah keberadaan masjid sesuai dengan
Keberadaan masjid juga sangat mulia sebagai tempat fungsinya? Apakah masjid sudah mampu meningkatkan
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sampai-sampai ketakwaan umat Islam di sekitarnya? Ataukah sebaliknya,
dalam Al-Qur’an, kata masjid disandingkan dengan kata keberadaan masjid sudah mulai tereduksi oleh
Allah sehingga kita sering mendengar istilah bahwa masjid kepentingan-kepentingan dunia?
merupakan rumah Allah. Hal ini termaktub dalam Al-
Terlepas dari pertanyaan introspektif tersebut, kita
Qur’an surat Al-Jin ayat 18:
sebagai umat Islam harus bisa menata dan memperbaiki
‫َّو َاَّن اْلَم ٰس ِج َد ِهّٰلِل َفاَل َتْدُع ْو ا َم َع ِهّٰللا َاَح ًد ۖا‬ niat kembali dalam membangun, merawat, menjaga, dan
memfungsikan masjid di sekitar kita. Di antara yang bisa
Artinya, “Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah.
dilakukan adalah dengan menjaga kebersamaan unsur-
Maka, janganlah menyembah apapun bersamaan dengan
unsur yang ada di masjid seperti ketakmiran dan jamaah
(menyembah) Allah.” Rasulullah juga bersabda dalam
dalam memakmurkan masjid. Hindari sikap egois dan
Syarah An-Nawawi ‘ala Sahih Muslim:
merasa paling berkuasa serta berjasa atas keberadaan
‫َقْو ُلُه َأَح ُّب اْلِباَل ِد ِإَلى ِهَّللا َم َس اِج ُد َها َأِلَّنَها ُبُيوُت الَّطاَعاِت َو َأَس اُس َها‬ masjid.
‫َع َلى الَّتْقَو ى‬ Semua elemen masjid harus pro aktif memperebutkan
Artinya, “Nabi bersabda, ‘tempat yang paling dicintai amal kebaikan untuk kemakmuran masjid, bukan
Allah adalah masjid’ karena masjid merupakan tempat memperebutkan pengaruh dalam masjid. Masjid juga
ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan”. harus menjadi tempat yang menyejukkan bagi jamaah
untuk beribadah. Bukan hanya ibadah mahdhah seperti
shalat dan sebagainya, namun juga ibadah-ibadah sosial
kemasyarakatan bisa dilakukan di masjid dengan
melibatkan masyarakat untuk pro aktif di dalamnya.
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
Kenyamanan dan kesejukan masjid juga tidak boleh Yakni melakukan inovasi-inovasi dan mengambil hal baru
dirusak dengan kepentingan politik praktis yakni yang baik untuk kemakmuran masjid dan
menjadikan masjid sebagai sarana kampanye politik mempertahankan amaliah serta tradisi lama yang baik
dengan dukung-mendukung partai, kandidat, saling untuk kedamaian dan kesejukan masjid.
menjatuhkan dan menjelekkan orang lain, serta
Maasyiral muslimin rahimakumullah,
menyebarkan politik identitas atas nama agama. Politik
yang harus dipegang di masjid adalah politik keumatan, Semoga kita semua memiliki masjid ideal yang bisa
politik kebersamaan, politik persatuan untuk menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada
mewujudkan keadilan sosial, memberantas korupsi, dan Allah dan mampu memberi manfaat dan kemaslahatan
memerangi ekstremisme dan terorisme. bagi umat dan masyarakat. Amin.

Selanjutnya, kesejukan dan kenyamanan masjid juga bisa ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن ْاآلَياِت‬، ‫َباَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم‬
terus dipertahankan dengan mengedepankan dan ‫ َأُقْو ُل َقْو ِلْي‬، ‫ ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيُم‬،‫ َو َتَقَبَّل ُهللا ِم ِّنْي َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه‬، ‫َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬
menjalankan amaliah-amaliah ibadah yang moderat. ‫َهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا اْلَعِظ ْيَم ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإّنُه‬
Jamaah harus diajak untuk beragama secara moderat ‫ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الّر ِح ْيِم‬
dengan tidak berlebih-lebihan dan menghindari sikap
bahwa ibadah yang dilakukannyalah yang akan diterima
Allah, sementara ibadah yang tidak sesuai dengan
caranya ditolak oleh Allah. Dalam menjaga masjid,
ketakmiran dan jamaah bisa menggunakan kaidah:

‫المُح َاَفَظُة َع َلى الَقِد ْيِم الَص اِلِح َو اَألْخ ُذ بِالَج ِد ْيِد اَألْص َلِح‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫َاْلَحْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ْي َأَم َر َنا ِبْاِال ِّتَح اِد َو ْاِال ْع ِتَص اِم ِبَح ْب ِل ِهللا اْلَم ِتْيِن ‪َ .‬أْش َهُد َأْن َال ِإَل َه ِإَّال‬
‫ُهللا َو ْح َد ُه َالَش ِر ْيَك َلُه‪ِ ،‬إَّياُه َنْعُبُد َو ِإَّيُاه َنْسَتِع ْيُن ‪َ .‬و َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‪،‬‬
‫َاْلَم ْبُعْو ُث َر ْح َم ًة ِلْلَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِل ِه َو َأْص َح اِبِه‬
‫َأْج َم ِع ْيَن ‪ِ .‬اَّتُق وا َهللا َم ا اْس َتَطْع ُتْم َو َس اِر ُع ْو ا ِإَلى َم ْغ ِف َر ِة َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن ‪ِ .‬إَّن َهللا‬
‫َو َم َالِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬ياَأُّيهَا اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْي ِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َو َص َّلى هللا َع َلى َس ِّيَدَنا َو َم ْو اَل َن ا ُمَح َّم ٍد َو َع َلى آِل ِه َو َص ْح ِبِه َو َس َّلَم َالَّلُهَّم اْغ ِف ْر‬
‫ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َن اِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َاَالْح َي اِء ِم ْنُهْم َو اَاْلْم َو اْت ِإَّن َك‬
‫َسِم ْيٌع َقِر ْيٌب ُمِج ْيُب الَّد َع َو اِت َو َيا َقاِض َي اْلَح اَج اِت ِبَر ْح َم ِت َك َي ا َاْر َح َم ال َّر ِحِم ْيَن‬
‫الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب َجَهَّنَم َو َنُع وُذ ِب َك ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو َنُع وُذ ِب َك ِم ْن‬
‫ِفْتَنِة اْلَم ِس يِح الَّد َّجاِل َو َنُعوُذ ِبَك ِم ْن ِفْتَنِة اْلَم ْح َيا َو اْلَمَم اِت‪ ،‬الَّلُهَّم ِإَّنا َنُع وُذ ِب َك ِم ْن‬
‫اْلَهِّم َو اْلَح َز ِن َو َنُع وُذ ِب َك ِم ْن اْلَع ْج ِز َو اْلَك َس ِل َو َنُع وُذ ِب َك ِم ْن اْلُجْبِن َو اْلُبْخ ِل‬
‫َو َنُعوُذ ِبَك ِم ْن َغ َلَبِة الَّد ْيِن َو َقْهِر الِّر َج اِل َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي اآلِخ َر ِة‬
‫َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ِعَباَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ُك ْم ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإيَت آِئ ِذ ي‬
‫اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُم نَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُروا َهللا‬
‫اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْدُع ْو ُه َيْسَتِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai