Anda di halaman 1dari 21

Proposal Tesis

Strategi Manajemen Pengelolaan Madrasah Diniyah Dalam Pondok Pesantren


Mahasiswa Di Malang

Diajukan oleh:

Fajri Fuadah Mazamy

NIM. 14110106

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

November, 2018

1
Abstrak

Di kota Malang sendiri sudah berdiri beberapa pondok pesantren, muli dari
pondok pesantren untuk anak-anak hingga pondok pesantren khusus untuk anak yang
tidak bersekolah. Sedangkan pada pembahasan kali ini, penulis akan mencoba
membahas tentang pondok pesantren yang ditinggali oleh mahasiswa. Yang mana
seperti yang telah kita ketahui kehidupan mahasiswa dengan kehidupan pesantren
sangatlah berbeda, dimana mahasiswa kebanyakan akan sibuk dengan aktifitas
organisasi, tugas kuliah ataupun sekedar kumpul dengan teman di warung kopi atau
dimanapun. Sedangkan kehidupan pesantren lebih menekankan dengan kegiatan yang
berada di area pondo, seperti madrasah diniyah, sorogan al qur’an, ceramah dari kyai,
wetonan dan lain-lain. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana peneglolaan madrasah diniyah pada Pondok pesanren mahasiswa.

Sedangkan untuk metode pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tiga


metode, yakni metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.
Karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka analisa datanya dilakukan
saat melakukan pengumpulan data dan setelah melakukan pengumpulan data. Dimana
data tersebut dianalisa secara cermat dalam bentuk sebuah laporan. Dari data yang
didapatkan di atas dapat ditarik garis sehingga mendapatkan temuan dari penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. penemuan tersebut adalah.

Dari data yang didapatkan di atas dapat ditarik garis sehingga mendapatkan
temuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. penemuan tersebut adalah.
Pengelolaan madrasah diniyah dilakukan dengan struktur organisasi, Sebelum
memulai tahun ajaran baru, seluruh stake holder dalam pelaksanaan madrasah
diniyah berkumpul dan musyawarah untuk merumuskan pembelajaran yang akan
digunakan pada tahun berikutnya, Proses diniyah dilaksanakan secara teratur
setiap harinya beserta jadwal pelajarannya, Dalam pengawasannya pada madrasah
diniyah di pondok pesantren Sailurrosyad ini menggunaka sistem reward and
punishment bagi yang tidak mematuhi peraturan yang ada, Sistem pembelajaran
pada program diniyah di bebaskan kepada para pengajar di madrasah diniyah
pesantren Sabilurrosyad, Sistem pembelian kitab diniyah (buku) di fokuskan atau
di tempatkan pada satu tempat saja, Bagi santri yang tetap berada di pesantren dan
sudah mencapai kelas lima, diwajibkan untuk mengikuti diniyah atau kalua tidak
diwajibkan untuk mengajar diniyah, hal ini bertujuan agar santri tetap belajar
meskipun telah selesai pembelajaran di madrasah diniyahnya.

Kata Kunci : Manajemen, Pengelolaan

2
Abstract

In the city of Malang in itself already stand a few boarding schools, muli of
boarding schools for children to special boarding schools for children who do not
attend school. Whereas, in the deliberations of this time, the author will try to discuss
about boarding schools that are livable by students. Which as we know student life
with the life of boarding schools is very different, where most students will be busy
with organizational activities, coursework or just get-togethers with friends at a
coffee shop or wherever. While the life of boarding school more stressed with
activities that are in the area, such as madrasah diniyah pondo, sorogan al Quran,
lectures from the kyai, wetonan and others. The purpose of doing research to find out
how peneglolaan madrasah diniyah on pesanren Cottages students.

As for the method of collecting this data, researchers using three methods,
namely the method of observation, interview methods and methods of documentation.
Because researchers using qualitative approach, then the data analysis done during
data collection and after data collection. Where the data is carefully analyzed in the
form of a report. From the data obtained in the above lines be drawn so as to get the
findings of research conducted by the researcher. the invention is.

From the data obtained in the above lines be drawn so as to get the findings of
research conducted by the researcher. the invention is. The management of madrasah
diniyah done with organizational structure, before the start of the new school year, the
entire stake holder in the implementation of the madrasah diniyah gathering and
deliberations to formulate learning that will be used in the following year, The
process of diniyah carried out regularly each day along with a schedule of his studies,
in the madrasah diniyah on pengawasannya in this Sailurrosyad boarding schools use
a system of reward and punishment for those who do not comply with existing rules,
the system study on program of diniyah in free to teachers in madrasah diniyah
Sabilurrosyad boarding school, the book of diniyah purchasing system (book) in
focus or in place in one place only, For students who remain in boarding school and
had reach fifth grade, are required to follow diniyah or kalua are not required to teach
diniyah, it aims so that students keep learning although learning has been completed
at madrasa diniyahnya.

Keywords: Management, Management

3
A. Latar Belakang
Pondok pesantren di Indonesia merupakan salah satu dari bentuk pendidikan
di Indonesia. Pondok pesantren sendiri sudah begitu popular sejak pada zaman
walisongo hingga saat ini. Tak terkecuali juga pada wilayah kota Malang. Di kota
Malang sendiri sudah berdiri beberapa pondok pesantren, muli dari pondok
pesantren untuk anak-anak hingga pondok pesantren khusus untuk anak yang tidak
bersekolah. Sedangkan pada pembahasan kali ini, penulis akan mencoba
membahas tentang pondok pesantren yang ditinggali oleh mahasiswa. Yang mana
seperti yang telah kita ketahui kehidupan mahasiswa dengan kehidupan pesantren
sangatlah berbeda, dimana mahasiswa kebanyakan akan sibuk dengan aktifitas
organisasi, tugas kuliah ataupun sekedar kumpul dengan teman di warung kopi
atau dimanapun. Sedangkan kehidupan pesantren lebih menekankan dengan
kegiatan yang berada di area pondo, seperti madrasah diniyah, sorogan al qur’an,
ceramah dari kyai, wetonan dan lain-lain. Selain itu dalam pesantren pun seorang
santri tidak boleh pergi sesuka hati mereka dan harus mengikuti peraturan
pesantren yang ada. Disini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengelolaan
pendidikan di pesantren mahasiswa, yang mana bagaimana pengelolaan
pendidikan pesantren tersebut dapat menyesuaikan dengan kondisi kegiatan
mahasiswa saat ini.
Dipilihnya pondok pesantren Sabilurrosyad dikarenakan, pondok pesantren ini
merupakan pondok pesantren yang mayoritas santrinya merupakan mahasiswa,
selain itu pondok pesantren ini juga merupakan pondok pesantren yang sangat
fleksibel dengan kegiatan mahasiswa, yang mana seluruh santri yang notabene nya
mahasiswa diperbolehkan untuk mengikuti organisasi-organisasi yang ada di
dalam kampus maupun di luar kampus. Selain itu letak pesantren yang berada
cukup jauh dari daerah kampus juga menjadi salah satu alasan mengapa pesantren
ini dijadikan sebagai objek dri penelitian ini. Yang mana meskipun lokasi
pesantren berada cukup jauh dari lokasi kampus, akan tetapi pesantren tersebut
tetap memiliki banyak santri. Selain itu karena lokasi pesantren cukup jauh juga
membuat santri mmemfasilitasi dirinya sendiri dengan kendaraan pribadi agar

4
dapat lebih mudah untuk menjangkau lokasi kampus, akan tetapi dengan adanya
kepemilikan kendaraan pribadi pada santri, akan dapat menimbulkan suatu
penyalahgunaan kendaraan pribadi oleh santri, seperti pulang malam atau bisa jadi
tidak pulang pesantren dan malah pergi ke kos temannya yang mungkin dianggap
tidak terdapat peraturan seperti yang ada pada pesantren.
Manajemen pengelolaan pada pesantren ini juga sangat diperlukan, karena hal
ini berhadapan langsung dengan banyak sekali mausia, yang mana perlu
pengaturan yang lebih jelas dalam sistemnya. Meskipun dalam dunia pesantren,
yang notabenenya merupakan tempat pembelajaran agama, juga diperlukan adanya
manajemen hal ini dikarenakan manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe
kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organisasi. Dalam prakteknya,
manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja bersama (organisasi)
untuk mencapai suatu tujuan bersama1. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen tidak hanya dipakai pada bidang umum saja, akan tetapi juga pada
bidang pendidikan ataupn pada bidang agama juga. Ilmu manajemen sendiri
sebenarnya juga telah diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bisa dilihat pada
beliau memimpi perang, disana dalam eperangan nabi Muhammad SAW juga
menerapkan ilmu manajemen, agar peperangan tersebut berhasil. Selain dalam
peperangan nabi Muhammad juga menggunakan ilmu manajemen pada
kepemimpinannya. Ilmu manajemen nabi Muhammad sendiri berhasil dengan
gemilang, hal tersebut terbukti pada banyaknya peperangan yang dimenangkan
oleh pihak nabi Muhammad SAW dan juga dapat dibuktikan pada keberhasilan
nabi Muhammad menyiarkan dakwah tentang agama Islam kepada banyak
kalangan, yang mana pada awalnya agama Islam sangatlah ditentang oleh keluarga
nabi Muhammad SAW sendiri hingga menjadi hamper separuh dari masyarakat
dunia memeluk agama Islam.
Dari hal tersebut dapat dibuktikan bahwa ilmu manajemen sndiri sangatlah
penting, terutama pada bidang pendidikan, entah itu pendidikan pesantren ataupun

1
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014), hal. 3

5
pendidikan umum. Apalagi bidang pendidikan menyangkut pada masa depan
penerus bangsa.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Manajeman
Terdapat beberapa pendapat tentang definisi manajemen. Salah satu
pendapat diungkapkan oleh Stoner, beliau mendefinisikan bahwa manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan2.
Sedangkan menurut Luther Gulick mendefinisikan bahwa manajemen
adalah suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara
sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat
bagi kemanusiaan3. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa manajemen
merupakan sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan juga pengawasan4.
Mary Parker Follett mengartikan manajemen merupakan seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, hal ini mengandung arti bahwa
para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain
untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan atau tidak
melakukan tugas-tugas sendiri.
Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S. P Hasibuan, mendefinisikan bahwa
manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

2
James A. F. Stoner, Management, Prentice / Hall International, Inc., Englewood Cliffs, New York,
1982, Hal. 8.
3
Luther Gulick, Management Is A Science, Academy of Management Journal, Vol. 8, No. 1., Maret
1965, hal 7-13.
4
Ni’matul Isnaini, Skripsi, Pera Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang, (Malang,
2008), hal. 20

6
Dan menurut G. R Terry dalam bukunya ‘Principle Management’
mendefinisikan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
mengendalikan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan pemanfaatan
sumber daya alam.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang
dilakukan oleh sekumpulan orang yang mana usaha tersebut merupakan proses
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan diawali oleh perencanaan,
pengorganisasian, penggiatan dan yang terakhir adalah pengawasan selain itu
juga memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya manusia dan sumber
daya alam atau yang lainnya yang terdapat dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi Manajemen Pengelolaan
Terkait dengan peran manajemen dalam pengelolaan madrasah dinyah
yang erdapat dalam pesantren, fungsi manajemen yang akan dibahas adalah
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling).
a. Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu se efisien mungkin dan se efektif
mungkin.
Perencanaan terkait dengan kemana organisasi akan dibawa. Dalam setiap
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yaitu : perumusan tujuan yang
ingin dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, identifikasi dan
pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Beberapa model
perencanaan dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Model perencanaan komprehensif
Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan dalam sistem
pendidikan secara komprehensif serta berfungsi sebagai suatu patokan

7
dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifikke arah tujuan
yang lebih jelas.
2) Model perencanan target setting
Model ini dipergunakan untuk mengupayakan pelaksanaan proyeksi
ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu
tertentu.
3) Model perencanaan costing
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek dalam kriteria
efisien dan efektifitas ekonomis selain itu juga untuk memperbandingkan
proyek yang menjadi alternative penaggulangan masalah yang dihadapi.
Dalam pendidikan model ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
pendidikan tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dengan sejumlah
biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan diharapkan dalam
kurun waktu tertentu dapat memberikan keuntungan.
4) Model PPBS (Planning, Programing, Budgeting System)
Model ini erupakan sistem perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Adapun metode yang digunakan secara umum yang digunakan dapat
diterapkan dalam bidang pendidikan antara lain adalah :
1) Metode analisis mengenai alat, cara dan tujuan
2) Metode analisis masuan dan keluaran
3) Metode analisis ekonomi
4) Metode Delphi
5) Metode heuristic
6) Metode analisis siklus kehidupan
7) Metode analisis nilai tambah

Ada beberapa jenis perencanaan pendidikan, jika dilihat menurut


besarannya, yaitu :

1) Perencanaan makro

8
2) Perencanaan meso
3) Perencanaan mikro

Sedangkan jika dilihat berdasarkan tingkatan perencanaan dapat dibagi


menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1) Perencanaan strategic
2) Perencanaan koordinatif
3) Perencanaan operasional
b. Pengorganisasian
Definisi sederhana dari pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Istilah organisasi memiliki dua pengertian umum. Pertama, organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok. Kedua merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan itu diatur dan dialokasikan
kepada para anggota sehingga tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai
secara efektif.
Organisasi sendiri mengandung tiga elemen, yaitu kemampuan untuk
bekerja sama, tujuan yang ingin dicapai dan dikomunikasi dalam
penyelenggaraan fungsi organisasi. Pengorganisaian sendiri merupakan
sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan yang
memerlukan banyak orang di dalamnya. Manajer bertugas untuk memimpi
dan mengkoordinir jalannya suatu pekerjaan untuk mencapai suatu
koordinasi yang seimbang
Fungsi pengorganisasian harus dilihat tidak hanya sebagai masalah
teknis yang berkaitan dengan penentuan struktur dan penggambaran
pembagian tugas yang sifatnya mekanistik, melainkan berkaitan erat dengan
sikap dan perilaku para anggotanya dalam pemanfaatan organisasi tersebut.

9
Pemahaman keperilakuan dapat terwujud dengan mendalami beberapa
prinsip organisasi, yaitu :
1) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
2) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
3) Penerimaan tujuan oleh anggota organisasi
4) Kesatuan arah
5) Kesatuan perintah
6) Fungsionalisasi
7) Deliniasi berbagai tugas
8) Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
9) Pembagian tugas kesederhanaan struktur
10) Pola dasar organisasi yang relatif permanen
11) Adnya pola pendelegasian wewenang
12) Rentang pengawasan
13) Jaminan pekerjaan
14) Keseimbangan antara jasa dan imbalan

Pengorganisasian akan lebih mudah dioperasikan apabila


disederhanakan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi yang
ditetapkan untuk diberlakukan oleh manajemen terwujud dalam salah satu
tipe organisasi. Untuk menjatuhkan pilihan yang tepat pada suatu tipe
organisasi tertentu perlu diketahui ciri dari masing-masing tipe. Setidaknya
terdapat lima tipe organisasi, yaitu :

1) Organisasi lini
2) Organisasi lini dan staf
3) Organisasi fungsional
4) Organisasi matriks
5) Organisasi panitia

Sedangkan proses organisasi sendiri memiliki beberapa tahapan yaitu:

10
1) Pemerincian pekerjaan, dengan menentukan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
2) Pembagian kerja, dengan membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-
kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok.
Orang yang di serahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak
dibebani terlalu berate ataupun terlalu ringan
3) Pemyatuan pekerjaan, dengan menggabungkan pekerjaan para anggota
dengan cara rasional ataupun efisien. Pengelompokkan tugas yang saling
berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks.
4) Koordinasi pekerjaan dengan menetapkan mekanisme kerja dalam satu
kesatuan yang harmonis. Pada setiap orang dan setiap bagian
melaksanakan pekerjaan atau aktivitas , kemungkinan timbul konflik
diantara anggota dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap
anggota untuk bekerja secara efektif.
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leading merupakan fungsi ketiga dari manajemen.
Dalam Islam kepemimpinan meliputi banyak hal, seorang pemimpin dalam
perspektif Islam memiliki fungsi ganda yaitu sebagai seorang khalifah di
muka bumi yang harus merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa
rahmat bagi alam semesta. Dan sekaligus sebagai hamba Allah SWT yang
patuh serta senantiasa terpanggil untuk mendedikasikan dirinya hanya untuk
Allah SWT.
Untuk memahami dasar konseptual dalam perspektif Islam
berdasarkan pendekatan formatif yang bersumber dari Al Qur’an dan al
hadist, terdapat empat prinsip pokok kepemimpinan, yaitu : tanggung jawab
dalam organisasi, prinsip etika tauhid, prinsip keadilan dan prinsip
kesederhanaan. Sedangkan karakteristik yang dibutuhkan adalah memiliki
aqidah Islamiyah yang mantap, tasamuh (toleran), memiliki landasan
kerjasama dan solidaritas, dan mampu menghilangkan kultur organisasi,
terbuka dan terhindar dari penyakit beku berfikir.

11
d. Pengawasan
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan
tindakan. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil dicapai.
Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimana rumit dan luasnya suatu organisasi.
Pengawasan menurut Siagian merupakan proses pengamatan dari
seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan
yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Sebagai fungsi organik, engawasan merupakan salah satu tugas yang
mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan
manajerial, mulai dari manajer puncak hingga manajer rendah yang secara
langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh
semua petugas operasional. Proses dasar pengawasan terdiri atas tahap :
1) Menetapkan standar pelaksanaan pekerjaan
Penentuan standar mencakup kriteria untuk semua lapisan pekerjaanyang
terdapat dalam satu organisasi. Standar adalah kriteria-kriteria untuk
mengukur pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut tttiiidak berbentuk
kualitatif atau kuantitatif. Adapun standar pelaksanaan ialah suatu
pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan
dikerjakan secara memuaskan. Umumnya suatu standar pelaksanaan
pekerjaan bagi suatu aktivitas menyangkut kriteria ongkos, waktu,
kuantitas dan kualitas. Ukuran kritis sebagai standar yaitu fisik, ongkos,
program, pendapatan dan standar yang tidak dapat diraba.
2) Pengukuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan
Tahap kedua dari proses pengawasan adalah pengukuran hasil atau
pelaksanaan. Metode dan teknik koreksinya dapat dilihat secara jelas pada
klasifikasi fungsi-fungsi manajemen:

12
a) Perencanaan, yakni garis umpan balik proses manajemen dapat
berwujud meninjau kembali rencana mengubah tujuan atau mengubah
standar.
b) Pengorganisasian, dengan memeriksa apakah struktur organisasi yang
ada itu cukup sesuai dengan standar, apakah tugas dan kewajiban telah
dimengerti dengan baik, dan apakah diperlukan kembali penataan
orang-orang.
c) Penataan staf, dengan meperbaiki sistem seleksi, memperbaiki sistem
latihan dan menata kembali tugas-tugas.
d) Pengarahan yakni mengembangkan kepemimpinan yang lebih baik,
meningkatkan motivasi, menjelaskan pekerjaan yang sukses,
penyadaran tujuan secara keseluruhan apakah kerjasama antara
pimpinan dan anak buah berada dalam standar.
C. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Melihat dari latar belakang yang telah dipaparkan oleh peneliti, penelitian
ini dapat dikualifikasikan pada penelitian kualitatif karena data yang dierlukan
merupakan data langsung dari lapangan. Dan penelitian ini juga merupakan
penelitian deskriptif karena fokus penelitiannya difokuskan pada
mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pengelolaan Madrasah Diniyah Pada
Pondok Pesantren Mahasiswa di Malang.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul
data. Peneliti berperan sebagai pengamat partisipan, yang mana peneliti
termasuk dalam objek yag diteliti. Dan kehadiran peneliti diketahui statusnya
sebagai peneliti oleh subyek penelitian yang lain atau oleh informan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pondok pesantren Sabilurrosyad yang
beralamatkan di jalan Candi VI no. 303 Gasek Karangbesuki Sukun Malang.
Dengan melakukan penelitian pada lembaga tersebut, peneliti berharap dapat

13
mengetahui, memahami dan menghayati apa yang terjadi pada lembaga tempat
penelitian diadakan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh DR. Lexy Moloeng.
M. A. bahwa pengenalan dan penjajakan lapangan diteruskan sehingga peneliti
menjadi anggota kelompok masyarakat yang ditelitinya. Jika peneliti telah
masuk menjadi anggota masyarakat yang ditelitinya ia akan lebih mudah untuk
memahami apa yang terjadi dalam masyarakat atau pada lembaga yang ia
lakukan sebagai objek penelitiannya.
4. Sumber Data
Sumber data primer pada penelitian ini merupakan Koordinator Tata Usaha
Madrasah Diniyah pada Pondok Pesantren Sabilurrosyad. Dimana koordinator
tata usaha ini merupakan orang yang terjun langsung dalam mengurus
berjalannya madrasah diniyah dan diharapkan peneliti dapat memperoleh
banyak data yang dibutuhkan oleh peneliti. Selebihnya merupakan data
sekunder atau tambahan seperti dokumen tertulis, baik itu berupa jurnal, catatan
lapangan, arsip administrasi, foto kegiatan santri, dan buku yang lainnya.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, maka dalam penelitian peneliti
menggunakan beberapa metode penelitian. Metode penelitian tersebut adalah :
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang diselidiki. Menurut Sutrisno dalam bukunya observasi
merupakan pengamatan, perhatian dan pencatatan secara sistematis terhadap
suatu objek atau fenomena-fenomena dengan seluruh alat indera baik yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung5. Observasi yang
dilengkapi dengan pedoman observasi digunakan untuk mengungkapkan
datatentang keadaan sarana dan fasilitas penunjang program pembelajaran.
Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat membantu
mengungkapkan data yang maksimal yang bersifat pengamatan.
b. Metode Wawancara
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 136

14
Wawancara secara intensif dan mendalam (in depth interview) kepada
coordinator tata usaha dan santri yang terlibat dalam manajemen pengelolaan
madrasah diniyah. Teknik wawancara secara umum dapat dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu wawancara berencana (standardized interview)
dan wawancara tak berencana (unstandardized interview). Pertama,
wawancara berencana adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan pada
suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya,
dengan cara terjun ke lapangan dengan berpedoman pada interview guide
(pedoman wawancara) sebagai alat bantu. Kedua, wawancara tak berencana
adalah wawancara yang dilakukan dengan tak mempunyai suatu persiapan
sebelumnya dengan suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan tata
urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat, atau dengan kata
lain, proses wawancara dibiarkan mengalir begitu saja asalkan memenuhi
tujuan dari penelitian.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang
variabelnya berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasati
notulen dan yang lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas, teknik pengumpulan data yang dilakukan


dalam penelitian ini adalah menganalisa data tertulis seperti : hasil wawancara,
hasil pengamatan dan arsip-arsip tentang manajemen pengelolaan madrasah
diniyah.

6. Pengecekan Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument dari penelitian
itu sendiri. sehingga keikutsertan peneliti dalam penelitian tersebut sangat
menentukan dalam perolehan pengumpulan data yang mana membutuhkan
waktu yang tidak sebentar. Perpanjangan keikutsertaan ini akan menambah
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, dilakukan ketika memang
membutuhkan data yang lebih mendalam atau waktu yang disediakan masih

15
kurang, karena kepadatan jadwal narasumber. Agar mendapatkan data yang
abash, maka peneliti melakukan tinjauan pada lokasi penelitian.
7. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dimulai pada penelitian pendahuluan, yan artinya adalah
sebelum proposal disusun dan penelitian yang sesungguhnya dilakukan peneliti
terlebih dahlu melakukan penelitian pendahuluan yang betujuan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti.
Tahap kedua adalah tahap pengembangan desain. Dalam hal ini peneliti
menyusun rencana penelitian serta menetukan pendekatan dan jenis penelitian.
Tahap selanjutnya merupakan penelitian yang sebenarnya dimana dalam
tahap ini peneliti melaksanakan rencana penelitian yang telah disusun dan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang kemudian data tersebut
dikelolal.
Tahap terakhir adalah penulisan laporan. Setelah penelitian selesai
dilaksanakan, data telah terkumpul dan telah diolah, maka selanjutnya peneliti
menyusun laporan penelitian yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan.
8. Analisis Data
Mengelola atau menganalisis data merupakan usaha konkrit untuk
membuat data berbicara, sebab besar jumlahnya data, tinggi nilai data yang
terkumpul sebagai hasil pelaksanaan pengumpulan data apabila tidak disusun
dalam suatu sistematika yang baik, maka kemungkinan data merupakan suatu
hal yang tak dapat dibaca.
Karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka analisa datanya
dilakukan saat melakukan pengumpulan data dan setelah melakukan
pengumpulan data. Dimana data tersebut dianalisa secara cermat dalam bentuk
sebuah laporan.
D. Temuan Penelitian
Data hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti mulai dari observasi,
wawancara dan dokumentasi, manajemen pengelolaan madrasah diniyah pada
pondok pesantren Sabilurrosyad ini menggunakan beberapa sistem, yakni :

16
1. Struktur pengorganisaisan diatur secara teratur, mulai dari terdapat kepala Tata
Usaha Madrasah Diniyah, Koordinator pusat Tata Usaha Madrasah Diniyah,
Koordinator santri putra, koordinator santri putri, bendahara dan lain-lain.
2. Pelaksanaan diniyah diadakan teratur setiap hari mulai dari pukul 07.30 - 09.00
dan terdapat hari libur yakni hari kamis.
3. Pembelian kitab dipusatkan di kantor diniyah yan terletak di pondok putra.
4. Kurikulum ditetapkan setiap sebelum pergantian tahun pembelajaran yang baru
5. Madrasah diniyah diperbolehkan untuk santri mukim maupun non mukim
6. Setidaknya dalam satu kelas diniyah terdapat minimal 30 santri, sedangkan
terdapat 16 kelas diniyah.
7. Santri putra dan santri putri dalam pelaksanaan diniyah dipisahkan kelasnya
8. Untuk mengikuti diniyah, setiap santri baru diwajibkan melakukan tes baca
tulis kitab gundul
9. Apabila terdapat santri yang tidak mengikuti diniyah terdapat hukuman yang
berlaku pada santri tersebut, hukuman tersebut terdapat 3 macam, yaitu
hukuman ringan, sedang dan berat.
10. Dan untuk santri yang berhalangan hadir diniyah, diwajibkan untuk izin
kepada TU diniyah, dengan cara membeli surat diniyah.
11. Penentuan kitab per kelas ditentukan oleh ustadz dan ustdzah diniyah, kepala
madrasah, perwakilan santri dan memperlukan persetujuan dari pengasuh
pondok pesantren Sabilurrosyad.
12. Kitab yang digunakan untuk diniyah dipasok dari beberapa took kitab yang
ada di Jawa Timur
13. Ustadz ustadzah pada madrasah diniyah biasanya menggunakan metode
ceramah dalam pengajarannya
14. Santri sendiri ketika di dalam madrasah diniyah dianjurkan untuk tidak telat
dan mengikuti program diniyah dengan khidmat dan seriius
15. Kesulitan dalam mengatur santri sendiri berada ketika santri malas untuk
berangkat diniyah dan diam di kamar ketika diniyah sedang berlangsung, selain
itu juga ketika santri masih berada di luar ondok ketika diniyah sedang

17
berlangsung. Hal tersebut ditanggulangi dengan adanya takzir yang memiliki
beberapa macam hukuman di dalamnya.
16. Kelulusan diniyah sendiri diakhiri pada kelas lima, akan tetapi untuk santri
yang telah mencapai kelas lima dan apabila masih berada dalam pesantren
diharapkan tetap mengikuti diniyah dan apabila tidak mengikuti diniyah
diwajibkan untuk mengajar diniyah.
17. Harapan dari kedepan pada madrasah diniyah di pondok pesantren
Sabilurrosyad ini adalah agar santri pondok pesantren Sabilurrosyad semakin
rajin dalam melaksanakan kegiatan diniyah.

Dari data yang didapatkan di atas dapat ditarik garis sehingga mendapatkan
temuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. penemuan tersebut adalah.

1. Pengelolaan madrasah diniyah dilakukan dengan struktur organisasi


2. Sebelum memulai tahun ajaran baru, seluruh stake holder dalam pelaksanaan
madrasah diniyah berkumpul dan musyawarah untuk merumuskan
pembelajaran yang akan digunakan pada tahun berikutnya.
3. Proses diniyah dilaksanakan secara teratur setiap harinya beserta jadwal
pelajarannya
4. Dalam pengawasannya pada madrasah diniyah di pondok pesantren
Sailurrosyad ini menggunaka sistem reward and punishment bagi yang tidak
mematuhi peraturan yang ada.
5. Sistem pembelajaran pada program diniyah di bebaskan kepada para pengajar
di madrasah diniyah pesantren Sabilurrosyad.
6. Sistem pembelian kitab diniyah (buku) di fokuskan atau di tempatkan pada satu
tempat saja.
7. Bagi santri yang tetap berada di pesantren dan sudah mencapai kelas lima,
diwajibkan untuk mengikuti diniyah atau kalua tidak diwajibkan untuk
mengajar diniyah, hal ini bertujuan agar santri tetap belajar meskipun telah
selesai pembelajaran di madrasah diniyahnya.

18
Dari temuan yang telah di lakuakan oleh peneliti pada penelitiannya dapat
dilakukan pula oleh lembaga pendidikan yang lain. Sehingga penelitian ini
bersivat universal.

E. Diskusi
Penelitian sesuai dengan teori yang telah dipaparkan diatas, yakni bahwa
menurut Luther Gulick mendefinisikan bahwa manajemen adalah suatu bidang
ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan6. Pengertian
yang lain menyebutkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses khas, yang
terdiri dari tindakan-tindakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
juga pengawasan7. Yang mana pada madrasah diniyah di pondok pesantren
Sabilurrosyad ini dilakukan secara sistematis, yang tergambarkan pada struktur
organisasi yang dibuat untuk mengelola Madrasah diniyah di pesantren
Sabilurrosyad ini.
Dan dalam pelaksanaannya juga mengikuti empat tahap dari fungsi
manajemen sendiri yakni, terkait dengan peran manajemen dalam pengelolaan
madrasah dinyah yang erdapat dalam pesantren, fungsi manajemen yang akan
dibahas adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Dalam pondk pesantren Sabilurrosyad sendiri juga melakukan planning
sebelum adanya tahun ajara baru bahkan dalam planning tersebut pada madrasah
diniyah tersebut melibatkan seluruh stakeholder, agar madrasah diniyah tersebut
berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Setelah itu
dalam madrasah diniyah juga terdapat sistem organisasi, yang mana setiap
pengurusnya melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang ditugaskannya. Dalam

6
Luther Gulick, Management Is A Science, Academy of Management Journal, Vol. 8, No. 1., Maret
1965, hal 7-13.
7
Ni’matul Isnaini, Skripsi, Pera Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang, (Malang,
2008), hal. 20

19
madrasah diniyah sendiri juga terdapat kepala Madrasah diniyah yang
mempertanggung jawabi segala jalannya madrasah diniyah tersebut. Dan juga
dalam pelaksanaannya diakukan pengawasan, yang mana setiap santri yang
melanggar peraturan yang dibuat secara bersama-sema tersebut terdapat hukuman
sendiri. dimana hukuman tersebut terdapat beberapa tingkatan tergantung seberapa
besar pelanggaran yang dilakukan oleh santri.
F. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha
secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan. Terkait dengan peran manajemen dalam
pengelolaan madrasah dinyah yang erdapat dalam pesantren, fungsi manajemen
yang akan dibahas adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Penelitian ini dapat dikualifikasikan pada penelitian kualitatif karena data
yang dierlukan merupakan data langsung dari lapangan. Dan penelitian ini juga
merupakan penelitian deskriptifkarena fokus penelitiannya difokuskan pada
mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pengelolaan Madrasah Diniyah Pada
Pondok Pesantren Mahasiswa di Malang yang beralamatkan di jalan Candi VI no.
303 Gasek Karangbesuki Sukun Malang.
Sedangkan untuk metode pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tiga
metode, yakni metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.
Karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka analisa datanya
dilakukan saat melakukan pengumpulan data dan setelah melakukan pengumpulan
data. Dimana data tersebut dianalisa secara cermat dalam bentuk sebuah laporan.

Dari data yang didapatkan di atas dapat ditarik garis sehingga mendapatkan
temuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. penemuan tersebut adalah.

1. Pengelolaan madrasah diniyah dilakukan dengan struktur organisasi

20
2. Sebelum memulai tahun ajaran baru, seluruh stake holder dalam pelaksanaan
madrasah diniyah berkumpul dan musyawarah untuk merumuskan
pembelajaran yang akan digunakan pada tahun berikutnya.
3. Proses diniyah dilaksanakan secara teratur setiap harinya beserta jadwal
pelajarannya
4. Dalam pengawasannya pada madrasah diniyah di pondok pesantren
Sailurrosyad ini menggunaka sistem reward and punishment bagi yang tidak
mematuhi peraturan yang ada.
5. Sistem pembelajaran pada program diniyah di bebaskan kepada para pengajar
di madrasah diniyah pesantren Sabilurrosyad.
6. Sistem pembelian kitab diniyah (buku) di fokuskan atau di tempatkan pada satu
tempat saja.
7. Bagi santri yang tetap berada di pesantren dan sudah mencapai kelas lima,
diwajibkan untuk mengikuti diniyah atau kalua tidak diwajibkan untuk
mengajar diniyah, hal ini bertujuan agar santri tetap belajar meskipun telah
selesai pembelajaran di madrasah diniyahnya.
G. Referensi

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Yogyakarta: Rineka Cipta.

Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Stoner, James A. F. 1982. Management. New York. Prentice / Hall International,


Inc., Englewood Cliffs.
Luther Gulick. 1965. Management Is A Science, Academy of Management Journal,
Vol. 8, No. 1., Maret.
Ni’matul Isnaini, Skripsi, Pera Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum
Sukosari Gondanglegi Malang, (Malang, 2008), hal. 20

21

Anda mungkin juga menyukai