Oleh:
Nely Rahmawati Zaimah
Syamsul Hadi
menggapai sesuatu yang dibutuhkan untuk kemudian dimanfaatkan bagi diri sendiri
dan orang lain di sekelilingnya. Pendidikan dasar dapat diperoleh anak melalui
PAUD, Sekolah Dasar dan Menengah, yaitu TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK. Pendidikan formal adalah pendidikan yang memiliki izin resmi dari
sanggar, majelis taklim, taman pendidikan al-Qur’an, madrasah diniyah, dan lain
sebagainya.
Indonesia. Salah satu lembaga pendidikan Islam nonformal yang mudah ditemukan di
setiap daerah yang ada di Indonesia adalah madrasah diniyah. Dalam sejarahnya,
madrasah diniyah lahir dari rahim pesantren, dengan ciri khasnya mengajarkan ilmu-
ilmu berasas pengetahuan agama. Madrasah diniyah menjadi salah satu objek yang
terus diselidiki pada masa pemerintahan kolonial. Pada masa itu, sekolah yang
berafiliasi dengan kolonialisme mayoritas mampu mengubah sistem pendidikan
Indonesia ke arah sistem pendidikan modern. Banyak hal yang dapat mempengaruhi
pendidikan asli Indonesia hingga akhirnya baik sistem maupun orientasi pendidikan
Indonesia bergeser. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk madrasah diniyah,
Hal ini dapat dibuktikan dengan peran dan eksis madrasah diniyah saat ini, bahkan
secara kualitas dan kuantitas mampu bersaing dengan lembaga pendidikan formal
lembaga pendidikan formal boleh jadi sering mengalami perubahan, dengan tujuan
untuk memperoleh kurikulum yang lebih baik dari sebelumnya dan diharapkan dapat
sebelumnya.
(MGS) adalah madarasah diniyah yang didirikan oleh Masyayikh pondok pesantren
MGS adalah Madrasah swasta yang tidak bernaung dibawah Departemen Agama
kecuali hari Jum’at, memakai kopyah, berbaju panjang, bersarung dan bersandal.
1
Zeny Rahmawati, “Pola Kepemimpinan KH. Maimoen Zubair dalam Mengelola Pengembangan
Lembaga Pendidikan di PP. Al-Anwar Zarang Rembang Jateng”, (Skripsi: IAIN Sunan Ampel
Surabaya, 2009), 17.
Tahun ajaran baru ditentukan dalam bulan hijriyah, yaitu dimulai pada bulan Syawwal
hingga bulan Sya’ban, dan libur pada bulan Robi’ul Awwal dan Ramadhan setiap
tahunnya.
Tingkatan yang ada di MGS yaitu tingkat Ibtida’ 4 tahun, Tsanawi dan Aliyah
masing-masing 3 tahun. Adapun kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pagi hari
belajar di MGS adalah 3 jam pelajaran setiap hari, dengan rincian 90 menit setiap satu
jam pelajaran dan fokus pada pelajaran agama. Selain pembelajaran umum pada pagi
hari di MGS juga menerapkan metode musyawaroh yaitu ciri khas tersendiri untuk
mengasah kemampuan berpikir santri dengan materi pelajaran yang telah diajarkan,
yang dilaksanakan pada malam hari untuk Tingkat Tsanawi dan Aliyah dan sore hari
untuk tingkat Ibtida’. Di MGS diadakan ujian dengan tiga tahapan, ujian pertama
(bulan Muharrom), pertengahan (bulan Robi’ul Akhir) dan ujian akhir (bulan Rajab)
kurikulum dan pembelajaran yang diterapkan di MGS. Hal ini dikarenakan madrasah
tersebut telah berhasil mencetak alumni yang dapat diandalkan dalam bidang agama
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
D. Manfaat Penelitian
semua khalayak. Selain itu, secara khusus manfaat penelitian ini ada dua, yaitu
1. Manfaat akademis
2. Manfaat pragmatis
a. Bagi peneliti
Sarang.
b. Bagi guru
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan
antara lain: Pertama, penelitian yang disusun oleh Muhajir dan Abdul Mufid
karakter santri dipengaruhi oleh empat belas kualifikasi pemimpin ala Gontor.
2
Muhajir dan Abdul Mufid Setia Budi, Kurikulum Kulliyatul Mu’allimin Al Islamiyah (KMI) Gontor
dan Disiplin Pondok Penumbuhkembang Karakter Santri, Qathruna, Jurnal Keilmuan dan Pendidikan
Program Pasca Sarjana UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, 2018.
Kedua, sebuah kajian yang dilakukan oleh Muhammad Irsad, berjudul
Ketiga, riset yang ditulis oleh Imam Syafe’i berjudul “Kurikulum Pesantren
Salafiyah dalam Perspektif Multikultural” tahun 2017. Tujuan riset ini adalah
keberadaan pondok pesantren karena para santri datang dari berbagai daerah
F. Kerangka Teori
Teori yang digunakan untuk menganalisis data di dalam penelitian ini adalah
Product) merupakan hasil kerja para tim peneliti yang tergabung dalam suatu
organisasi komite Phi Delta Kappa USA yang ketika itu diketuai oleh Daniel
meningkatkan (to improve).7 Model CIPP ini juga termasuk model yang tidak
terlalu menekankan pada tujuan suatu program, pada prinsipnya model ini
guna pengambilan keputusan alternatif.” Model CIPP ini disusun dengan tujuan
4
Imam Syaafe’i, Model Kurikulum Pesantren Salafiyah dalam Perspektif Multikultural, Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, No II Tahun 2017
5
Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip dan Operasionalnya, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2015), 62
6
John M. Owen, Program Evaluasi: Forms and Approaches, (St. Leonards: Allen & Unwin Pty Ltd.,
1993), 21.
7
George F. Madaus, Michael S. Scriven, dan Daniel L. Stufflebeam, Evaluation Models: Viewpoints on
Educational and Human Services Evaluation, (Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing, 1983), 118.
untuk melengkapi dasar pembuatan keputusan dalam evaluasi sistem dengan
analisis yang berorientasi pada perubahan terencana.8 Dengan demikian model ini
masing-masing komponen.
lanjutan konsekuensi dari suatu keputusan. Evaluasi model CIPP pada garis
optimal dan desain proses untuk mencapai tujuan yang telah diturunkan dari
8
Sukardi, op. cit., 62-63.
9
Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield, Systematic Evaluation: A Self-Instructional Guide
to Theory and Practice, (Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing, 1986), 151.
10
Madaus, Scriven, dan Stufflebeam, op. cit., 118.
para evaluator mengusahakan sarana-prasarana untuk menghasilkan dan
suatu program itu diteruskan, diteruskan dengan modifikasi, dan atau diberhentikan
macam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya, agar tujuan dapat diformulasikan;
butir kekuatan dan kelemahan, strategi dan desain untuk merealisasikan tujuan; c)
monitoring terpilih yang mungkin baru diimplementasi, sehingga butir yang kuat
dicapai dan juga untuk menentukan, jika strategi yang berkaitan dengan prosedur
dan metode yang diterapkan guna mencapai tujuan sebaiknya berhenti, modifikasi
untuk memperbaiki organisasi. Tujuan pokok dari evaluasi konteks adalah menilai
11
Sukardi, op. cit., 63.
12
Ibid, 63-64.
kekuatannya yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi kelemahannya, mendiagnosis
sasaran organisasi.
mencari hambatan dan potensi sumber daya yang tersedia. Tujuan utamanya ialah
kebutuhan organisasi dan sasaran organisasi. Dengan kata lain, evaluasi input
daya.
manajer dan stafnya tentang kesesuaian antara pelaksanaan rencana dan jadwal
yang sudah dibuat sebelumnya dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.
yakni menilai secara periodik seberapa jauh penerimaan para partisipan program
aspek penting dari organisasi yang harus dimonitor. Di sini yang mesti diingat
adalah bahwa evaluasi proses terutama bertujuan untuk memastikan prosesnya.
evaluasi proses ialah memberikan masukan yang dapat membantu staf organisasi
yang ternyata buruk. Pada gilirannya, evaluasi proses menjadi sumber informasi
dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat secara individual atau kolektif, dan
sesuai dengan tujuan dan maksud program maupun tidak, yang positif maupun
jangka panjang dari program. Fungsi akhirnya adalah menentukan apakah program
G. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada penelitia
positif, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, atau bisa
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.13
gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat populasi tersebut.14 Jadi, peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian
2. Lokasi Penelitian
diperoleh keterangan atau orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk
penelitian. Adapun subjek penelitian ini adalah kepala madrasah, guru, dan
pengurus yayasan.
mendapatkan data secara lebih terarah. Adapun yang menjadi objek yaitu
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Afabeta, 2011)
14
Sandi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Wali Press, 2016), 75.
15
Muh. Fitrah & Luthfiyah, Metodologi Penelitian, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), 152.
kurikulum yang digunakan dan sistem pembelajaran di Madrasah Ghazaliyah
dan yang menjadi alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
lapangan. Validasi dilakukan oleh peneliti sendiri melalui evaluasi diri seberapa
terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. 16
a. Observasi
terlibat secara langsung dengan kegiatan sehari-hari dari objek yang diamati
b. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2009), 222.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), 310.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:
Alfabeta, 2018), 317.
melakukan wawancara kepada kepala madrasah, asaatidz dan pengurus
c. Dokumentasi
akan lebih dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
pengumpulan data yang dibutuhkan oleh peneliti seperti; profil madrasah, jadwal
a. Triangulasi Metode
Pada penelitian kualitatif, terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi metode berarti
membandingkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Lalu
kemudian diambil data yang terkait dengan fokus penelitian. melalui
19
Ibid hal, 240.
20
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 331.
perbandingan tersebut, diharapkan peneliti mampu memahami secara
mendalam objek yang menjadi fokus penelitian dan mampu memahami
perbedaan yang terkait di dalamnya.
b. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi sumber data adalah pengumpulan dan pemilahan berbagai
jenis data dengan menggunakan metode yang sama. Pada penelitian ini, salah
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan observasi
orang lain.21
mencakup
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti membuat rangkuman inti, proses, dan
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), 335.
pola, memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti
b. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan
dipahami.
c. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini diambil dari
H. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, batasan
penelitian.
Bab III metode penelitian membahas tentang jenis penelitian dan pendekatan
penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,
data penelitian.
Bab V penutup berisi tentang kesimpulan yang membahas urian hasil dari
penelitian dan saran dari hasi penelitian sebagai masukan dan perbaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Publishing, 1986.
M. Owen, John. Program Evaluasi: Forms and Approaches. St. Leonards: Allen &
Unwin Pty Ltd., 1993.
Madaus, George F., Michael S. Scriven, dan Daniel L. Stufflebeam. Evaluation