Anda di halaman 1dari 23

Ibadah akhlak

Shalat wajib dan


shalat sunnah
NAMA KELOMPOK 3:

- nindya oktaviani mustika sari


(2001025297)
- sachvira azzahra (2001025287)
- yurika apriliandini (2001025083)
- salsha Ramadhan (2001025327)
Latar belakang

Sering kali kita sebagai orang Islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai makhluk
yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak
mengerti terhadap apa yang dilakukan. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi
kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun
dalam perjalanan, shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan
atas lima sendi (Tiang) salah satunya adlah Shalat, sehingga barang siapa mendirikan
shalat, maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka
ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam
sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
1. Pengertian dan tujuan shalat
● A. Pengertian shalat
Pengertian Shalat menurut bahasa adalah berdoa (memohon). Dalam bahasa Arab, perkataaan
Shalat digunakan untuk beberapa arti. Diantaranya digunakan untuk arti do’a, seperti dalam
firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat (9) At Taubah, ayat 103: digunakan untuk
arti rahmat dan untuk arti mohon ampunan seperti dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an surat
(33) Al-Akhzab, ayat 43 dan 56.
Dalam istilah ilmu Fiqih, shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu, disertai dengan ucapan-ucapan tertentu, dan
dengan syarat-syarat tertentu pula.
Sedangkan menurut Syara’ sebagaimana kata Imam Rafi’i, pengertian
shalat yaitu, Shalat ialah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa
syarat yang sudah ditentukan.
Jadi, shalat ialah suatu ibadah yang dilakukan oleh setiap muslim
berupa suatu perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam disertai syarat-syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh
syara’.
B. Tujuan shalat

Adapun tujuan shalat diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Seseorang menjadi Ingat kepada Allah SWT


2. Mendapat ketenangan dan ketentraman hati dalam menjalani hidup.
3. Menjaga hati untuk selalu ingat kepada Allah SWT.
4. Mendorong untuk mengetahui dan mengikuti tuntunan hidup yang
diberikan Allah SWT.
5. Dapat membentengi seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
2. Macam-macam shalat wajib dan
sunnah
A. Macam-macam shalat wajib
• Shalat Subuh 
Shalat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10) yang hanya
diiringi dengan sholat sunah qobliyah saja, sedang ba'diyah dilarang.

• Shalat Zhuhur
Shalat Zhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at matahari
tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang diiringi dengan sholat
sunah qobliyah dan sholat sunah ba'diyah (dua raka'at-dua raka'at atau empat raka'at-
empat raka'at dengan satu kali salam).
• Shalat Ashar 
Shalat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud
dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah matahari
tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata) yang hanya diiringi oleh
sholat sunah qobliyah dengan dua raka'at atau empat raka'at (satu kali salam).

• Shalat Maghrib 
Shalat Magrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah
matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunah ba'diyah dua
raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah
qobliyah hanya dianjurkan saja bila mungkin dilakukan, tapi bila tidak jangan
(karena akan kehabisan waktu).
• Shalat Isya
Shalat Isya yaitu shalat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan
menjelang malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang Fajar) Yang diiringi
dengan Shalat Sunah qobliyah (Sebelum) dan ba’diyah (sesudah) shalat
isya.
B. Macam macam shalat sunnah

• Shalat Sunah Tahajud
Shalat sunah tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu
tengah malam diantara shalat isya’ dan Shalat shubuh setelah bangun
tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak
terbatas.

• Shalat Sunah Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara pukul
07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha minimal
dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap dua roka'at.
Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal,
terutama rejeki.
• Shalat Sunah Istikharah
Shalat istikharah adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk dari
Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara
maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan
kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari. Contohnya : Memilih Jodoh, Memilih
pekerjaan, Memutuskan suatu perkara, dan lain sebagainya. Dalam melakukan shalat
 istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunah, shodaqoh, zikir, dan amalan baik
lainnya.

• Shalat Sunah Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak memahasucikan Allah
SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan
tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam,
sedangkan jika malam hari dengan dua salam.
• Shalat Sunah Taubat
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin bertaubat,
insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan bersumpah tidak
akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah
taubat dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan sholat.
• Shalat Sunah Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat
 hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-
cita. 
Shalat Sunah Safar
Shalat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau
melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji, mencari
ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya.
• Shalat Sunah Rawatib.
Shalat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu. Yang
sebelum Shalat Fardhu disebut shalat qobliyah, dan yang setelah shalat fardhu
di sebut shalat Ba'diyah. Keutamaannya adalah sebagai pelengkap dan
penambal shalatt fardhu yang mungkin kurang khusu atau tidak tumaninah
• Shalat Sunah Istisqho’
Shalat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. dilakukan secara
berjamaah saat musim kemarau.
• Shalat Sunah Witir.
Shalat sunah witir dilakukan  setelah sampai sebelum fajar. Bagi yang yakin
bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam setelah shalat
tahajud. Shalat witir disebut juga sahalat penutup.
• Shalat Tahiyatul Masjid.
Shalat tahiyatul masjid ialah shalat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan shalat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid,
sebelum duduk. Shalat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
• Shalat Tarawih.
Shalat Tarawih yaitu shalat malam pada bulan ramadhan hukumnya sunah
muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh dikerjakan
sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
•  Shalat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri).
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu shalat hari raya idul
fitri adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai
tergeincirnya. Akan tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya
matahari bahwa hari itu tanggal 1 syawal jadi waktu shalat telah
habis, maka hendaklah shalat di hari kedua atau tanggal 2 saja.
Sedangkan untuk shalat hari raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
• Shalat Dua Gerhana.
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan.
Shalat kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah
berdasarkan sabda Nabi saw. Yang artinya : “Sesungguhnya
matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian
seseorang maupun kehidupannya. Maka apabila kalian
menyaksikan itu, hendaklah kalian shalat dan berdoa kepada Allah
Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).
• Shalat Rawatib.
Sholat rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat
fardhu. Seluruh dari shalat rawatib ini yaitu ada 22 rakaat, yaitu :
 rakaat sebelum sholat subuh (sesudah sholat subuh tidak ada sholat sunah
ba’diyah).
 2 rakaat sebelum sholat zuhur. 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur.
 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum sholat ashar, (sesudah sholat ashar tidak ada sholat
ba’diyah).
 2 rakaat sesudah sholat maghrib.
 2 rakaat sebelum sholat isya.
 2 rakaat sesudah sholat isya.
Sholat-sholat tersebut yang dikerjakan sebelum sholat fardhu, dinamakan “qobliyah”
dan sesudahnya disebut “ ba’diyah”.
3. Syarat dan Rukun Shalat

A. Syarat Wajib Shalat yang harus di penuhi;

• Beragama Islam
• Baligh
• Berakal
• Telah sampai dakwah islam kepadanya
• Bersih dan suci dari najis, hid nifas dan lain
sebagainya
B. Rukun-rukun yang harus di jalankan dalam shalat, yakni :

1. Berdiri bagi yang mampu


2. Niat
3. Berdiri bagi yang mampu
4. Takbiratul ikhram
5. Melafalkan surat Al-fatihah
6. Ruku’/membungkuk dengan tuma’ninah
7. I'tidal dengan tuma'ninah
8. Sujud dengan tuma’ninah
9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
10. Sujud kedua dengan tuma'ninah
11. Tasyahud
12. Melafalkan shalawat Nabi Muhammad SAW
13. Salam
Dalam Islam terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun shalat fardhu (wajib)
dimana syarat dan rukun shalat haruslah dijalankan agar sesuai dengan
syari’at islam.
4. Manfaat Shalat
A. Manfaat Shalat Wajib (Fardhu)
Adapun manfaat shalat fardhu (wajib) diantaranya:
1. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
2. Shalat menjauhkan dari sifat mengeluh dan kikir
3. Shalat mencegah dari berbagai macam kesesatan
Shalat menenangkan dan menentramkan hati

B. Manfaat shalat Sunah


Adapun manfaat shalat sunah diantaranya :
1. Menutupi Kekurangan dalam Sholat Fardhu
2. Bisa Menemani Nabi di Surga
3. Dosanya Berguguran Ketika Ruku' dan Sujud
4. Doanya Mustajab
5. Diangkat Derajatnya di Sisi Allah SWT
5. Kedudukan Shalat dalam Islam

Shalat sebenarnya telah dipersintahkan Allah kepada umat terdahulu sebelum umat nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Allah Ta’ala berfirman (artinya), “Wahai Bani
Isra’il ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepada kalian tegakkanlah shalat,
keluarkanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku. [Al Baqarah: 40-43].
Allah juga berfirman (artinya), “Dan tidaklah mereka (ahlul kitab dan musyrikin)
diperintah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah semata, menegakkan shalat dan
mengeluarkan zakat. Demikianlah agama yang lurus.”[Al Bayyinah: 5].
.
Adapun kedudukan Shalat dalam Islam yaitu;
1. Shalat sebagai sebab seseorang ditolong oleh Allah. Shalat bila ditunaikan
sebagaimana mestinya niscaya akan menyebabkan seseorang ditolong oleh
Allah dalam setiap urusannya.
2. Shalat merupakan sebab seseorang tercegah dari kekejian dan kemungkaran.

3. Shalat merupakan salah satu rukun Islam4. Shalat merupakan amalan yang
pertama kali dihisab/ dihitung di hari kiamat.
4. Keutamaan shalat dapat dilihat dari awal perintah untuk mengerjakannya
yaitu diperintahkan langsung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam
tanpa melalui perantara Jibril “alaihis Salaam, di tempat yang tertinggi yang
pernah dicapai manusia yaitu langit ketujuh, di malam yang paling utama bagi
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam yaitu malam Isra’ Mi’raj dan
diwajibkan disetiap hari sepanjang hidup seorang muslim.
6. Hukum orang yang meningalkan Shalat

Seluruh ummat Islam sepakat bahwa orang yang mengingkari


wajibnya shalat, maka dia kafir dan keluar dari Islam. Tetapi
mereka berselisih tentang orang yang meninggalkan shalat dengan
tetap meyakini kewajiban hukumnya. Sebab perselisihan mereka
adalah adanya sejumlah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang menamakan orang yang meninggalkan shalat sebagai orang
kafir, tanpa membedakan antara orang yang mengingkari dan yang
bermalas-malasan mengerjakannya. hukum meninggalkan shalat
masih di bawah derajat kekufuran dan kesyirikan. Karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan perkara
orang yang tidak mengerjakannya kepada kehendak Allah.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai