Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Nilai

Manusia dalam kehidupannya erat kaitanya dengan nilai, entah itu menilai
maupun dinilai. Nilai (value) termasuk kajian bidang filsafat, semua yang berkaitan
dengan nilai dikaji dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu Filsafat Nilai
(Axiology, Theory of Value)Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak
yang artinya “keberhargaan” (worth) atau kebaiakan (goodnes). Disamping itu juga
menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melakukan penilaian.

Pada hakikatnya nilai adalah sifat atau kwalitas yang melekat pada suatu
objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Sesuatu mengandung nilai
artinya ada sifat atau kwalitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Misalnya,
“pemandangan itu indah” dan “perbuatan itu bermoral”. Pada kalimat “pemandangan
itu indah” terdapat sifat indah yang melekat didalamnya (pemandangan) begitu pula
dengan kalimat “perbuatan itu bermoral” didalamnya (perbuatan/tindakan)terdapat
sifat susila. Dengan demikian nilai itu sebenarnya suatu kenyataan yang tersembunyi
dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Nilai ada atau tercipta karena ada fakta-fakta
atau kenyataan-kenyataan sebagai pembawanya.

Nilai mengandung cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Berbicara


tentang nilai berarti kita bicara tentang hal ideal bukan tentang hal real. Nilai
berkaitan dengan nilai normatife bukan kognitif, atau nilai berada dalam dunia ideal
bukan dunia real. Meskipun demikian diantara keduanya, antara dunia ideal dan
dunia real, antara yang makna normatife dan kognitif saling berkaitan dan
berhubungan erat. Artinya, yang ideal harus menjadi real, yang bermakna normative
harus direalisasaikan dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta.

B. Macam-macam Nilai

Suatu nilai tingkat atau derajat keluhurannya pasti tidak sama, Max Sceler
mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama luhurnya dan tidak sama
tingginya. Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dibedakan menjadi empat
tingkatan, yaitu :

• Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai yang


mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und
Unangehmen), yang menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
• Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting dalam
kehidupan (Werte des vitalen Fuhlens), misalnya kesehatan, kesegaran jasmani
kesejahteraan umum dan sebagainya.

• Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige


werte) yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun lingkungan.
Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang
dicapai dalam filsafat.

• Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang suci dan tak
suci (wermodalitas de Heiligen ung Unheiligen), nilai-nilai semacam ini terutama
terdiri dari nilai-nilai pribadi.

Sedangkan menurut Notonegoro, ada tiga macam nilai yait:

Ø Nilai material, segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.

Ø Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.

Ø Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian ini meliputi:

a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.

b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia.

c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia.

d. Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Ada pendapat lagi dari Walter G. Everett, Ia membagi nilai menjadi lima bagian
sebagai berikut.

1. Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan


dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.

2. Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada waktu


senggang,sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan
maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.
3. Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi
berbagai bentukperserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai
dengan tingkat internasional.

4. Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan


dengan kondisi jasmani seseorang.

5. Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan,


kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada
kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.

6. Nilai-nilai estetis (nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni), misalnya
keindahan, keselarasan, keseimbangan, keserasian.

7. Nilai-nilai intelektual (nilai-nilai pengetahuan dan pengejaran kebenaran),


misalnya kecerdasan, ketekunan, kebenaran, kepastian.

8. Nilai-nilai keagamaan (nilai-nilai yang ada dalam agama), misalnya kesucian,


keagungan Tuhan, keesaan Tuhan, keibadahan.

Semua nilai-nilai itu masih bersifat abstrak, agar mudah dipahami dan dapat langsung
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maka nilai-nilai yang masih abstrak itu
dibuat menjadi norma-norma seperti norma agama, norma adat ,norma kebiasaan,
norma kesopanan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai