Anda di halaman 1dari 15

AKSIOLOGI

Filsafat Nilai/Teori Nilai


• Aksiologi (axiology) berasal dari bahasa Yunani: “axios”
yang berarti berguna atau bernilai dan “logos” yang
berarti tuturan, kajian, atau ilmu.
• Sesuai dengan asal katanya tersebut, aksiologi bisa
diartikan sebagai ilmu, teori, atau cabang filsafat yang
mengkaji tentang nilai.
• Secara terminologis (menurut Runes, 1973: 32), aksiologi
atau teori nilai (sesuatu yg diinginkan) bisa diartikan
sebagai : penyelidikan tentang sifat, kriteria, dan status
metafisisnya (investigation of its nature, criteria, and
metaphysical status).

PENGERTIAN
• Objek Material : nilai (sesuatu yang diinginkan)
• Objek Formal : hakikat

Objek Aksiologi
• Arti istilah “nilai”
• Makna “nilai”: Apakah “nilai” dapat didefinisikan
ataukah tidak? Kalau “nilai” dapat didefinisikan,
bagaimanakah cara mendefinisikan?
• Kedudukan “nilai”: Apakah “nilai” bersifat subjektif atau
objektif? Bersifat relatif atau absolut? Nilai intrinsik atau
instrumental?  menyangkut status metafisis nilai

Persoalan Aksiologi
1. Bersifat abstrak; merupakan kualitas
2. Inheren pada objek (melekat pada pengembannya)
3. Bipolaritas: baik/buruk, indah/jelek, benar/salah.
4. Bersifat hierarkis (Max Scheler): Nilai Kesenangan,
Nilai Vital, Nilai Kerohanian, Nilai Kekudusan.

Karakteristik Nilai
• Kedudukan nilai berbeda bagi individu yg satu dg yg lain,
kelompok yg satu dg yg lain. Para filsufnya adalah
Hobbes, Westermarck, William James, R.B. Perry.
• R.B. Perry: suatu benda memiliki nilai, atau bernilai,
manakala benda itu merupakan sasaran perhatian. “X itu
bernilai sama dg fakta bahwa perhatian terungkap dlm
X.”
• W. James (empirisme radikal): menekankan pada
pluralisme nilai, dan perbedaan. Perbedaan baik dlm
kuantitas maupun kualitas. Pluralisme sesuai dg kodrat
manusia, mengakui persepsi2 individual.

Kedudukan Nilai
• Nilai objektif adalah kualitas yang ada pada sesuatu hal
(konkrit atau abstrak) yang di luar subjek yg mengadakan
pencerapan atau pemahaman.

Status Metafisis Nilai:


Objektif
• Nilai disebut subjektif jika eksistensi dan validasinya
bergantung pada reaksi subjek yang mengadakan
pernilaian,tanpa mempertimbangkan bersifat psikis atau
fisis. Singkatnya, nilai-nilai ditentukan oleh subyek,
terutama oleh perasaan, pengalaman, dan pikirannya.

Status Metafisis Nilai:


Subjektif
• Nilai intrinsik, atau nilai hakikat juga disebut nilai tujuan
(end). Istilah intrinsik, berasal dari bahasa Latin
intrinsecs = “masuk ke dalam”; “ada di dalam”; “dari
dirinya sendiri”.
• Yg dimaksd nilai intrinsik (intrinsic value) atau kebaikan
intrinsik (intrinsic good) adalah: 1. sesuatu yang
diinginkan untuk dirinya sendiri. Contoh: kesenangan.

Status Metafisis Nilai:


Intrinsik
• Nilai instrumental atau nilai sarana (mean) atau nilai
pragmatik adalah nilai yang berfungsi sebagai sarana utk
memperoleh hasil.
• Nilai instrumental bersifat relatif, selalu berubah
menyesuaikan dengan lingkungan. Perubahan instrumen
ditentukan oleh tujuan. Tujuan berubah, alat berubah.
• Alat dan tujuan dapat berubah sehingga tidak ada nilai
yang absolut. Nilai bersifat dinamis, karena harus sesuai
dengan kejadian yang silih berganti.

Status Metafisis Nilai:


Instrumental
• Nilai kenyataan-kebenaran (reality-truth)
• Nilai kebaikan (goodness)
• Nilai keindahan (beauty)
• Nilai religius/keagamaan, kekudusan, kesucian (holiness).

Klasifikasi Nilai
• Nilai kenyataan-kebenaran berkaitan dengan
pengetahuan dan proses berpikir (penalaran). Nilai-nilai
ini menjadi tema pokok pembicaraan dlm cabang filsafat
epistemologi dan logika.
• Yang termasuk nilai kenyataan–kebenaran yaitu :
korespondensi (sesuai dengan kenyataan), koherensi
(sesuai dengan aturan berpikir), konsistensi (tidak
mengandung kontradiksi), validitas (kesah-an) dan
reliabilitas (dapat dipercaya).

Nilai Kenyataan-kebenaran
• Nilai kebaikan berkaitan dengan kehendak dan tindakan
manusia. Nilai ini menjadi tema pokok pembicaraan
dalam filsafat moral. Nilai kebaikan mengacu pada sifat,
pada sesuatu yang menimbulkan pujian, persetujuan,
penghargaan.
• Manusia menurut kodratnya senantiasa menginginkan
sesuatu yg baik, misalnya orang baik, kehidupan baik,
keluarga yg baik, pemerintahan yg baik.
• Plato mengemukakan 4 kebajikan utama yaitu: kearifan
(wisdom), keberanian (courage), pengendalian diri
(discipline), dan keadilan (justice).

Nilai Kebaikan
• Nilai keindahan berkaitan dengan penginderaan
(pencerapan) dan kesenangan serta kepuasan. Nilai
keindahan menjadi objek pemikiran dalam estetika.
• Nilai yang termasuk keindahan adalah nilai kesatuan utuh
dan nilai keseimbangan. Nilai dari suatu karya sebagai
keseluruhan tergantung pada hubungan timbal balik dari
unsur-unsurnya; setiap unsur memerlukan, menanggapi
dan menuntut setiap unsur lainnya. Keseimbangan adalah
kesamaan dari unsur-unsur yg berlawanan.

Nilai Keindahan
• Nilai religius bersangkutan dengan kepercayaan manusia
terhadap Tuhan, hubungan manusia dengan Tuhan yang
berupa pengabdian dan konsekuensinya berupa pola pikir,
sikap, perbuatan sebagai wujud dari pengabdian itu.

Nilai Religius

Anda mungkin juga menyukai