DISUSUN OLEH :
NURDIN
EDI SYAHPUTRA
PROGRAM PASCASARJANA
STAI AL – FURQAN MAKASSAR
2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah rabb semesta alam yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan nikmatnya kepada seluruh makhluk ciptaanya. Shalawat beserta
salam kepada Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam beserta keluarga dan ummatnya
yang senantiasa istiqamah diatas sunnah-sunnah beliau.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Multikultural
Dalam Sistem Pendidikan Islam” dengan harapan semoga bisa memenuhi tugas kuliah yang
diberikan kepada kami dan semoga Allah meridhoi dan menjadikan makalah ini ilmu yang
bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Aamin
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh
diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan dalam lingkungan keluarga,
melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan dalam lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus
ditentukan oleh adanya pelaksanaan kurikulum sekolah itu. Keberhasilan sumber daya
manusia dalam segi pendidikan sangat dipengaruhi oleh adanya pemahaman seluruh
personal di sekolah itu dalam melaksanakan kurikulum.
Kurikulum pendidikan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan
kebutuhan pendidikan yang mana seluruh komponen bangsa ikut memberikan dorongan
bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi,
dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.
Di dalam proses pengendalian mutu pendidikan, kurikulum merupakan perangkat
yang sangat penting karena menjadi dasar untuk menjamin kompetensi keluaran dari
proses pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah secara periodik untuk menyesuaikan
dengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kurikulum ?
2. Apa prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum
2. Agar mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
3. Agar mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Terdapat berbagai macam pengertian diberikan kepada istilah kurikulum. Ada yang
memberikan pengertian secara luas maupun secara singkat. Kata kurikulum sendiri
bukan berasal dari Indonesia asli, namun kata serapan dari bahasa Yunani. Dalam bahasa
Yunani, kurikulum berarti Cucere yang berubah menjadi kata benda Curriculum.
Jamaknya adalah Curicula yang pertama kali dicapai dunia atlantik. Dalam kamus
Webster terdapat arti dari kurikulum, diantaranya:
Dalam buku Secondary School Improvement (1971) karya J. Lloyd Trump dan
Delmas F. Miller menyebutkan bahwa kurikulum itu termasuk metode pembelajaran,
cara mengevaluasi siswa dan program pembelajaran, perubahan tenaga pengajar,
bimbingan penyuluh, supervisi dan administrasi, alokasi waktu dan ruang, serta
kemungkinan memilih mata pelajaran.
4
e. Kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik
f. Kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Oleh karena itu, pembentukan kurikulum yang baik dalam pembelajaran dijenjang
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi
serta prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh.
5
1. Prinsip Relevansi: mengandung makna bahwa kompetensi yang dimiliki siswa harus
relevan dan sesuai kebutuhan di masyarakat. Sehingga dapat juga diartikan bahwa
prinsip ini harus memili keterkaitan/hubungan timbal baik antara komponen-
komponen di dalam dan luar sekolah.
2. Prinsip Fleksibel: mengandung makna bahwa setiap kurikulum hendaknya bersifa
fleksibel atau lentur, terutama yang berkaitan dengan implementasinya. Kurikulum
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan jati diri program studi yang ada.
3. Prinsip Kontinuitas: Mengandung makna bahwa adanya proses pengembangan
komponen-komponen kurikulum secara berkesinambungan. Harus ada ketuntasan
dalam penguasaan suatu kompetensi. Jika putus-putus maka dikhawatirkan makna
ketuntasan tersebut susah diperoleh
4. Prinsip Kepraktisan: mengandung makna bahwa serangkaian kegiatan
pengembangan kurikulum mudah diikuti dan dilaksanakan. Seberapa baiknya
kurikulum jika tidak dapat dilaksanakan oleh pelaksanan lapangan maka sudah dapat
ditebak pula apa hasil yang akan dicapai
5. Prinsip Efektifitas: mengandung makna bahwa prinsip yang dilaksanakan harus
mampu menghasilkan atau menyiapkan lulusan yang memenuhi harapan masyarakat
penggunaannya. Disinilah dimensi kepuasan pengguna lulusan prodi yang
diutamakan.
6
4. Prinsip yang berkaitan dengan media atau alat pembelajaran: pemilihan alat peraga
dalam proses pembelajaran tentu memiliki fungsi lebih dalam proses penyerapan
materi oleh siswa. Media yang dipilihpun juga harus sesuai dengan karakteristik
materi, metode dan kondisi kelas.
5. Prinsip yang berkaitan dengan kegiatan penilaian: dalam setiap kurikulum pasti
memiliki metode dalam pemberian nilai. Karena nilai tersebut merupakan tujuan
akhir dari setiap proses pembelajaran yang diberikan oleh pengajar dan dinantikan
oleh siswa. Pemberian nilai tersebut harus objektif dan adil.
Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta
kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan
implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan
jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui berbagai
program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru
berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka
mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program
diploma dan sarjana.
7
2. Masyarakat
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan,
sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung
jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam
kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu
tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis,
kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan,
yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat
juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan
sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi berbagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya:
8
d. Menghargai nlai-nilai kelompok lain
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada
4. Psikologis
a. Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b. Bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi
atau informasi.
c. Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
d. Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang.
e. Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
9
perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta didik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan
kognitif.
5. Sosial-Budaya
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi
landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam
peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian,
kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan
10
berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam
konteks lokal, nasional maupun global.
6. Politik
Namun terkadang kurikulum yang ada di suatu Negara tidak sesuai dengan kenyataan
perkembangan teknologi dan sosial politik di masyarakatnya. Sehingga ketika seseorang yang
baru masuk dalam dunia pendidikan akan berfikair bahwa untuk membentuk suatu sistem
pendidikan yang baik haruslah merubah kurikulum yang ada. Padahal hal itu sangat sulit.
Sehingga yang biasa dilakukan hanyalah melanjutkan kurikulum yang ada sebelumnya
namun dengan cover yang baru.
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan
terus semakin berkembang.
11
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu
yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil
kalau manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat
di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di
Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa
terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia
sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang
memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang
berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang
berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih,
sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan
antisipatif terhadap ketidakpastian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses perkembangan kurikulum sebagai sifatnya yang senatiasa berubah turut
dipengaruhi oleh faktor-faktor sekitar yang merangsang reaksi manusia yang terlibat
12
dalam kepentingannya serta prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu meliputi:
1. Pergururan Tinggi
2. Masyarakat
3. Sistem Nilai
4. Psikologis
5. Sosial-Budaya
6. Politik
7. Pembangunan Negara Dan Perkembangan Dunia
8. Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
DAFTAR PUSTAKA
Beeby, C.E. (diterjemahkan oleh BP3K dan YIIS Jakarta). 1979. Pendidikan Indonesia, New
Zeland: Oxford University Press
https//:books.google.co.id/books/about/Curriculum_Development.html?id=Rm1
YAAAAYAAJ&redir_esc=y, akses 21 September 2015: 15.30 WIB
Ikhwan, Afiful. 2013. Pengembangan Kurikulum PAI, Tulungagung: Insan Cita Press dan
STAIM Tulungagung
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
13
Nasution, S. 2001. Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara,
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1995. Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, Surabaya: Rajawali Pers,
14