Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................3
2.1 Pengertian Literasi.........................................................................3
2.2 Membuat Literasi Pembelajaran di SD.......................................3
2.3 Menerapkan Program 6ME..........................................................4
2.4 Hambatan-hambatan Literasi.......................................................6

BAB III PENUTUP..............................................................................8


3.1 Kesimpulan.....................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara Umum, pendidikan merupakan sebuah wadah ataupun lembaga
yang menyediakan fasilitas pembelajaran untuk peserta didik. Pada jenjang
sekolah dasar inilah tahapan awal proses belajar mengenai pengetahuan serta
pengenalan anak. Konsep pembelajaran literasi itu sendiri yang seringkali kita
jumpai adalah mengenai pemahaman terhadap kemampuan dalam membaca dan
menulis.Selain daripada itu literasi sendiri yakni suatu hal mengenai kemampuan
pada setiap indivindu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung serta
memecahkan suatu masalah.Pada pembelajaran abad ke-21 kemampuan literasi
peserta didik sangat berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca,
menulis maupun berhitung. literasi sangatlah penting sebagai kemampuan dalam
memahami informasi secara analisis, kritis dan reflektif.
Masalah yang terjadi secara nyatanya di sekolah dasar banyak sekali
peserta didik yang masih kurang dalam literasinya. Pembelajaran di sekolah saat
ini belum mampu meningkatkan hal tersebut dikarenakan tenaga pendidik yang
kurang serta sekolah yang masih mengalami ketertinggalan dalam peningkatan
literasi peserta didik.
Program 6ME (mengamati, mencipta, menginformasikan, mengapresiasi,
membukukan, memamerkan) merupakan alternatif yang dapat diterapkan guru
dalam membudayakan literasi di sekolah dasar. Program 6ME ini merupakan
program yang pada dasarnya mengaktifkan siswa dalam pengembangan
keterampilan yang dimilikinya. Siswa secara sadar melakukan aktifitas mengamati
lingkungan sekitar, membuat sebuah karya untuk dipresentasikan di depan kelas,
tidak hanya itu siswa diharapkan mampu untuk mengapresiasi karya yang dibuat
temannya. Bila dicermati dengan seksama program 6M ini sesuai dengan apa
yang dinyatakan Magnesen dalam DePorter dkk (2005), yaitu siswa mendapatkan
hasil belajar 10% jika hanya membaca, mendapatkan hasil belajar 20% jika hanya
mendengar, mendapatkan hasil belajar 30% jika hanya melihat, mendapatkan hasil
belajar 50% dari melihat dan mendengar, mendapatkan hasil belajar 70% dari

1
melakukan, dan mendapatkan 90% dari yang dikaatakan dan dilakukan. Kegiatan
yang mengikutsertakan siswa siswa terlibat secara langsung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan harapan dan kenyataan yang terkandung dalam latar belakang
di atas maka rumusan maslah yang dapat kami ambil, menimbang dari latar
belakang tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian literasi
2. Bagaimana membuat literasi pembelajaran di SD
3. Bagaimana cara menerapkan program 6ME
4. Jelaskan hambatan-hambatan literasi

1.3 Tujuan
Berdasakan rumusan masalah di atas maka dapat di ambil tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian dari literasi
2. Mengetahui bagaimana cara membuat literasi pembelajaran di SD
3. Mengetahui bagaimana cara menerapkan program 6ME
4. Mengetahui hambatan-hambatan yang ada pada literasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Literasi


Literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus ( wikipedia ), yang
berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah umum
yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca,
menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
seseorang dalam berbahasa. Sedangkan dalam EDC atau Education Development
Center, literasi dijabarkan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan
potensi yang ia miliki (kemampuan tidak sebatas baca tulis saja). UNSECO pun
turut memberikan pengertian literasi, yakni seperangkat keterampilan yang nyata,
khususnya keterampilan kognitif seseorang dalam membaca dan menulis yang
dipengaruhi oleh kompetensi di bidang akademik, konteks nasional, institusi,
nilai-nilai budaya, dan pengalaman. Literasi lebih dari sekadar membaca dan
menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

2.2 Membuat Literasi Pembelajaran Di SD


Berikut ini adalah 6 hal mengenai konsep Pembelajaran literasi dasar yang
perlu diajarkan di SD :
1. Literasi Baca Tulis
2. Literasi Numeras
3. Literasi Sains
4. Literasi Digital
5. Literasi Finansial
6. Literasi Budaya dan Kewargaan.

1. Literasi Baca Tulis

Bisa dikatakan, literasi ini adalah ibu dari literasi-literasi lainnya. Literasi
ini menjadi payung dari literasi yang lain. Awalnya memang literasi hanya fokus

3
pada kegiatan membaca dan menulis, namun setelah diteliti kembali, ternyata
pengertiannya jadi lebih luas. Sehingga, terciptalah 6 literasi dasar. Mulanya “ibu”
dari literasi dasar ini dipahami sebagai melek aksara, yaitu tidak buta huruf,
mampu membaca. Maka literasi ini identik dengan kegiatan membaca dan
menulis saja. Secara literal, literasi ini adalah kemampuan untuk dapat membaca
dan menulis.

Dikutip dari Materi Pendukung Literasi Baca Tulis Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam Deklarasi UNESCO, literasi ini juga
terkait dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-macam persoalan.
Tidak mengherankan, UNESCO menyatakan bahwa kemampuan baca tulis
merupakan titik pusat kemajuan.

2. Literasi Numerasi

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk:

 Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait


dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan;
 Menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik,
tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut
untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk


mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya: di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam
kehidupan masyarkaat dan sebagai warga negara.

3. Literasi Sains

Literasi sains merupakan kemampuan untuk menggunakan hubungan ilmu


pengetahuan dengan isu-isu, dan ide-ide tentang ilmu pengetahuan sebagai
masyarakat yang reflektif. Individu yang memiliki kemampuan literasi sains

4
merupakan seseorang yang mampu mengimplementasikan konsep-konsep sains
dalam berbagai fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains juga
dapat diartikan sebagai kemampuan mengidentifikasi masalah untuk menemukan
suatu penemuan baru berdasarkan peristiwa yang diamati sehingga didapatkan
suatu kesimpulan yang diambil dari bukti yang berhubungan dengan
perkembangan sains.

4. Literasi Digital

literasi digital merupakan upaya yang diperlukan individu pada era


canggih seperti saat ini untuk menyaring informasi secara akurat. Upaya lain
untuk mendukung literasi digital ini adalah penggunaan aplikasi yang tepat dan
pemahaman secara mendalam mengenai informasi yang didapatkan tersebut.
Mengingat dampak mengenai penyebaran hoax dalam masyarakat sangat
memperihatinkan.

Literasi yang buruk ternyata dapat berdampak buruk bagi psikologis


remaja. Hal tersebut karena usia remaja cenderung labil dan sering menelan
mentah-mentah informasi yang didapatkan tanpa mencari tahu kebenaran dan
keakuratan dari informasi tersebut.

5. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu individu


dalam hal keuangan. Kemampuan ini cukup bervariasi mulai dari kemampuan
untuk melakukan manajemen dengan baik hingga kemampuan untuk
mengembangkan dana yang dimiliki.

Dengan literasi yang sangat baik maka keuangan yang dimiliki oleh
seseorang akan mengalami pertumbuhan. Selain itu, jika mereka memiliki utang
bisa dengan mudah untuk dibayarkan dan tidak akan terus menumpuk. Itulah
kenapa, disarankan untuk selalu memperhatikan hal ini dengan baik. Karena
dengan literasi yang baik maka seseorang bisa mendapatkan kebebasan finansial
di masa depan.

5
6. Literasi Budaya dan Kewargaan.

Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap


terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi
kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai
warga negara.

Dengan demikian, literasi ini merupakan kemampuan individu dan


masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari
suatu budaya dan bangsa. Keterampilan literasi ini menjadi hal yang penting
untuk dikuasai di abad ke-21. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa,
kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan social.

Namun, untuk jenjang sekolah dasar lebih difokuskan untuk pembelajaran


literasi membaca, menulis dan berhitung. yakni literasi dan numerasi.
Pembelajaran literasi lebih dikembangkan untuk peserta didik di kelas rendah
maupun kelas tinggi untuk meningkatkan pengembangan peserta didik dengan
tahapan yang berbeda di setiap jenjang kelasnya dalam penyajian pembelajaran
literasi. Pembelajaran literasi di sekolah dasar juga memerlukan media
pembelajaran yang variatif agar menarik bagi peserta didik serta fasilitator dalam
belajar mengajar yang memiliki skill dalam bidang teknologi. selama kegiatan
KBM di sekolah dasar sangat penting diadakannya program literasi seperti
membaca, menulis maupun berhitung diluar jam belajar.

Dengan adanya berbagai strategi kegiatan literasi disekolah, bisa dengan


kegiatan sebelum memulai pembelajaran peserta didik membaca dengan buku
bacaan apa saja yang mereka minati dan dapat menyajikan kembali hasil
bacaannya. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasaan kognitif
pada peserta didik, selain itu juga keterampilan psikomotorik peserta didik.

2.3 Menerapkan Program 6ME


Program 6ME (mengamati, mencipta, menginformasikan, mengapresiasi,
membukukan, memamerkan) merupakan alternatif yang dapat diterapkan guru
dalam membudayakan literasi di sekolah dasar. Program 6ME ini merupakan
program yang pada dasarnya mengaktifkan siswa dalam pengembangan

6
keterampilan yang dimilikinya. Siswa secara sadar melakukan aktifitas mengamati
lingkungan sekitar, membuat sebuah karya untuk dipresentasikan di depan kelas,
tidak hanya itu siswa diharapkan mampu untuk mengapresiasi karya yang dibuat
temannya. Bila dicermati dengan seksama program 6M ini sesuai dengan apa
yang dinyatakan Magnesen dalam DePorter dkk (2005), yaitu siswa mendapatkan
hasil belajar 10% jika hanya membaca, mendapatkan hasil belajar 20% jika hanya
mendengar, mendapatkan hasil belajar 30% jika hanya melihat, mendapatkan hasil
belajar 50% dari melihat dan mendengar, mendapatkan hasil belajar 70% dari
melakukan, dan mendapatkan 90% dari yang dikaatakan dan dilakukan. Kegiatan
yang mengikutsertakan siswa siswa terlibat secara langsung.
Penerapan program 6ME juga menitikberatkan pengembangan beberapa
aspek, diantaranya: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Selain pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Program 6ME dalam
pelaksanaannya memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu membebaskan
siswa untuk mencari tahu melalui kegiatan observasi, siswa belajar dari berbagai
lingkungan baik sekolah maupun diluar sekolah, siswa belajar dari sumber belajar
yang beragam, pembelajaran berbasis tanggungjawab dan kemandirian, materi
program terintegrasi dengan materi pembelajaran, pembelajaran berbasis
keterampilan aplikatif, melatih hard skill dan soft skill siswa,, pemanfaatan
pengalaman siswa, menghargai perbedaan pemikiran siswa, dan suasana belajar
menyenangkan dan menantang. Prinsip-prinsip Program 6M juga memiliki ruh
yang hampir sama dengan prinsif kegiatan pembelajaran pendekatan ilmiah
(saintific) kurikulum 2013 dalam sari (2015), yakni:

1) pembelajaran berpusat pada siswa;


2) pembelajaran membentuk students’ self concept;
3) pembelajaran terhindar dari verbalisme;
4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;
5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa;
6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru;

7
7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi;
8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi
siswa dalam struktur kognitifnya

Seperti halnya program-program yang lain, program 6ME juga memiliki


langkah-langkah dalam penerapannya. Berikut merupakan langkah-langkah
program 6-ME, yaitu:

a. Mengamati, Mengamati berarti proses pencarian dan pembentukan


informasi mengenai keberadaan objek di lingkungan sekitar berdasarkan
pengamatan panca indra. Kegiatan ini dapat dilakukan di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Dengan mengamati siswa dilatih untuk
belajar secara nyata untuk sadar terhadap peristiwa disekitarnya. Siswa
langsung mengalami suatu peristiwa atau keadaan dalam pembelajaran,
sehingga akan membangkitkan rasa ingin tahu, menantang dan senang saat
belajar. Proses ini membutuhkan kepekaan siswa dalam pembentukan
pengalaman pribadi yang pada akhirnya akan dituangkan dalam sebuah
karya.
b. Mencipta, Setelah mendapatkan dan mengolah informasi-informasi hasil
dari kegiatan observasi, maka siswa menuangkan pengetahuannya dengan
bentuk karya. Karya ini sesuai dengan informasi yang siswa dapatkan
berdasarkan observasi. Siswa dengan bebas mengekspresikan karyanya baik
secara tulisan, gambar, atau karya lainnya. Karya ini disesuaikan dengan
mata pelajaran yang diberikan guru. Contoh: siswa membuat puisi
berdasarkan hasil observasi siswa terhadap lingkungan sekitar padamata
pelajaran Bahasa Indonesia, atau siswa dapat menggambar keadaan daerah
tempat tinggalnya pada mata pelajaran kesenian.
c. Menginformasikan, Menginformasikan merupakan tahap yang penting.
Tahap ini melatih siswa belajar melatih kemampuan berbicara serta melatih
berani tampil dihadapan siswa lain. Siswa mempresentasikan karyanya di
depan kelas.

8
d. Mengapresiasi Siswa mengapresiasi karya siswa lain. Tahap ini memberikan
kesempatan siswa untuk melatih bagaimana cara menanggapi sebuah hasil
karya dengan santun. Bimbingan guru sangat diperlukan agar tercipta
suasana yang harmonis dan kondusif.
e. Membukukan, Siswa membukukan setiap hasil karyanya disebuah folder
atau buku karya siswa. Buku hasil karya tersebut diletakan didalam kelas
yang diharapkan siswa lain dapat membuka dan mempelajari hasil
karyanya. Namun, bila karya sisiwa tidak bisa dibukukan, guru bisa
memajangnyadi dinding kelas atau media lain. Membukukan karya siswa
secara rapih juga membantu guru dalam penilaian portopolio siswa yang
akan dilaporkan ke orang tua.
f. Mamerkan, Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dari program 6M.
Dalam tahap ini, sekolah mengadakan pameran yang bertujuan untuk
memperlihatkan hasil karya siswa kepada orang tua. Orang tua dapat
berpartisipasi dalam mengapresisi karya anaknya. Diharapkan orang tua
mengetahui potensi anaknya. Sehingga orang tua akan terus mendukung
pengembangan potensi anaknya. Kegiatan pameran ini dapat dilakukan
ketika pengambilan rapot atau kenaikan kelas.

Gambaran di atas merupakan langkah-langkah program 6M yang dapat


diterapkan di sekolah dasar. Melalui program 6M guru menciptakan lingkungan
yang kaya akan literasi. Program ini tidak sulit untuk diterapkan, hanya bermodal
kemauan guru untuk menerapkannya. Program ini dapat dilakukan di desa
maupun di kota.

2.4 Hambatan-hambatan Literasi


Adapun hambatan-hambatan dalam Literasi sebagai berikut:
a. Kelas yang nyaman merupakan dambaan setiap siswa. Kelas yang dapat
memotivasi serta menyalurkan minat dan bakat siswa. Interaksi harmonis
antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan dalam
situasi menyenangkan dapat menciptakan kesenangan tersendiri dalam
belajar. Dengan adanya kegiatan tersebut akan menciptakan kelas yang
harmonis, produktif, dan menyenangkan.

9
b. Kurangnya Buku Bacaan/ Sumber Bacaan Salah satu kelemahan dalam
menerapkan minat dan budaya baca adalah kurang tersedianya bahan bacaan.
Siswa tidak menemukan bahan bacaan yang cocok, sehingga tidak ada
perasaan tertarik untuk membaca. Belum beragamnya karya tulis
mengakibatkan menurunnya minat membaca siswa. Bila kita lihat
perpustakaan dan toko buku didominasi bacaan remaja dan karya ilmiah.
Buku-buku yang sama sekali jauh dari kehidupan siswa, sehingga semakin
menjauhkan siswa dari buku.
c. Lingkungan Tidak Mendukung Tidak ada contoh yang baik serta tidak ada
dorongan dari lingkungan sekitar membuat siswa tidak merasa perlu untuk
membaca. Lingkungan yang apriori terhadap kebiasaan membaca menjadi
faktor siswa enggan untuk membaca.
d. menangkap dan memahami isi bacaan. Guru sebagai pemegang kepemimpinan
sekaligus kebijakan di kelas, haruslah kreatif mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi. Inovasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan segala kendala yang terjadi. Program sadar dan terencana
haruslah diterapkan, agar budaya literasi di sekolah berjalan dengan efektif
dan menyenangkan. Pengenalan literasi sangatlah dibutuhkan pada tingkat
sekolah dasar. Hal ini untuk membekali siswa pada jenjang pendidikan
selanjutnya. Perlu adanya upaya usaha guru dalam menerapkan budaya
literasi. Namun, kesulitan yang akan dihadapi juga merupakan hal yang harus
dipertimbangkan dalam penerapan sebuah program. Dibutuhkan program yang
tidak terlalu rumit dalam pelaksannannya. Selain itu, program harus bisa
mengakomodir potensi siswa, bisa diterapkan diberbagai situasi sekolah dan
terintegrasi dengan mata pelajaran.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Literasi adalah kunci untuk membuka pengetahuan dan waasan siswa.
Kemampuan litersi yang baik pada siswa akan memungkinkan siswa
mengembangkn diri secara maksimal sehinga tercapai sesuatu yang baik pula
untuk mencapai kemampuan literasi yang baik, pembelajaran litersi merupakan
hal pokok yang harus terlaksana dengan baik terutama di tingkat dasar. Untuk itu
perlu penelitian mendalam tentang pembelajaran literasi di SD.
Kemampuan literasi merupakan fundamental yang harus dimiliki oleh
eserta didik dalam menghadapi era global untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
dalam berbagai situasi. Untuk meningkatkan kemampuan literasi di samping
memerlukan motifasi peserta didik, guru juga perlu mepertimbangkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik.
Penerapan program literasi 6ME (mengamati, mencipta,
mengkomunikasikan, mengapresiasi, membukukan, dan memamerkan)
merupakan salah satu contoh program membudayakan literasi yang relatif mudah
dan efektif untuk diterapkan di sekolah. Program ini mengaktifkan Diharapkan
dengan menerapkan program ini dapat menumbuhkembangan literasi di sekolah
umumnya dan kelas khususnya. siswa dalam belajar dari lingkungan sekitar secara
aktif sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Program ini juga akan
mengembangkan karakter siswa, diantaranya berani, kritis, dan kreatif, kejujur
selain itu program menumbuhkan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.aturpundi.com/artikel/literasi-finansial

https://literasinusantara.com/litersi-budaya-dan-kewarganegaraan-pengertian-
tantangan-peluang/

https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/343280/mod_resouce/
content/1/PENGERTIAN%20LITERASI.PDF

12

Anda mungkin juga menyukai