Anda di halaman 1dari 12

TEACHING LITERACY AND NUMERACY

Mata Kuliah: Pendidikan Inklusi

Dosen Pengampu: Luncana Faridhoh Sasmito, M.Pd

PENYUSUN :
ADAM SUSILO NUGROHO ( D0321010 )
CHANA SAUDATUL ZULFA ( D0321015 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat hidayah-
Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
mata kuliah Pendidikan Inklusi , dengan judul “LITERACY AND NUMERACY” Dalam
penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan, untuk itu kami mohon maaf atas kesalahan
dalam penyusunan makalah ini. Dan demi menghasilkan makalah yang lebih baik, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Luncana Faridhoh Sasmito, M.Pd selaku dosen
pembimbing dan semua pihak pembaca yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari
awal hingga selesai

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, supaya kelak menjadi pribadi yang bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa , karena
kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Surakarta, 14 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB 1...........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah......................................................................................................................5
3.1 Tujuan........................................................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
4.1 Pengertian Literasi Numerasi.....................................................................................................6
5.1 Perbedaan Numerasi dengan Matematika..................................................................................6
6.1 Prinsip Dasar Literasi Numerasi................................................................................................7
7.1 Ruang Lingkup Literasi Numerasi.............................................................................................7
8.1 Indikator Literasi Numerasi.......................................................................................................7
9.1 Manfaat Literasi Numerasi........................................................................................................8
10.1 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah.........................................................................9

BAB III.......................................................................................................................................11

PENUTUP..................................................................................................................................11
11.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11
12.1 Saran........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pembiasaan membaca merupakan tahapan awal dalam kegiatan besar yang
dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Capaian selanjutnya setelah tahapan
pembiasaan telah terbentuk, adalah tahap pengembangan dan tahap pembelajaran Di
dalam tahap pengembangan berupaya untuk meningkatkan kemampuan literasi melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan, sedangkan pada tahap pembelajaran tujuan yang
akan dicapai adalah meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran (Nono
Purnomo, 2016).
Gerakan Literasi Sekolah merupakan upaya menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang literat sepanjang hayat secara menyeluruh berkelanjutan. Sementara itu,
tujuan GLS untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar memiliki minat untuk
membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti luhur (Tri Hardiningtyas, 2016).
Program gerakan literasi sekolah dapat dilaksanakan secara beetahap dengan
mempertimbangkan kesiapan dari pihak sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan
kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana dan prasarana literasi),
kesiapan warga sekolah dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik,
dukungan kelembagaan serta perangkat kebijakan yang relevan) (Ati Lasmanawati, 2016)
Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan
sehari-hari (misalnya di rumah, pekerjaan dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat
dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif
yang terdapat disekeliling (Andreas Schleicher dari OECD, 2017). Dapat disimpulkan
bahwa tujuan Gerakan Literasi Numerasi (GLN) yakni, suatu proses menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan numerasi yang tidak didapatkan dalam pembelajaran
matematika, meningkatkan keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah
matematika dalam situasi real sehari-hari, saat permasalahannya sering kali tidak
terstruktur (unstructured), memiliki banyak cara penyelesaian, atau bahkan tidak ada
penyelesaian yang tuntas, serta berhubungan dengan faktor nonmatematis.

4
2.1 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Literasi Numerasi?
2. Bagaimana prinsip Dasar Literasi Numerasi?
3. Bagaimana ruang Lingkup Literasi Numerasi?
4. Bagaimana indikator Literasi Numerasi?
5. Apa manfaat Literasi Numerasi?
6. Bagaimana strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah?

3.1 Tujuan
7. Untuk mengetahui pengertian dari Literasi Numerasi.
8. Untuk mengetahui bagaimana prinsip Dasar Literasi Numerasi.
9. Untuk mengetahui bagaimana ruang Lingkup Literasi Numerasi.
10. Untuk mengetahui bagaimana indikator Literasi Numerasi.
11. Untuk mengetahui apamanfaat Literasi Numerasi.
12. Untuk mengetahui bagaimana strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Literasi Numerasi


Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan
berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan
(b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan,
dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan
mengambil keputusan. Secara sederhana, numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam
kehidupan sehari-hari (misalnya, di rumah, pekerjaan, dan partisipasi dalam kehidupan
masyarakat dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi
kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan
kenyamanan terhadap bilangan dan cakap menggunakan keterampilan matematika secara
praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi
dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan,
dan tabel.

5.1 Perbedaan Numerasi dengan Matematika


Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan
pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada
pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja
tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mencakup
keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi real sehari-
hari, saat permasalahannya sering kali tidak terstruktur(unstructured), memiliki banyak
cara penyelesaian, atau bahkan tidak ada penyelesaian yang tuntas, serta berhubungan
dengan faktor nonmatematis. Sebagai contoh, seorang siswa belajar bagaimana membagi
bilangan bulat dengan bilangan bulat lainnya. Ketika bilangan yang pertama tidak habis
dibagi, maka akan ada sisa. Biasanya siswa diajarkan untuk menuliskan hasil bagi dengan
sisa, lalu mereka juga belajar menyatakan hasil bagi dalam bentuk desimal. Dalam
konteks kehidupan sehari- hari, hasil bagi yang presisi (dengan desimal) sering kali
6
tidak diperlukan sehingga sering

kali dilakukan pembulatan. Secara matematis, kaidah pembulatan ke bawah dilakukan


jika nilai desimalnya lebih kecil daripada 5, pembulatan ke atas jika nilai desimalnya
lebih besar daripada 5, dan pembulatan ke atas atau ke bawah bisa dilakukan jika nilai
desimalnya 5. Namun, dalam konteks real, kaidah itu tidaklah selalu dapat diterapkan.
Contohnya, jika 40 orang yang akan bertamasya diangkut dengan minibus yang memuat
12 orang, secara matematis minibus yang dibutuhkan untuk memuat semua orang itu
adalah 3,333333. Jumlah itu tentu tidak masuk akal sehingga dibulatkan ke bawah
menjadi 3 minibus. Akan tetapi, jika sebuah tempat duduk hanya boleh diduduki oleh satu
orang saja, artinya ada 4 orang tidak mendapatkan tempat duduk. Oleh karena itu, jumlah
minibus yang seharusnya dipesan adalah 4 buah.
Perlu dicermati bahwa numerasi membutuhkan pengetahuan matematika yang
dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum
tentu menumbuhkan kemampuan numerasi.

6.1 Prinsip Dasar Literasi Numerasi


1. Bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan sebagainya;
2. Selaras dengan cakupan matematika dalam Kurikulum 2013; dan
3. Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.

7.1 Ruang Lingkup Literasi Numerasi


Literasi Numerasi merupakan bagian dari matematika. Literasi numerasi bersifat
praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari), berkaitan dengan kewarganegaraan
(memahami isu-isu dalam komunitas), profesional (dalam pekerjaan), bersifat rekreasi
(misalnya, memahami skor dalam olahraga dan permainan), dan kultural (sebagai bagian
dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani). Dari sini kita bisa melihat
bahwa cakupan literasi numerasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran
matematika, tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya, misalnya, literasi kebudayaan
dan kewarganegaraan. Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal
komponen literasi numerasi diambil dari cakupan matematika di dalam Kurikulum 2013.
8.1 Indikator Literasi Numerasi
Literasi numerasi dapat diterapkan melalui tiga ranah, yaitu Literasi Numerasi di
Sekolah, Literasi Numerasi di keluarga, dan Literasi Numerasi di Masyarakat. Literasi

7
numerasi dilaksanakan untuk membudayakan dan menumbuhkan literasi numerasi
diberbagai ranah. Salah satunya di sekolah, indikator literasi numerasi di sekolah
memiliki tiga basis untuk diterapkan di sekolah, yaitu sebagai berikut (Han Weilin,
2017:6).
(1) Basis Kelas
(a) Jumlah pelatihan guru matematika dan guru nonmatematika
(b) Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan
pembelajaran matematika berbasis proyek
(c) Jumlah pembelajaran nonmatematika melibatkan unsur literasi numerasi
(d) Nilai matematika pada peserta didik

(2) Basis Budaya Sekolah


(a) Jumlah dan variasi buku pada literasi numerasi
(b) Frekuensi peminjaman buku literasi numerasi
(c) Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presensi numerasi
(d) Akses situs daring yang berhubungan pada literasi numerasi
(e) Jumah pada kegiatan bulan literasi numerasi
(f) Alokasi dana untuk kegiatan literasi numerasi
(g) Adanya tim literasi disekolah
(h) Adanya kebijakan pada sekolah mengenai literasi numerasi
(3) Basis Masyarakat
(a) Jumlah ruang publik dilingkungan sekolah untuk literasi numerasi
(b) Jumlah dalam keterlibatan orang tua didalam tim literasi sekolah
(c) Jumlah sharing session pada publik, mengenai literasi numerasi

Mewujudkan sekolah yang berliterasi numerasi dapat diterapkan melalui berbagai


ranah indikator, dengan dilaksanankannya upaya untuk mewujudkan indikator-indikator
tersebut dengan baik. Tercapainya indikator literasi numerasi memiliki berbagai manfaat
bagi peserta didik untuk meningkatkan generasi yang unggul dalam suatu bangsa.

9.1 Manfaat Literasi Numerasi


Pemerintah dalam menggerakan literasi di sekolah dengan mewujudkan generasi
emas pada abad ke-21. Literasi numerasi dapat meningkatkan peserta didik agar mampu
mengatasi masalah dengan cara mengolah angka dengan benar. Literasi numerasi
diajarkan kepada peserta didik bukan hanya dalam mata pelajaran matematika saja, tetapi
8
diberikanmelalui berbagai mata pelajaran lainnya untuk menggunakan matematika
diberbagai situasi (Han Weilin, 2017:10). Literasi bersifat praktis (digunakan dalam
kehidupan sehari-hari), professional (dalam pekerjaan), dengan kewarganegaraan
(memahami isu-isu dalam berbagai daerah), bersifat rekreasi (memahami skor penilaian
dalam pertandingan olahraga) (Ibrahim, 2017:13). Memperluas atau memperdalam
pemahaman numerasi melalui kegiatan-kegiatan di dalam lingkungan sekolah, untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mempraktikkan keterampilan literasi
numerasi.
Keterampilan literasi numerasi bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan meningkatkan taraf hidup manusia. Pembelajaran numerasi penting
untuk diajarkan kepada peserta didik sejak dini untuk menentukan kemajuan dan
perkembangan sebuah bangsa. Literasi numerasi berguna untuk mewujudkan peserta
didik dalam mengatasi masalah dalam sehari-hari dan ruang lingkup literasi numerasi
sangat luas untuk diterapkannya.

10.1 Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah


Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah diterapkan menyeluruh di
sekolah melalui berbagai mata pelajaran nonmatematika untuk mendukung pemahaman
literasi numerasi bagi peserta didik. Peserta didik tidak dapat menerapkan pemahaman
pengetahuan matematika dalam berbagai bidang lain ataupun dalam kehidupan sehari-
hari. Ada beberapa Strategi Gerakan Literasi Numerasi di Sekolah, yaitu: (1) Penguatan
Kapasitas Fasilitator, (2) Memperluas Akses terhadap Sumber Belajar, (3)Peningkatan
Jumlah dan Ragam Sumber Belajar Bermutu, (4) Peningkatan Perlibatan Publik, dan (5)
Penguatan Tata Kelola (Han Weilin, 2017:10).

Cara untuk menggerakan literasi numerasi dapat dilakukan melalui berbagai


strategi. Menurut (Kemendikbud, 2017:8), strategi gerakan literasi di sekolah melalui
beberapa tahapan pelaksanaan, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana, kapasitas warga
sekolah, dan kapasitas pemangku kepentingan. Meningkatkan fasilitator dan pelatihan
guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode, model, dan media
pembelajaran dalam pemahaman tentang numerasi. Mengembangkan sarana untuk
mendukung sumber belajar dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran dalam pemahaman numerasi. Contohnya: adanya mading kelas dengan
memamerkan hasil karya peserta didik dan adanya pojok baca dengan adanya buku-buku
yang berhubungan dengan literasi numerasi.
9
Pembahasan tersebut bahwa strategi atau cara untuk menggerakkan literasi
numerasi dilakukan dengan berbagai cara untuk menumbuhkan motivasi serta
pemahaman peserta didik terhadap numerasi. Strategi ditunjang dengan fasilitas sarana
dan prasarana untuk mendukung gerakan literasi numerasi di sekolah. Literasi numerasi
juga diterapkan melalui pembelajaran numerasi lintas kurikulum. Numerasi lintas
kurikulum dilakukan dalam kurikulum 2013 saat ini yang menggunakan pembelajaran
tematik.

10
BAB III
PENUTUP

11.1 Kesimpulan

Literasi numerasi merupakan kecakapan hidup abad XXI yang meningkatkan


kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan taraf hidup sehingga menentukan
kemajuan sebuah bangsa. Strategi peningkatan kecakapan numerasi perlu dilakukan
secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh warga sekolah, keluarga, dan semua
komponen masyarakat. Strategi ini perlu dirumuskan bersama dan disesuaikan dengan
konteks kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat yang beragam. Materi
pendukung literasi numerasi ini diharapkan mampu berperan sebagai kerangka acuan
bagi perumusan kegiatan literasi numerasi yang beragam dan kontekstual. Untuk
mencapai pembaca sasaran dengan kondisi geografis serta kebutuhan dan minat pembaca
yang beragam, materi pendukung ini juga dapat menjadi acuan bagi penyusunan materi
sosialisasi turunan, seperti infografis, videografis, leaflet, dan panduan teknis lainnya.

12.1 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yaitu makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu bagi pemakalah lain bisa mengembangkan kembali isi
materi demi kesempurnaan makalah ini

11
DAFTAR PUSTAKA

Sullivan, Peter. (2011). Teaching mathematics: Using research-informed strategies.

Westwood, Peter. (2008). What teachers need to know about numeracy. Aust Council for Ed
Research.

https://docs.education.gov.au/system/files/doc/other/
portfolio_budget_statements_201011_outco
me_2_improved_learning_and_literacy_numeracy_and_educational_attainm20100511.pdf

https://maths4us.files.wordpress.com/2013/08/nrdc_impacts-of-numeracy-review_june13-
m4u.pdf

https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy

https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-numeracy

https://www.nationalnumeracy.org.uk/what-do-we-offer-eys-primary

https://nzmaths.co.nz/node/1392

https://nzmaths.co.nz/maths-our-house

12

Anda mungkin juga menyukai