Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

JURNAL REFELKSI MATA KULIAH

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan PPG

Dosen Pengampu : Drs. Toni Harsan, M.H

Kelas PGSD 2 PPG Prajabatan Gelombang I

Disusun oleh :

Nopita Ramadani

NIM. 2321520053

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA

SUKOHARJO 2024
Format Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2)

Indikator Pertanyaan Identifikasi Diri

Nama mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Reviu pengalaman 1. Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?


belajar Pengalaman belajar mata kuliah Filsofi Pendidikan Indonesia yang berguna
dan menarik bagi saya yaitu pada bahasan Topik 2. Menurut saya,
pembelajaran pada topik 2 yang membahas tentang dasar-dasar pemikiran Ki
Hajar Dewantara merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menarik.
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang
sangat berpengaruh. Beliau dikenal sebagai pelopor pendidikan di Indonesia
dengan filosofi "Tut Wuri Handayani", yang berarti memberi contoh yang
baik. Pembelajaran tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara
memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang beliau anut dalam membangun sistem pendidikan di Indonesia. Salah
satu konsep utamanya adalah konsep "budi pekerti" atau pendidikan karakter
yang sangat ditekankan oleh Ki Hajar Dewantara. Konsep ini
menggarisbawahi pentingnya pembentukan karakter yang baik sebagai
landasan utama dalam pendidikan. Selain itu, pembelajaran tentang Ki Hajar
Dewantara juga memperkenalkan konsep pendidikan yang berorientasi pada
kebebasan dan kemandirian. Beliau menekankan pentingnya memberikan
ruang bagi murid untuk berkembang sesuai dengan potensi dan minatnya
sendiri. Pendekatan ini sangat relevan dalam konteks pendidikan modern
yang mengedepankan pembelajaran berbasis keterlibatan aktif siswa dan
pengembangan potensi individual. Melalui pemahaman dan aplikasi konsep-
konsep ini dalam konteks pendidikan Indonesia, kita dapat mengambil
manfaat yang besar dalam mengembangkan sistem pendidikan yang lebih
baik dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu, pembelajaran tentang
Ki Hajar Dewantara juga memberikan inspirasi bagi kita untuk menjadi
pendidik yang lebih baik, yang tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis
tetapi juga pada pembentukan karakter dan kemandirian siswa.

2. Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik?


Pengalaman belajar Filosofi yang berguna namun kurang menarik adalah
ketika materi pembelajaran tentang sejarah Ki Hajar Dewantara dan tokoh
pendidikan lainnya disajikan secara terlalu teoritis tanpa dukungan visual
seperti gambar atau ilustrasi yang memperjelas konsep-konsep. Hal ini
membuat pembelajaran menjadi monoton dan kurang menarik, serta sulit
bagi mahasiswa untuk memahami konteks yang relevan. Materi yang terlalu
teoritis juga membuat mahasiswa mudah bosan dan sulit memahami alur
sejarah pendidikan. Untuk mengatasi ini, diperlukan pendekatan
pembelajaran yang lebih variatif, seperti menyediakan materi dalam bentuk
yang lebih beragam, menggunakan contoh konkret, mendorong diskusi aktif,
dan memberikan tugas yang melibatkan penerapan konsep dalam situasi
nyata. Dengan demikian, diharapkan pengalaman belajar tentang sejarah
pendidikan dapat menjadi lebih menarik dan bermanfaat bagi mahasiswa,
serta membantu mereka memahami nilai-nilai dan konsep-konsep yang
terkandung dalam materi tersebut.

3. Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?


Menurut saya dalam konteks mata kuliah Filosofi Pendidikan, tidak ada
materi atau pembelajaran yang dapat dianggap kurang berguna. Setiap topik
yang dipelajari memiliki nilai yang sangat penting bagi seorang calon guru
dalam memahami esensi pendidikan. Misalnya pada pembahasan dalam
memahami kodrat manusia untuk mewujudkan pendidikan yang berpihak
pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik. Dengan pemahaman
mendalam terhadap prinsip-prinsip filosofis yang mendasari pendidikan,
seorang calon guru dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang
tujuan sejati dari pendidikan, yaitu untuk memberdayakan peserta didik agar
dapat mencapai potensi maksimal mereka dan menjadi individu yang mandiri
dan berpikir kritis. Oleh karena itu, setiap topik dalam mata kuliah Filosofi
Pendidikan memiliki nilai yang sangat penting dan bermanfaat bagi
perkembangan profesional seorang calon guru.

4. Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam
konteks sebagai calon guru?
Menurut saya tidak ada pengalaman belajar yang tidak menarik dan tidak
berguna. Semua yang dipelajari pada mata kuliah ini mengandung makna
tersendiri di setiap topiknya. Setiap topik yang dipelajari memiliki nilai dan
makna tersendiri, serta dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perkembangan pengetahuan dan keterampilan seorang mahasiswa, terutama
bagi calon guru. Dalam konteks mata kuliah ini, setiap topik yang dipelajari
seperti mengenal peserta didik, asesmen, strategi pembelajaran, dan lain
sebagainya, semuanya memiliki relevansi yang penting dalam
mempersiapkan calon guru untuk menghadapi tantangan di lapangan.
Misalnya, pemahaman tentang karakteristik peserta didik membantu guru
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung
perkembangan individu setiap peserta didik. Begitu juga dengan asesmen,
yang merupakan alat penting bagi guru untuk mengukur kemajuan peserta
didik dan merancang intervensi yang tepat.
Refleksi pengalaman 1. Apa yang telah terjadi?
belajar Pengalaman belajar dalam mempelajari topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia
telah memberikan saya pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-
konsep filosofis yang mendasari sistem pendidikan di Indonesia. Melalui
pembelajaran ini, saya menjadi lebih menghargai nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh tokoh-tokoh pendidikan Indonesia, terutama Ki Hajar Dewantara.
Saya juga menyadari pentingnya memahami latar belakang sejarah dan
pemikiran para pemikir pendidikan Indonesia dalam membentuk perspektif
saya sebagai calon guru. Salah satu hal yang menarik dari pengalaman belajar
ini adalah eksplorasi terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara dan konsep-
konsep pendidikan yang beliau advokasi, seperti konsep "tut wuri handayani"
dan pentingnya pendidikan karakter. Melalui refleksi atas kontribusi beliau
dalam pembangunan pendidikan di Indonesia, saya menjadi lebih termotivasi
untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam praktik pendidikan
saya di masa depan. Selain itu, melalui diskusi dan studi kasus, saya juga
belajar untuk mengaitkan konsep-konsep filosofis dengan situasi nyata dalam
konteks pendidikan di Indonesia. Hal ini membantu saya untuk lebih
memahami relevansi dan aplikabilitas dari konsep-konsep tersebut dalam
praktik pendidikan sehari-hari. Selain itu, pengalaman belajar ini juga
menekankan pentingnya kolaborasi dan refleksi dalam proses pembelajaran,
yang merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Dengan demikian, melalui pengalaman belajar topik 2 Filosofi Pendidikan
Indonesia, saya merasa lebih siap dan termotivasi untuk menjadi seorang guru
yang efektif dan berkontribusi dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.
Saya yakin bahwa pemahaman yang saya peroleh dari pembelajaran ini akan
membantu saya dalam membentuk praktek pendidikan yang inklusif,
bermakna, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam
masyarakat Indonesia.

2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?


Pengalaman belajar yang mendalam dan berkesan dalam mempelajari topik
2 Filosofi Pendidikan Indonesia dapat terjadi karena beberapa faktor yang
saling berinteraksi. Pertama, materi yang diajarkan memiliki relevansi dan
signifikansi yang tinggi dalam konteks pendidikan Indonesia. Konsep-konsep
yang dipelajari, seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara dan nilai-nilai
pendidikan yang diusungnya, memiliki akar yang dalam dalam sejarah
pendidikan di Indonesia. Kedua, metode pengajaran yang digunakan
mendorong keterlibatan aktif mahasiswa. Melalui diskusi, studi kasus, dan
refleksi, mahasiswa diajak untuk berpikir kritis dan mengaitkan konsep-
konsep filosofis dengan situasi nyata dalam kehidupan dan pendidikan sehari-
hari. Ketiga, adanya kesempatan untuk berkolaborasi dengan sesama
mahasiswa juga memperkaya pengalaman belajar. Melalui diskusi kelompok
dan presentasi, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbagi pandangan,
pengalaman, dan pemahaman mereka tentang topik yang dipelajari. Terakhir,
pentingnya konsep-konsep filosofis yang dipelajari dalam membentuk
perspektif dan praktik pendidikan yang inklusif dan bermakna membuat
mahasiswa merasa termotivasi dan terdorong untuk menginternalisasi nilai-
nilai tersebut dalam peran mereka sebagai calon guru.
Analisis artefak 1. Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung
pembelajaran hasil refleksi pengalaman belajar?
Artefak pembelajaran yang saya jadikan bukti dukung hasil refleksi
pengalaman belajar pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia adalah
tugas-tugas yang sudah saya kerjakan yang tersedia di LMS yaitu pada
bagian demonstrasi kontekstual, koneksi antar materi dan aksi nyata. Berikut
adalah link drive yang berisikan file-file tugas saya sebagai bukti pendukung
pengalaman belajar saya.
https://drive.google.com/drive/folders/1RGdbD0QoCE3oh-
jrnxTmnqJonsCI-23G?usp=sharing

2. Mengapa artefak ini yang saya pilih?


Dalam memahami materi pada topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia, saya
memilih tiga artefak sebagai representasi dari bagian demonstrasi
kontekstual. Pada tahap ini, saya berusaha menerapkan pemahaman teoritis
ke dalam situasi atau konteks nyata sebagai wujud dari konseptualisasi
pemahaman saya terhadap materi tersebut. Artefak pertama adalah elaborasi
pemahaman melalui menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.
Dengan melakukan ini, saya tidak hanya memahami konsep-konsep secara
teoritis, tetapi juga mengelaborasikan pemahaman tersebut dengan
mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pemahaman yang lebih dalam. Proses ini membantu saya untuk mempertajam
dan memperdalam pemahaman saya terhadap materi Filosofi Pendidikan
Indonesia. Artefak kedua menyoroti aksi nyata, di mana saya ditugaskan
untuk melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui
proses refleksi ini, saya dapat mengidentifikasi bagian dari materi yang sudah
dikuasai dan yang masih perlu diperdalam. Selain itu, saya juga dapat
menentukan materi apa yang ingin saya pelajari lebih dalam lagi. Dengan
melakukan refleksi ini, saya dapat mengevaluasi sejauh mana pemahaman
saya terhadap materi tersebut, dan merencanakan langkah-langkah
selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman saya. Artefak terakhir adalah
implementasi dari pemahaman saya terhadap materi Filosofi Pendidikan
Indonesia. Dalam artefak ini, saya menunjukkan bagaimana saya menerapkan
teori-teori yang telah dipelajari ke dalam konteks nyata, sehingga dapat
langsung mengalami pengaruhnya dalam praktik. Dengan melakukan
implementasi ini, saya dapat memperkuat pemahaman saya terhadap materi
tersebut, karena saya dapat melihat bagaimana teori-teori tersebut berfungsi
dan relevan dalam situasi sebenarnya.

3. Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya?
Dari tiga artefak yang telah disajikan, bagian yang paling mendukung hasil
refleksi adalah artefak kedua, yang menyoroti aksi nyata dan proses refleksi
terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui proses refleksi ini, saya dapat
mengidentifikasi pemahaman yang telah diperoleh, mengevaluasi sejauh
mana pemahaman tersebut telah berkembang, serta merencanakan langkah-
langkah selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman saya. Dalam artefak
tersebut, saya melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari,
mengidentifikasi bagian dari materi yang sudah dikuasai dan yang masih
perlu diperdalam. Selain itu, saya juga menentukan materi apa yang inginsaya
pelajari lebih dalam lagi. Dengan melakukan refleksi ini, saya dapat
mengevaluasi sejauh mana pemahaman saya terhadap materi tersebut, dan
merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan
pemahaman saya.
Rumusan hasil Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan
refleksi berupa prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa
pembelajaran yang akan saya lakukan?
bermakna
Dalam mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat
kepada peserta didik, jika saya mengajar atau membahas topik Filosofi
Pendidikan Indonesia, saya akan melakukan beberapa perubahan dalam
pendekatan dan metode pembelajaran saya. Saya akan memfokuskan pada
kegiatan yang memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran,
seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau studi kasus yang relevan
dengan konteks mereka. Saya juga akan menyisipkan konteks yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari atau lingkungan peserta didik dalam materi
yang diajarkan untuk membantu mereka lebih memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai dan konsep-konsep yang diajarkan dalam
konteks yang lebih bermakna bagi mereka. Selain itu, saya akan
menggunakan pendekatan berbasis masalah di mana peserta didik diberi
tantangan atau masalah yang harus mereka pecahkan dengan menerapkan
konsep-konsep yang dipelajari. Saya juga akan memberikan peserta didik
dengan membiarkan mereka memilih topik atau proyek yang ingin mereka
teliti atau kerjakan, untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran. Terakhir, saya akan memberikan waktu untuk
refleksi secara teratur dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
peserta didik tentang pemahaman dan kemajuan mereka untuk membantu
mereka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri serta
merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan
pemahaman mereka. Dengan mengadopsi pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dan bermakna, saya akan menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan berdampak bagi peserta
didik, sehingga memperkaya pemahaman mereka tentang Filosofi
Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai