Anda di halaman 1dari 3

TOPIK 2

(DASAR - DASAR PENDIDIKAN KI HADJAR


DEWANTARA)

FILOSOFI
PENDIDIKAN INDONESIA

By:
Nurul Zikri Filina
2306504010005

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)


Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Prajabatan Gelombang I
Universitas Syiah Kuala
2023
NAMA : NURUL ZIKRI FILINA
NPM : 2306504010005
TOPIK 2 (Dasar - Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara)
01.01.2-T2-6. Elaborasi Pemahaman - Pendidikan sebagai Tuntunan
Pertanyaan:
1. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di
daerah saya? Perubahan konkret apa yang dapat saya lakukan untuk mewujudkannya?
2. Mengapa Pendidikan perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?
3. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba pada anak” dengan peran
saya sebagai pendidik?
4. Bagaimana gambaran proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan)
pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?
Jawaban:
1. Dalam ranah sosial budaya, kita merangkum konsep "menuntun" melalui tiga prinsip
KI Hadjar Dewantara. Pertama, "Ing Ngarso Sung Tuladha" mengajarkan guru untuk
memberikan contoh positif kepada murid. Sebagai figur teladan, penting bagi guru
untuk selalu menyadari pikiran, perkataan, dan tindakannya. Kedua, "Ing Madya
Mangun Karso" menekankan peran guru sebagai pelopor dan inisiator. Guru tidak
hanya mengajar, tetapi juga menjadi penggerak ide-ide baru bagi muridnya. Di tengah-
tengah kelas, guru memberikan motivasi, membangkitkan semangat, serta merangsang
kemauan dan niat belajar. Terakhir, "Tut Wuri Handayani" menggambarkan upaya guru
dalam memberikan dorongan dan petunjuk kepada murid. Proses pembimbingan
dengan kesabaran diarahkan agar peserta didik dapat memahami diri mereka sendiri
dan tumbuh sesuai dengan kemampuan dan keunikan masing-masing. Untuk
mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam praktik sehari-hari, saya akan fokus
pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peran saya sebagai guru akan
lebih sebagai fasilitator dan pemandu, membimbing mereka menuju pencapaian tujuan
tanpa menekan. Dengan pendekatan ini, saya berharap dapat menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan holistik setiap individu..
2. Dasar pendidikan anak melibatkan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam
mencakup sifat dan bentuk lingkungan di mana seorang anak tumbuh, sementara kodrat
zaman berkaitan dengan isi dan irama kehidupan pada waktu tertentu. Ini
mengindikasikan bahwa setiap anak membawa sifat dan karakter uniknya sendiri.
Sebagai guru, kita tidak dapat menghapus sifat dasar tersebut, tetapi tugas kita adalah
memberikan bimbingan agar mereka dapat menjadi anak-anak yang berakhlak baik.
Kodrat zaman menuntut kita sebagai guru untuk membekali peserta didik dengan
keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman agar mereka mampu hidup, berkarya,
dan menyesuaikan diri. Di era pembelajaran saat ini, peserta didik perlu dilengkapi
dengan kecakapan abad ke-21. Selain itu, budi pekerti juga harus menjadi bagian tak
terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran kita sebagai guru. Sebagai langkah konkrit,
guru harus memberikan teladan yang baik kepada peserta didik dalam mengembangkan
budi pekerti. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembiasaan di sekolah, di mana nilai-
nilai budi pekerti dan akhlak mulia ditanamkan secara aktif. Dengan demikian, melalui
pendekatan ini, kita tidak hanya membekali anak-anak dengan keterampilan yang
diperlukan untuk masa depan, tetapi juga membentuk karakter mereka untuk menjadi
individu yang berintegritas dan berakhlak mulia.
3. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "Pendidikan yang berhamba pada anak" sangat
relevan dengan peran saya sebagai pendidik. Komitmen yang sangat kuat untuk
memberikan layanan terbaik kepada peserta didik menjadi landasan utama. Melihat
anak dengan rasa hormat, menempatkan murid sebagai prioritas dalam setiap
keputusan, dan memberikan pendidikan holistik yang seimbang antara olah cipta, rasa,
karsa, dan olah raga adalah bentuk tanggung jawab saya sebagai guru. Dengan
pendekatan ini, tujuan utama adalah membantu anak mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Hal ini sejalan dengan ide Ki Hajar Dewantara tentang menciptakan profil
pelajar Pancasila, yang mencakup nilai-nilai luhur dan tanggung jawab sosial. Filosofi
"Merdeka Belajar," yang menjadi landasan pendidikan saya, sejalan dengan pemikiran
Ki Hajar Dewantara. Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan
Tut Wuri Handayani membawa makna bahwa seorang pendidik harus menjadi teladan,
menjadi pembangkit semangat, dan memberdayakan peserta didik agar menjadi
individu yang mandiri dan merdeka. Dengan demikian, peran saya sebagai pendidik
adalah lebih dari sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter
dan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang berbudaya,
bertanggung jawab, dan mandiri.
4. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi potensi diri
merupakan bentuk implementasi konsep "merdeka belajar" sebagaimana gagasan
filosofi Ki Hadjar Dewantara. Saya memahami bahwa setiap individu memiliki potensi
unik yang perlu ditemukan dan dikembangkan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zaman. Dalam menjalankan filosofi ini, saya menciptakan lingkungan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Artinya, pembelajaran dirancang sedemikian rupa
agar dapat memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk
mengeksplorasi minat, bakat, dan potensi mereka sendiri. Saya sebagai pendidik
bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator yang mendukung proses eksplorasi
tersebut. Selain itu, suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga
menjadi fokus dalam implementasi filosofi ini. Saya percaya bahwa suasana yang
positif dan menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Oleh
karena itu, saya menciptakan aktivitas pembelajaran yang kreatif, interaktif, dan
menghibur agar peserta didik merasa termotivasi dan senang dalam proses
pembelajaran. Dengan memberikan kebebasan eksplorasi, mewujudkan merdeka
belajar, dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, saya berupaya
membentuk individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki
keterampilan, kepribadian, dan semangat belajar yang tinggi. Ini sejalan dengan visi Ki
Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang memberikan kebebasan dan merdeka bagi
setiap anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai