Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 10

IMPLEMENTASI PASAL 29 UUD


1945 DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT
NAMA KELOMPOK

 ANAK AGUNG DWI LESMANA (18)


 I GEDE DEDI WAHYUDI (26)
 I MADE TAUFIK (31)
BUNYI DAN MAKNA PASAL 29 AYAT (1) UUD 1945

 Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :


"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa".

 Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha


Esa mengandung makna atau penjelasannya
adalah:
Negara indonesia mengakui adanya Tuhan Yang
Maha Esa, Oleh karena itu di dalam negara
Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam
hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau
perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang
Maha Esa, anti agama.
BUNYI DAN MAKNA PASAL 29 AYAT (2) UUD 1945
 Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 berbunyi:
"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".
 Makna Yang Terkandung :
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-maisng merupakan hak setiap warga negara.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
5. Frasa Ketahuan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki
agama monoteis namun frasa ini menekankanke-esaan dalam beragama.
6. Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
7. Menjamin peenduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
8. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga
negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
9. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam
beribadah menurut agama masing-masing.
PENYEBAB MUNCULNYA KONFLIK ANTAR
UMAT BERAGAMA
 Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pemeluk agama tentang agamanya
sendiri dan agama orang lain, sehingga yang sering adalah salah mengambil
sikap.
 Tidak adanya pemahaman yang jelas tentang memegang teguh keyakinan
beragama dan toleransi. Misalnya, pemahaman toleransi dalam beribadah
adalah membiarkan orang ayng beragama berbeda menjalankan ibdahnya,
tidak termasuk ikut serta dalam ibadah satu perayaan agama orang lain.
 Sifat dari setiap agama yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah,
berarti dapat mengajak orang lain atau menasehatinya untuk memeluk agama
yang dianutnya. Selama hal tersebut tidak dilakukan dengan memaksa dan
tidak dengan menghina agama lain dan penjelasan yang sesuai logika, maka
tidak akan menimbulkan ketegangan.
 Kurangnya saling menghargai dalam perbedaan pendapat, sehingga terkadang
emosi ikut terbawa dalam perdebatan yang tidak sehat. Saling mencurigai
antar contoh sikap toleransi antar umat beragama yang berlebihan.
 Para pemeluk agama yang tidak dapat mengontrol diri sehingga dapat
memandang rendah agama orang lain. Misalnya, ketidaksetujuan atas ajaran
agama orang lain yang dilakukan dengan cara mencaci maki.
PASAL 29 AYAT (2)
PERBEDAAN AGAMA
UUD 1945

KONFLIK
TOLERANSI DALAM BERAGAMA
 Sikap tolerasi antar umat beragama ialah sikap
yang saling menghargai dimana kita sebagai
individu atau sebagai kelompok dengan
keyakinan agama kita, terhadap individu atau
kelompok yang berbeda agama.

 Toleransi beragama terbagi atas 3 jenis:


1. Toleransi Negatif
2. Toleransi Positif
3. Toleransi Ekumenis
CONTOH SIKAP TOLERANSI DALAM
BERAGAMA

 Menghormati Hak dan Kewajiban Antar Umat


Beragama
 Membangun dan Memperbaiki Sarana Umum

 Membantu Korban Kecelakaan dan Bencana


Alam
 Gotong Royong Membersihkan Kampung

 Menghormati Ibadah Orang Lain

 Tidak Memaksakan Agama Kepada Orang Lain

 Saling Menyayangi

Anda mungkin juga menyukai