• Pendidikan kesehatan dalam Notoatmodjo (2003) merupakan penerapan
konsep pendidikan dalam bidang kesehatan berupa praktek pendidikan. Konsep pendidikan kesehatan lahir dari asumsi mahluk sosial membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat yang dalam proses pencapaiannya tidak lepas dari belajar. • Proses pendidikan kesehatan memiliki tujuan agar masyarakat mengalami perubahan dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu memecahkan masalah kesehatan menjadi mampu. • Proses pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara perorangan, kelompok dan masyarakat sehingga disesuaikan dengan ruang lingkupnya. • Proses tersebut berupa proses belajar yang tidak terlepas dari persoalan masukan (input), proses belajar dan luaran (output). Dalam proses belajar terjadi interaksi antara masyarakat yang belajar, pengajar atau pendidik, metode dan teknik belajar, media atau sarana belajar serta materi atau bahan ajar. PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah proses
memberdayakan dan memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Menurut Notoatmodjo (2005) promosi kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PROMOSI KESEHATAN
Perbedaan pendidikan dan promosi kesehatan
hanya pada penekanan saja. Apabila pendidikan kesehatan dalam mencapai perubahan prilaku masyarakat ditekan pada faktor predisposisi prilaku, dengan pemberian informasi atau peningkatan pengetahuan dan sikap. Sedangkan pada promosi kesehatan upaya perubahan prilaku hidup sehat masyarakat, tidak hanya ditujukan kepada faktor predisposisi atau peingkatan pengetahuan dan sikap saja, tetapi juga terhadap faktor yang lain, yakni enabling (pemungkin) dan reinforcing (penguat). FAKTOR PREDISPOSISI, FAKTOR ENABLING, FAKTOR REINFORCING Faktor Predisposisi Adalah faktor yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor Enabling (Faktor Pemungkin) Merupakan faktor yang mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya, dimana keterampilan dan sumberdaya merupakan poin penting yang diperlukan untuk melakukan perubahan prilaku kesehatan. Factor Reinforcing (Faktor Penguat) Merupakan faktor-faktor yang meliputi sikap dan prilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang- undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan. Upaya perubahan prilaku kesehatan bukan hanya ditekankan pada upaya penyuluhan atau pemberian informasi-informasi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan sikap positif terhadap kesehatan saja. Promosi kesehatan juga memandang penting upaya meningkatkan faktor-faktor lain seperti sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terwujudnya prilaku hidup sehat tersebut. KESIMPULAN
Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi
kesehatan, tidak terlepas dari sejarah praktik dan praksis pendidikan kesehatan masyarakat di indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Praksis pendidikan kesehatan pada umumnya terlalu menekankan perubahan prilaku masyarakat, dengan memberikan informasi atau penyuluhan kesehatan melalui berbagai media dan teknologi pendidikan dengan harapan masyarakat akan berprilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga dampaknya terhadap pendidikan kesehatan masyarakat sangat kecil. Oleh sebab itu dengan penggunaan promosi kesehatan sebagai revitalisasi pendidikan kesehatan ini akan lebih baik lagi praktik dan hasilnya. Perkembangan sejarah pendidikan kesehatan hingga terakhir tidak terlepas dari perkembangan globalisasi kesehatan. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan di Indonesia masih menggunakan pendekatan edukatif yang lebih menekankan transfer informasi kesehatan sehingga masyarakat dapat meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. Pendekatan tersebut memiliki kelemahan antara lain motif internalisasi kurang dikembangkan karena masalah kesehatan lebih banyak ditentukan petugas kesehatan serta keterlibatan sektor lain di luar bidang kesehatan masih rendah. Perkembangan konsep promosi kesehatan sejak tahun 1986 di seluruh dunia selaras dengan arah perkembangan pembangunan di Indonesia sehingga pendidikan kesehatan dipertajam dan dikembangkan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Promosi kesehatan mengembangkan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat dengan melibatkan potensi dan kemandirian masyarakat. Operasionalisasi promosi kesehatan adalah terciptanya budaya sehat dengan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pelaksanaan PHBS meliputi 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum dan sarana kesehatan.