Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN

DENGAN PROMOSI KESEHATAN


SONIA ZHAHARA
1911316046
PENDIDIKAN KESEHATAN

• Pendidikan kesehatan dalam Notoatmodjo (2003) merupakan penerapan


konsep pendidikan dalam bidang kesehatan berupa praktek pendidikan.
Konsep pendidikan kesehatan lahir dari asumsi mahluk sosial
membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam
masyarakat yang dalam proses pencapaiannya tidak lepas dari belajar.
• Proses pendidikan kesehatan memiliki tujuan agar masyarakat mengalami
perubahan dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu
memecahkan masalah kesehatan menjadi mampu.
• Proses pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan secara perorangan,
kelompok dan masyarakat sehingga disesuaikan dengan ruang
lingkupnya.
• Proses tersebut berupa proses belajar yang tidak terlepas dari persoalan
masukan (input), proses belajar dan luaran (output). Dalam proses belajar
terjadi interaksi antara masyarakat yang belajar, pengajar atau pendidik,
metode dan teknik belajar, media atau sarana belajar serta materi atau
bahan ajar.
PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah proses


memberdayakan dan memandirikan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan, serta pengembangan
lingkungan yang sehat (Depkes, 2000).
Menurut Notoatmodjo (2005) promosi kesehatan
dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri.
HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN
DAN PROMOSI KESEHATAN

Perbedaan pendidikan dan promosi kesehatan


hanya pada penekanan saja. Apabila pendidikan
kesehatan dalam mencapai perubahan prilaku
masyarakat ditekan pada faktor predisposisi prilaku,
dengan pemberian informasi atau peningkatan
pengetahuan dan sikap.
Sedangkan pada promosi kesehatan upaya
perubahan prilaku hidup sehat masyarakat, tidak
hanya ditujukan kepada faktor predisposisi atau
peingkatan pengetahuan dan sikap saja, tetapi juga
terhadap faktor yang lain, yakni enabling (pemungkin)
dan reinforcing (penguat).
FAKTOR PREDISPOSISI, FAKTOR
ENABLING, FAKTOR REINFORCING
Faktor Predisposisi
Adalah faktor yang mencakup pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang
dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi dan sebagainya.
Faktor Enabling (Faktor Pemungkin)
Merupakan faktor yang mencakup berbagai
keterampilan dan sumber daya, dimana
keterampilan dan sumberdaya merupakan poin
penting yang diperlukan untuk melakukan
perubahan prilaku kesehatan.
Factor Reinforcing (Faktor Penguat)
Merupakan faktor-faktor yang meliputi sikap dan
prilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para
petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-
undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari
pendidikan kesehatan. Upaya perubahan prilaku
kesehatan bukan hanya ditekankan pada upaya
penyuluhan atau pemberian informasi-informasi
kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan
sikap positif terhadap kesehatan saja. Promosi
kesehatan juga memandang penting upaya
meningkatkan faktor-faktor lain seperti sarana
dan prasarana atau fasilitas untuk terwujudnya
prilaku hidup sehat tersebut.
KESIMPULAN

Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi


kesehatan, tidak terlepas dari sejarah praktik dan praksis
pendidikan kesehatan masyarakat di indonesia maupun di
negara-negara berkembang lainnya. Praksis pendidikan
kesehatan pada umumnya terlalu menekankan perubahan
prilaku masyarakat, dengan memberikan informasi atau
penyuluhan kesehatan melalui berbagai media dan
teknologi pendidikan dengan harapan masyarakat akan
berprilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga
dampaknya terhadap pendidikan kesehatan masyarakat
sangat kecil. Oleh sebab itu dengan penggunaan promosi
kesehatan sebagai revitalisasi pendidikan kesehatan ini
akan lebih baik lagi praktik dan hasilnya.
Perkembangan sejarah pendidikan kesehatan hingga
terakhir tidak terlepas dari perkembangan globalisasi
kesehatan. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan di
Indonesia masih menggunakan pendekatan edukatif
yang lebih menekankan transfer informasi kesehatan
sehingga masyarakat dapat meningkatkan,
memelihara dan melindungi kesehatannya.
Pendekatan tersebut memiliki kelemahan antara lain
motif internalisasi kurang dikembangkan karena
masalah kesehatan lebih banyak ditentukan petugas
kesehatan serta keterlibatan sektor lain di luar bidang
kesehatan masih rendah.
Perkembangan konsep promosi kesehatan sejak tahun 1986 di
seluruh dunia selaras dengan arah perkembangan
pembangunan di Indonesia sehingga pendidikan kesehatan
dipertajam dan dikembangkan dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat.
Promosi kesehatan mengembangkan pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatan
masyarakat dengan melibatkan potensi dan kemandirian
masyarakat.
Operasionalisasi promosi kesehatan adalah terciptanya budaya
sehat dengan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pelaksanaan PHBS meliputi 5 tatanan yaitu tatanan rumah
tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum dan
sarana kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai