ISI
B. SKENARIO
Hasil pengukuran antropometri remaja usia 13-15 tahun dengan indeks IMT/ U kategori
kurs 16,2%, normal 75%, overweight 3,8%, obesitas 5 %. Asupan energi dan zat gizi makro
termasuk kategori kurang. Pengetahuan remaja tentang kebutuhan dan asupan zat gizi serta
persepsi terhadap status gizi masih sangat kurang. Program UKS di sekolah sudah berjalan
dengan baik namun materi yang berkaitan dengan hal tersebut belum maksimal. Perlu
intervensi yang tepat seperti perencanaan media penyuluhan dan merencanakan kerjasama
dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut.
D. CUES
Ahli gizi dapat menganalisis masalah yang terjadi, menentukan penyebab masalah,
menentukan intervensi untuk mengatasi masalah, merencanakan kerjasama dengan pihak
terkait seperti melalui media penyuluhan dan meningkatkan pengetahuan remaja terkait
kebutuhan zat gizi.
SKRINING
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
KURUS 16,27%
OVERWEIGHT 3,8 %
OBESITAS 5%
RISKESDAS 2013
KURUS
PartisipasiAnalisis
Data Sintesa ANALISIS SITUASI
Analisis Stakeholder
Dasar Data
AnalisisMasalah Pohon
ANALISIS TUJUAN Masalah
Objective Tree
Metode Metode
Langsung Tidak ANALISIS ALTERNATIF
Langsung Cluster Objective Tree
INTERVENSI
b. Overweight
Faktor utama penyebab overweight dan obesitas adalah aktivitas yang kurang,
perubahan gaya hidup, serta pola makan yang salah diantaranya pola makan
tinggi lemak dan rendah serat. Berdasarkan penelitian Hanley et al (2002) pada
masyarakat Kanada menemukan bahwa remaja 10-19 tahun yang menonton
televise > 5 jam per hari, secara signifikan lebih berpeluang mengalai gizi lebih
dibandingkan dengan remaja yang hanya menonton televise < 5 jam per hari.
Perubahan gaya hidup membuat remaja menyukai makanan cepat saji (Fast food)
yang minim nilai gizi, tinggi lemak dan sedikit mengandung serat.
c. Obesitas
Obesitas sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama terjadi melalui
ketidakseimbangan pola makan, perilaku makan dan aktivitas fisik yang
berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup.
1) Pola makan
Pola makan merupakan pencetus utama terjadinya obesitas yaitu dengan
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak, makanantinggi energi,
tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana (gula), tinggi natrium dan rendah
serat. Selain itu tingginya konsumsi masyarakat terhadap junk food juga
merupakan penyebab terjadinya obesitas.
2) Faktor genetic
Merupakan penyebab obesitas secara tidak langsung namun genetic
menyumbangkan 80% kemungkinan seorang anak menjadi obesitas apabila
kedua orang tua mengalami obesitas dan 40% anak beresiko obesitas jika
salah satu orang tua mengalami obesitas.
3) Faktor psikologi
Merupakan tidak ketidakstabilan emosional seorang sehingga
menyebabkan kecenderungan untuk melakukan pelarian diri dengan cara
mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak serta mengandung kalori dan
kolestrol yang tinggi.
4) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang juga merupakan faktor pemicu terjadinya
obesitas. Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan sehari-hari maupun latihan
fisik yang terstruktur. Aktivitas fisik mempengaruhi kapasitas organ tubuh.
Terpeliharanya kapasita organ tubuh dapat mempelancar seluruh sistem
dalam tubuh khususnya sistem metabolism sehingga penimbunan lemak dan
asam laktat dapat berkurang.
5. Pengetahuan yang harus dimiliki remaja agar status gizi remaja baik dan berapa
persentase pengetahuan dikategorikan rendah, sedang dan tinggi.
a. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja yaitu pengetahuan gizi
pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makana yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi
dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat. Tingkat pengetahuan
seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan
yang pada akhirnya berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan
(Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan
dan konsumsi sehari-hari denganbaik dan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan
berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atay optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi
kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi
dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang membahayakan
(Almatsier, 2011).
b. Kategori pengetahuan Gizi
Kategoori pengetahuan gizi bisa dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik,
sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of
point dari skor yang telah dijadika persen.
8. Siapa saja pihak terkait yang dibutuhkan untuk bekerja sama dalam menjalan
program ?
Penyuluhan Gizi Seimbang Remaja dan senam sehat remaja
1. Ahli gizi
2. Dinas pendidikan
3. Dinas kesehatan
4. Pihak sekolah
5. Pemerintah pendukung lainnya
10. Apa materi penyuluhan yang dapat diberikan kepada sasaran sesuai dengan
masalah yang terjadi ?
Beberapa materi yang dapat disampaikan saat memberikan penyuluhan yaitu :
1) Pengertian remaja
2) Kebutuhan gizi bagi remaja
3) Gizi seimbang bagi remaja
4) Prinsip gizi bagi remaja
5) Faktor-faktor yang berpengaruh pada gizi remaja
6) Penilaian status gizi bagi remaja
7) Tips Bahan Makanan Untuk Kecerdasan Otak
B. SEKRETARIS : Septiani
C. ANGGOTA :
1. Atlantiara Aditya Putri
2. Dwi Sumardianti
3. Dwi Node Julianti
4. Efya Norilda
5. Ervina Anita Dewi
6. Rariu Tiara
7. Rusmawati
8. Sri Wahyu Ningsih
9. Trya Yayut
10. Tutik Wahyuni
11. Virna Yolanda Alvonianita
E. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
Menurut kelompok II, fasilitator yaitu ibu Yetti Wira Citerawati SY, S.Pd.,
S.Gz., M.Pd cukup baik dalam memfasilitasi kegiatan PBL. Pada DK 1, fasilitator
menuntun jalannya jalan diskusi agar sesuai dengan skenario dan kompetensi serta
membantu mahasiswa untuk berpikir lebih kritis untuk menentukan problem
identification. Pada DK 3 fasilitator kami yaitu Yetti Wira Citerawati SY, S.Pd.,
S.Gz., M.Pd cukup baik dalam memfasilitasi kegiatan PBL yang kami lakukan, serta
banyak masukkan dan jawaban dari para peserta terkait suatu permasalahan yang ada
pada skenario tersebut. Selain itu juga fasilitator juga memberikan contoh penerapan
aplikasi dari teori tentang permasalahan kurus, overweight dan obesitas pada remaja
dalam memberikan mahasiswa gambaran dan pemahaman.
2. KOMPETENSI/HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA
DISKUSI
1. Mahasiswa mampu melaksanakan screening status gizi populasi atau kelompok
masyarakat, membantu menilai status gizi populasi, berpartisipasi dalam
program promosi kesehatan atau pencegah penyakit di masyarakat akibat dari
masalah gizi (kurus, overweight dan obesitas pada remaja).