Anda di halaman 1dari 31

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas gizi generasi muda khususnya para remaja, yang merupakan


sumber daya bagi pembangunan Indonesia seutuhnya dalam meningkatkan
kesehatan dan kualitas sumber daya manusianya, sangatlah perlu untuk
diperhatikan karena remaja merupakan golongan masyarakat yang relatif jarang
mendapat perlakuan dalam program pembinaan gizi dan kesehatan. Padahal
mereka sesungguhnya berada pada masa transisi dari dunia anak-anak ke dunia
dewasa yang secara langsung atau tidak langsung memerlukan pembinaan dari
sudut perkembangan jasmani, intelektual atau kognitif, mental, psikologi, sosial
dan cara-cara berwawasan (Depkes RI, 1997).

Gaya hidup mengonsumsi suplemen makanan tidak hanya terbatas di


negara maju. Dalam suatu penelitian di Jepang yang dikemukakan di dalam jurnal
Inggris mengenai suplemen makanan dikatakan bahwa penggunaan suplemen
berhubungan dengan usaha pencegahan suatu penyakit, mempertahankan kondisi
kesehatan prima, menangani keadaan stres serta dikatakan bahwa penggunaan
suplemen makanan merupakan gaya hidup. Globalisasi membuat kalangan
tertentu di negara berkembang mulai mengadopsi kecenderungan itu.Produk
suplemen makanan mulai masuk ke Indonesia awal tahun 1990-an (Takano,
2005).
Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi
kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih vitamin, mineral, asam
amino, atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang
mempunyai nilai gizi atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Suplemen
makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet kunyah,
kapsul lunak, serbuk, granula, atau produk cair berupa tetes, sirup, dan larutan
(BPOM, 2004).
2

Food and Drug Administration (FDA) menyatakan suplemen diet


berbahaya dan tidak memiliki efek positif dalam menurunkan berat badan. Hal ini
juga diperkuat bahwa FDA menerima ribuan laporan efek samping dari suplemen
terutama suplemen herbal, termasuk ratusan kematian (Judith, 2008).

Suplemen kalsium adalah pilihan yang tepat untuk mencegah osteoporosis.


Namun ada batasan tertentu asupan kalsium untuk memaksimalkan penyerapan.
Penyerapan kalsium meningkat pada lingkungan asam, sehingga suplemen
kalsium harus dimakan dengan makanan (kalsium sitrat tidak perlu dikonsumsi
dengan makanan) (Steven, 2009).

Vitamin C adalah asam askorbat, sebuah penelitian yang melibatkan


22.000 pria Swedia menyatakan bahwa mengonsumsi vitamin C lebih 7000 mg
per minggu memiliki tingkat risiko terkena batu ginjal paling tinggi, tetapi tidak
ada hubungan jika kita mengonsumsi vitamin C dari makanan. Hal ini
dimaksudkan bagi mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin C (Sandra,
2014).

Kalsium berfungsi untuk membantu pembentukan gigi dan tulang,


pembekuan darah dalam luka dan mempertahankan kesehatanfungsi saraf dan
otot.Sebuah penelitian menyatakan suplemen kalsium meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular pada pria sebesar 19% (Darrel, 2013).

Vitamin E berfungsi untuk mempertahankan kesehatan kulit dan rambut,


tetapi penggunaannya yang tidak terkontrol akan menyebabkan peningkatan risiko
kanker prostat pada orang tua (Thomas, 2011).

1.2. Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan
staf puskesmas tentang suplemen makanan.
3

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan staf puskesmas tentang suplemen makanan.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Memberitahukan kepada masyarakat secara umum dan kepada staf
puskesmas secara khusus cara penggunaan suplemen yang baik dan benar.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (KBBI Daring,
2008), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui.Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan, baik
melalui indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba, terhadap
suatu objek (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan


Berdasarkan Notoatmodjo (2003), dari berbagai macam cara seseorang
mendapatkan pengetahuan, cara ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Cara tradisional
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan
metode ilmiah, yang meliputi:

a. Cara coba salah (trial & error)


Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan. Jika
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan
hasil mencapai kebenaran.

b. Cara kekuasaan atau otoritas


Pada cara ini, pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
5

c. Berdasarkan pengalaman pribadi


Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang
sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

d. Melalui jalan pikiran


Dengan jalan ini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya.

2. Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah
( Notoatmodjo, 2003).

2.1.3. Klasifikasi Pengetahuan


Menurut Worsley (2002), ada dua jenis pengetahuan yaitu :

1. Pengetahuan deklaratif
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan mengenai fakta-fakta yang ada.
Contoh pengetahuan deklaratif adalah “bumi itu bulat”, “jeruk merupakan sumber
vitamin C yang baik”, “kulit akan berkeriput” dan “konsumsi buah dan sayur yang
tinggi dapat mencegah hipertensi”. Pengetahuan deklaratif sangat penting bagi
individu untuk dapat bertahan hidup.Pengetahuan deklaratif dapat dibagi ke dalam
beberapa domain, termasuk di dalamnya pengetahuan nutrisi.

2. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai bagaimana melakukan
sesuatu. Contohnya adalah “bagaimana cara memotong sayur”, ”bagaimana cara
mengikat tali sepatu”, dan lain sebagainya.
6

2.2. Suplemen Makanan

2.2.1. Pengertian
Suplemen makanan adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau
lebih zat yang bersifat nutrisi yang dikemas dalam bentuk kapsul, kapsul lunak,
tablet, bubuk atau cairan yang berfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat gizi
dalam tubuh. Makanan penunjang ini umumnya terbuat dari bahan-bahan alami
yang diracik tanpa tambahan zat-zat kimia, meskipun ada beberapa vitamin
tertentu dibuat secara sintetis. Di Indonesia, makanan suplemen digolongkan
sebagai nutraceutical (masuk dalam golongan makanan). Itulah sebabnya oleh
pemerintah makanan suplemen boleh dijual secara bebas.Namun tidak boleh
diklaim memiliki khasiat untuk mengobati penyakit tertentu seperti halnya obat
(Kariyadi, 1998).Peraturan Menteri Kesehatan No.329/Menkes/Per/XII/76
menyatakan, makanan sebagai barang yang untuk dimakan dan diminum tetapi
bukan sebagai obat (Gusmali, 2000).

2.2.2. Cakupan Suplemen Makanan


Cakupan suplemen makanan meliputi vitamin, mineral, enzim, asam
amino, hormon, herbal, antioksidan dan probiotik (Femi, Syamsir, dan Iwan,
2006).

1. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme dan produksi energi setiap organisme.
Vitamin terdiri dari vitamin larut lemak (A, D, E, K) dan vitamin tidak larut
lemak (B, C, asam folat, biotin).

2. Mineral
Mineral adalah unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang
mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral sangat
7

dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Mineral dibagi dalam
2 kelompok yaitu mineral mikro (boron, kromium, kobalt, copper, flourida, iodin,
besi, mangan, molybdenum, selenium, silikon, vanadium, seng) dan mineral
makro (kalsium, fosfor, kalium, natrium klorida, magnesium, sulfur).

3. Enzim
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang
secara kolektif membentuk metabolisme-perantara dari sel. Enzim banyak
terdapat dalam makanan segar karena enzim sangat sensitif terhadap panas dan
akan rusak dalam proses pemasakan dan pasteurisasi. Enzim adalah biokatalisator
spesifik yang bergabung dengan koenzim (vitamin dan mineral) yang
menjalankan roda kehidupan melalui metabolisme agar tubuh dapat berfungsi
dengan baik.

4. Asam Amino
Asam amino dapat didefinisikan sebagai kumpulan besar satuan organik,
yang mewakili produk akhir dari mata rantai protein. Pertumbuhan,
perkembangan dan fungsi semuanya bergantung pada protein, dan protein sangat
bergantung pada tersedianya asam amino. Asam amino terbagi dalam 2 kelompok
besar yaitu asam amino esensial (asam amino yang tidak bisa disintesa oleh
tubuh) dan asam amino non esensial (asam amino yang bisa disintesa oleh tubuh).

5. Hormon
Hormon adalah suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara spesifik dan
berperan mengatur berbagai proses fisiologis tubuh yang menentukan siapa kita,
dimulai dari pertumbuhan, reproduksi dan metabolisme yang membuat kita tetap
hidup. Hormon juga membedakan jenis kelamin kita.
8

6. Herbal
Tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam
pengobatan. Pengobatan herbal merupakan sistem pengobatan holistik yang
mengarah pada usaha mengembalikan mekanisme tubuh untuk menyembuhkan
dirinya sendiri.

7. Antioksidan
Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar rendah secara
bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi (proses dimana
terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah elektron dalam reaksi kimia) yang
menghasilkan radikal bebas yang jika berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan
keadaan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah keadaan saat jumlah radikal bebas
di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisirnya sehingga
mengakibatkan kerusakan yang lebih banyak mulai dari tingkat sel, jaringan
hingga ke organ tubuh sehingga menyebabkan terjadinya percepatan proses
penuaan dan munculnya berbagai macam penyakiit seperti kanker, penyakit
jantung, alzheimer dan lain lain. Jenis antioksidan yang beredar di pasaran adalah
vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, N-asetilsistein (NAC), dan beta karoten.

8. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme non patogenik yang dikonsumsi untuk
menjaga keseimbangan mikroba di dalam saluran pencernaan. Memiliki efek
menurunkan ph usus, mengurangi kolonisasi dan invasi kuman patogen dan dapat
mengobati diare akut yang diakibatkan oleh rotavirus, irritable bowel disease,
inflammatory bowel disease.

2.2.3. Jenis Suplemen Makanan


2.2.3.1. Vitamin
a. Vitamin A (retinol)
Membantu daya penglihatan ( malam dan warna ), dan mempertahankan
kesehatan kulit dan rambut. Dosis untuk pria 1000 IU dan wanita 800 IU sehari.
9

Untuk mengatasi gangguan penyakit tertentu, misalnya infeksi atau peradangan,


digunakan dalam dosis tinggi 5000 IU sehari selama infeksi, tetapi tidak lebih dari
satu bulan pemakaian.

b. Vitamin B1 (thiamin)
Memelihara fungsi saraf, mengoptimalkan aktifitas kognitif dan fungsi
otak, membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan mengatur
sirkulasi dan fungsi darah. Dosis RDA 1 – 1,5 mg sehari, terapi 30 – 100 mg
sehari.

c. Vitamin B2 (riboflavin)
Membantu mencegah katarak, gangguan pencernaan, kulit, dan depresi.
Dosis RDA 1,7 mg sehari. Dosis terapi 25 mg sehari.

d. Vitamin B3 – asam nikotinat (Niasin)


Membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan
sistem susunan saraf dan rambut. Dosis RDA 20 mg sehari.

e. Viamin B5 (asam pantotenat)


Membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan
jaringan dan rambut. Dosis RDA 10 mg sehari.

f. Vitamin B6 (piridoksin)
Berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, menguatkan
kekebalan tubuh, membantu transmisi impuls saraf, menjaga keseimbangan
elektrolit tubuh (natrium dan kalium), merangsang pertumbuhan sel darah merah,
dan membantu sintesa DNA dan RNA.Dosis RDA 2 mg sehari, terapi 25 – 100
mg sehari.

g. Vitamin B8 (biotin)
Mempertahankan kesehatan kulit dan rambut. Dosis RDA 300 mcg sehari.
10

h. Asam folat
Membantu pembentukan sel darah merah dan mempertahankan kesehatan
sistem pencernaan.Dosis RDA untuk pria 170 mcg dan wanita 150 mcg sehari.Ibu
hamil disarankan mendapat tambahan 400 mcg sehari.

i. Vitamin B12 (sianokobalamin)


Mengatur pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan dinding
saraf, sintesa DNA, mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi
energi.Dosis RDA 6 mcg sehari, terapi 5 – 50 mcg sehari.

j. Kolin
Pelindung hati dan membantu pengontrolan kolesterol darah.Dosis RDA
1000 mg sehari.

k. Inositol
Mengatur keseimbangan beberapa hormon dalam tubuh seperti dopamin,
serotonin dan GABA. Dosis RDA 50 mg sehari. Sedangkan untuk mengatasi
serangan panik, gunakan dosis terapi 1000 – 2000 mg sehari, atau dalam dua atau
tiga dosis sesuai dengan keperluan. Bisa juga untuk depresi dan gangguan obsesif
kompulsif.

l. Vitamin C (asam askorbat)


Membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi dan kalsium, dan
mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan.Dosis RDA untuk pria 60 mg sehari
dan wanita 60 mg sehari. Untuk terapi sebagai antioksidan digunakan dalam dosis
tinggi 500 – 2000 mg sehari.

m. Vitamin D (kalsiferol)
Membantu pembentukan tulang dan gigi dan pembekuan darah. Dosis
RDA 400 IU.
11

n. Vitamin E (tokoferol)
Mempertahankan kesehatan tubuh dengan cara meningkatkan jumlah
interferon dan interleukin, melindungi kulit dari dan rambut. Dosis RDA30
IU.Untuk terapi digunakan dosis 400 IU per hari.

o. Vitamin K (quinon)
Membantu proses pembekuan darah, membantu mengaktifkan osteocalcin,
protein pembangun tulang, untuk menjaga tulang dari kerapuhan yang terjadi pada
usia tua. Namun penggunaan vitamin K sebagai suplemen hanya digunakan
dengan pengawasan dokter.

2.2.3.2. Mineral
a. Kalsium
Membantu pembentukan gigi dan tulang, pembekuan darah pada luka, dan
mempertahankan kesehatan fungsi saraf dan otot. Dosis RDA 1000 mg sehari.

b. Magnesium
Menjaga kesehatan jantung.Dosis 400 mg sehari.

c. Fosfor
Menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk otot, dan
membantu sintesa hormon testosteron. Dosis RDA 2 – 5 mg sehari.

d. Zat besi
Membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah dan
mencegah anemia. Dosis RDA 18 mg sehari.

e. Mangan
Mengaktifaskan enzim yang mengolah, vitamin B1, vitamin B8, vitamin C
dan kolin. Dosis RDA 2 – 5 mg sehari dan sebagai antioksidan dosis 10 mg
sehari.
12

f. Kalium
Mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh, membantu
mengatur tekanan darah, kesehatan fungsi saraf dan otot.Dosis RDA 800 mg
sehari.

g. Natrium
Mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh dan kesehatan
fungsi saraf dan otot. Dosis RDA 500 mg sehari.

h. Selenium
Mempertahankan elastisitas jaringan. Dosis RDA 70 mcg sehari, sebagai
antioksidan digunakan 150 – 300 mcg sehari.

i. Seng (Zink)
Membantu absorbsi air dan elektrolit, mempercepat regenerasi epitel usus
halus, meningkatkan imunitas dan membantu membunuh kuman patogen. Dosis
RDA 15 mg sehari, sebagai antioksidan untuk meningkatkan imunitas. dosis 25
mg sehari.

j. Tembaga
Pemanfaatan zat besi, jaringan ikat rambut, mata, penuaan dan produksi
energi. Dosis RDA 1,5 mg sehari, sebagai antioksidan dosis 5 mg sehari.

k. Boron
Mengatasi osteoporosis diberikan dalam dosis 3 mg sehari, dikombinasi
dengan kalsium sitrat 800 – 1000 mg, magnesium sitrat 50 mg dan vitamin K 1
mg.
13

l. Sulfur
Bahan pembentuk jaringan sendi, rambut, kuku, dan kulit. Sulfur juga
menjadi komponen dari enzim yang mengkatalisa reaksi oksigen untuk mengubah
nutrisi menjadi energi yang diperlukan dalam kegiatan otak.

m. Iodium
Membantu kesehatan metabolisme tubuh .Dosis RDA 150 mcg sehari.

n. Molibdenum
Mengatasi asma akut gunakan dosis 75 – 250 mcg sehari.

o. Kromium
Berperan dalam pengaturan gula darah, menurunkan berat badan,
menurunkan total kolesterol dan trigliserida, menurunkan tekanan darah tinggi,
membantu pertumbuhan, dan memperkecil resiko kerusakan gigi.

p. Vanadium
Berfungsi mencegah serangan jantung, berperan pada aktifitas hormon,
kolesterol, dan metabolisme gula darah.

2.2.3.3. Enzim
a. Alpa-galaktosidase
Membantu menyerap dan mengolah karbohidrat yang berasal dari
kacang2an yang menyebabkan buang angin.

b. Amilase
Membantu menyerap dan mengolah amilum yang merupakan senyawa
karbohidrat yang sebagian besar mengandung glukosa yang berasal dari kentang,
gandum, jagung dan singkong.
14

c. Sellulase
Membantu menyerap dan mengolah selulosa (fiber) yang ada di buah-
buahan, sayur, gandum, dan biji-bijian lainnya.

d. Glucoamilase
Membantu menyerap dan mengolah maltosa

e. Invertase
Membantu menyerap dan mengolah sukrosa.

f. Laktase
Membantu menyerap dan mengolah laktosa (glukosa dalam susu).

g. Lipase
Membantu menyerap dan mengolah lemak.

h. Malt diastase
Membantu menyerap dan mengolah karbohidrat.

i. Protease
Membantu menyerap dan mengolah protein.

j. Peptidase
Membantu menyerap dan mengolah kasein (terdapat dalam susu) dan
gluten (terdapat di dalam gandum).
15

2.2.3.4. Asam Amino


2.2.3.4.1 Asam Amino Esensial
a. Fenilalanin
Dosis RDA 16 mg sehari. Untuk diet dan menekan nafsu makan, diberikan
bentuk aktifnya sebagai l-fenilalanin dengan dosis 100 mg sehari, diminum 30
menit sebelum makan.

b. Histidin
Mengatasi penyakit degeneratif pada usia tua, misalnya artritis reumatoid,
dosis 1 – 6 g sehari.
c. Isoleusin
Dosis RDA 12 mg sehari. Untuk membantu proses penyembuhan dari
infeksi, dosis 240 – 360 mg sehari diberikan bersama valin.

d. Leusin
Dosis RDA 16 mg sehari, dan untuk terapi mencegah kehilangan protein
setelah operasi, dosisnya sesuai petunjuk dokter.

e. Lisin
Membantu meningkatkan imunitas, diberikan sebagai senyawa turunan l-
lisin HCl, dan bagian dari multivitamin. Dosis RDA 25 mg sehari.

f. Metionin
Membantu hati memproses lemak, bahan untuk kreatin yang merupakan
zat penghasil energi. Miningkatkan fungsi hati dengan mengatur suplai glutation
yang berfungsi untuk menetralkan racun di hati. Dosis RDA 10 mg sehari. Untuk
detoksifikasi hati, dosis 200 – 1000 mg sehari.

g. Triptopan
Berubah menjadi serotonin, serotonin dapat mengurangi nafsu makan
sehingga bagus untuk diet. Dosis RDA 3 mg sehari.Untuk mengatasi gangguan
16

sulit tidur (insomnia) dan mengendalikan suasana hati buruk dosis 1000 mg
sehari.

h. Treonin
Melindungi usus kecil dan digunakan sebagai bahan untuk memproduksi
lapisan jel mukosa saluran pencernaan. Dosis RDA 8 mg sehari.Untuk membantu
pengembangan dan fungsi otak, terutama pada masa pertumbuhan (anak-anak).

i. Valin
Mencegah kelelahan otot dengan cara memberi glukosa ekstra pada otot.
Dosis RDA 14 mg sehari. Untuk terapi insomnia dan gangguan mental diberikan
sebagai kombinasi dengan fenilalanin, metionin, dan triptopan.

2.2.3.4.2 Asam Amino Non Esensial


a. Alanin
Dihasilkan oleh asam piruvat, membantu metabolisme tubuh,
meningkatkan imunitas, memberikan energi pada otak dan susunan saraf
pusat, dan berpengaruh dalam proses perubahan glukosa menjadi energi
tubuh serta menjaga kesehatan prostat. Tidak ada RDA pada alanin.

b. Arginin
Dihasilkan oleh asam glutamat, merupakan bahan untuk nitrat oksidat
yang berfungsi sebagai vasodilator pembuluh darah dan untuk mengatur tekanan
darah, memperkuat sistem imun, membantu mengurangi resistensi insulin pada
penderita diabetes melitus tipe 2. Dosis 250 mg sehari.

c. Asparagin
Dihasilkan oleh asam aspartat, menjaga kesehatan saraf dan hati serta
mencegah cepat lelah. Dosis 6 gram sehari.
17

d. Asam Aspartat
Menjaga stamina, kesehatan otak dan saraf dan merupakan bagian dari
siklus krebs. Dosis 2-3 gram sehari.

e. Asam Glutamat
Berperan sebagai pengendali neurotransmiter yang berpengaruh terhadap
kemampuan kognitif dan bermanfaat mencegah demensia serta meningkatkan
daya ingat dan berperan dalam siklus krebs. Dosis berlebihan dapat menimbulkan
epilepsi. Dosis 0,5-2 gram sehari.

f. Glisin
Detoksifikasi senyawa racun dari tubuh, membantu mengatur kadar gula
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2, mencegah penuaan dini. Dosis 2-5 gram
sehari.

g. Glutamin
Dihasilkan oleh asam glutamat, asam amino paling banyak dalam tubuh,
berkurang ketika menjalani operasi atau mengalami trauma, berfungsi membantu
penyembuhan luka, dan melindungi mukosa mulut, lidah dan usus. Dosis RDA 1
gram sehari.

h. Prolin
Dihasilkan oleh asam glutamat. komponen penting untuk pembentukan
kolagen, menjaga kesehatan jantung dengan cara mengurangi aterosklerosis.
Dosis 0,5-1 gram sehari.

i. Serin
Dihasilkan oleh glisin, penting dalam menjaga kesehatan mental karena
berfungsi melindungi dan mengatur selubung myelin. Dosis 2-2,5 gram
sehari.
18

j. Sistein
Membantu produksi kolagen, dapat mencegah atau mengobati kanker,
batuk pada perokok, bronkitis dan membantu produksi sel darah putih. Dosis
0,25-1,5 gram sehari.

k. Tirosin
Bahan utama pada neurotransmiter, dapat mengurangi stres, ansietas dan
menhgasilkan hormon tiroksin yang mengatur metabolisme, kesehatan kulit dan
tubuh serta tingkat pertumbuhan badan. Dosis 0,1-0.5 gram sehari.

2.2.3.5 Hormon
Hormon dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu hormon seks,
hormon metabolisme dan hormon stres.

2.2.3.5.1 Hormon Seks


Testosteron (androgen) dihasilkan oleh testis pria, juga diproduksi dalam
jumlah kecil oleh kelenjar adrenal dan ovarium, berfungsi dalam pembentukan
suara, jambang, dan beberapa bulu di bagian tubuh, untuk reproduksi serta
perubahan fisik. Estrogen dihasilkan oleh indung telur dan juga diproduksi dalam
jumlah kecil oleh kelenjar adrenal dan testis pada pria. Bertanggung jawab untuk
pengembangan organ reproduksi wanita, pembentukan payudara serta mengatur
siklus menstruasi (termasuk hormon pertumbuhan dan penuaan).

2.2.3.5.2 Hormon Metabolisme


Hormon metabolisme (yang mengatur perubahan makanan menjadi bahan
bakar) trh (thyroid releasing hormone) yang dihasilkan oleh hipotalamus dan
menghasilkan tsh (thyroid stimulating hormone) merupakan hormon yang
mengatur aktifitas kelenjar tiroid, dihasilkan oleh kelenjar pituitari dan
menstimulasi produksi hormon tiroid yaitu t3 (triiodothyronine) dan t4
(thyroxine). Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta yang ada di
pankreas, berfungsi untuk mengatur kadar gula di dalam darah dan memberikan
19

jalan untuk gula dapat diserap oleh sel untuk disimpan atau digunakan sebagai
energi. Glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel alpa yang ada di
pankreas di bagian dengan nama pulau langerhans, berfungsi sebagai pengubah
glikogen yang ada dalam hati menjadi glukosa ketika konsentrasi gula dalam
darah rendah. Ghrelin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel grelinergik di
saluran pencernaan ketika usus kosong yang masuk ke dalam darah dan
memberikan sinyal kepada otak untuk memberikan rasa lapar. Leptin adalah
hormon yang dihasilkan oleh jaringan adiposa, plasenta dan jantung. Hormon ini
bekerja sebagai sensor berapa lemak yang ada di dalam tubuh dan mengirimkan
sinyal kepada otak untuk menurunkan nafsu makan dan mengubah lemak yang
tersedia menjadi energi.

2.2.3.5.2 Hormon Stres


Hormon stres (yang mengendalikan respon tubuh terhadap rangsangan
yang kita terima). Katekolamin meningkat ketika stress sehingga menyebabkan
peningkatan cardiac output, aliran darah otot skeletal, retensi sodium, penurunan
motilitas usus, peningkatan kadar gula darah, vasokonstriksi kutaneus. Kortisol
meningkat hingga 2 sampai 5 kali lipat ketika stress. Kortisol berfungsi membantu
menjaga tekanan darah, fungsi kekebalan tubuh dan proses inflamasi tubuh dan
diatur oleh kelenjar adrenal. Gonadotropin mengalami penurunan ketika terjadi
stress sehingga menyebabkan gangguan pada siklus mentruasi, dapat mengganggu
fungsi reproduksi jika dibiarkan terlalu lama. Hormon tiroid biasanya turun ketika
mengalami stress karena stress menghambat sekresi tsh. Insulin dapat turun ketika
mengalami stress dan mengikatkan hormon glukagon yang dapat menyebabkan
hiperglikemia.

2.2.3.6. Herbal
Sistem imun (echinacea, lidah buaya, akar astragalus, golden seal, bawang
putih, ginseng, akar manis), untuk tonikum (rosemary dan jahe), untuk anti kanker
(green tea, jamur maitake), Untuk anti aging (mengkudu, pine bark, tanduk rusa),
20

untuk menjaga kesehatan hati (milk thistle dan dandelion), untuk anti radang dan
reumatik (black cohosh, cabai cayene, curcuma (temulawak), devil claw, wild
yam), untuk sirkulasi darah (ginkgo biloba, hawthron berry, bilberry), untuk
mengatasi problema wanita (haid, kesuburan, menopause) (black currant, dong
quai, red clover, alfalfa, borage), untuk saluran kemih (saw palmeto, pygeun,
cranberry), untuk depresi (ST jhons wort), untuk insomnia (akar valerian,
camomile, kava-kava), untuk pencernaan (psyllium sead husk, oat brand,
Spirulina, gandum, kelp), untuk vitalitas (royal jelly, bee pollen, shark cartilage)
(Djaeni, 2010) (Sarwono, 2007).

2.2.3.7. Antioksidan
Acetylcysteine ,Alpha Lipoic Acid ,Beta Carotene ,Bilberry ,Burdock
,Carnosine ,Catalase ,CLA ,Coenzyme Q10 ,Cryptoxanthin ,Curcumin
,Daidzein ,DHEA ,DMAE ,Garlic ,Ginkgo Biloba ,Grape Seed ,Green Tea
,Genistein ,Germanium ,Glutamine ,Glutathione ,Lutein ,Lycopene
,Manganese ,Melatonin ,Methionine ,OPC ,Paba ,Pine Bark ,Pycnogenol
,Quercetin ,Selenium, Superoxide Dismutase ,Taurine ,Vitamin C,Vitamin E ,
Zeaxanthin, Zinc.

2.2.3.8. Probiotik
Lactobacillus merupakan probiotik yang paling sering ditemukan dan
dapat ditemukan di yoghurt dan makanan fermentasi lainnya. Bifidobacterium
merupakan jenis probiotik yang dapat mengurangi gejala irritable bowel
syndrome dan Saccharomyces adalah ragi yang dapat mengurangi gejala diare.

2.2.4. Memilih Suplemen Makanan Yang Baik


Suplemen makanan di Indonesia sangat beragam jenisnya. Mulai dari hasil
produksi lokal hingga produksi luar negeri. Masing–masing jenis suplemen
makanan juga memiliki khasiat yang berbeda satu sama lainnya. Untuk itu
konsumen perlu teliti dalam memilih suplemen makanan yang baik sehingga tidak
merugikan diri sendiri.
21

Cara memilih suplemen makanan yang baik menurut (Wahyudi, 2009)


adalah sebagai berikut :

1. Di produksi oleh perusahaan yang sudah berpengalaman dalam


suplemen makanan dan mengembangkan riset dan disertifikasi oleh otoritas
setempat bahkan dunia dan diakui.
2. Pastikan masa kadaluarsa (Expired date) dan label dari departemen
kesehatan, sertifikasi halal, izin edar BPOM atau FDA (untuk di Amerika), agar
suplemen yang kita pilih memenuhi standar kesehatan.

3. Pertimbangkan segala aspek terkait yang mempengaruhinya. Seperti


kondisi tubuh, manfaat yang anda inginkan serta daya beli anda. Lupakan alasan
gengsi, terbawa tren atau memenuhi faktor sugesti!

4. Telitilah dengan cermat komposisi dan daftar bahan-bahan yang


terkandung (ingredients). Pastikan tertulis dalam bahasa Inggris atau bahasa
Indonesia sehingga terbaca dengan jelas, juga tercetak dengan menggunakan
huruf latin. Sebab, ini bisa membuktikan bahwa produk tersebut telah melewati
‘sensor’ pemerintah.

5. Perhatikan benar dimana produk tersebut dibuat, karena pencantuman


tersebut dapat menyatakan bahwa lebih dari 50% bahan dan seluruh proses
dilaksanakan di negara yang tertera.

6. Perhatikan simbol pada kemasan yang biasanya terdapat gambar-


gambar tertentu mengandung arti. Seperti :
Registered Trade Mark, dilambangkan dengan huruf R dalam lingkaran
yang menunjukkan bahwa merek dagang tersebut telah terdaftar di kantor paten
negara asal produk.
22

Copy Right, dilambangkan dengan huruf C dalam lingkaran yang


menunjukkan bahwa huruf dan dekoratif yang terdapat pada label, terdaftar di
kantor paten dan telah dilindungi dari pembajakan.
Label Halal, umumnya ditandai oleh tulisan arab yang berbunyi ‘halal’
dalam elips, tetapi sampai sekarang di Indonesia belum ada standar label halal
sehingga beberapa produk yang menggunakan label halal ada yang belum
mendapatkan sertifikat halal dari pihak yang berwenang.
Kosher, label ini perlu diperhatikan untuk produk-produk yang berasal dari
luar negeri atau lebih dikenal dengan produk impor. Simbol kosher ini hampir
mirip seperti label halal yang menunjukkan apakah produk tersebut boleh
dikonsumsi atau tidak oleh para pemeluk agama lain selain Islam (Wahyudi,
2009).
23

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep


Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini memilih variabel-variabel berikut ini untuk diteliti.

Variabel independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Staf


Jenis kelamin
Puskesmas Kuta Blang
Tentang Suplemen Makanan

3.2. Definisi Operasional


TABEL 3.2.
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Jenis kelamin Status gender responden Kuesioner Angket 1. Perempuan Nominal
yang dibawa sejak lahir 2. Laki-laki (Pratiwi,
2005)
2 Pengetahuan Tingkat pengetahuan Kuesioner Angket 1. Baik; jika nilai Ordinal
tentang responden di dari jawaban (Pratomo,
suplemen dalammenjawab pertanyaan yang benar 76%- 1990)
makanan yang diajukan dalam 100% (total skor:
kuesioner mengenai 10- 12)
suplemen makanan 2. Sedang; jika
nilai dari jawaban
40%-75% (total
skor: 5-9)
3. Kurang; jika
nilai jawaban
yang benar < 40%
(total skor : 0-4)
24

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan metode


Cross Sectional. Pada penelitian ini peneliti membuat kuesioner yang akan
digunakan sebagai pedoman angket kepada staf Puskesmas untuk mengetahui
pengetahuan suplemen makanan pada staf Puskesmas Kuta Blang. Sebagai
variabel independen adalah jenis kelamin, sedangkan variabel dependen adalah
pengetahuan suplemen makanan pada staf Puskesmas Kuta Blang.

Studi deskriptif ini merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan


dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab pertanyaan: “Bagaimana pengetahuan tentang
suplemen makanan pada staf Puskesmas Kuta Blang?”

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Puskesmas Kuta Blang. Penelitian ini dilakukan
pada 16 April 2018- 21 April 2018.

4.3. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian adalah staf Puskesmas Kuta Blang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh staf Puskesmas Kuta Blang.
25

4.4. Cara Pengumpulan Data


Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer
diperoleh dari hasil angket pada responden dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat bantu.

4.5. Instrumen Penelitian


Instrumen adalah alat yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
data (Notoatmodjo, 2005).Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah
kuesioner sebagai pedoman dalam angket.

4.6 Validitas dan Reliabilitas


Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar dalam
mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan(Notoatmodjo,
2005).Untuk menguji validitas dan reliabilitas alat, peneliti melakukan uji coba
kuesioner.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan alat ukur
tersebut dalam mengukur hasil, waktu pelaksanaannya Juni – Oktober 2014.Uji
validitas dan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan SPSS
(Statistical Product and Service Solution).

4.7. Pengolahan Data dan Analisa Data


Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan dan diperiksa
kelengkapannya, kemudian dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Editing Data
Kegiatan ini bertujuan untuk mengecek kelengkapan pengisian kuesioner,
kejelasan jawaban, relevansi jawaban terhadap pertanyaan dan konsistensi
jawaban pada isian kuesioner.
26

2. Mengkodekan Data
Untuk memudahkan analisis, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi
kode.Pemberian kode pada jawaban sangat penting artinya, jika pengelolaan data
dilakukan dengan komputer.Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap
jawaban.

3. Entry Data
Memasukkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.Membuat tabulasi
termasuk dalam kerja memasukkan data. Membuat tabulasi tidak lain
memasukkan data kedalam tabel-tabel. Dalam penelitian ini cara pentabulasiannya
dengan cara manual.

4. Cleaning
Memastikan semua data yang telah diproses tidak ada terjadi kesalahan.

5. Saving
Menyimpan seluruh data yang telah diolah dan siap dianalisa.
27

BAB 5

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuta Blang, jalan Banda Aceh-
Medan. Km 350, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden


Responden pada penelitian ini adalah Staf Puskesmas Kuta Blang yang
berjumlah 55 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 48 perempuan.

5.1.3. Jenis Kelamin


Tabel 5.1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin pada Staf
Puskesmas Kuta Blang

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 7 12.7%
Perempuan 48 87.3%
Total 55 100.0%

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden laki-laki dari penelitian


ini berjumlah 7 orang dan perempuan berjumlah 48 orang.

5.1.4. Pengetahuan Tentang Suplemen Makanan


Pada penelitian ini responden dikatakan memiliki pengetahuan tentang
suplemen makanan yang baik jika nilai dari jawaban yang benar 76%-100% (total
skor: 10- 12), sedang jika nilai dari jawaban 40%-75% (total skor: 5-9), kurang
jika nilai jawaban yang benar < 40% (total skor : 0-4).
28

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Penelitian

Kategori Frekuensi Persentase


Baik 31 56,4%
Sedang 24 43,6%
Total 55 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori
baik memiliki persentase yang paling besar, yaitu sebanyak 31 orang atau 56,4
persen dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 24 orang atau 43,6 persen.

Tabel 5.3. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat


Pengetahuan pada pada Staf Puskesmas Kuta Blang

Jenis kelamin Baik Sedang Total


Laki – laki 2 (3,6%) 5 (9,1%) 7 (12,7%)
Perempuan 29 (52,7%) 19 (34,5%) 48 (87,3%)
Total 31 (56,4%) 24 (43,6) 55 (100%)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden laki-laki yang mempunyai
tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang atau 3,6 persen, berpengetahuan
sedang sebanyak 5 orang atau 9,1 persen dan responden perempuan yang
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 29 orang atau 52,7 persen,
berpengetahuan sedang sebanyak 19 orang atau 34,5 persen.

Tabel 5.4. Distribusi Responden berdasarkan Nilai Jawaban pada pada Staf
Puskesmas Kuta Blang
Nilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
0 5 0 8 4 41 30 2 20 1 3 2 22
29

1 50 55 47 51 14 25 53 35 54 52 53 33
Total 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55

Dari data diatas dapat dilihat pertanyaan yang paling banyak dijawab
dengan nilai 0 adalah pertanyaan 5 (P5) sebanyak 41 orang dan pertanyaan
dengan nilai 1 adalah pertanyaan 2 (P2) sebanyak 55 orang.

5.2. Pembahasan
5.2.1. Jenis Kelamin
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden laki-laki dari penelitian
ini berjumlah 7 orang dan perempuan berjumlah 48 orang. Jumlah ini tidak sesuai
dengan jumlah seluruh pada staf Puskesmas Kuta Blang dikarenakan adanya
kegiatan dari puskesmas yang membuat sebagian staf tidak bisa ikut sebagai
responden. Pengetahuan tentang suplemen makanan dapat mempengaruhi
konsumsi suplemen, sebagian besar responden yang mengonsumsi suplemen
makanan memiliki pengetahuan gizi yang baik (Hayati, 2002).

National Diet and Nutrition Survey di UK pada tahun 2003 menemukan


bahwa 29% pria dan 40% wanita dalam rentang usia 19-64 tahun dilaporkan
sebagai pengguna suplemen makanan (McNaughton, 2005), dari angka yang
didapat pada penelitian tersebut bisa dilihat bahwa laki-laki lebih sedikit
mengonsumsi suplemen daripada perempuan dan jika dikaitkan dengan tingkat
pengetahuan suplemen makanan maka hal ini ada hubungannya melihat pada hasil
penelitian ini laki-laki berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (3,6%) dan
perempuan berpengetahuan baik sebanyak 29 orang (52,7%).

5.2.2. Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan dengan kategori baik memiliki persentase yang sebanyak 31
orang atau 56,4 persen dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 24 orang atau
43,6 persen. Secara keseluruhan responden penelitian memiliki tingkat
30

pengetahuan yang cukup baik, namun apabila ditinjau dari jenis kelamin,
perempuan memiliki porsi yang lebih banyak di banding laki-laki. Penelitian
terhadap 192 pasangan ibu dan anak perempuannya yang berusia 5 tahun, 44,4%
anak mengonsumsi suplemen dan penelitian ini juga menyebutkan bahwa ibu
yang mengonsumsi suplemen, anak perempuannya juga mengonsumsi suplemen
(Lee, et.al 2002). Jika dihubungkan dengan jenis kelamin dan tingkat pengetahuan
makanan maka hal ini terbukti bahwa perempuan memang memiliki tingkat
pengetahuan suplemen lebih baik daripada laki-laki.

5.2.3. Keterbatasan Penelitian


Terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian ini. Dalam
hal teknik pengambilan data, penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
pengisian. Ketika pembagian dilakukan tidak semua staf Puskesmas Kuta Blang
hadir dikarenakan adanya kegiatan dari puskesmas.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN


31

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Tingkat pengetahuan responden terhadap pengetahuan tentang suplemen


makanan dengan kategori baik memiliki persentase yang paling besar, yaitu
sebanyak 31 orang atau 56,4 persen dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 24
orang atau 43,6 persen.

6.2. Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebaiknya pengetahuan suplemen makanan dimasukkan kedalam


kurikulum pembelajaran.
2. Untuk penelitian kedepannya sebaiknya dilakukan penelitian dengan
jumlah sampel yang lebih banyak dan dilakukan penilaian terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan staf tentang suplemen makanan
seperti konsumsi suplemen makanan.

Anda mungkin juga menyukai