Anda di halaman 1dari 6

1.

Antioksidan
Antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu antioksidan primer atau
alami dan antioksidan sekunder atau sintetik.
Antioksidan adalah zat yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi
sehingga membentuk senyawa yang lebih stabil. Antioksidan golongan Polifenol adalah
kelompok yang paling banyak terdapat dalam buah-buahan, sayuran, tanaman polongan, biji-
bijian, teh, rempah-rempah dan anggur (Horubała 1999; Borowska, 2003).
Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena
berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang banyak terbentuk dalam tubuh (Hernani dan
Mono, 2006). Keseimbangan oksidan dan antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan
berfungsinya sistem imunitas tubuh. Dalam pengertian kimia, senyawa antioksidan adalah
senyawa pemberi elektron (electron donors). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah
senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh (Winarsi,
2007). Antioksidan dapat berbentuk gizi seperti vitamin E dan C, non-gizi (pigmen karoten,
likopen, flavonoid, dan klorofil), dan enzim (glutation peroksidase, koenzim Q10 atau
ubiquinon). Antioksidan dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu antioksidan preventif (enzim
superoksidadismutase, katalase, dan glutation peroksidase), antioksidan primer (vitamin A,
fenolat, flavonoid, katekin, kuersetin), dan antioksidan komplementer (vitamin C, β-karoten,
retinoid) (Tamat, S., dkk., 2007). Menurut Ardiansyah (2007), sumber-sumber antioksidan dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh
dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).
Bahan-bahan dari laut seperti makro alga merupakan salah satu sumber antioksidan
alami.(Inggrid & Santoso, 2014)
Berikut adalah pengelompokkan antioksidan primer (Hurrell, 2003):
a. Antioksidan mineral adalah kofaktor antioksidan enzim. Keberadaanya mempengaruhi
metabolisme makromolekul kompleks seperti karbohidrat. Contoh: selenium, tembaga,
besi, seng dan mangan.
b. Antioksidan vitamin , dibutuhkan untuk fungsi metabolisme tubuh. Contoh: vitamin C,
vitamin E, vitamin B.
c. Fitokimia adalah senyawa fenolik, yang bukan vitamin maupun mineral. Senyawa yang
termasuk ke dalam golongan fitokimia adalah senyawa flavonoid. Flavonoid adalah senyawa
fenolik yang memberi warna pada buah, biji-bijian, daun, bunga dan kulit. Sebagai contoh
katekin adalah senyawa antioksidan paling aktif pada teh hijau dan hitam, karotenoid adalah
zat warna dalam buah-buahan dan sayuran, β karoten terdapat pada wortel dapat
dikonversi menjadi vitamin A, likopen banyak terdapat dalam tomat dan zeaxantin banyak
pada bayam.

Senyawa antioksidan sintetik memiliki fungsi menangkap radikal bebas dan menghentikan
reaksi berantai (Hurrell, 2003), berikut adalah contoh antioksidan sintetik: Butylated hydroxyl
anisole (BHA), Butylated hydroxyrotoluene (BHT), Propyl gallate (PG) dan metal chelating agent
(EDTA), Tertiary butyl hydroquinone (TBHQ), Nordihydro guaretic acid (NDGA). Antioksidan
utamapada saat ini digunakan dalam produk makanan adalah monohidroksi atau polihidroksi
senyawa fenol dengan berbagai substituen pada cincin (Hamid, A. et al, 2010) (Winarsi, 2005).

2. Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan
yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah
energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan
kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak
dan zat gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh
semua orang (Apriadji, 1986).

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan gizi seseorang
dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena
jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007). Status gizi
lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam
tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi
yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi
disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji, 1986).

Faktor-faktor yang memengaruhi gizi :

Faktor yang Memepengaruhi Status Gizi Menurut Call dan Levinson bahwa status gizi dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan, terutama adanya penyakit infeksi,
kedua faktor ini adalah penyebab langsung. Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang di sebabkan
oleh sebuah agen biologis seperti virus, bakteri atau parasit, bukan di sebabkan oleh faktor fisik seperti
luka bakar atau keracunan.status gizi seseorang selain di pengaruhi oleh jumlah asupan makan yang di
konsumsi juga terkait dengan penyakit infeksi, seseorang yang baik dalam mengonsumsi makanan
apabila sering mengalami diare atau demam maka rentan terkena gizi kurang.

Sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi pola konsumsi konsumsi adalah zat gizi dalam
makanan, ada tidaknya program pemberian makan di luar keluarga, kebiasaan makan, dan faktor tidak
langsung yang mempengaruhi penyakit infeksi adalah daya beli keluarga, kebiasaan makan,
pemeliharaan kesehatan, lingkungan fisik dan sosial. (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016) Selain faktor-
faktor diatas status gizi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti:

a. Faktor Eksternal 1) Pendapatan, masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga
tersebut.
2) Pendidikan, pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status
gizi yang baik.

3) Pekerjaan, pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk


menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.

4) Budaya, budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan.

b. Faktor Internal

1) Usia, usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki


orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.

2) Kondisi Fisik, mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan
mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah
sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan
untuk pertumbuhan cepat.

3) Infeksi , infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan


atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan. (Ilmirh, 2015)

3. Keseimbangan Gizi
1. Definisi gizi seimbang
Pengetahuan gizi seimbang merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber – sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak
menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan
tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmodjo, 2003).
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi. (Kemenkes RI, 2014).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi seimbang pada remaja Menurut Notoatmodjo
(2007) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

a. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam
dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cendrung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang gizi seimbang . pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang perpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positifdari
objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Wawan, 2010).

b. Media Masa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate imact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam – macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagian sarana komunikasi,
berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain – lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan – pesan yang berisisugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adamya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Sosial budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada sekitar remaja, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahua ke dalam remaja yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbale balik ataupun tidak
yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan gizi seimbang adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar
selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang kerjanya.

f. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirannya, sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukakan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk
membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir
tidak ada penurunan pada usia ini .
Sumber :

Winarsi, H. (2005). Antioksidan alami dan radikal. Kanisius.

Inggrid, H. M., & Santoso, H. (2014). Ekstraksi antioksidan dan senyawa aktif dari buah kiwi (Actinidia
deliciosa). Research Report-Engineering Science, 2.

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122525-S%205254-Faktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/831/3/BAB%20II%20%281%29.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/798/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai