TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu hemoglobin (Hb)
dlam darah jumlahnya kurang dari kadar nornal. Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali
lebih besar untuk menderita anemia di bandingkan dengan remaja putra. Hal ini di karenakan
remaja putri mengalami menstruasi setia bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak penentuan anemia juga dapat
dialakukan dengan mengukur hematokrit (Ht) yang rata-rata setara dengan tiga kali kadar
hemoglobin. Batas kadar Hb remaja putri untuk mendiagnosis anemia yaitu apabila kadar Hb
kurang 12 gr/dl (Tarwoto, dkk,2010).
Anemia pada remaja dapat meyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku
serta emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses pertunbuhan dan perkembngan sel otak
sehingga dapat menimbulkan daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi
belajar terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan produktifitas kerja yang
rendah.
Menurut Proverawati dan Asfuah (2009), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi yang
bersangkutan adlah besi, protein, piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai katalisator
dalam sintesis hem didalam molekul hemoglobin, vitamin C yang mempengaruhi absorpsi dan
pelepasan besi dan transferin ke dalam jaringan tubuh, dan vitamin E yang mempengaruhi
membran sel darah merah (Almatsier, 2009).
Anemia terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mencukupi, yang di sebabkan oleh
faktor konsumsi zat gizi, khususnya zat besi. Pada daerah-daerah tertentu, anemia dapat
mempengaruhi oleh investasi cacing tambang. Cacing tambang yang menempel pada dinding
usus dan memakan makanan membuat zat gizi tidak dapat diserap dengan sempurna.
Akibatnya, seseorang menderita kurang gizi, khususnya zat besi. Gigitan cacing tambang pada
dinding usus juga menyebabkan terjadinya pendarahan sehingga akan kehilangan banyak sel
darah merah. Pendarahan dapar terjadi pada kondisi eksternal maupun internal, misalnya pada
waktu kecelakaan atau menstruasi yang banyak bagi perempuan remaja (Almatsier ,2009).
1) Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga merupakan salah satu perubahan ekonomi yang cukup
dominan sebagai determinan konsumsi pangan. Pendapatan yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat meyediakan semua kebutuhan
anak baik yang primer maupun sekunder. (Farida, 2004).
2) pengetahuan tentang anemia
pengetahuan atau kognitif merupakan domai yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dari pengealama dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang di dasari oleh pengetahuan yang langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Farida, 2004).
3) Pendidikan ibu
Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penunjang ekonomi
keluarga juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat
menambah pengetahuannya dan mampu menerapakan dalam kehidupan sehari- hari
(Farida, 2004).
4) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan akses atau keterjangkauan anak dan
keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti
imunisasi, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan
yang baik seperti posyandu, puskesmas dan rumah sakit (Farida, 2004).
1. Jenis makanan
Jenis makanan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang di
konsumsi setiap hari. Makanan pokok adalah sumber adalah sumber makanan utama di
negara indonesia yang di konsumsi setiap orang atau sekelompok masyarakat yang
terdiri dari beras, jagung, sagu, umbi-umbian, dan tepung.
2. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi makan
pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan.
3. Jumlah makan
Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan dalam setiap
orang atau setiap individu dalam kelompok.
a. Sumber energi/tenaga, berfungsi untuk bekerja, belajar dan lainnya. Bahan makanan
sumber zat tenaga adalah padi-padian, tepung-tepungan, sagu, pisang dan sebagainya.
b. Sumber zat pembangun, berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh
yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun ikan, ayam, telur, daging, susu,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe, tahu, dan oncom.
c. Sumber zat pengatur, berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan
sumber zat pengatur adalah semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan, yang
mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.
1. Faktor Individu
a. Keterampilan Memasak
Keterampilan memasak individu menjadi faktor yang mempengaruhi pola
makan dan asupan makanan untuk pelajar.
c. Pantangan Makanan
Pantangan makanan yang paling sering dihindari adalah makanan yang
dilarang oleh agamanya.
d. Keadaan Pikiran
Kondisi stres pada pelajar menjadi pengaruh dalam pola makan dan
pemilihan makanan yang dikonsumsi.
2. Faktor Lingkungan
a. Pengaruh Teman
Interaksi sosial menjadi faktor yang mempengaruhi asupan konsumsi
makanan seseorang.
b. Ketersediaan dan keterjangkauan
Ketersediaan bahan makanan dengan harga yang terjangkau menjadi faktor
penting yang menentukan pola makan pelajar.
c. Kegiatan akademik
Ketika mahasiswa akan ujian maka mereka akan cenderung untuk
megurangi jumlah konsumdi makanan yang dimakan.
2.3. Pola Menstruasi
2.3.1. Definisi Pola Menstruasi
Haid atau menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses
dekuamasi atau meluruhnya dinding Rahim bagian dalam (endometrium) yang
keluar melalui vagina (Wiknjosastro, 2009). Menstruasi atau haid adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh
hormone reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini
bisa terjadi setiap bulan anatara usia pubertas dan menopause (Fitria, A, 2007).
Wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus bisa mempengruhi siklus
menstruasinya kerena sistem metabolisme didalam tubuh tidak bekerja
dengan baik. Wanita penderita penyakit diabetes juga akan mempengaruhi
sistem metabolismenya sehingga siklus menstruasinya tidak teratur.
3) Cemas
4) Kalenjar gondok
Terganggu fungsi kalenjar gondok/ tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak
teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar
gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah (hipotiroid),
pasalnya sistem hormonal tubuh terganggu.
1) Gangguan kesuburan
2) Abortus berulang
3) Keganasan pada organ reproduksi
2.4. Mahasiswi
Faktor dari anemia salah satunya yaitu pola makan atau pola konsumsi
pangan, pola makan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi oleh
seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Seorang remaja terutama mahasiswi
biasanya sangat memperhatikan bentuk badannya, sehingga sebagian besar mahasiswi
membatasi konsumsi makan dan banyak pantangan terhadap makanan. Terkadang ada
melakukan diet dalam rangka mengubah bentuk tubuh mereka agar menjadi lebih proporsional.
Diet biasanya menghilangkan makanan-makanan tertentu seperti mekanan yang mengandung
karbohidrat. Hal ini tentu tidak sehat bagi remaja ataupun mahasiswi karena tubuh juga
memerlukan asupan makanan yang bernutrisi dan menyehatkan.
Status gizi yang kurang dapat di sebabkan karena pola makan yang tidak
baik, kebiasaan makan yang buruk, dan ketidaksukaan terhadap makanan tertentu yang
berlebihan atau terlalu memilih-milih makanan. Mempunyai tubuh yang langsing menjadi
idaman remaja apalagi seorang mahasiswi, hal ini sering menjadi faktor penyebab defisiensi zat
gizi. Untuk menajaga bentuk tubuhnya agar tetap langsing remaja melakukan diet atau
menerapkan pembatasan makanan secara tidak benar (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Kejadian anemia pada remaja putri yang disebabkan oleh pola mentruasi
tidak baik karena jumlah darah dan frekuensi menstruasi yang berlebihan. Remaja putri
beresiko lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan remaja putra dikarenakan
mengalami menstruasi. Siklus menstruasi yang tidak baik atu tidak teratur mengakibatkan
remaja putri kehilangan banyak darah dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki pola
menstruasi yang baik atau teratur. Siklus menstruasi normal jika jarak antara hari pertama
keluarnya darah menstruasi dan hari pertama menstruasi berikutnya terjadi antara selang waktu
21-35 hari (Manuaba, 2009); Wiknjosastro, 2002).
1. Pola makan
4.
2. Pola menstruasi
Asupan energi,
protein,karbohidrat,vit
C,Fe,asam Folat kurang Siklus anovulatoir
mengakibatkan
= Diteliti perdarahan yang
berlebih baik dari lama
Penurunan haid dan banyaknya
pemebentukan eritrosit darah
= Tidak diteliti
Hemoglobin menurun
Anemia
2.6. Kerangka Konsep
Pola makan
Anemia
Pola menstruasi
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent