Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definisi ibu dengan intrapartum


Ibu hamil dengan intrapartum adalah penyebab kematian tertinggi pada ibu. Perdarahan
tersebut bisa dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa
pemulihan selama 40 hari setelah melahirkan (masa nifas).
Usia merupakan peranan penting dalam siklus reproduksi, menurut WHO bahwa usia yang
aman dan sehat untuk hamil dan melahirkan yaitu pada usia 20-35 tahun, karena dapat
mengurangi resiko komplikasi saat masa kehamilan.
Angka kesakitan yang menyebabkan kematian ibu karena perdarahan intrapartum terjadi
akibat kekurangan darah dari jalan lahir sebanyak 1000 ml atau lebih selama persalinan.

1.2 Penyebab Perdarahan Intrapartum


a Plasenta previa
Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluru pembukaan jalan lahir.
b Solutio Plasenta
Yaitu plasenta yang terletak normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir.
c Ruptur uteri
Yaitu kondisi uterus yang robek karena lemahnya dinding uterus.

1.3 Prosedur Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik pada Ibu Intrapartum


1.3.1 Pengertian Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan
mempunyai kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan
yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam nursalam, 2004;59 )
1.3.2 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu
perlu diketahui factor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium
(Ambarwati,2010)
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil
laboratorium yaitu :
a) Pra instrumentasi
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk
tertukarnya  hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada
pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
 Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma.
 Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
hematology misalnya : asam folat, vit B12 dll.
 Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama
pada pasien rawat inap.
 Posisi Pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume
plasma       10%.
3. Interpretasi Data
 Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif
tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
 Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan
memerlukan pertolongan.
 Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak
mampu untuk melawan infeksi tersebut.
 Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang
ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu
peningkatan status dan fungsi kesehatan
 Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi
masalah- masalah yang akan muncul.
 Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang
kompeten dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.
4.  Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan
bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan
mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien/
keluarga tentang kejelasan  interpretasi data. (Iyer, taptid dan Bernochi –
Losey dalam nursalam, 2004 ; 66)
Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 3 kategori (Carpenito,
2013;Potter & Perry;2013)
 Aktual
Menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatanatau
proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan.
 Risiko
Menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko
mengalami masalah kesehatan.
 Promosi Kesehatan
Menggambarkan adanya keinginan atau motivasi klien untuk
meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik.
1.3.3   Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen
1. Darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen darah. Antara lain :
Darah Rutin :
- Hemoglobin/HB
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal.
- Hematokrit/HT
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah.
- Leukosit
Mendeteksi infeksi .

Darah Kimia :
- SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )
Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan
hepatoseluler.
Cara :  - ambil darah + 5- 10 ml dari vena
- masukan pada tabung
- hindari hemolisis
- berikan label dan tanggal
- Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin
yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya
gangguan hepar seperti luka bakar , gangguan ginjal.
Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan pada tabung
- berikan label dan tanggal
- Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.
Cara :    - ambil darah + 5-10ml dari vena
- masukan ke dalam tabung
- berikan label dan tanggal
2. Urine
 Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
specimen urine. Antara lain :
- Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan
Cara :  - anjurkan puasa 8-12 jam cairan
  - ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan
    selama 14 jam.
 - berikan label dan tanggal
- Jenis urine
a. Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan pemeriksaan
b. Urine pagi
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
c. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
d. Urine 24 jam
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam

1.3.4 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik


1.  Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan
kulit/ di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk
mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1.  Lakukan informed consent
2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum
pemeriksaan USG aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas.
3. Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang
diatas permukaan kulit.
         5. Lakukan antara 10-30 menit
6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7.Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya
udara.
8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal
pasien ketiga, pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.
9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit
rambut dari kepala.
2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan
peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai
organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan
dan rangka.
Persiapan dan Pelaksanaan :
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3. ada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat
4. dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
5.Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan
foto sinar x.        
6. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi
ukuran dan bentuk jantung.
7. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur
terlentang dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
8. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan
sebelum pelaksanaan foto.
9. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan
immobilisasi pada daerah fraktur.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/246420124/Perdarahan-Intrapartum
https://www.slideshare.net/
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai