Anda di halaman 1dari 8

1

 
 

PERINEAL HYGIENE PADA SANTRIWATI REMAJA DI PONDOK


PESANTREN IBNU TAIMIYAH BOGOR

Arista Citra Rahmawati1, Nur Agustini2

Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424, Jawa Barat, Indonesia

Email: arista.citra3@gmail.com; nur.agstn@gmail.com

Abstrak

Perineal hygiene merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perineal hygiene pada santriwati
di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 98
responden. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dan simple random sampling. Hasil analisis univariat
menunjukkan 41 (41,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 52 (53,1%) responden memiliki sikap
perineal hygiene cukup dan 59 (60,2%) responden memiliki perilaku perineal hygiene cukup. Hasil analisis chi square
menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene (p-value = 0,001) serta
hubungan antara sikap dan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,026) namun tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,346). Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan
sikap perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Responden dengan sikap baik dan perilaku perineal
hygiene baik sebanyak 6 (42,9%) responden. Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan perilaku perineal
hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan penelitian selanjutnya
mengenai remaja dan praktik perineal hygiene di masa yang akan datang.

Kata kunci : pengetahuan, perilaku, perineal hygiene, remaja, sikap

Abstract

Perineal hygiene is an action to maintain the cleanliness and healthyness of the reproductive organs. This research was
conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of perineal hygiene in
adolescent female students at Ibn Taymiyyah boarding school in Bogor, West Java. The study design is cross sectional
using 98 respondents. The sampling technique used was cluster sampling and simple random sampling. Questionnaire
contains 14 questions about the level of knowledge and 8 each statement about the attitudes and behavior of perineal
hygiene. The results of chi-square analysis showed there is relationships between the level of knowledge with perineal
hygiene attitude (p-value =0.001; α =0.05) and relationships between attitudes and perineal hygiene behavior (p-value
=0.026; α =0.05) but there’s no relationship between the level of knowledge with perineal hygiene behavior (p-value =
0.346; α = 0.05). Respondents with good level of knowledge and good attitudes of perineal hygiene are 11 (26.8%)
respondents. Respondents with a good attitude and good behavior of perineal hygiene are 6 (42.9%) respondents.
Respondents with a good level of knowledge and good behavior of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. This
research can be used to be materials to develop the research about teenagers and perineal hygiene practice in the
future.

Keywords: knowledge, behavior, perineal hygiene, adolescent, attitude

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


2  
 

Pendahuluan dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan


organ reproduksi melalui praktik perineal
Kebersihan diri merupakan salah satu aspek hygiene yang baik dan benar.
penting dalam diri manusia yang dapat
meningkatkan performa hidup seseorang Hal-hal yang meliputi perineal hygiene antara
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. lain berupa penggantian pembalut secara
Henderson (1966) dalam Kusnanto (2004) teratur kurang lebih 4-5 kali saat menstruasi,
juga memasukkan pemenuhan kebersihan diri bergantung pada sedikit-banyaknya cairan
menjadi salah satu dari 14 kebutuhan dasar yang keluar (Sekartaji, 2012) dan
manusia yang wajib dipenuhi.   Kebersihan membersihkan perineal dari arah yang benar
diri/ hygiene adalah hal yang penting untuk setelah BAK (buang air kecil) ataupun BAB
dipelihara, sebab kebersihan diri merupakan (buang air besar), yaitu dari depan ke
dasar bagi tercapainya kenyamanan, belakang (Upson, 2013) serta hindari
keamanan dan kesejahteraan seseorang penggunaan sabun, gunakan celana dalam
(Potter & Perry, 2005). Faktor-faktor yang yang tidak ketat, hindari melakukan douching
dapat mempengaruhi seseorang dalam (Bijlani, 2013).
melakukan praktik hygiene diantaranya
adalah pengetahuan, citra tubuh, praktik Gangguan kebersihan yang terjadi akibat
sosial, status sosio-ekonomi, variabel kurangnya pengetahuan dalam menjaga
kebudayaan, pilihan pribadi, dan kondisi fisik kebersihan organ reproduksi eksterna dapat
Potter dan Perry (2005). berupa lecet, bau, bahkan infeksi yang dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman dalam
Perineal hygiene merupakan salah satu sub beraktivitas. Masalah yang dapat terjadi
bab dalam personal hygiene. Perawatan akibat infeksi dari bakteri atau jamur adalah
perineal merupakan kegiatan yang dilakukan keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh
setelah eliminasi dan sebagai bagian dari infeksi jamur atau bakteri apabila tidak
suatu rutinitas dari perawatan kebersihan diri diobati dapat menjalarkan infeksinya sampai
yang menggunakan teknik bersih (O’Toole, ke organ interna reproduksi dan menyebabkan
2009).   Santriwati di pondok pesantren Ibnu terjadinya kemandulan (Nadesul, 2008). Oleh
Taimiyah rata-rata berusia 11-14 tahun. Hal karena itu perlu untuk diketahui oleh
ini menunjukkan bahwa mayoritas mereka santriwati mengenai cara menjaga kebersihan
adalah remaja awal yang telah mengalami organ eksterna reproduksi agar tidak terkena
perubahan baik secara fisik, psikis maupun infeksi jamur maupun bakteri.
hormonal. Pada tahap ini mulai terjadi
perubahan-perubahan pada sistem reproduksi Penelitian yang dilakukan oleh Handayani
serta terjadi peningkatan hormon esterogen (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan
dan progesteron dan juga perubahan fisik antara tingkat pengetahuan terhadap sikap,
lainnya. Perubahan fisik pada anak serta hubungan antara sikap terhadap praktik
perempuan bisa terjadi antara usia 8-13 tahun. perineal hygiene siswi MTs Pembangunan
Perubahan fisik tersebut meliputi tumbuhnya sehari-hari. Penelitian lain yang dilakukan
buah dada, perubahan bentuk tubuh (pinggul oleh Amelia (2013) di SMA YLPI Pekanbaru
yang semakin melebar), tumbuhnya rambut di menunjukkan bahwa meskipun tingkat
sekitar kemaluan dan juga menstruasi pengetahuan remaja mengenai perineal
(Raising Children Network, 2010). Remaja hygiene sudah baik yaitu sekitar 69,7% bukan
harus mengetahui cara menjaga kesehatan berarti sikap terhadap penjagaan kebersihan
organ reproduksi mereka dengan baik dan organ reproduksi juga baik. Selain itu, hasil
benar agar terhindar dari masalah kesehatan wawancara personal 13 Januari 2014 yang
organ reproduksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh peneliti terhadap Ummu Fajar

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


3  
 

(pendamping santriwati Ibnu Taimiyah, Tingkat pengetahuan santriwati terhadap


Bogor) menunjukkan bahwa santri memiliki perineal hygiene dikategorikan baik apabila
antusias yang baik untuk mengetahui hal-hal mendapatkan persentase jawaban benar 76 –
yang berkaitan dengan organ reproduksinya. 100%; cukup apabila presentase jawaban
Meskipun begitu, peneliti merasa perlu untuk benar 60 – 75%; dan kurang apabila
meneliti kembali sejauh mana pengetahuan persentase jawaban benar kurang dari 60%
akan kebersihan perineal/ perineal hygiene (Arikunto, 2006). Sikap dan perilaku
mempengaruhi sikap dan perilaku perineal santriwati terhadap perineal hygiene juga
hygiene dikalangan santriwati di pondok dibagi menjadi tiga kategorik. Sikap terhadap
pesantren Ibnu Taimiyah. perineal hygiene dikatakan baik apabila skor
total ≥20; cukup apabila skor total >16 dan
Metode <20; dan kurang apabila skor total ≤16.
Perilaku perineal hygiene dikatakan baik
Instrumen penelitian yang digunakan dalam apabila skor total ≥21; cukup apabila skor
penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner total >16 dan <21; dan kurang apabila skor
yang digunakan oleh peneliti saat ini total ≤16.
merupakan kuisioner yang telah dimodifikasi.
Kuisioner asli (belum dimodifikasi) Hasil
sebelumnya telah digunakan oleh Handayani
(2011) terhadap siswi MTs Pembangunan
Tabel 1 Distribusi Usia Responden (n = 98)
Jakarta Selatan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, sikap dan perilaku siswi 95%
terhadap kebersihan organ genitalia eksterna. Variabel Mean SD Min-Maks
CI
Setelah dilakukan uji maka kuisioner untuk Usia 13.70 1.038 12-16 13.50-
mengetahui tingkat pengetahuan responden 13.91
mengenai perineal hygiene terdiri dari
pengetahuan terkait pengertian kesehatan
reproduksi berjumlah 14, kuisioner yang Tabel 1 menunjukan hasil analisis data
berisikan 8 butir pernyataan untuk univariat bahwa rata-rata usia responden
mengetahui sikap responden terhadap adalah 13,70 tahun dengan standar deviasi
perineal hygiene dan kuisioner yang berisikan 1,038 tahun. Usia responden termuda adalah
7 butir pernyataan untuk mengetahui status berusia 12 tahun sedangkan usia tertua adalah
perilaku responden terhadap perineal hygiene.   16 tahun. Dari hasil estimasi interval
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-
Data berjumlah 98 orang santriwati dan akan rata usia responden adalah diantara 13,50 –
diolah menggunakan program komputer. 13,91 tahun.
Analisis yang akan digunakan adalah analisis
univariat berupa mean, standar deviasi, nilai Tabel 2 Distribusi Sumber Informasi, Latar Belakang
minimal dan nilai maksimal. Selain itu juga
Pendidikan Orang Tua/ Wali dan Pekerjaan Orang Tua/
digunakan analisis dengan kai kuadrat untuk
Wali (n = 98)
mendapatkan nilai p yang akan digunakan
untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap perineal hygiene, No. Variabel Frekuensi Persentase
hubungan tingkat pengetahuan dengan (%)
perilaku perineal hygiene dan hubungan 1 Rincian Sumber
Informasi
antara sikap perineal hygiene dengan perilaku Orang Tua 58 59.3
perineal hygiene. Tingkat pengetahuan dibagi Media 3 3.1
menjadi tiga, yaitu baik, cukup dan kurang. Petugas 1 1.0
Kesehatan

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


4  
 

Lebih dari 1 36 36.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan


sumber informasi pekerjaan orang tua/ wali adalah 49 (50,0%)
2 Latar Belakang
Pendidikan
responden memiliki orang tua/ wali bekerja
Tertinggi Orang swasta. Sebanyak 24 (24,5%) responden
Tua memiliki orang tua/ wali bekerja sebagai
Tidak Bersekolah 5 5.1 PNS/ Polisi/ TNI. Selanjutnya, sebanyak 19
Pendidikan Dasar 49 50.0 (19,4%) responden memiliki orang tua/ wali
(TK dan SD/ bekerja sebagai pedagang/ buruh, 1 (1,0%)
Sederajat)
responden memiliki orang tua/ wali sebagai
SMP/ Madrasah 1 1.0
Tsanawiyah pensiunan dan terakhir 5 (5,1%) responden
SMA/ Madrasah 19 19.4 memiliki orang tua/ wali yang tidak bekerja.
Aliyah
Perguruan 24 24.5
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Santriwati Pondok
Tinggi/ Kuliah Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor berdasarkan Tingkat
(D-I sampai S- Pengetahuan, Sikap dan Perilaku (n = 98)
III)
3 Pekerjaan No. Variabel Frekuensi Persentase
Orang Tua (%)
Tidak bekerja 5 5.1 1. Tingkat
Swasta 49 50.0 Pengetahuan
Pensiunan 1 1.0
Kurang 21 21.4
Pedagang/ Buruh 19 19.4
PNS/ Polisi/ TNI 24 24.5 Cukup 36 36.7
Baik 41 41.8
2. Sikap
Distribusi sumber informasi responden terkait Kurang 32 32.7
dengan perineal hygiene cukup beragam. Cukup 52 53.1
Paling banyak responden memilih orang tua Baik 14 14.3
Sebagai sumber informasi utama terkait 3. Perilaku
perineal hygiene yaitu sebanyak 58 (59,2%) Kurang 22 22.4
responden, sedangkan untuk media dan Cukup 59 60.2
tenaga kesehatan sumber informasi masing- Baik 17 17.3
masing adalah 3 (3,1%) responden dan 1
(1,0%) responden. Responden yang memilih Tingkat pengetahuan santriwati mayoritas
lebih dari satu sumber informasi didapatkan memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap
sebanyak 36 (36,7%) responden. perineal hygiene yaitu 41 (41,8%) responden,
sedangkan 36 (36,7%) responden
Berdasarkan latar belakang pendidikan berpengetahuan cukup dan 21 (21,4%)
tertinggi orang tua/ wali, distribusi frekuensi responden berpengetahuan kurang. Sebagian
responden adalah sebanyak 46 (46,9%) responden memiliki sikap yang cukup yaitu
responden memiliki orang tua/ wali berlatar sebanyak 52 (53,1%) responden. Sedangkan
belakang pendidikan SMA/ Madrasah Aliyah. responden yang memiliki sikap baik sebanyak
Selanjutnya, 40 (40,8%) responden memiliki 14 (14,3%) responden dan 32 (32,7%)
orang tua/ wali berlatar belakang perguruan responden memiliki sikap kurang.sebanyak 59
tinggi, 7 (7,1%) responden memiliki orang (60,2%) responden memiliki perilaku yang
tua/ wali berlatar belakang SMP/ Madrasah cukup yaitu. Sedangkan, sebanyak 22 (22,4%)
Tsanawiyah, 4 (4,1%) responden pendidikan responden memiliki perilaku kurang dan 17
dasar dan terakhir 1 (1,0%) responden (17,3%) responden memiliki perilaku baik.
memiliki orang tua/ wali berlatar belakang
tidak bersekolah.

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


5  
 

Tabel 4 P-value Tingkat Pengetahuan berdasarkan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
Kategori Sikap dan Perilaku Perineal Hygiene(n = 98)
perineal hygiene.
No Tingkat Pengetahuan berdasarkan P-value
1 Sikap 0.001 Beberapa penelitian yang telah dilakukan
- Kurang menunjukkan bahwa ada hubungan antara
- Cukup tingkat pengetahuan dengan siakp perineal
- Baik
2 Perilaku 0.346
hygiene. Hasil yang ditunjukkan dalam
- Kurang penelitian Karuniadi, I (2013) menunjukkan
- Cukup bahwa sebagian besar responden yaitu
- Baik sebanyak 53,49% memiliki sikap negatif
terkait pencegahan dan pengentasan masalah
Tabel 4 menunjukkan bahwa hubungan keputihan. Hal ini dilatar belakangi oleh latar
tingkat pengetahuan paling signifikan terdapat belakang pendidikan responden dalam
pada tingkat pengetahuan berdasarkan penelitian tersebut mayoritas berpendidikan
pengkategorian sikap perineal hygiene. SD. Penelitian yang dilakukan oleh
Tingkat pengetahuan berdasarkan Handayani (2011) juga menunjukkan hal yang
pengkategorian sikap perineal hygiene serupa meskipun responden berlatar belakang
memiliki hubungan yang signifikan dengan p- MTs atau setara SMP, hasil yang didapatkan
value 0,001. Sedangkan tingkat pengetahuan adalah mayoritas responden memiliki sikap
berdasarkan perilaku perineal hygiene yang kurang terkait perineal hygiene yaitu
memiliki p-value lebih dari 0,005 yaitu 0,346 sebanyak 43,1% responden. Namun penelitian
yang menunjukkan bahwa tidak memiliki Jong, V (2012) menunjukkan bahwa
hubungan yang signifikan. mayoritas siswi di SMA Negeri 2 Ambon
memiliki sikap yang baik terkait tindakan
Tabel 5 P-value Sikap Perineal Hygiene berdasarkan
Kategori Perilaku Perineal Hygiene (n = 98) menjaga kebersihan alat reproduksi.

No Sikap Perineal Hygiene berdasarkan P-value Latar belakang pendidikan seseorang ternyata
1. Perilaku 0.026 memengaruhi bagaimana seseorang bersikap
- Kurang
- Cukup
terhadap sesuatu. Akan tetapi, latar belakang
- Baik pendidikan bukanlah satu-satunya faktor yang
memengaruhi sikap seseorang. Ada hal lain
Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa yang dapat memengaruhi sikap anatara lain
hubungan sikap perineal hygiene berdasarkan pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain
pengkategorian perilaku perineal hygiene yang dianggap penting, media massadan
memiliki p-value 0,026 yang menunjukkan faktor emosional (Rahayuningsih, 2008). Hal-
adanya hubungan yang signifikan antara hal yang terjadi di masa lalu juga dapat
keduanya. mempengaruhi sikap seseorang. Apabila
pengalaman tersebut mendapatkan respon
Pembahasan yang baik maka dapat menciptakan sikap
yang tertanam kuat. Dengan kata lain, hasil
Hasil penelitian yang dilakukan di pondok dari pengalaman belajar dari masa lalu
pesantren Ibnu Taimiyah Bogor menunjukkan mempengaruhi sikap seseorang. Hal ini sesuai
bahwa ada hubungan antara tingkat dengan teori behavioristic atau belajar yang
pengetahuan dengan sikap perineal hygiene. diterangkan oleh para peneliti modern
Hal ini dapat dilihat dari p-value sebesar mengenai sikap (Littlejohn & Foss, 2009).
0,001. P value yang kurang dari 0,05 secara
statistik dapat menunjukkan adanya hubungan Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Karuniadi, I (2013) menunjukkan bahwa

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


6  
 

informasi yang didapatkan oleh responden untuk menjangkau sarana dan prasarana
terkait pencegahan keputihan hanya seputar tersebut. Faktor yang terakhir yaitu faktor
pengetahuan yang diketahui oleh responden penguat yang berarti faktor-faktor yang ada
semasa SD. Akibatnya, informasi yang sedikit disekitar individu yang dapat menguatkan
dan terbatas ini menciptakan sikap responden perilaku seseorang (Maulana, 2009). Hal ini
yang kurang. Sedangkan di pondok pesantren menunjukkan bahwa pengetahuan bukan
Ibnu Taimiyah Bogor didapatkan informasi merupakan satu-satunya hal yang dapat
dari pendamping santri/ musyrifah (2014) mempengaruhi perilaku seseorang.
bahwa santriwati diberikan fasilitas berupa
buku-buku terkait ilmu pengetahuan umum Hasil uji chi square terhadap sikap perineal
serta acara penyuluhan kesehatan. hygiene dengan perilaku perineal hygiene
menunjukkan p-value sebesar 0,026 dimana
Meskipun responden memiliki tingkat angka ini lebih rendah dari nilai α yaitu 0,05.
pengetahuan yang baik mengenai perineal Sehingga dapat disimpulkan terdapat
hygiene, ternyata perilaku responden masih hubungan secara statistik antara sikap
menunjukkan hasil yang cukup yaitu 60,2%. perineal hygiene dengan perilaku perineal
Selain itu, dilihat dari hasil uji statistik chi hygiene.
square didapatkan p-value sebesar 0,346. P-
value yang lebih besar dari 0,05 ini Menurut Zimbardo dan Leippe (1992) dalam
menunjukkan tidak adanya hubungan antara Bordens dan Horowitz (2008) disebutkan
tingkat pengetahuan dengan perilaku perineal bahwa ada empat komponen sikap yang
hygiene. Hal ini menunjukkan bahwa baik saling mempengaruhi satu sama lain. Salah
maupun buruknya tingkat pengetahuan satu dari keempat komponen tersebut adalah
seseorang ternyata tidak mutlak memengaruhi tujuan perilaku dan perilaku. Komponen ini
baik maupun buruknya perilaku seseorang, bersifat dinamis, sehingga apabila salah satu
meskipun menurut Potter dan Perry (2005) komponen berubah maka komponen lainnya
pengetahuan seseorang akan pentingnya juga akan ikut terpengaruh. Allport (1935)
hygiene dan dampaknya bagi kesehatan akan dalam Bordens dan Horowitz (2008) juga
mempengaruhi perilaku hygiene. Hal ini memasukkan sikap sebagai suatu hal yang
dikarenakan banyaknya faktor yang dapat dapat memengaruhi perilaku seseorang
mempengaruhi perilaku. sebagaimana menurut teori dalam Santoso
(2007) sikap dapat memengaruhi perilaku dan
Secara teoritis, faktor yang dapat tindakan seseorang. Namun, La Piere (1934)
mempengaruhi perilaku menurut Green beranggapan bahwa sikap tidak berpengaruh
(1980) antara lain ada 3 hal, yaitu faktor sepenuhnya terhadap perilaku seseorang.
predisposisi, faktor pendorong dan faktor Perilaku bisa dipengaruhi oleh satu atau lebih
penguat. Faktor predisposisi merupakan sikap tertentu (Bordens dan Horowitz, 2008).
faktor yang memudahkan seseorang untuk Yang perlu diperhatikan adalah, sikap belum
berperilaku. Yang termasuk faktor tentu terwujud dalam tindakan karena
predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, perilaku dipengaruhi oleh adanya fasilitas
kepercayaan dan keyakinan, nilai dan norma atau sarana prasarana (Notoatmodjo, 2005).
sosial, kebudayaan serta sosio-demografi.
Faktor yang kedua yaitu faktor pendorong Kesimpulan
merupakan faktor yang memungkinkan
seseorang untuk merealisasikan perilakunya. Penelitian mengenai hubungan tingkat
Hal-hal yang termasuk dalam faktor pengetahuan,sikap dan perilaku perineal
pendorong antara lain lingkungan fisik, sarana hygiene pada santriwati remaja di Pondok
prasarana yang mendukung dan kemampuan Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor menunjukkan

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


7  
 

bahwa santriwati di pondok pesantren Ibnu pesantren dan santriwati untuk senantiasa
Taimiyah Bogor memiliki tingkat peduli terhadap kesehatan terutama kesehatan
pengetahuan yang baik (41,8%). Sedangkan organ reproduksi pada remaja. Peneliti ingin
sikap santriwati di pondok pesantren Ibnu memberikan saran bagi peneliti selanjutnya
Taimiyah Bogor terkait dengan perineal agar dapat mengembangkan penelitian ini
hygiene adalah cukup (53,1%). Perilaku dengan menggunakan metode yang lebih baik
santriwati di pondok pesantren Ibnu Taimiyah serta menggunakan data yang lebih variatif
Bogor terkait dengan perineal hygiene juga agar mendapatkan hasil yang lebih
termasuk dalam kategori cukup (60,2%). repreentatif untuk menggambarkan hubungan
antara tingkat pengetahuan, sikap serta
Responden penelitian merupakan santriwati perilaku remaja terhadap tindakan perineal
dengan rata-rata usia responden adalah 13,70 hygiene.
tahun dengan standar deviasi 1,038 tahun.
Usia responden termuda adalah berusia 12 Ucapan Terima Kasih
tahun sedangkan usia tertua adalah 16 tahun.
Distribusi sumber informasi responden terkait Jurnal berjudul “Hubungan Tingkat
dengan perineal hygiene paling banyak adalah Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Perineal
orang tua yaitu sebanyak 58 (59,2%) Hygiene pada Santriwati Remaja di Pondok
responden. Berdasarkan latar belakang Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor” disusun
pendidikan tertinggi orang tua/ wali, distribusi untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset
frekuensi responden adalah sebanyak 46 Keperawatan. Peneliti dalam menyelesaikan
(46,9%) responden memiliki orang tua/ wali jurnal ini, banyak dibantu oleh orang-orang di
berlatar belakang pendidikan SMA/ Madrasah sekitar peneliti yang memiliki andil yang
Aliyah. Sedangkan untuk pekerjaan orang tua/ berarti bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti
wali mayoritas didapatkan 49 (50,0%) mengucapkan terima kasih kepada:
responden memiliki orang tua/ wali bekerja 1. Dra. Junaiti Sahar, Ph. D. selaku Dekan
swasta. Fakultas Ilmu Keperawatan
2. Nur Agustini, S.Kp, M.Si. sebagai dosen
Hasil analisis chi square menunjukkan pembimbing yang telah memberikan
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan bimbingan selama ini dalam
dengan sikap perineal hygiene dan adanya menyelesaikan penelitian dan penyusunan
hubungan antara sikap perineal hygiene jurnal.
dengan perilaku perineal hygiene. Namun, 3. Ibu Kuntarti. SKp., M. Biomed sebagai
tidak terdapat hubungan antara tingkat koordinator mata kuliah Riset
pengetahuan dengan perilaku perineal Keperawatan.
hygiene. Perilaku santriwati terhadap perineal 4. FIK UI dan UI yang telah menjadi tempat
hygiene ini sudah cukup, namun hal ini masih peneliti untuk menggali ilmu dan
kurang memuaskan mengingat pentingnya menyelesaikan penelitian ini.
manfaat dari tindakan perineal hygiene bagi 5. Pihak pesantren Ibnu Taimiyah Bogor
masa depan santriwati sebagai calon ibu. yang telah mengijinkan peneliti untuk
Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya melakukan penelitian
membiasakan perineal hygiene yang baik dan 6. Semua pihak yang telah berjasa terhadap
benar dapat menyebabkan terjadinya berbagai peneliti baik secara langsung maupun
macam masalah kesehatan organ reproduksi tidak yang tak bisa peneliti sebutkan satu
yang dapat mengarah kepada infertilitas. per satu namanya. Terima Kasih Banyak.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat Demikian yang dapat peneliti sampaikan.
dijadikan acuan bagi pihak perawat, pondok Peneliti memahami bahwa apa yang telah

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014


8  
 

penleiti susun masih jauh dari kata sempurna. Maulana, H. (2009). Promosi kesehatan.
Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan Jakarta: EGC
adanya kritik dan saran yang membangun Nadesul, H. (2008). Cara sehat menjadi
terhadap penelitian ini. Peneliti perempuan. Jakarta: Kompas Media
mengharapkan agar penelitian ini dapat Nusantara
bermanfaat bagi diri peneliti sendiri dan Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
bermanfaat juga bagi agama, nusa dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
bangsa. Cipta
(2010). Metodologi
Referensi penelitian kesehatan edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Amelia, M. (2013). Gambaran perilaku O’Toole, M. (2009). Mosby’s medical
remaja putri menjaga kebersihan dictionary. St. Louise: Elsevier Inc.
organ genitalia dalam mencegah Perry, A.G., dan Potter, P.A. (2005).
keputihan. Artikel Penelitian Fundamental keperawatan: konsep,
Mahasiswa Program Studi Ilmu proses dan praktik edisi 4 alih bahasa
Keperawatan Universitas Riau Renata Komalasari … [et al]. .
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
suatu pendekatan praktik. Jakarta: EGC
Rineka Cipta Rahayuningsih, S. (2008). Psikologi umum 2
Bordens, K dan Horowitz, I. (2008). Social – BAB 1: sikap (attitude) diakses pada
physchology 3rd edition. USA: 16 November 2013 dari
Freeload Press http://nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/D
Handayani, H. (2011). Hubungan ownloads/folder/0.1
pengetahuan, sikap dan perilaku Santoso, E. (2007). The art of life revolution.
remaja putri tentang kebersihan organ Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
genitalia eksterna di Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan Tahun
2011. Skripsi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah.
Karuniadi, I. (2013). Pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang cara mencegah
dan mengatasi keputihan di klinik
remaja Kisara PKBI Bali. Jurnal
Dunia Kesehatan Vol. 2 No.2 Diakses
pada 16 Mei 2014 dari
http://www.triatma-
mapindo.ac.id/ojsstikes/index.php/JD
K2/article/viewFile/20/20
Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan
praktik keperawatan profesional.
Jakarta: EGC
Littlejohn, S dan Foss, K.. (2009).
Encyclopedia of communication
theory vol 1.California: SAGE
Publication

Hubungan tingkat pengetahuan..., Arista Citra Rahmawati, FIK UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai