Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BAHASA INDONESIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU MENSTRUAL HYGIENE

(Artikel ini dibuat berdasarkan skripsi yang berjudul seperti di atas yang ditulis oleh
Florica Amanda dari Program studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Citra Delima Bangka Belitung)

Disusun Oleh:

Marnita

(2210016106)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. M. Ilyas, M.Pd.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
ABSTRAK

Latar Belakang: Menstrual hygiene merupakan komponen kebersihan reproduksi


perorangan berupa tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan alat reproduksi
pada saat menstruasi. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih kurang,
karena pengetahuan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan
reproduksi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Dengan Derilaku Menstrual Hygiene Siswi Kelas X. Jenis penelitian ini
merupakan survey analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah
sampel penelitian sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah total sampling. Pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 1 Kelapa, Bangka
Barat, Provinsi Bangka Belitung. Uji statistic yang digunakan ialah uji chisquare. Hasil
Analisa univariat untuk sebagian besar nya terdapat 54 responden (66,2%) dengan
kategori perilaku menstrual hygiene negatif dan terdapat 44 responden (55,0%) dengan
tingkat pengetahuan kurang, hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,000 sehingga p
< α 0,05, maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
putri tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku menstrual hygiene pada remaja putri
dengan nilai OR antara tingkat pengetahuan kurang dengan tingkat pengetahuan baik
OR = 12,667, artinya responden dengan tingkat pengetahuan kurang mempunyai
kecendrungan untuk berperilaku negatif 12,6 kali lebih besar dibandingkan responden
dengan tingkat pengetahuan baik. Diharapkan penelitian ini bisa menambah
pengetahuan tentang cara melakukan menstrual hygiene yang baik bagi remaja putri
serta sebagai pemikiran untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

2
ABSTRACT

Background: Menstrual hygiene is a component of individual hygiene in the form of


measures to maintain the health and hygiene of the reproductive organs at the time of
menstruation. Adolescent knowledge about reproductive health is still lacking, because
good knowledge is a determining factor in maintaining reproductive health. This study
aimed to know the relationship between learning and menstrual hygiene behaviour in
adolescents in the class X senior high school no. 1 Kelapa in West Bangka province
Bangka Belitung in 2017. The research design was an analytic survey using a cross-
sectional method. The number of research samples was 80 people. The sampling
technique used was total population. Data collection was conducted at Senior High
School no. 1 of Kelapa, West Bangka, Bangka Belitung Province. The results showed that
54 respondents (66,2%) had negative menstrual hygiene behaviour, and 44 respondents
(55,0%) had levels of insufficient knowledge, the results of statistical tests obtained p-
value = 0.000 so that p < 0.05, then “Ho” is rejected which means there is a relationship
between the level of knowledge of adolescent girls about reproductive health with
menstrual hygiene behavior in adolescent girlswith the OR value between the level of lack
of knowledge and the level of good knowledge OR = 12.667, meaning that respondents
with a low level of knowledge have a tendency to behave negatively 12.6 times greater
than respondents with a good level of knowledge. This study suggested students can add
their knowledge of reproductive health to prevent problems in reproductive health,
especially menstrual hygiene.

3
PENDAHULUAN (2011) penduduk remaja usia 10-24 tahun
sangat beresiko tinggi terhadap kesehatan
Remaja putri memiliki tingkat
reproduksi dan pengetahuan remaja
perhatian yang rendah terhadap Kesehatan
mengenai kesehatan reproduksi masih
reproduksi. Berdasarkan World Health
sangat rendah. Survey yang dilakukan
Organization (WHO) (2010), angka
Youth Center Pilar PKBI Jawa Tengah
kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR)
(2004), menjelaskan bahwa hanya 19,50%
tertinggi di dunia adalah pada usia remaja
remaja perempuan yang memiliki
(35%-42%) dan dewasa muda (27%-40%).
pengetahuan yang memadai mengenai
Angka prevelensi candidiasis (25%-50%),
fungsi organ reproduksi dan cara merawat
bacterial vaginosis (20%-40%) dan
organ reproduksi (Avianty, 2020).
trichomoniasis (5%-15%) (Rahmayanti,
2020). Pada penelitian Mokodongan
(2015) menyatakan bahwa lebih banyak
Menurut WHO dalam
remaja memiliki risiko tinggi akan
Abrori,et.al (2017), perempuan jarang
mengalami masalah kesehatan reproduksi,
dalam memperhatikan kebersihan pada
ada 10% remaja yang sering
organ genitalia eksternanya. Infeksi pada
menggunakan produk pembersih wanita,
vagina setiap tahunnya menyerang
ada 17,59% remaja yang tidak
perempuan di seluruh dunia 10-15%
mengeringkan genitalia eksterna setelah
dari100 juta perempuan, contohnya
buang air kecil atau buang air besar
remaja yang terkena infeksi bakteri
dengan menggunakan tisu atau handuk
kandida sekitar 15% dan mengalami
kering. Selanjutnya 25,76% remaja yang
keputihan. Kejadian tersebut dikarenakan
membersihkan genitalia eksterna
remaja tidak mengetahui permasalahan
dengan arah dari belakang ke depan, 17%
seputar organ reproduksi (Nurchandra,
remaja yang sering menggunakan celana
2020).
dalam ketat dalam aktivitas sehari-hari.
Masalah kesehatan reproduksi 8,2% remaja yang sering memakai celana
di wilayah Asia, sebesar 76% wanita dalam dengan bahan bukan katun 2,5%
pernah 57 tentang kesehatan reproduksi remaja yang sering memakai bersama
akan memungkinkan perempuan tidak pakaian dalam dan handuk dengan orang
berperilaku hygiene pada saat menstruasi lain (Nurchandra, 2020).
yang dapat membahayakan kesehatan
Minimnya informasi dan
reproduksinya sendiri. Menurut BKKBN
kurangnya peran orang tua dalam

4
pendidikan kesehatan reproduksi sering tentang kebersihan daerah kewanitaan saat
menjadi salah satu persoalan yang menstruasi agar terhindar dari berbagai
membuat mereka salah dalam penyakit yang mengancam serta
memberikan keputusan, Stephanie (2006). merugikan diri sendiri dan orang lain
Dalam penelitian yang dilakukan oleh seperti infeksi saluran reproduks (Ali,
Parvathy, dkk (2006) 41% dari anak 2019).
perempuan mendapat informasi tentang
Menurut Kusmiran (2012),
menstruasi dari ibunya, 22,4% mendapat
remaja putri rentan sekali terhadap infeksi
informasi dari saudara perempuan, 21%
organ reproduksi, hal itu terjadi
dari teman, 4,45 dari televisi, dan 3,3%
dikarenakan kurangnya perilaku dalam
dari anak perempuan mendapat informasi
merawat kebersihan diri terutama saat
dari buku (Ardiani, 2018).
mengalami menstruasi. Remaja putri
Kesehatan reproduksi remaja memiliki tingkat perhatian yang rendah
merupakan kondisi sehat yang terhadap kesehatan reproduksi
menyangkut system reproduksi (fungsi, (Rahmayanti, 2020).
komponen, dan proses) yang dimiliki oleh
Tujuan penelitian ini untuk
remaja baik secara fisik, mental,
mengetahui sejauh mana tingkat
emosional dan spiritual. Vagina ialah
pengetahuan remaja putri mengenai
organ reproduksi Wanita yang sangat
perilaku menstrual hygiene yang benar
rentan terhadap infeksi, dikarenakan batas
dan penerapannya dalam kehidupan
antara uretra dengan anus sangat dekat,
sehari-hari. Berdasarkan survey awal
sehingga kuman penyakit seperti jamut,
berdasarkan hasil survei awal yang
bakteri, parasite, maupun virus mudah
dilakukan oleh peneliti kepada siswi kelas
masuk ke liang vagina (Silitonga, 2019).
X di SMA Negeri 1 Kelapa dengan
Menstruasi merupakan indikator memberikan 10 pertanyaan tentang
dari kematangan seksual pada remaja kebersihan menstruasi kepada 10 orang
putri. Pentingnya remaja putri belajar siswi kelas VI yang telah menstruasi. Dari
tentang kebersihan selama menstruasi 10 pertanyaan yang diberikan, hanya 4
akan memberikan dampak yang positif orang siswi yang mampu menjawab 4
bagi kesehatan reproduksinya, karena pertanyaan dengan benar sedangkan 7
kebiasaan baik yang dilakukan saat orang siswi lainnya tidak mampu
remaja akan bertahan sampai dewasa. Hal menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
ini perlunya kesadaran pada remaja putri peneliti mengenai bagaimana cara

5
menjaga kebersihan genetalia saat penelitian ini adalah seluruh remaja putri
menstruasi dengan benar. Dari 7 orang kelas X SMA Negeri 1 Kelapa,
siswi yang tidak tahu cara membersihkan berdasarkan teknik total sampling. Jenis
genetalia dengan benar pada saat penelitian yang digunakan adalah
menstruasi, mereka mengatakan bahwa kuantitatif dengan desain penelitian cross
mereka tidak pernah mendapatkan sectional. Teknik penelitian yang
informasi tentang cara menjaga dilakukan dengan mewawancarai dan
kebersihan genetalia dengan benar pada memberikan kuesioner kepada responden
saat menstruasi. Sekalipun dari ibu dan yang di isi sesuai format pertanyaan yang
saudara perempuan mereka masing- nanti hasil penelitian dianalisa
masing, hanya menjelaskan cara menggunakan uji statistic chi-square.
menggunakan pembalut saja. Siswi juga
Tujuan Penelitian
mengatakan bahwa mereka tidak pernah
1. Tujuan umum
mengganti pembalut sesering mungkin
Untuk mengetahui hubungan
pada saat menstruasi. Menurut Guru BK,
antara pengetahuan remaja putri tentang
belum pernah dilakukan penyuluhan
kesehatan reproduksi dengan perilaku
mengenai Menstrual Hygiene di sekolah
menstrual hygiene di SMA Negeri 1
tersebut, sehingga para siswi pun masih
Kelapa
belum mendapatkan pengetahuan
2. Tujuan Khusus
mengenai itu.
a) Untuk mengetahui karakteristik
Berdasarkan latar belakang di seperi umur, pengalaman, dan
atas hal ini menarik bagi penulis untuk sumber informasi di SMA Negeri 1
melakukan penelitian untuk mengetahui Kelapa.
tingkat pengetahuan remaja putri dengan b) Untuk mengetahui distribusi
perilaku kebersihan alat kelamin saat frekuensi pengetahuan tentang
menstruasi siswi kelas X SMA N 1 menjaga kesehatan reproduksi di
Kelapa. SMA Negeri 1 Kelapa.
c) Untuk mengetahui distribusi
METODE
frekuensi sikap menjaga kesehatan
Waktu penelitian dilaksanakan reproduksi remaja putri di SMA
pada Bulan Mei- Juni tahun 2017. Negeri 1 Kelapa.
Penelitian ini di laksanakan di SMA
Negeri 1 Kelapa kabupaten Bangka Barat
tahun 2017. Populasi dan sampel pada

6
Manfaat Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Manfaat Teoritis 1. Hasil Analisa Univariat
Hasil penelitian ini diharapkan
Tabel 1. Distribusi frekuensi
dapat digunakan untuk mengembangkan
ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan Variabel
kesehatan reproduksi remaja putri Frekuensi Persentas Praktek
terhadap perilaku menstrual hygiene di
Menstrual
SMA Negeri 1 Kelapa.
2) Manfaat Praktis Hygiene

a. Bagi Kepala Sekolah SMA Negeri 1


Kelapa sebagai bahan pertimbangan, Negatif 54 67,5

masukan, dan informasi yang Positif 26 32,5

dipergunakan untuk mengetahui


Pengetahuan
pengetahuan kesehatan reproduksi
dan sikap seluruh siswi khususnya
Kurang 44 55,0
bagi remaja putri.
Cukup 27 33,8
b. Bagi Siswi SMA Negeri 1 Kelapa,
Baik 9 11,2
diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan
pemahaman siswi SMA Negeri 1 Total 80 100,0

Kelapa tentang kesehatan reproduksi


dengan perilaku menstrual hygiene.
c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi sebagai bahan
penelitian selanjutnya.

7
Berdasarkan tabel 3.1 diatas terlihat bahwa penelitian Kartika (2018) dimana dari 275 (100%)
terdapat 54 responden (67,5%) dengan kategori orang remaja putri, yang berperilaku tidak baik yaitu
perilaku menstrual hygiene negatif dan 26 responden sebanyak 171 (62,2%) remaja putri, dan yang
(32,5%) dengan kategori perilaku menstrual hygiene berperilaku baik yaitu sebanyak 104 (37,8% ) remaja
positif. Pada pengetahuan dapat disimpulkan bahwa putri.

terdapat 44 responden (55,0%) dengan tingkat Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Siswi KelasX
pengetahuan kurang, 27 responden (33,8%) dengan SMA Negeri 1 Kelapa

tingkat pengetahuan cukup, dan 9 responden (11,2%) Menurut Kusmiran (2012), Kurangnya
dengan tingkat pengetahuan baik. pengetahuan remaja terkait kebersihan alat
reproduksi selama menstruasi dapat menyebabkan
PEMBAHASAN
infeksi saluran reproduksi. Remaja putri rentan sekali
Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Putri Siswi terhadap infeksi organ reproduksi yang disebabtkan
SMA Negeri 1 Kelapa kurangnya perilaku dalam merawat kebersihan diri
terutama saat mengalami menstruasi (Rahmayanti,
Menurut Yanuarti (2018), perilaku buruk
2020).
dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti
mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas Berdasarkan hasil pengelitian dari 80
vagina secara berlebihan, menggunakan celanadalam responden terdapat 44 responden (55,0%) dengan
yang tidak menyerap keringat, tidak sering mengganti tingkat pengetahuan kurang, 27 responden (33,8%)
celana dalam, menggunakan pembalut yang terlalu dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 9 responden
lama lebih dari 6 jam dapat menjadi pencetus (11,2%) dengan tingkat pengetahuan baik. Dalam
timbulnya infeksi. Berdasarkan hasil penelitian dari penelitian sebelumnya Windurenny (2012) diperoleh
80 responden terdapat 54 responden (66,2%) dengan hasil 52,3% dengan tingkat pengetahuan yang kurang.
kategori perilaku menstrual hygiene negatif dan 26
Berdasarkan hasil teori yang ada, penelitian
responden (33,8%) dengan kategori perilaku
terdahulu, serta penelitian yang telah dilakukan maka
menstrual hygiene positif. Dalam penelitian
peneliti menyimpulkan bahwa masih banyak siswa
sebelumnya yang dilakukan oleh Rizqi (2012)
kelas X SMA Negeri 1 Kelapa yang memiliki tingkat
diperoleh hasil 59,2% responden yang memiliki
pengetahuan kurang. Hasil penelitian ini bertolak
perilaku menstrual hygiene kategori negatif.
belakang dengan penelitian Ali (2019), dari 199
Berdasarkan hasil teori yang ada (100%) responden terdapat 146 responden atau
mengenai perilaku menstrual hygiene yang benar, sekitar 73% yang berpengetahuan baik dan 53
penelitian terdahulu, serta penelitian yang telah responden atau sekitar 23% berpengetahuan kurang
dilakukan maka peneliti menyimpulkan bahwa masih baik.
banyak siswa kelas X SMA Negeri 1 Kelapa
memiliki perilaku menstrual hygiene dengan
kategori negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan

8
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Menstrual hygiene merupakan komponen
Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi hygiene perorangan yang memegang peranan penting
Dengan Perilaku Menstrual Hygiene Pada
dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk
Siswi Kelas X SMA Negeri 1 Kelapa
menghindari adanaya gangguan pada fungsi alat
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
reproduksi. Pada saat menstruasi pembuluh darah
bahwa dari 44 responden yang memiliki tingkat
dalam rahim sangat mudah terinfeksi. Oleh karena itu
pengetahun kurang sebanyak 38 responden (86,4%),
kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena
dengan kategori perilaku menstrual hygiene negatif,
kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan
dari 27 responden yang memiliki tingkat pengetahuan
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Tujuan dari
cukup sebanyak 13 responden (48,1%) dengan
perawatan selama menstruasi adalah untuk
kategori perilaku menstrual hygiene negatif , dan
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu
dari 9 responden yang memiliki tingkat pengetahuan
yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga
baik sebanyak 6 responden (66,7%) dengan kategori
mendapakan kesejahteraan fisik dan psikis serta
perilakumenstrual hygiene positif.
dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =
Hasil penelitian ini sejalan dengan
0,000 sehingga p < α 0,05, maka Ho ditolak, yang
penelitian Purnama (2021), terdapat hubungan yang
berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan
bermakna antara pengetahuan dengan tindakan
remaja putri tentang kesehatan reproduksi dengan
personal hygiene saat menstruasi, dengan arah
perilaku menstrual hygiene pada siswa kelas X SMA
hubungan positif dan kekuatan hubungan sedang
Negeri 1 Kelapa. Hasil nilai OR antara tingkat
artinya semakin tinggi skor pengetahuan maka
pengetahuan kurang dengan tingkat pengetahuan baik
semakin baik Tindakan personal hygiene nya.
OR = 12,667. Dari nilai OR dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil teori yang ada, penelitian terdahulu,
bahwa responden dengan tingkat pengetahuan kurang
serta penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
mempunyai kecendrungan untuk berperilaku negatif
menyimpulkan bahwa semakin kurangnya tingkat
12,6 kali lebih besar dibandingkan responden dengan
pengetahuan siswi semakin siswi memiliki perilaku
tingkat pengetahuan baik.
menstrual hygiene yang cenderung negatif,
Hal ini sesuai teori bahwa seseorang yang diakibatkan kurangnya informasi dan pengetahuan
tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang diterima oleh siswi mengenai kesehatan
reproduksi yang cukup, akan cenderung mengabaikan reproduksi. Upaya yang dilakukan untuk bisa
kesehatan reproduksinya dan pada akhirnya ia akan mendapatkan pengetahuan tentang menstruasi dari
melakukan tindakan yang membahayakan bagi orang-orang terdekat seperti ibu dan kakak
dirinya sendiri. Menurut Susanti (2020), seseorang perempuannya. Bisa juga melalui pendidikan formal
yang tidak menjaga hygiene yang baik saat adalah pada jenjang pendidikan formal, sedangkan
menstruasi akan mudah mengalami infeksi alat pengetahuan dari pendidikan informal seperti
reproduksi serta daerah genitalia yang lembab akan pengalaman dan informasi dari sumber- sumber
mengakibatkan tumbuhnya jamur candida dan bakteri. seperti media massa, media elektronik, maupun dari
penyuluhan.

9
SIMPULAN Menstruasi di SMPN 25 Pekanbaru.
ScentialJournal. 8(1). 18-27
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat diambil kesimpulan dari Avianty, Ichayuen.(2020). Faktor-faktor yang
penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Remaja Putri Dengan Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Organ
Menstrual Hygiene Siswi Kelas X SMA Negeri 1 Genital di Pondok Pesantren Darussalam
Kelapa Periode Tahun 2017”, sebagai berikut : Kabupaten Bogor. Promotor Jurnal
Mahasiswa.
1) Sebagian besar responden memiliki perilaku
menstrual hygiene dengan kategori negatif Kartika, Cucu Sari. (2018). Analisis Perilaku
sebanyak 54 responden (67,5%). Vulva Hygiene Remaja Putri Saat
Menstruasi di 3 SMP Wilayah Kecamatan
2) Sebagian besar responden mengalami tingkat
Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal Ilmiah
pengetahuan kurang sebanyak 44 responden
Kesehatan Delima. 2 (2). 98-111
(55,0%).
Murchandra, Domas, dkk. (2020). Pendidikan
3) Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
Kesehatan tentang Personal Hygiene pada
dengan perilaku menstrual hygiene dengan p-
Remaja Putri di SMP 1 Muhammadiyah
value = 0,000. Hasil nilai OR bahwa responden
Banjarmasis. Jurnal Pengabdian
dengan tingkat pengetahuan cukup mempunyai
Masyarakat Kebidanan. 2(1). 31-35.
kecendrungan untuk berperilaku negatif sebesar
6,8 kali lebih besar dibandingkan responden Purnama, Ni Luh Agustini. (2021). Pengetahuan
dengan tingkat pengetahuan baik. Sedangkan, dan Tindakan Personal Hygiene saat
responden dengan tingkat pengetahuan kurang Menstruasi pada Remaja. Jurnal
mempunyai kecendrungan untuk berperilaku Keperawatan. 1 (10). 61-66
negatif 12,6 kali lebih besar dibandingkan
Rahmayanti, Rini, dkk.(2020). Pentingnya
responden dengan tingkat pengetahuan baik.
Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi
DAFTAR PUSTAKA Covid-19 pada Remaja di Panti Aisyiah
Lubuk Minturun. Jurnal Abdimas Galuh.
Ardiani, Nurul Devi dan Andhikatias, Yunia
2(2). 158-164
Renny. (2018). Pemberian Pembelajaran
Video Terhadap Pengetahuan Kebersihan Silitonga, Junita Maratur.(2019). Hubungan
Diri Menstruasi pada Remaja RT 01, RW1, Pengetahuan Mahasiswa dan Dukungan
Sruni, Boyolali. Jurnal Kesehatan Kusuma Orang Tua dengan Perilaku Mahasiswa
Husada. 9(1). 88-90 Untuk Melakukan Kebersihan Organ
Reproduksi di Akademi Keperawatan
Ali, Chairiyyah dan Bukit, Rosmeri, Br. (2019).
Hermina Manggala Husada Tahun 2019.
Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik. 2(2).
Kebersihan Alat Kelamin pada Saat
22-33

10
Susanti, Dwi dan Lutfiyati, Afi. (2020).
Hubungan Pengetahuan Remaja Putri
dengan Perilaku Personal Hygiene Saat
Menstruasi. Jurnal Kesehatan “Samodra
Ilmu”. 2(10). 166-172

11
12

Anda mungkin juga menyukai