BAB I
PENDAHULUAN
Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau
penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. Cara ini dapat pula merangsang
bagus. Apalagi hal ini memberi kontribusi kesehatan yang lebih baik dan juga
2010 menyebutkan bahwa 27 juta anak balita dan 40 juta ibu hamil di seluruh dunia
masih belum mendapatkan pelayanan imunisasi rutin. Akibatnya, penyakit yang dapat
dicegah oleh vaksin ini diperkirakan menyebabkan lebih dari 2 juta kematian tiap
tahun. Angka ini mencakup 1,4 juta anak balita yang terenggut jiwanya (UNICEF,
2014).
Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan 2 juta anak pada tahun 2003, data
yang terbaru menyebutkan bahwa 1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak di
vaksin. Hampir ¼ dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak di imunisasi agar
terhindar dari penyakit anak yang umum. Pada perkembangan selanjutnya banyak
Negara akan gagal mencapai tujuan-tujuan imunisasi yang di tetapkan pada Sidang
2
Istimewa PBB yang khusus membahas soal anak-anak pada 2002. Afrika Barat dan
Afrika Tengah di anggap paling tidak berhasil karena cakupan rata-rata imunisasi
tidak pernah meningkat dari kisaran 53% selama lebih dari satu dasawarsa. Negara-
negaraseperti Nigeria, Republik Afrika Tengah dan Guyana semakin mundur. Afrika
Latin dan Karibia mengalami kemajuan dan bahkan melebihi Negara-negara Industri
(UNICEF, 2012)
beberapa daerah sangat rendah. Pada sekitar 2400 anak di Indonesia meninggal setiap
hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya dapat di cegah,
misalnya campak, dipteri dan tetanus. Ini merupakan tragedy yang mengejutkan dan
menurunkan angka kematian balita. Ada 7 penyakit infeksi pada balita yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat, walaupun sebahagian balita dapat bertahan dan
difteri, pertusis (batuk rejan, batuk seratus hari), tetanus, tuberculosis, hepatitis B.
Oleh karena itu imunisasi pada bayi dan balita harus lengkap serta diberikan sesuai
keuntungan dan kerugian tentang pemberian imunisasi, karena dengan sikap yang
3
baik dapat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi pada bayi (Almatsier, 2001).
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada bayi akan mempengaruhi keluarga. Sikap
suatu penghayatan terhadap obyek. Sikap ibu terhadap pemberian imunisasi pada bayi
imunisasi BCG 6.765 (106,27%), DPT1 6.984 (109,71%), DPT3 6.345 (99,67%),
POLIO3 6.594 (103,58%) dan campak 6.296 (98,90%) (Dinkes Aceh Besar, 2015).
Sementara di Desa Lieue, Kecamatan Darussalam balita sebanyak 328 orang dan
jumlah bayi yang usianya 10-12 bulan yaitu 50 orang dengan jumlah cakupan
imunisasi dari bulan Januari sampai dengan September 2016 BCG 302 orang, Polio1
302 orang, polio2 278 orang, Polio3 289 orang, polio 263 orang, campak 235 orang,
DPT HB0 257 orang, DPT1 282 orang, DPT2 280 orang, DPT3 278 orang (Laporan
Posyandu Lieue, 2015). Hasil survey awal yang penulis lakukan di Desa Lieue
penulis mewawancarai 10 orang ibu yang mempunyai bayi, ternyata 3 orang ibu yang
mengerti tentang pentingnya imunisasi dan jadwal pemberian imunisasi, 2 orang ibu
dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue Kabupaten Aceh Besar.
imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue Kabupaten Aceh Besar.
pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue Kabupaten
Aceh Besar.
2. Bagi instansi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan
telah ada.
terutama pada ibu yang mempunyai bayi agar membawa bayi untuk di
berikan imunisasi
4. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
dan sikap ibu terhadap pemberian imunisasi dasar tetapi dengan variabel
yang berbeda.
Penelitian deskriptif
BAB II
TINJAUAN TEORI
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak di imunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2012). Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga baik
atau cacat, walaupun sebahagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal (Depkes RI,
a. Poliomyelitis (kelumpuhan)
b. Campak
c. Difteri
e. Tetanus
f. Tuberculosis
g. Hepatitis B
9
Vaksinasi berarti kita memberi bibit penyakit yang telah di lemahkan atau dimatikan.
Ada vaksin yang diberikan secara suntikan, ada pula dengan meneteskan ke dalam
penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak. Menurut Depkes RI (2013),
tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan
anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia
sekolah.
penyakit (Musa, 2005). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi
sudah mencapai 70% maka anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan
a. Vaksinasi BCG
tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi tergantung pada potensi vaksin
penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam
potensinya, vaksin BCG harus disimpan pada suhu 20 (Depkes RI, 2011)
b. Vaksinasi DPT HB
pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah
dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Gejala
biasanya demam ringan dan reaksi lokal tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang
berlebihan seperti suhu yang terlalu tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis
c. Vaksinasi Polio
Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang
mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari Sabin
d. Vaksinasi Campak
Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut yang
11
lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu
dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6 bulan kemudian
imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat
menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur
dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi,
sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua
jenis imunisasi dasar (BCG 1 kali, DPT HB 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali)
pada waktu anak berusia kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap,
sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.
Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus
neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan
tali pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai
sejak umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan
Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang
tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang
satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai
Immunization (AEFI) adalah suatu kejadian sakit yang terjadi setelah menerima
diketahui. Gejala klinis KIPI dapat dibagi menjadi dua yaitu gejala lokal dan
sistemik. Gejala lokal seperti nyeri, kemerahan, nodelle/ pembengkakan dan indurasi
pada lokasi suntikan. Gejala sistemik antara lain panas, gejala gangguan pencernaan,
Menurut Depkes RI (2012) imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi
a. Vaksinasi HB 0
Vaksin HB diberikan pada bayi umur 0-7 hari secara steril dan aman.
13
b. Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan
c. Vaksinasi DPT
pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah
dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan, yang
d. Imunisasi HB combo
Imunisasi HB diberikan pada bayi pada umur 1 sampai dengan umur 6 bulan
e. Vaksinasi Polio
Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4
f. Vaksinasi Campak
Suntikan ini diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur
HB 0 secara
HB
setelah
Hepatitis Apabila
jam
HbsAg
perjalanan
sebelum
Polio-0 Untuk
saat
B-2 HB-1
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG
BCG
diberikan
4 bulan (PRP-T)
dikombinasikan
dengan DTP-2
6 bulan pada
B-3 mendapatkan
campak-2
umur 6
diberikan.
perilaku khususnya perilaku kesehatan. Diantara teori tersebut adalah teori Lawrence
Green (2012), yang menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu :
sosial, yakni orang dihadapkan pada pengaruhlingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan bagi generasi yangakan datang tentang
dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik, para wanita juga perluberpendidikan
baik formal maupun tidak formal. Akan tetapi padakenyataan taraf, pendidikan
wanita masih jauh lebih rendah daripadakaum pria. Seseorang ibu dapat memelihara
18
Slamet,2011)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Trial (orang telah mulai mencoba prilaku
kena penyakit polio sehingga cacat karena anak tersebut belum pernah memperoleh
imunisasi polio.
apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan
Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti dengan pekerja
lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yang dikerjakan yaitu waktu siang 7 jam
satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, atau dengan
8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu.
Sedangkan waktu malam hari yaitu 6 jam satu hari dan 35 jam satu minggu untuk 6
hari kerja dalam 1 minggu (Pandji Anoraga, 2012). Bertambah luasnya lapangan
kerja, semakin mendorong banyaknya kaum wanita yang bekerja, terutama di sektor
swasta. Di satu sisi berdampak positif bagi pertambahan pendapatan, namun di sisi
lain berdampak negatif terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak (Panji Anoraga,
2011).
adalah jika ibu bekerja untuk mencari nafkah maka akan berkurang kesempatan
4. Sikap
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan
20
apapun yang terjadi pada bayi akan mempengaruhi keluarga. Sikap merupakan
penghayatan terhadap obyek. Sikap ibu terhadap pemberian imunisasi pada bayi
Independent Dependent
Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Pengetahuan
Status Imunisasi
Status Pekerjaan
Sikap
21
imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue kabupaten Aceh
Besar
imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue kabupaten Aceh
Besar
dasar pada bayi di Wilayah Kerja Posyandu Lieue kabupaten Aceh Besar
4. Ada hubungan sikap ibu dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitan ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan case control. Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Penelitian ini dilakukan di Desa Lieue, Kabupaten Aceh Besar pada tanggal08
Mei 2018
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam,2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang memiliki bayi yang berjumlah 50 orang di
Desa Lieue, Kabupaten Aceh Besar.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
sebuah populasi (Nursalam, 2012). Pada penelitian ini jumlah sampel
30 orang di Desa Lieue, Kabupaten Aceh Besar.
23
mengenai c. Baik :
imunisasi Persentase
>75 %
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
dan keterampilan dinilai dari lembar Cheek List.
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran
pengisian dan kelengkapan jawaban kuisioner dan responden. Hal ini dilakukan
ditempat pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera akan dapat
dilengkapi.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
c. Saving
Saving merupakan proses penyimpanan data sebelum data diolah atau
dianalisis.
34
d. Tabulating
Tabulating merupakan proses menyusun data dalam bentuk tabel, selanjutnya
diolah mengggunakan bantuan computer.
e. Cleaning
Cleaning merupakan pengetikan kembali data yang sudah dientry untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak
fi
P= x 100
n
Keterangan :
P = Presentase
fI = Prekuensi teramati
n = Jumlah responden
35
DAFTAR PUSTAKA
2013