1. Definisi Sosiologi
a. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
b. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hal berikut.
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya antara
gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerak
masyarakat dengan politik).
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya
dengan gejala geografis dan biologis).
3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
c. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan
sosial.
d. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkof
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi
sosial.
e. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammars
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan
yang bersifat stabil.
f. Auguste Comte
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk
senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
g. Charles Elwood
Sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya, asal
dan kemamuannya, serta bentuk dan kewajibannya.
h. Herbert Spencer
Sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sosiologi mempelajari
masyarakat dalam hubungannya dengan manusia lain.
Dalam perkembangannya, ranah sosiologi berkembang menjadi cabang-cabang secara lebih
khusus lagi. Cabang-cabang tersebut antara lain sosiologi pendidikan, sosiologi agama, sosiologi
keluarga, sosiologi hukum, sosiologi politik, sosiologi kesenian, sosiologi ekonomi, sosiologi medis,
sosiologi ilmu pengetahuan, sosiologi perdesaan, sosiologi perkotaan, dan sosiologi industri.
5. Tokoh-Tokoh Sosiologi
a. Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte lahir di Montpellier, Prancis pada tanggal 20 Januari 1798. Akibat penyakit
kanker yang dideritanya, ia meninggal pada tanggal 5 September 1857. Peranannya dalam
perkembangan ilmu sosiologi sangat besar. Hal inilah yang membuatnya mendapat julukan
sebagai Bapak Sosiologi. Salah satu sumbangan pemikirannya adalah tentang hukum kemajuan
kebudayaan masyarakat. Menurutnya, kemajuan kebudayaan manusia dapat dibagi menjadi tiga
zaman, yaitu sebagai berikut.
1) Zaman teologis
Zaman teologis adalah zaman dimana masyarakatnya mempunyai kepercayaan magis,
percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju ke
pemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia dimana orang mati mengatur
orang hidup.
2) Zaman metafisika
Zaman metafisika, yaitu masa masyarakat dimana pemikiran manusia masih terbelenggu
oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal.
3) Zaman positif
Zaman positif, yaitu masa dimana segala penjelasan gejala sosial maupun alam dilakukan
dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah)
Kelas proletar dalam pemikiran Marx, suatu saat akan menyadari kepentingan mereka
bersama. Ketika hal itu terwujud, kelompok ini akan melakukan pemberontakan dan
menciptakan masyarakat tanpa kelas. Meski sampai sekarang pemikiran tersebut tidak pernah
terwujud, namun pemikiran tentang stratifikasi dan konflik sosial tetap berpengaruh. Pada
langkah selanjutnya, hal itu memengaruhi pemikiran sosiologi, khususnya tentang kapitalisme.
Durkheim mengembangkan lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut.
1) Sosiologi harus bersifat ilmiah, dimana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara
objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya.
2) Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
3) Menjelaskan kenormalan patologi.
4) Menjelaskan masalah sosial secara “social” pula.
5) Mempergunakan metode komparatif secara sistematis.
2. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan cara penelitian yang dalam analisis datanya menggunakan
keterangan berdasarkan angka-angka. Metode ini umum digunakan dalam perhitungan secara
statistik.
Berikut ini beberapa metode yang termasuk ke dalam metode kuantitatif.
a. Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode ini digunakan dalam menguji pengaruh dari proses perubahan pola kehidupan
masyarakat. Metode ini dilaksanakan untuk membandingkan dua kelompok , yaitu kelompok uji
coba dan kelompok terkontrol. Sebaiknya, kelompok yang diteliti tidak diberitahu sebelumnya
untuk menghindarkan individu-individu yang diteliti melakukan tindakan-tindakan palsu atau
berbohong.
d. Metode Empiris
Metode empiris menyandarkan diri pada keadaan yang nyata dalam masyarakat melalui
penelitian. Metode rasionalitas mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian
tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
e. Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur
sosial
Metode-metode tersebut sering kali digunakan bersama dalam suatu penelitian, karena
memiliki sifat saling melengkapi dalam proses penelitian.
C. Penerapan Sosiologi dalam kehidupan Sehari-hari
Pada kajian sebelumnya, telah dijelaskan definisi dan ruang lingkup objek kajian sosiologi. Sebagai
ilmu yang mempelajari masyarakat, sosiologi mengkaji berbagai kenyataan social yang ada di
masyarakat. Ruang lingkupnya paling luas disbanding cabang-cabang ilmu lainnya.
Seluruh kegiatan manusia sebagai anggota masyarakat beserta semua yang dihasilkan dari proses
social menjadi objek kajian sosiologi, mulai dari masalah kemiskinan, kejahatan, perilaku seksual,
kehidupan keluarga, pendidikan, kelas-kelas social, konflik social, akibat pertumbuhan penduduk,
pelanggaran hokum, hingga program pembangunan Negara.
Semua persoalan tersebut berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia sebagai anggota
masyarakat. Setiap persoalan dapat terjadi di masyarakat, meski frekuensi dan intensitasnya berbeda.
Pada masa sekarang, kenyataan social yang sangat actual adalah penanganan kemiskinan,
pembangunan masyarakat, penanganan korupsi, penegakkan hokum, dan integritas bangsa. Sosiologi
dapat memberikan sumbangan berharga untuk menangani berbagai masalah tersebut.
Pada awalnya, kajian sosiologi semata-mata hanya untuk memahami realitas yang ada. Kajian
seperti ini bersifat murni keilmuan. Misalnya, masalah kemiskinan yang dialami masyarakat desa.
Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi berusaha mencari pengetahuan mengenai kemiskinan
tersebut, mengapa kemiskinan terjadi,apa akibatnya, serta bagaimana intensitas dan kuantitasnya.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijadikan pengetahuan yang semata-mata digunakan
untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu (teori). Pada kajian murni untuk kepentingan ilmu,
sosiologi tidak sedikit pun bertujuan untuk mencoba mencari jalan keluar agar masyarakat bisa
terbebas dari kemiskinan.
Apabila kajian mengenai kemiskinan ditujukan untuk merumuskan langkah-langkah praktis dalam
menanggulangi kemiskinan, barulah sosiologi memasuki tahap penerapan. Disinilan arti penting
sosiologi bagi kehidupan manusia. Sebagai ilmu terapan, sosiologi dapat membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Kemiskinan tidak semata dikaji untuk
menghasilkan pengetahuan (teori) mengenai kemiskinan. Perkelahian pelajar tidak semata diteliti
hanya untuk menyusun teori mengenai gejala sosial tersebut, tetapi dilanjutkan dengan upaya praktis
untuk menangani gejala-gejala tersebut.
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup objek kajian sosiologi, maka bidang-bidang kehidupan
yang dijangkau penerapan sosiologi pun sangat luas. Semua sisi kehidupan manusia sebagai anggota
masyarakat dapat menjadi bidang penerapan pengetahuan sosiologi. Oleh karena itu, memiliki
pengetahuan mengenai sosiologi sangat penting bagi siapa saja. Seseorang belajar sosiologi tidak
semata-mata untuk menjadi sosiolog (ahli sosiologi). Menurut definisi Horton dan Hunt, sosiolog
adalah seorang yang telah mendapatkan gelar sarjana atau telah mengikuti studi lanjutan dalam
sosiologi dan terikat dalam mengajar, mengadakan riset, atau karya professional lain dalam bidang
sosiologi. Tanpa menjadi sosiolog pun seseorang dapat berperan dalam penerapan ilmu pengetahuan
sosiologi.
Pekerjaan sosial, dokter, hakim, insinyur, guru, birokrat, wartawan, dan bahkan berbagai organisasi,
perusahaan, dan yayasan membutuhkan peran sosiologi untuk melakukan penelitian dan
pengembangan. Karir apapun yang dijalani seseorang, ia tentunya tetap akan menjadi warga
masyarakat. Sebagai warga masyarakat, tentu akan berpartisipasi dalam kelompok sosial dan menjadi
penerus kebudayaan antargenerasi. Pengetahuan sosiologi dapat membantu setiap orang dalam
menjalankan perannya di masyarakat dengan bekal wawasan yang luas.