Anda di halaman 1dari 8

Seperti kita ketahui, mesin-mesin digital hanya mampu mengenali dan mengolah data yang berbentuk biner.

Dalam sistem biner hanya di ijinkan


dua keadaan yang tegas berbeda.
Contoh dua keadaan yang tegas berbeda yaitu: hidup-mati, tinggi rendah, sambung-putus dll.  Dua keadaan dari sistem biner tersebut
disimbolkan dengan angka biner 0 atau 1
misalnya: hidup=1 dan mati=0, tinggi=1 dan rendah=0, benar=1 dan salah=0 dan seterusnya. Dapat pula hidup=0 dan mati=1, tinggi=0 dan
rendah=1, benar=0 dan salah=1 dan seterusnya tergantung kesepakatan sejak awal.
Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran.
Gerbang ini merupakan rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal masukan dan sinyal keluaran hanya berupa tegangan tinggi atau tegangan
rendah.
Gerbang-gerbang digital / gerbang logika adalah rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengaplikasikan persamaan logika dasar seperti
persamaan Boolean
Gerbang logika merupakan blok yang paling dasar dari rangkaian kombinasional.
Gerbang logika dapat dipresentasikan keadaan dari bilangan biner (beroperasi dalam bilangan biner).
Merupakan dasar pembentuk dalam sistem digital.
Logika biner menggunakan dua buah nilai yaitu ‘0’ dan ‘1’. Logika biner yang digunakan dalam sistem digital, yaitu :
1. logika biner positif, logika tinggi ditandai dengan nilai ‘1’ dan logika rendah ditandai dengan nilai ‘0’.
2. logika biner negatif, logika tinggi ditandai nilai ‘0’ dan logika rendah ditandai nilai ‘1’.

A. Table kebenaran
Merupakan salah satu media untuk merepresentasikan logika digital.
Merupakan suatu tabel yang mencantumkan semua kemungkinan input biner dan output yang berhubungan dari sistem logika.
Menggambarkan bagaimana keluaran rangkaian logika dapat tergantung pada tingkat logika dari masukan-masukannya.
bila variabel input 1, maka ada 2 kemungkinan input, 0 atau 1
Bila variabel input 2, maka ada 4 kemungkinan input, 00 atau 01 atau 10 atau 11
Bila variabel input n, maka ada 2ⁿ kemungkinan kombinasi input

Gerbang and

Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang AND a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan hanya jika semua masukan bernilai 1. b.
Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada masukan bernilai 0. c. Pada operasi AND berlaku antara lain: 1.1 = 1, 1.1.1= 1, dan seterusnya; 0.0 = 1.0 =
0.1 = 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan seterusnya

Gerbang or = memiliki konsep seperti dua buah saklar yang dipasangkan secara paralel.

Gerbang OR memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu salauran keluaran.  Keadaan keluaran gerbang OR akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika
ada salah satu masukannya dalam keadaan 1(tinggi).  Dan akan memiliki keluaran 0 (rendah) jika semua masukan dalam keadaan 0 (rendah)

Gerbang not = Hanya memiliki 1 masukan dan1 keluaran. penyangkalan dengan kata-kata "tidak" (NOT) 1`= 0 dan 0` = 1

Gerbang NOT hanya memiliki satu saluran masukan dan satu saluran keluaran.  Jika A menyatakan saluran masukan dan Y merupakan saluran
keluaran pada gerbang NOT, maka hubungan antara A dan Y dituliskan:  Y = NOT A atau Y = A
Gerbang nand

Gerbang NAND adalah gerbang logika yang output/keluarannya akan menghasilkan logika “0” / low jika semua masukkannya berlogika “1” / high
Gerbang NAND adalah gerbang logika yang output/keluarannya adalah kebalikan dari keluaran/output gerbang AND

Gerbang nor

• Gerbang NOR adalah gerbang logika yang akan menghasilkan keluaran/output berlogika “1” / high jika semua masukkannya berlogika “0” / low
• Gerbang NOR adalah gerbang logika yang keluarannya / outputnya kebalikan dari output/keluaran gerbang logika OR

Gerbang ex or

Gerbang ex nor

Dasar aljabar Boolean


Dalam mengembangkan sistem aljabar boolean, perlu memulainya dengan asumsi-asumsi yakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean.

Teorema aljabar boolean


Sifat distributive

Evaluasi ekspresi Boolean


Contoh: a’.(b+c) jika a=0, b=1, dan c=0, maka hasil evaluasi ekspresi: 0’.(1+0) = 1.1 = 1
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=‘) jika keduanya mempunyai nilai yang sama untuk pemberian nilai-nilai kepada
n peubah. Contoh: a.(b+c) = (a.b) + (a.c)

Dalam Aljabar Boolean, variable x disebut peubah Boolean. FungsiBoolean adalah ekspresi yang dibentuk dari peubah Boolean melalui operasi
penjumlahan, perkalian, atau komplemen.
Selain dengan cara aljabar, fungsi Boolean dapat dinyatakan dalam bentuk tabel kebenaran. Tabel kebenaran adalah suatu tabel yang menyatakan
seluruh kemungkinan nilai peubah dari fungsinya. Jika suatu fungsi Boolean memuat n peubah, maka banyaknya baris dalam tabel kebenaran ada
2ⁿ
1. Lateral dan term
Lateral: menyatakan input sebuah gerbang logika
Term: menyatakan operasi yang dilakukan dalam sebuah gerbang
Contoh: F = ABC’ + A’DE
Persamaan boolean diatas mempunyai 5 input (5 lateral : A,B,C,D,E) Ada 5 term (AND untuk ABC’, AND untuk A’DE, NOT untuk C, NOT untuk A dan
OR untuk F), berarti ada 5 gerbang yang diperlukan.

2. Minterm dan maxterm


n variabel yang membentuk operasi AND menghasilkan suatu bentuk persamaan yang disebut MINTERM atau standart product  Contoh: Minterm
(dengan 3 Variabel)  XYZ ,, A’BC
n variabel yang membentuk operasi OR menghasilkan suatu bentuk persamaan yang disebut MAXTERM atau standart sum  Contoh: Maxterm
(dengan 3 Variabel)  X+Y+Z’ ,, A’+B’+C’
MINTERM : suku (term) didalam ekspresi boolean mengandung literal lengkap dalam bentuk hasil kali.
MAXTERM : suku(term) didalam ekspresi boolean mengandung literal lengkap dalam bentuk hasil jumlah

Misalkan peubah (variabel) fungsi boolean adalah x,y dan z, Maka

Ekspresi boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam
bentuk kanonik

1. Bentuk kanonik
Ada 2 macam bentuk kanonik:
 Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
 Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Contoh:  f(x,y,z) = x’y’z + xy’z’ + xyz  SOP { setiap suku (term) disebut minterm }
g(x,y,z) = (x+y+z) (x+y’+z) (x+y’+z’)  POS { setiap suku (term) disebut maxterm }
Setiap minterm/maxterm mengandung literal yang lengkap
Catatan
Cara membentuk minterm dan maxterm:
1. Untuk minterm, setiap peubah yang nilainya 0 dinyatakan dalam bentuk komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1 dinyatakan dalam
bentuk tanpa komplemen.
2. Sebaliknya, untuk maxterm, setiap peubah yang nilainya 0 dinyatakan dalam bentuk tanpa komplemen, sedangkan peubah yang bernilai 1
dinyatakan dalam bentuk komplemen.

Catatan
Jika diberikan sebuah tabel kebenaran, kita dapat membentuk fungsi boolean dalam bentuk kanonik (SOP atau POS) dari tabel tersebut, dengan
cara:
 Mengambil minterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 1 (untuk SOP)
 Mengambil maxterm dari setiap nilai fungsi yang bernilai 0 (untuk POS)

Karnaugh Map (K-Map)


•Suatu peralatan grafis yang digunakan untuk menyederhanakan persamaan logika atau mengkonversikan sebuah tabel kebenaran menjadi
sebuah rangkaian logika.
•Salah satu metode yang paling mudah untuk penyederhanaan Rangkaian Logika.
Karnaugh Map 2 Variabel : dengan minterm-mintermnya

Contoh 1 contoh 2

Contoh 3 contoh 4

Karnaugh Map 3 Variabel : ( A, B dan C )

Desain Pemetaan K- Map 3 Variabe

s
Contoh pengoveran

Contoh 1 contoh 2

Karnaugh Map 4 Variabel : ( A, B, C dan D )

Desain Pemetaan K- Map 4 Variabel


Contoh pengcoveran

Anda mungkin juga menyukai