Anda di halaman 1dari 3

Bilangan heksadesimal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan

masing-masing digit bilangan dengan nilai tempatnya.


Contoh : bilangan heksadesimal B6A dikonversi ke desimal :
B6A = 11 x 162 + 6 x 161 + 10 x 160
= 11 x 256 + 96 + 10
= 2922

Bilangan desimal dapat dikonversikan ke bilangan heksadesimal dengan cara membagi bilangan
yang ada dengan 16.
Contoh : bilangan desimal 1521 dikonversikan ke bilangan heksa desimal :
1521 : 16 = 95 sisa 1
95 : 16 = 5 sisa 15 atau dalam heksadesimal adalah F
5 : 16 = 0 sisa 5
Maka hasilnya adalah 5F1

Untuk konfersi heksadesimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke biner. Lakukan
konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari biner dikonversi lagi ke oktal.
Contoh : bilangan heksadesimal F5 di konversikan ke oktal

Konversikan terlebih dahulu bilngan hesadesimal ke biner


Bilangan Heksadesimal F5
F 5
15 : 2 = 7 sisa 1 5 : 2 = 2 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1 2 : 2 = 1 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1 1 : 2 = 0 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
= 101
Maka hasilnya = 1111 Karena jumlah digit kurang dari
4 maka di depn di tambah 0
Maka hasilnya = 0101
Hasilnya : 11110101 setelah didapatkan nili biner baru dikonversi ke oktal
bilangan biner 11110101
11 110 101
= 1x 21 + 1 x 20 = 1x 22 + 1 x 21 + 0 x 20 = 1x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=2+1 =4+2+0 =4+0+1
=3 =6 =5
Maka hasil konversi bilangan heksadesimal ke bilngan oktal adalah : 365

Untuk mengkonversi bilangan oktal ke bilangan dilakukan dengan cara mengkonversikan


bilangan oktal ke bilangan biner terlebih dahulu setelah itu bilangan biner di konversikan lagi menjadi
bilangan heksa desimal.
Contoh : bilangan oktal 357 dikonversikan ke bilangan heksadesimal
Konversi terlebih dahulu bi oktal ke biner
bilangan oktal 357
3 5 7
3 : 2 = 1 sisa 1 5 : 2 = 2 sisa 1 7 : 2 = 3 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1 2 : 2 = 1 sisa 0 3 : 2 = 1 sisa 1
= 11 1 : 2 = 1 sisa 1 1 : 2 = 0 sisa 1
Karena jumlah digit
kurang dari 3 maka = 101
ditambah 0 didepan.
Maka hasilnya : 011
Hasilnya = 011101111 setelah didapatkan nilai biner baru dikonversi ke heksadesimal
bilangan biner 11110101
0 1110 1111
= 0 x 20 = 1x 23 + 1x 22 + 1 x 21 + 0 x 20 = 1x 23 + 1x 22 + 1 x 21 + 1 x 21
=0 =8+4+2+0 =8+4+2+1
= 14 = E = 15 = F
Maka hasil konversi bilangan oktal ke heksa desiml adalah : EF

B. Relasi Logika Dasar, Kombinasi dan Sekuensial


Relasi logika dasar dalam sistem komputer, terdiri dari gerbang logika dasar yang
dilengkapi dengan simbol dan karakteristik. Gerbang logika merupakan blok bangunan
untuk komputer yang paling rumit sekalipun. Gerbang logika disusun komponen
integrated circuit (IC). Jenis atau variasi dan gerbang-gerbang logika yang tersedia
dalam semua kelompok logika termasuk TTL dan CMOS.

1. GerbangAND
Gerbang AND kadang-kadang disebut “gerbang semua atau tidak”. Dasar
tentang gerbang AND yang menggunakan saklar sederhana. Gerbang AND dioperasikan
tersusun dari dioda, transistor, dan tersusun dalam suatu IC. Untuk memperlihatkan
gerbang AND digunakan simbol logika. Simbol gerbang AND standar digunakan pada
relay saklar, rangkaian pneumatik, dioda diskrit dan transistor atau IC.
Gerbang AND dihubungkan ke saklar masukan A dan B. Indikator keluaran adalah
suatu LED. Bila suatu tegangan RENDAH (GND) muncul pada masukan A dan B, maka LED
keluaran tidak menyala. Perhatikan juga pada baris 1 bahwa masukan dan keluaran
diberikan digit biner. Baris 1 menyatakan bahwa bila masukan adalah biner 0 dan 0,
maka keluaran akan menjadi suatu biner 0. Lihat dengan teliti empat kombinasi dan
saklar A dan B. Perhatikanlah bahwa hanya biner 1 pada kedua masukan A dan B yang
akan menghasilkan suatu biner 1 pada keluaran.

Gambar 1.1 Rangkaian Gerbang AND

Tabel 1.7 Tabel Kebenaran Gerbang AND


Masukan Keluaran
A B Y
Tegangan Biner Tegangan Biner Menyala Biner
Saklar Saklar
Baris 1 Rendah 0 Rendah 0 Tidak 0
Baris 2 Rendah 0 Tinggi 1 Tidak 0
Baris 3 Tinggi 1 Rendah 0 Tidak 0
Baris 4 Tinggi 1 Tinggi 1 Ya 1

2. Gerbang OR
Gerbang OR kadang-kadang disebut “gerbang setiap atau semua”.Gagasan dasar
gerbang OR yang menggunakan saklar sederhana. Dengan melihat rangkaian dibawah
bahwa lampu keluaran akan menyala bila masing-masing atau kedua saklar masukan
tersebut tertutup, tetapi lampu keluaran tidak akan menyala bila kedua-duanya terbuka.
Suatu tabel kebenaran untuk rangkaian OR diperlihatkan Tabel 1.7. Tabel kebenaran
yang memperlihatkan kondisi rangkaian gerbang OR dengan dua input A dan B lihat
pada Gambar 1.1.
Tabel 1.8 memperlihatkan bahwa hanya berisi 1 pada tabel kebenaran OR yang menimbulkan
keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1. Perhatikan diagram logika, dimana
masukan A dan B di OR kan untuk menghasilkan suatu keluaran Y. Ekspresi Boolean hasil rekayasa untuk
fungsi OR juga digambarkan. Perlu dicatat bahwa tanda tambah (+) merupakan simbol Boolean untuk OR.

Gambar 1. 2. Simbol Logika Gerbang OR dan


Suatu Ekspresi Boolean
Tabel 1.8. Tabel kebenaran Gerbang OR
Masukan Keluaran
A B
Tegangan Biner Tegangan Biner
Rendah 0 Tinggi 1
Tinggi 1 Rendah 0

3. Pembalik dan penyangga


Rangkaian NOT seringkali disebut pembalik, dimana tugas rangkaian NOT
(pembalik) memberikan suatu keluaran yang tidak sama dengan masukan.Simbol logika
untuk pembalik (inverter, rangkaian NOT) diperlihatkan pada Gambar 1.3.
Tabel 1.9. Tabel Kebenaran Untuk Suatu
Pembali

Gambar 1.3 Simbol dan Ekspresi


Bloolean Gerbang Pembalik

Bila gerbang not (pembalik) diberikan suatu logika 1 ke masukan A pada Gambar
1.3, diperoleh hal yang berlawanan, atau suatu logis 0 pada keluaran Y. Gambar 1.4 juga
memperlihatkan suatu ekspresi Boolean dituliskan untuk fungsi NOT atau PEMBALIK.
Perhatikanlah penggunaan tandas trip(-) diatas keluaran untuk memperlihatkan bahwa A
telah dibalik atau dikomplemenkan. Istilah Boolean “A” akan menjadi “not A (bukanA)”.

Gambar 1.4. Pembalik Ganda

Anda mungkin juga menyukai