Bilangan desimal dapat dikonversikan ke bilangan heksadesimal dengan cara membagi bilangan
yang ada dengan 16.
Contoh : bilangan desimal 1521 dikonversikan ke bilangan heksa desimal :
1521 : 16 = 95 sisa 1
95 : 16 = 5 sisa 15 atau dalam heksadesimal adalah F
5 : 16 = 0 sisa 5
Maka hasilnya adalah 5F1
Untuk konfersi heksadesimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke biner. Lakukan
konversi heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari biner dikonversi lagi ke oktal.
Contoh : bilangan heksadesimal F5 di konversikan ke oktal
1. GerbangAND
Gerbang AND kadang-kadang disebut “gerbang semua atau tidak”. Dasar
tentang gerbang AND yang menggunakan saklar sederhana. Gerbang AND dioperasikan
tersusun dari dioda, transistor, dan tersusun dalam suatu IC. Untuk memperlihatkan
gerbang AND digunakan simbol logika. Simbol gerbang AND standar digunakan pada
relay saklar, rangkaian pneumatik, dioda diskrit dan transistor atau IC.
Gerbang AND dihubungkan ke saklar masukan A dan B. Indikator keluaran adalah
suatu LED. Bila suatu tegangan RENDAH (GND) muncul pada masukan A dan B, maka LED
keluaran tidak menyala. Perhatikan juga pada baris 1 bahwa masukan dan keluaran
diberikan digit biner. Baris 1 menyatakan bahwa bila masukan adalah biner 0 dan 0,
maka keluaran akan menjadi suatu biner 0. Lihat dengan teliti empat kombinasi dan
saklar A dan B. Perhatikanlah bahwa hanya biner 1 pada kedua masukan A dan B yang
akan menghasilkan suatu biner 1 pada keluaran.
2. Gerbang OR
Gerbang OR kadang-kadang disebut “gerbang setiap atau semua”.Gagasan dasar
gerbang OR yang menggunakan saklar sederhana. Dengan melihat rangkaian dibawah
bahwa lampu keluaran akan menyala bila masing-masing atau kedua saklar masukan
tersebut tertutup, tetapi lampu keluaran tidak akan menyala bila kedua-duanya terbuka.
Suatu tabel kebenaran untuk rangkaian OR diperlihatkan Tabel 1.7. Tabel kebenaran
yang memperlihatkan kondisi rangkaian gerbang OR dengan dua input A dan B lihat
pada Gambar 1.1.
Tabel 1.8 memperlihatkan bahwa hanya berisi 1 pada tabel kebenaran OR yang menimbulkan
keluaran 0, sedangkan semua baris lain menimbulkan keluaran 1. Perhatikan diagram logika, dimana
masukan A dan B di OR kan untuk menghasilkan suatu keluaran Y. Ekspresi Boolean hasil rekayasa untuk
fungsi OR juga digambarkan. Perlu dicatat bahwa tanda tambah (+) merupakan simbol Boolean untuk OR.
Bila gerbang not (pembalik) diberikan suatu logika 1 ke masukan A pada Gambar
1.3, diperoleh hal yang berlawanan, atau suatu logis 0 pada keluaran Y. Gambar 1.4 juga
memperlihatkan suatu ekspresi Boolean dituliskan untuk fungsi NOT atau PEMBALIK.
Perhatikanlah penggunaan tandas trip(-) diatas keluaran untuk memperlihatkan bahwa A
telah dibalik atau dikomplemenkan. Istilah Boolean “A” akan menjadi “not A (bukanA)”.