Pengenalan
Pertama kali dikenalkan oleh George Boole pada tahun 1854.
Tapi catat, yang diatas itu penulisan pada defenisi. Ketika contoh soal nanti
penulisannya beda, jadi nanti jangan kaget ya bos.
5
F(A,B) = AB’
F(1,0) = 1
F(1,1) = 0
Contoh 1 fungsi boolean 7
input
Bedah Contoh 8
Sebelumnya ingat defenisi:
m
𝐹 ( 𝐴 , 𝐵 ) = 𝐴𝐵 ′
Suatu fungsi
berderajat 2
(n = 2)
Ini dinamakan:
EKSPRESI
𝑛=2 BOOLEAN
Contoh 1 (Tabel Kebenaran) 9
Sebelumnya ingat defenisi:
𝐹 ( 𝐴 , 𝐵 ) = 𝐴𝐵 ′
Input Output
A B AB’
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 0
10
A B AB A B A+B A A’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Tabel Kebenaran NOR 12
Gerbang NOR
Gerbang NAND
Gerbang XOR
hukum
Boolean Hukum Asosiatif Hukum Distributif
Hukum
Hukum De Morgan
Serapan/Absorption
16
Hukum Komutatif (Commutative Law)
Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel
atau sinyal Input tidak akan berpengaruh terhadap Output
Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND) X Y X.Y y.x
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR) 0 0 0 0
X+Y = Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan
0 1 1 1
posisi variabel atau dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya 1 0 1 1
akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya.
1 1 1 1
X Y X+Y Y+x
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 1 1
16
Hukum Komutatif (Commutative Law)
Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel
atau sinyal Input tidak akan berpengaruh terhadap Output
Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND) X Y X.Y y.x
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR) 0 0 0 0
X+Y = Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan
0 1 1 1
posisi variabel atau dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya 1 0 1 1
akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya.
1 1 1 1
X Y X+Y Y+x
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 1 1
17
Hukum Asosiatif (Associative Law)
Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
logika tidak akan berpengaruh terhadap Output W + (X + Y) = (W + X) + Y
Rangkaian Logika. W X Y X. W. (W.Y W. W X Y X+ W+ (W W+(X+Y)
Contoh : Y Y ).Y (X.Y) Y X +X)
Perkalian (Gerbang Logika AND) +Y
0 0 0 0 0 0 0
W . (X . Y) = (W . X) . Y
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1
18
Hukum Distributif
Distributif
Komplemen
(SELESAI)
Penyederhanaan Ekspresi Boolean
Tuliskan dalam bentuk gerbang logika terlebih dahulu, lalu sederhanakan bentuk aljabarnya dan buat
gerbang logika versi sederhananya.
Penyederhanaan Ekspresi Boolean (NO 1)
(A’+B’)(A’+B)(B’+B) Komplemen
(A’+B’)(A’+B)(1) Distributif
Komplemen
Distributif
(SELESAI)
Penyederhanaan Ekspresi Boolean (NO 3)
Ekspresi Hukum yang digunakan
′ ′
Distributif
𝐴 ( 𝐴 + 𝐵 )+ ( 𝐵 + 𝐴 ) ( 𝐴 + 𝐵 )
AA’+A’B+(B+AA)(A+B’) Idenpoten
A’A+A’B+(B+A)(A+B’) Distributif
A’A+A’B+A(B+B’) Komplemen
B+A(1) Identitas
Penyerapan
(A+AB)+A’B Asosiatif
A+(AB+A’B) Distributif
A+(A+A’)B Komplemen
A+(1)B Identitas
A+B Selesai