Anda di halaman 1dari 22

Perte- Pokok Bahasan dan

muan Sub-Pokok Bahasan


1 .Sistem bilangan
2 Konversi Sistem bilangan
3 bilangan
.Aljabar Boolean
4 Gerbang logik
5 IC-IC: bipolar Saturasi dan bipolar Non-Saturasi
6 2.Teknik
IC-IC penyederhanaan
bipolar Non-Sa-turasi
7 hanaan.
Metode K a r n o u g h map
2. IC-IC bipolar Non-Sa-turasi
8 Metode Quine- McCluskey
9 Combinational logic
10 Multiplexer
11 Demultiplexer
12 Flip Flop
13 Monostable Multivibrator
14 Astable Multivibrator
15 Konter
16 Register
5.
. Daftar Pustaka
1. Alan BM 2005, Introduction to Logic Design. McGraw-Hill Comp,Inc., New
York
2. Anil K. Maini . 2007. Digital Electronics: Principles, Devices and
Applications
3. Goodse A.P And Goodse D.A , 2008 . Digital Elechtronics
4. Jain RP.2003.Modern Digital Elektronics.Tata Mc-GrawHill. Publishing Co
Singapura.
5. Ronald J.T, Neal S.W. 2001. Digital System principles and applications.
Prentice Hall
BAB I
SISTEM BILANGAN DAN KODE-KODENYA

Sistem bilangan yang sangat familier dan populer adalah sistem bilangan desimal. Simbol
bilangan dasar desimal dinyatakan dengan : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Jumlah bilangan dasar
(basis) desimal ada 10. Bilangan dasar ini dinyatakan base atau radix. Sebagai contoh 2011,11.
Bilangan bulatnya adalah 2011, dinyatakan bagian integer. untuk bilangan dibelakang koma
yaitu 0,11 disebut bagian fractional. Sistem bilangan dasar yang lain adalah : biner (binary),
oktaf (octal), dan heksadesimal (hexadecimal).
Dalam bab 1 ini akan dibahas sistem bilangan: desimal, biner, oktaf dan heksadesimal.

1. Sistem Bilangan
Secara umum sistem bilangan memiliki operasi ilmu hitung (arithmetic) seperti penambahan,
perkalian dan sebagainya. Aturan untuk membentuk suatu bilangan dasar dapat dinyatakan
dengan aturan sebagai berikut :

1 2 (1).
1 2 1 0 ,
(N)b =
Bagian bulat Bagian pecahan
Radix dengan tanda koma atau titik

Keterangan :
N = bilangan
b = radix/basis dari sistem bilangan
n = bilangan bagian bulat
m = bilangan bagian pecahan
dn-1 = bilangan terbesar (most significant digit atau msd)
d-m = bilangan terkecil (least significant digit atau lsd)

dan 0 di b 1 atau 0 d -f b 1

Sistem bilangan dasar ditunjukkan pada Table 1 berikut.

Tabel 1, Sistem bilangan dasar.


Sistem bilangan Basis atau Simbol Bobot Contoh
radix (b) (dI atau d-f) i f
Desimal 10 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10 10-f 2011,11
i

Biner 2 0, 1 2i 2-f 1101,01


Oktal 8 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 8 i 8 -f 2035,42
Heksadesimal 16 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 16i 16-f 27AB98
8, 9, A, B, C, D, E, F

2. Bilangan Desimal.
Sistem bilangan desimal memiliki basis (radix) 10. Posisi setiap digit pada bilangan
desimal memiliki bobot yang berbeda.

Contoh 1.1.
Bilangan desimal 2011. Bilangan 2011 ini merupakan jumlah dari setiap digit, yang
ditunjukkan dengan posisi sebagai berikut.
2011 = (2 x 103) + (0 x 102) + (1 x 101) + (1 x 100)
= 2000 + 0 + 10 + 1
= 2000 + 10 + 1
Contoh 1.2.
Bilangan desimal 789,342
Digit bilangan 7 memiliki bobot ratusan (100 atau 102), digit bilangan 8 memiliki bobot
puluhan (10 atau 101), digit bilangan 9 memiliki bobot satuan (100).
Bilangan dibelakang koma adalah bilangan desimal pecahan.
Digit bilangan 3 memiliki bobot 0,1 atau 10-1, pecahan digit 4 bobotnya 0,01 atau 10-2,
dan digit bilangan 2 memiliki bobot 0,001 atau 10-3.
789,342 = (7 x 102) + (8 x 101) + (9 x 100) + (3 x 10-1) + (4 x 10-2) + (2 x 10-3)
= (7 x 100) + (8 x 10) + (9 x 1 ) + (3 x 0,1) + (4 x 0,01) + (2 x 0,001)
= 700 + 80 + 9 + 0,3 + 0,04 + 0,002
3. Bilangan Biner.
Sistem bilangan biner memiliki basis (radix) 2 Simbol bilangan biner hanya 0 dan 1.
Setiap posisi suatu bilangan biner memiliki bobot yang berbeda. Bilangan biner yang berada
paling kiri dinyatakan dengan most significant bit (MSB) atau bobot nilai yang paling besar.
Bilangan biner yang posisinya paling kanan dinyatakan dengan least significant bit (LSB) ini
memiliki bobot nilai paling kecil. Dalam bilangan biner pecahan selanjutnya digunakan dengan
tanda titik (point). Hal tersebut untuk memisahkan bagian yang bulat dengan bagian pecahan.
Kesamaan bilangan desimal dengan bilangan biner dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kesamaan bilangan desimal dengan bilangan biner 4 bit.


Bilangan Bilangan biner
Decimal B3 B2 B1 B0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
11 1 0 1 1
12 1 1 0 0
13 1 1 0 1
14 1 1 1 0
15 1 1 1 1

4. Bilangan Desimal diubah Menjadi Bilangan Biner


Untuk bilangan desimal yang bulat diubah menjadi bilangan biner dengan cara dibagi 2
sampai habis. Dan pada bilangan desimal pecahan dengan dikali 2 sampai diperoleh nilai nol.
Proses perubahan bilangan decimal menjadi bilangan biner ditunjukkan contoh berikut.
Conoh 1.3
Bilangan desimal 11 atau (11)10 diubah menjadi bilangan biner.
Solusinya sebagai berikut.
11
= 5 , sisa 1
2
5
= 2 , sisa 1
2
2
= 1 , sisa 0
2
1
= 0, sisa 1
2
MSB LSB
(11)10 = 1 0 1 1
1
Solusi berakhir apabila hasil bagi = 0, pada contoh =0
2

Contoh 1.4
Bilangan (23)10 diubah menjadi bilangan berbasis 2 atau bilangan biner.
Solusinya.
23
= 11, sisa 1
2
11
= 5, sisa 1
2
5
= 2, sisa 1
2
2
= 1, sisa 0
2
1
= 0, sisa 1
2
MSB LSB
(23)10 = 1 0 1 1 1

Contoh 1.5
Bilangan (0,125)10 diubah ke bilangan berbasis 2 atau bilangan biner.
Solusinya
0,125 0,250 0,500
x2 x2 x2
0,250 0, 500 1,000

0 0 1 Dengan demikian (0,125)10 = (0.001)2

Contoh 1.6
Bilangan desimal berikut , selesaikan menjadi bilangan biner.
a. 21,25 b. 11,875 c. 0,625

Penyelesaian.
a. Bilangan bulat (21)10
Hasil bagi Sisa
21
= 10 1
2
10
= 5 0
2
5
= 2 1
2
2
= 1 0
2
1
= 0 1
2

MSB 1 0 1 0 1 LSB

dari hasil tersebut bilangan biner dapat ditulis sesuai dengan arah anak panah yaitu
(10101)2 atau (21)10 = (10101)2.

Bilangan pecahan (0,25)10


0,25 0,50
x2 x2
0,50 1,00

0 1 Bagian pecahan didapat (0.01)2

Dengan demikian hasil akhir (21,25)10 = (10101.01)2

b. Bilangan bulat (11)10


Hasil bagi Sisa
11
= 5 1
2
5
= 2 1
2
2
= 1 0
2
1
= 0 1
2

Bilangan bulat dari (11)10 = (1011)2

. Bilangan pecahan (0,875)10

0,875 0,750 0,500


x2 x2 x2
1,750 1,500 1,000

1 1 1 Bagian pecahan diperoleh (0.111)2


Jadi dari hasil penyelesaian bagian bulat dan bagian pecahan, dapat dinyatakan bahwa
bilangan desimal 11,875 sama dengan bilangan biner 1011.111 atau (11,875)10 =
(1011.111)2

c. Bilangan pecahan (0,625)10

0,625 0,250 0,500


x2 x2 x2
1,250 0,500 1,000

1 0 1 Bilangan (0,625)10 = (0.101)2

5. Bilangan Biner diubah Menjadi Bilangan Desimal


Suatu bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan desimal dengan menggunakan bobot
seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Contoh 1.7
Dapatkan kesamaan bilangan decimal dari bilangan biner berikut : a. 11011 ; b. 101011;
c. 111001 ; d. 1010011
Solusi.
a. (11011)2 = 1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
= 16 + 8 + 0 + 2 + 1
= 27
Jadi (11011)2 = (27)10
b. (101011)2 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
= 32 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
= 43
Jadi (101011)2 = (43)10
c. (111001)2 = 1 x 25 + 1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
= 32 + 16 + 8 + 0 + 0 + 1
= 57
Jadi bilangan biner 111001 = 57 bilangan desimal.
d. (1010011)2 = 1 x 26 + 0 x 25 + 1 x 24 + 0 x 23 + 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
= 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 83
Dengan demikian bilangan biner 1010011 = 83 bilangan desimal.

Contoh 1.8
Pastikan bilangan desimal dari bilangan biner berikut :
a. 101.011 ; b. 1101.1011 ;
c. 0.11001 ; d. 11.11011
Solusi.
a. (101.011)2 = 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 + 0 x 2-1 + 1 x 2-2 + 1 x 2-3
= 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 + 0,125
= 5,375
Bilangan biner 101.011 = 5,375 bialngan desimal.
b. (1101.1011)2 = 1 x 23 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 + 1 x 2-1 + 0 x 2-2 + 1 x 2-3 + 1 x 2-4
= 8 + 4 + 0 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 + 0,0625
= 13,6875
Jadi (1101.1011)2 = (13,6875)10
c. (0.11001)2 = 1 x 2-` + 1 x 2-2 + 0 x 2-3 + 0 x 2-4 + 1 x 2-5
= 0,5 + 0,25 + 0 + 0 + 0,03125
= 0,78125
Bilangan biner 0.11001 = 0,78125 bilangan decimal
d. (11.11011)2 = 1 x 21 + 1 x 20 + 1 x 2-1 + 1 x 2-2 + 0 x 2 -3 + 1 x 2-4 + 1 x 2-5
= 2 + 1 + 0,5 + 0,25 + 0 + 0,0625 + 0,03125
= 3,84375
Jadi bilangan biner 11.11011 sama dengan (3,84375)10

5.1 Bentuk komplemen satu.


Komplemen satu pada bilangan biner, untuk setiap bilangan biner 1 diganti dengan bilangan
biner 0 dan sebaliknya setiap bilangan 0 diganti dengan bilangan 1. Hasil bilangan tersebut
dinyatakan komplemen 1 dari bilangan yang pertama. Jika salah satu bilangan tersebut positip
dan bilangan yang lain negatip maka digunakan pernyataan magnitut dan sebaliknya. Sebagai
contoh, (0110)2 menyatakan (+ 6)10, sedangkan (1110)2 menyatakan (- 6)10. Cara ini biasa
dipakai untuk pernyataan tanda bilangan biner. Pada gambaran tersebut juga digunakan untuk
bilangan biner positip bila MSB = 0, dan bilangan negatip bila MSB = 1.
Contoh 1.8 Dapatkan komplemen 1 dari bilangan biner berikut :
a. 0110011101 b. 110011011
Solusi.
a. 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 b. 1 1 0 0 1 1 0 1 1

1001100010 001100100

Contoh 1.9 Selesaikan bilangan biner berikut ini dengan komplemen 1.


a.+ 5 dan -5. b.+ 11 dan 11. c. + 14 dan 14.
Solusi.
a. (+ 5)10 = (0101)2 b. (+ 11)10 = (01011)2 c. (+ 14)10 = (01110)2
(- 5)10 = (1011)2 (- 11)10 = (10101)2 ( - 14)10 = (10010)2

Dari contoh-contoh tersebut, dapat diamati bahwa untuk jumlah bilangan bit = n, maka
bilangan positip maximum dinyatakan dengan komplemen 1 adalah ( 2n-1 1) dan untuk
bilangan negatip maximumnya adalah - ( 2n-1 1).

5.2 Bentuk komplemen dua.


Dalam komplemen dua ini melanjutkan dari komplemen satu. Jika komplemen satu pada
bilangan biner ditambah 1, maka akan menghasilkan bilangan biner komplemen dua.

Contoh 1.10 Dapatkan komplemen 2 dari bilangan biner berikut.


a. 011011010 b. 001010101
Solusi.
a. Bilangan 011011010

Komplemen 1 100100101
komplemen 2 +1
100100110 hasil komplemen 2

b. Bilangan 001010101
Komplemen 1 110101010
komplemen 2 +1
110101011 hasil komplemen 2

7. Perhitungan bilangan Biner.


Sistem bilangan desimal memiliki perhitungan yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Demikian pula operasi pada bilangan biner dapat dilakukan, dan lebih sederhana
karena hanya memiliki bilangan 0 dan 1.

7.1 Penjumlahan Bilangan Biner


Aturan penjumlahan pada bilangan biner diberikan pada Tabel 3 .
Tabel 3. Aturan Penjumlahan Biner

0+0=0
0+1=1
1+0=1
1+1=0 carry 1

Contoh. 1.11 Jumlahkan bilangan biner berikut.


a. 1101 dengan 1010
b. 110 dengan 1110
c. 01010101
00010000
10000101
11100101
Solusi.
1 carry 1 1 1 carry
a. 1 1 0 1 b. 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 carry
c. 0 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1

7.2 Pengurangan bilangan Biner.


Aturan pengurangan bilangan biner dengan menggunakan Tabel 4.

Tabel 4.
0-0=0
1-1=0
1-0=1
10 - 1 = 0 borrow 1

Contoh 1.12 Selesaikan pngurangkan bilangan biner berikut :


a. 1101 dengan 110
b. 1011 dengan 111
c. 11110 dengan 1011
Solusi.
a. 1 1 0 1 b. 1 0 1 1 c. 1 1 1 1 1
- 110 - 111 - 1011
0111 0100 10100

Bentuk pengurangan/penjumlahan bilangan biner dengan menggunakan komplemen 2.

Contoh 1.13a.
Selesaikan pengurangan/penjumlahan bilangan berikut dalam bentuk bilangan biner
dengan 8 bit:
1). (8 - 5)10
2). (13 - 8)10
3). ( 24 19))10
4). (- 13 + 8 )10

Penyelesaian.
1).. 8, Komplemen 2 dari + 8 = 00001000
(5 )10 = 00000101
komplemen 1 = 11111010
komplemen 2 = +1
11111011
8 = 00001000
-5 = 11111011
+3 1 00000011 MSB 1 tidak diperhatikan, jadi hasil pengurangan = ( +3 )10
2). 13 Komplemen 2 dari + 13 = 00001101
(-8) (8)10 = 00001000
komplemen 1 = 11110111
komplemen 2 = +1
11111000
jadi, 13 = 00001101
-8 = 11111000
+5 1 00000101 = (+5)10
3). (- 24)10 (24)10 = 00011000
komplemen 1 = 11100111
komplemen 2 = + 1
11101000
(-19)10 (19)10 = 00010011
komplemen 1 = 11101100
komplemen 2 +1
11101101
jadi ,
- 24 = 11101000
- 19 = 11101101
111010101 = (-128 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 1) = ( -43)10

4). (-13)10 (13)10 = 00001101


komplemen 1 = 11110010
komplemen 2 = + 1
11110011
bilangan (+ 8 )10 = 00001000
jadi,
-13 = 11110011
+8 = + 00001000
-5 11111011 = (-128 + 64 + 32 + 16 + 0 + 2 + 1) = (-5)10
Contoh : 1-13b. Jumlahkan bilangan 9 dengan bilangan 4. Gunakan dengan sistem biner.
Solusi :

Contoh : 1-13c. Jumlahkan bilangan 23 dengan bilangan 48. Gunakan dengan sistem biner.
Jawab :
+ 23 = 0 0010111
- 48 = 1 1010000
- 25 = 1 1100111 ; bila dikomplemen 2, menghasilkan :
1 0011001 ; = (-25)10

7.3 Perkalian bilangan biner.


Aturan dasar perkalian bilangan biner seperti ditunjukkan table 5.

Tabel 5
0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1

Contoh 1.14
Selesaikan perkalian bilangan biner dari soal berikut.
a. 100 x 100
b. 101 x 11
c. 111 x 11
d. 1010 x 10
Solusi.
a. 100 b. 101
x 100 x 11
000 101
000 101
100 1111
10000

c. 111 d. 1010
x 11 x 10
111 0000
111 1010
10101 10100
Soal latihan.
1. 101 x 111
2. 110 x 1001
3. 1011 x 101
4. 1101 x 110

7.4 Pembagian bilangan biner.


Pembagian bilangan biner dapat dilakukan seperti prosedur pada pembagian bilangan
decimal. Pembagian bilangan biner seperti contoh berikut.

Contoh 1.15 Selesaikan pembagian bilangan biner berikut ini


a. 1001 : 11
b. 1100 : 100
c. 1111 : 11
d. 100100 : 100
Penyelesaian :
11 11
a. 11 ) 1001 b. 100 ) 1100
11 100
11 100
11 100
0 0

101 1001
c. 11 ) 1111 d. 100 ) 100100
11 100
11 100
11 100
0 0
8. Sistem bilangan oktal.
Sistem bilangan memiliki dasar (radix) sejumlah 8. Simbol bilangan oktal adalah 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, dan 7. Sistem bilangan octal seperti sistem bilangan desimal dan bilangan biner yang
memiliki bilangan bulat dan pecahan. Hitungan diatas bilangan 7 dimulai dengan 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

8.1 Perubahan bilangan oktal menjadi bilangan desimal.


Bilangan oktal bulat maupun bilangan oktal pecahan dapat dilakukan peeubahan ke
bilangan desimal.

Contoh 1.16 Ubahlah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan desimal.
a. (3423)8
b. (2011)8
c. (564.5104)8
Solusi.
Dengan menggunakan bobot seperti pada Tabel 1. dapat diselesaikan.

a. (3423)8 = 3 x 83 + 4 x 82 + 2 x 81 + 3 x 80
= 3 x 512 + 4 x 64 + 2 x 8 + 8 x 1
= 1536 + 256 + 16 + 8
= (1816)10
b. (2011)8 = 2 x 83 + 0 x 82 + 1 x 81 + 1 x 80
= 2 x 512 + 0 + 8 + 1
= (1033)10
c. (564.5104)8 = 5 x 82 + 6 x 81 + 4 x 80 + 5 x 8-1 + 1x 8-2 + 0 x 8-3 + 4 x 8-4
5 1 4
= 5 x 64 + 6 x 8 + 4 x 1 + 8 + 16 + 0 + 4096
= 320 + 48 + 4 + 0,625 + 0,0625 + 0,0009766
= (372, 6884766)10
8.2 Pengubahan bilangan desimal ke bilangan oktal.
Konversi dari bilangan desimal menjadi bilangan oktal (base 10 ke base 8), seperti
prosedur konversi dari bilangan desimal ke bilangan biner (dari base 10 ke base 2). Karena
bilangan oktal memiliki base 8, maka bilangan 8 sebagai pembaginya.

Contoh 1.17 Ubahlah bilangan desimal berikut menjadi bilangan oktal.


a. (274)10
b. (0,6875)10
c. (2012,875)10

Solusi.
Dengan menggunakan prosedur seperti mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner,
maka contoh soal 1.16 dapat diselesaikan sebagai berikut.

a. Hasil bagi sisa


274
= 34 2
8

34
= 4 2
8

4
= 0 4
8
4 2 2
jadi (274)10 = (422)8

b. Penyelesaian bilangan pecahan dilakukan sebagai berikut ini.

0, 6875 0, 5000
8 8
5, 5000 4, 0000

5 4
jadi (0,6875)10 = (0.54)8

cbilangan desimal ini terdiri dari bilangan bulat 2012 dan bilangan pecahan. 0,87.
(2012,875)10 5.
Bilangan desimal bulat diselesaikan seperti jawaban 1.16 a, maka
Hasil bagi sisa
2012
= 251 5
8
251
= 31 3
8
31
= 3 7
8
3
= 0 3
8
3 7 3 5
jadi bilangan desimal bulat (2012)10 = (3735)8
Bilangan pecahan (0,875)10 diselesaikan seperti contoh 1.16 b, maka
0,875
8
7,000 jadi bilangan decimal (0,875)10 = (0.7)8
dengan demikian (2012)10 = (3735.7)8

8.3 Pengubahan bilangan oktal menjadi bilangan bilangan biner.


Bilangan oktal dapat diubah menjadi bilangan biner dengan menempatkan setiap digit
bilangan oktal menjadi 3 bit bilangan biner. Ekuivalen bilangan oktal dan bilangan biner dengan
bilangan desimal 0 sampai dengan 15 dinyatakan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Ekuivalen bilangan desimal ,biner, dan oktal.


Desimal Biner Oktal
0 000000 0
1 000001 1
2 000010 2
3 000011 3
4 000100 4
5 000101 5
6 000110 6
7 000111 7
8 001000 10
9 001001 11
10 001010 12
11 001011 13
12 001100 14
13 001101 15
14 001110 16
15 001111 17

Bilangan oktal dapat diubah menjadi bilangan biner dengan membuat grup (kelompok). Setiap
digit bilangan oktal dibuat kelompok 3 bit bilangan biner dan diawali dari LSB selanjutnya ke
MSB untuk bilangan bulat. Pada bilangan pecahan diawali setelah tanda titik (point).

Contoh 1. 17 Ubahlah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan biner.


a. (653)8 b. (1246)8 c. (567.342)8
Solusi.
Dari Tabel 6 dapat diselesaikan.
a. (653)8 = ( 110 101 011)2
b. (1246)8 = (001 010 100 110)2
c. (567.342)8 = ( 101 110 111. 011 100 010)2
Bila bilangan biner diubah menjadi bilangan oktal, maka cara penyelesaian untuk 3 digit
bilangan biner dinyatakan 1 bit bilangan oktal. Pengelompokan diawali dari LSB selanjutnya ke
MSB untuk bilangan bulat, sedang untuk bilangan pecahan dimulai dari tanda koma atau tanda
dot kebelakang/ kekanan
Contoh 1. 18
Ubahlah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan oktal.
a. (1110101)2
b. (1010111.110001111001)2
c. (101101110.011010100)2

Solusi :
a. (1110101)2 = 001 110 101
= 1 6 5
Jadi (1110101)2 = (165)8
b. (1010111.110001111001)2 = 001 010 111. 110 001 111 001
= 1 2 7 . 6 1 7 1
jadi (1010111.110001111001)2 = (127.6171)8
c. (101101110.011010100)2 = 101 101 110. 011 010 100
= 5 5 6 . 3 2 4
jadi (101101110.011010100)2 = (556.324)8

9. Sistem Bilangan Hexadesimal.


Sistem Bilangan Hexadesimal sangat populer didalam penggunaan komputer. Base
sistem bilangan hexadesimal ada 16. Simbol bilangan yang dimiliki adalah : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Sistem bilangan hexadesimal sangat berbeda dengan simbol bilangan
yang lain, yaitu memiliki simbol yang berupa angka (numerik) dan huruf (alphabet).
Tabel 7 menunjukkan ekuivalen bilangan desimal dengan bilangan biner dan bilangan
hexadesimal.

Tabel 7 Ekuivalen bilangan desimal ,biner, dan Hexadesimal


Bilangan
Desimal Biner Hexadesimal
0 0000 0
1 0001 1
2 0010 2
3 0011 3
4 0100 4
5 0101 5
6 0110 6
7 0111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F

Tabel 7 terlihat bahwa ada 16 kombinasi untuk bilangan biner. Setiap satu set 4 bilangan biner
dapat dimasukkan ke komputer dalam bentuk digit hexadesimal.

9.1 Pengubahan bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal.


Dengan menggunakan persamaan 2.1 bilangan hexadesimal dapat diubah menjadi
bilangan desimal.

Contoh 1. 19
Dengan menggunakan persamaan 2.1 ubahlah bilangan hexadesimal berikut ini, menjadi
bilangan desismal.
a. (2AE.4C)16 ; b. (45F.A8)16 ;c. (2011.8F)16
Solusi.
a. (2AE.4C)16 = 2 x 162 + 10 x 161 + 14 x 160 + 4 x 16-1 + 12 x 16-2
4 12
= 2 x 256 + 10 x 16 + 14 x 1 + 16 + 162
= 512 + 160 + 14 + 0,25 + 0,046875
= 686,296875
jadi (2AE.4C)16 = (686,296875)10

b. (45F.A8)16 = 4 x 162 + 5 x 161 + 15 x 160 + 10 x 16-1 + 8 x 16-2


10 8
= 4 x 256 + 5 x 16 + 15 x 1 + 16 + 162
= 1024 + 80 + 15 + 0,625 + 0,03125
= 1119,65625
jadi (45F.A8)16 = (1119,65625)10

c. (2011.8F)16 = 2 x 163 + 0 x 162 + 1 x 161 + 1 x 160 + 8 x 16-1 + 15 x 16-2


8 15
= 2 x 4096 + 0 x 256 + 1 x 16 + 1 x 1 + 16 + 162
= 8192 + 0 + 16 + 1 + 0,5 + 0,05859375
= 8209,558594
jadi (2011.8F)16 = (8209,558594)10 = (8209,5586)10

9.2 Konversi bilangan desimal menjadi bilangan hexadesimal.


Bilangan desimal dapat diubah menjadi bilangan hexadesimal dengan menggunakan
prosedur seperti mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner. Untuk mengubah
bilangan desimal menjadi bilangan hexadesimal dengan menggunakan pembagi 8 pada
bilangan bulat. Pada bilangan pecahan dikalikan 8.

Contoh 1. 20
Ubahlah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan hexadesimal.
a. (91)10
b. (975,125)10
c. (2012,625)10
Solusi

a. hasil bagi sisa


91
= 5 11
16
5
= 0 5
16
5 B jadi (91)10 = (5B)16

b. Bilangan bulat
hasil bagi sisa
975
60 15
16
60
3 12
16
3
0 3
16
3 C F bilangan bulat (975)10 = (3CF)16
bilangan pecahan
0,125
x 16
750
125
2,000 bilangan pecahan (0,125)10 = (0.2)16
dengan demikian bilangan (975,125)10 = (3CF.2)16

c. Bilangan bulat
hasil bagi sisa
2012
125 12
16
125
7 13
16
7
0 7
16
7 D C bilangan (2012)10 = (7DC)16
bilangan pecahan
0,625
x 16
3750
625
10,000 A , bilangan pecahan (0,625)10 = (0.A)16
dengan demikian bilangan (2012,625)10 = (7DC.A)16

9.3 Konversi bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal.


Bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan hexadesimal dengan menggunakan kelompok.
Untuk setiap 4 bit dari bilangan biner menjadi 1 digit bilangan hexadesimal. Pengelompokan
diawali dari LSB bilangan biner bulat menuju kearah MSB. Pada bagian pecahan juga dibuat
kelompok 4 bit setelah tanda titik (point) dilanjutkan kearah kanan.

Contoh 1. 21
Ubahlah bilangan biner berikut menjadi bilangan hexadecimal.
a. 1101011011 b. 0.001111010110
Jawab.
a. (1101011011)2 = 0011 0101 1011

3
5 13
jadi (1101011011)2 = (35B)16

b. (0.001111010110)2 = 0.0011 1101 0110

= 0. 3 13 6
jadi (0.001111010110) = (0.3D6)16

Dari contoh 1. 21 tersebut dapat diamati bahwa setiap kelompok 4 bit bilangan biner dapat
dilengkapi dengan angka 0 (nol) pada kelompok pertama (most significant digit atau MSD)
untuk bilangan bulat. Pada bagian bilangan pecahan dapat dilengkapi angka 0 (nol) yang
terakhir (least significant digit atau LSD)

9.4 Perubahan bilangan hexadesimal menjadi bilangan oktal atau sebaliknya.


Perubahan bilangan hexadesimal ke bilangan oktal atau sebaliknya, masing-masing
diubah menjadi bilangan biner.
Contoh 1. 22
Ubahlah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner.
a. B719D
b. 0.AC4F
Jawab.
a. (B719D)16 = (1011 0111 0001 1001 1101)2
= 010 110 111 000 110 011 101
= 2 6 7 0 6 3 5
jadi (B719D)16 = (2670635)2
b. (0.AC4F)16 = ( 0. 0110 1100 0100 1111)2
= 0. 011 011 000 100 111 100

= 0. 3 3 0 4 7 4
jadi (0.AC4F)16 = (0.330474)2

9.5 Bentuk-bentuk kode


Didalam teknik digital ada beberapa macam kode. Kode-kode antara lain :
- Biner code decimal (BCD)
- Kode Excess-3
- Kode Gray
- Kode Oktal
- Kode Hexadesimal
- Kode Alpanumerik
9.5.1 Biner code desimal (BCD).
Bit - a binary digit 0 or 1
Nibble - a group of four bits
Byte - a group of eight bits
Word - a group of sixteen bits; a word has two bytes or four nibbles

Bit: A single, bivalent unit of binary notation. Equivalent to a decimal digit.


Crumb, Tydbit, or Tayste: Two bits.
Nibble, or Nybble: Four bits.
Nickle: Five bits.
Byte: Eight bits.
Deckle: Ten bits.
Playte: Sixteen bits.
Dynner: Thirty-two bits.
Word: (system dependent).
Biner code decimal (BCD) adalah kode untuk menyatakan bilangan desimal. Setiap
satu digit desimal dinyatakan dengan 4 bit kode biner. Pada sistem BCD ada sepuluh (10)
kelompok kode seperti ditunjukkan dalam Tabel 8.

Tabel 8.
Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BCD 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001

Kode 8421 adalah tipe dari kode BCD. Biner Code decimal (BCD) dimaksudkan setiap digit
desimal 0 sampai dengan 9 dinyatakan dengan kode biner 4 bit. Bobot dari kode 8421 adalah 23,
22, 21, 20. Sangat sederhana untuk menyatakan suatu bilangan desimal dalam bentuk BCD, yaitu
setiap digit bilangan desimal disamakan dengan kode biner 4 bit.
Contoh 1. 23 Ubahlah bilangan decimal berikut ini menjadi BCD
a. 47
b. 89
c. 165
d. 3237
Solusi.
a. 4 7 b. 8 9

0100 0111 1000 1001

c. 1 6 5 d. 3 2 3 7

0001 0110 0101 0011 0010 0011 0111

9.5. a. Penambahan dan Pengurangan sistem BCD.


Penambahan dan pengurangan sistem BCD banyak digunakan didalam kalkulator maupun
komputer. Setiap 1 digit desimal dinyatakan dengan kode 4 bit dari 0000 sampai dengan 1001.
Bilangan desimal bila dilakukan penjumlahan dalam bentuk BCD, maka ada 2 ketentuan yaitu :
jumlahnya sama dengan 9 atau lebih kecil dari 9 dan lebih besar dari 9.

a.1. Jumlah bilangan desimal sama dengan 9 atau lebih kecil dari 9.
Contoh: Jumlahkan bilangan berikut dalam bentuk BCD
a. 3 + 5
b. 4 + 3
c. 2 + 7

Solusi :
a. 3 bentuk BCD 0011 b. 4 BCD 0100 c. 2 BCD 0010
+ 5 bentuk BCD 0101+ + 3 BCD 0101 + + 7 BCD 0111 +
8 bentuk BCD 1000 7 BCD 0111 9 BCD 1001

Contoh a. 23 + 35
b. 55 + 24
Solusi :
a. 23 BCD 0010 0011 b. 55 BCD 0101 0101
+ 35 BCD 0011 0101 + 24 BCD 0010 0100
58 BCD 0101 1000 79 BCD 0111 1001

a.2. Jumlah bilangan desimal lebih dari 9


Contoh : Susunlah penjumlahan dalam bentuk BCD
a. 7 + 8
b. 6 + 5
Jawaban :
a. 7 BCD 0111 b. 6 BCD 0110
+ 8 BCD 1000 + 5 BCD 0101
15 1111 11 1011
Jawaban a dan b kode kelompok untuk BCD tidak benar. Karena 1111 untuk satu digit bilangan
desimal hanya 0000 atau (0)10 sampai dengan 9 atau (1001)10. Jawaban tersebut perlu
dibenarkan. Dengan cara hasil penjumlahan ditambah 0110 sebagai berikut.

a. 7 BCD 0111 b. 6 BCD 0110


+ 8 BCD 1000 + + 5 BCD 0101 +
15 1111 Tidak valid 11 1011
0110 + , Koreksi di + 6 0110 + , Koreksi di + 6
10101 BCD 0001 0101 = (15)10 10001 BCD 0001 0001 = (11)10

Perbandingan Biner dengan BCD


13710 _ (10001001)2 (binary)
13710 _ 0001 0011 0111 (BCD)

9.5.2 Kode exces-3


Kode exces-3 adalah setiap digit bilangan desimal ditambah 3. Sebagai contoh, desimal 2.
Kode exces-s = 0010 + 0011 = 0101.
Desimal 5, kode exces-3 adalah 0101 + 0011 = 1000.

9.5.3 Kode Gray


Kode Gray dapat diubah menjadi kode biner dan sebaliknya, yakni bilangan biner dapat
diubah menjadi kode Gray.
Bilangan awal atau bilangan paling kiri pada bilangan biner (most significant bit MSB) selalu
sama dengan awal kode Gray dan sebaliknya.
Cara mengubah bilangan biner menjadi kode Gray sebagai berikut.

Bilangan biner 11010


1 + 1 + 0 + 1 + 0 Biner

1 0 1 1 1 Gray
Jadi Bilangan biner 11010 = 10111 kode Gray.

Cara mengubah kode Gray menjadi kode biner adalah sebagai berikut.
Kode Gray : 11010110
1 1 0 1 0 1 1 0

+ + + + + + +

1 0 0 1 1 0 1 1

Jadi kode Gray 11010110 = 10011011 bilangan biner.

Applications kode Gray


1. The Gray code is used in the transmission of digital signals as it minimizes the
occurrence of errors.
2. The Gray code is preferred over the straight binary code in angle-measuring devices.
Use ofthe Gray code almost eliminates the possibility of an angle misread, which is
likely if the angle is represented in straight binary. The cyclic property of the Gray
code is a plus in this application.
3. The Gray code is used for labelling the axes of Karnaugh maps, a graphical
technique used for minimization of Boolean expressions.
4. The use of Gray codes to address program memory in computers minimizes power
consumption. This is due to fewer address lines changing state with advances in the
program counter.
5. Gray codes are also very useful in genetic algorithms since mutations in the code
allow for mostly incremental changes. However, occasionally a one-bit change can
result in a big leap, thus leading to new properties.
6. Sandi Gray ini sangat berguna untuk peralatan masukan/keluaran (input/output devices),
pengubah analog ke digital dan peralatan tambahan lainnya

Table 9 Generation of a larger word-length ternary Gray code.


1-digit ternary code 2-digit ternary code 3-digit ternary code
0 0 00 00 000
1 1 01 01 001
2 2 02 02 002
2 12 12 012
1 11 11 011
0 10 10 010
0 20 20 020
1 21 21 021
2 22 22 022
22 122
21 121
20 120
10 110
11 111
12 112
02 102
01 101
00 100
00 200
01 201
02 202
12 212
11 211
10 210
20 220
21 221
22 222

9.5.3 Kode Oktal


Bilangan oktal dari 0 sampai dengan 7 dikode langsung menjadi 3-bit biner. Bilangan
oktal dapat langsung dikode dalam bentuk biner seperti yang telah dibahas didepan yakni sub
bagian 8.3. Kode ini banyak digunakan antara lain : input biner dalam komputer digital,
microprocecor.

9.5.4 Kode Hexadesimal


Contoh 24. bentuk bilangan desimal 27 diubah menjadi menjadi :
a. Kode biner d. kode octal
b. Kode BCD e. kode gray
c. Kode excess-3 f. kode hexadecimal
Solusi :
a. Bilangan decimal 27 diubah langsung menjadi bentuk bilangan biner yaitu : 11011
b. Setiap digit dari bilangan decimal dikode dengan menggunakan kode BCD 4-bit dan
menghasilkan : 0010 0111.
c. Setiap digit bilangan decimal dikode menggunakan kode 4-bit excess-3 yaitu :
0101 1010
d. 5-bit bilangan decimal 27 dalam bilangan biner disusun menjadi kode Gray dengan hasil
10110
e. (27)10 = (33)8 = 011 011
f. (27)10 = (1B)16 = 0001 1011
Contoh 25.
Dinyatakan bilangan decimal 1.a. 396 dan 2.b. 4096 susunlah menjadi bentuk :
a. Kode biner langsung. d. kode oktal
b. Kode BCD e. kode hexadesimal
c. Kode excees-3
Jawab :
1 a. 396 = 110001100 2.a. 4096 = 1000000000000
b. 396 = 001110010110 b. 4096 = 0100000010010110
c. 396 = 011011001001 c. 4096 = 01110011 11001001
d. 396 = (614)8 = 110001100 d. 4096 = (10000)8 = 001 000 000 000 000
e. 396 = (18C)16 = 00110001100 e. 4096 = (1000)16 = 0001 0000 0000 0000

Anda mungkin juga menyukai