Anda di halaman 1dari 12

1.

Sistem Bilangan
a. Bilangan Desimal
Bilangan Desimal adalah sistem bilangan yang biasa digunakan dalam
pembuatan bahasa pemrograman meskipun tidak begitu sering digunakan seperti
bilangan biner dan bilangan hexadesimal. Bilangan desimal merupakan sistem
bilangan yang berbasis 10 digit dan bilangan desimal disimbolkan dengan ankga 10.
Adapun bilangan desmial terdiri dari :

( 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 )

Untuk menyelesaikan bilangan desimal yaitu dengan mengalikan bobotnya dengan


kelipatan 10 dan dengan cara mengkonversinya ke bentuk bilangan lainnya. Berikut
contoh cara menyelesaikan bilangan desimal :

Contoh 1.
1. Jabarkan bilangan desimal 251010
Penyelesaian :
251010 = (2 x 103) + (5 x 102) + (1 x 101) + (0 x 100)
= (2 x 1000) + (5 x 100) + (1 x 10) + (0 x 1)
= 2000 + 500 + 10 + 0
= 251010

2. Jabarkan bilangan desimal 5211210


Penyelesaian :
5211210 = (5 x 104) + (2 x 103) + (1 x 102) + (1 x 101) + (2 x 100)
= (5 x 10000) + (2 x 1000) + (1 x 100) + (1 x 10) + (2 x 1)
= 50000 + 2000 + 100 + 10 + 2
= 5211210

b. Bilangan Biner
Bilangan Biner adalah salah satu bilangan yang paling sering digunakan seorang
programmer dalam membuat sebuah program atau coding karena bilangan ini sangat
mudah untuk digunakan dalam memprogram. Bilangan biner merupakan sistem
bilangan yang berbasis 2 digit dan disimbolkan dengan angka 2 pada bilangannya.
Berikut ini angka dari bilangan biner.

( 0, 1 )

Untuk bilangan biner ada bebrapa cara untuk menyelesaikannya, yaitu dengan operasi
matematika dasar (Penjumlahan dan Pengurangan) serta mengkonversi bilangan
biner menjadi bilangan desimal atau hexadesimal.

Operasi Penjumlahan Biner


Dalam operasi matematika biner dengan cara penjumlahan ada aturan yang
berlaku yaitu sebagai berikut :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0 (1 disimpan dibit selanjutnya)
Contoh 2.
Selesaikan operasi bilangan biner berikut ini
11012
10112 +

Penyelesaian :
1111
11012
10112 +

110002

Operasi Pengurangan Biner


Dalam operasi matematika biner dengan cara pengurangan ada aturan yang
berlaku yaitu sebagai berikut :
0-0=0
0 - 1 = 1 (1 dipinjam dibit selanjutnya)
1-0=1
1-1=0
Contoh 3.
Selesaikan operasi bilangan biner berikut ini
11012
10112 -

Penyelesaian :
1
11012
10112 -

00102

c. Bilangan Hexadesimal
Bilangan selanjutnya adalah bilangan hexadesimal dimana bilangan hexadesimal ini
berbeda dengan bilangan desimal. Bilangan Hexadesimal adalah sistem bilangan
yang berbasis 16 digit. Dimana sistem bilangannya terdiri dari angka dan huruf,
bilangan ini disimbolkan dengan angka 16. Berikut ini angka bilangan hexadecimal.

( 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F )

Pada bilangan hexadesimal huruf A = 10, B = 11, C = 12, D = 13, E = 14 dan F = 15.
Bilangan hexadecimal sangat sering digunakan dalam pemrograman assembly. Dalam
menyelesaikan bilangan hexadesimal yaitu dengan cara mengkonversinya dalam
bentuk ke bilangan lainnya.

2. Koversi Bilangan
a. Desimal ke Biner
Untuk mengkonversi bilangan desimal menjadi bilangan biner yaitu dengan 2 cara.
Yang pertama membagi 2 setiap hasil bilangannya dan yang kedua dengan
menggunakan tabel. Berikut contoh konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner.
Contoh 4.
Konversikan bilangan desimal 5010 menjadi bilangan biner
Penyelesaian :
Cara 1 50 : 2 = 25 Sisa 0
25 : 2 = 12 Sisa 1
12 : 2 = 6 Sisa 0
6 : 2 = 3 Sisa 0
3 : 2 = 1 Sisa 1
1:2=1

Jadi bilangan biner dari 5010 = 1100102 (Memasukkan angkanya dari bawah ke atas)

Cara 2
Karena yang akan dikonversi 5010 maka kolom yang akan digunakan adalah yang
tidak melebihi dari angka awal yaitu 5010.

(27) (26) (25) (24) (23) (22) (21) (20)


….
128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 0 0 1 0

Jadi bilangan biner dari 5010 = 1100102 (Memasukkannya dari depan ke belakang)

Penjelasan Cara 2 :
Kolom yang diberikan 1 adalah kolom (angka) yang tidak melebihi dari nilai awal jika
dijumlahkan dengan angka lainnya.

b. Biner ke Desimal
Untuk mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan desimal yaitu dengan 2 cara.
Yang pertama mengalikan kelipatan setiap bobotnya dan yang kedua dengan
menggunakan tabel. Berikut contoh konversi bilangan biner menjadi bilangan desimal.

Contoh 5.
Konversikan bilangan biner 10112 menjadi bilangan desimal.
Penyelesaian :
Cara 1
10112 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (1 x 20)
= (1 x 8) + (0 x 4) + (1 x 2) + (1 x 1)
=8+0+2+1
= 1110

Jadi bilangan desimal dari 10112 = 1110


Cara 2
Karena yang akan dikonversi 10112 maka kolom yang akan digunakan adalah
sejumlah dengan bit dengan cara memamsukkan nilainya dari nilai terkecil yang ada
pada tabel.

(27) (26) (25) (24) (23) (22) (21) (20)


….
128 64 32 16 8 4 2 1
1 0 1 1

=8+2+1
= 1110

Penjelasan cara 2.
Jadi yang bernilai 1 pada tabel angka diatasnya dijumlahkan.

c. Biner ke Hexadesimal
Untuk mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal yaitu dengan
mengelompokkan bilangan binernya menjadi 4 bit.

Contoh 6.
Konversikan bilangan biner 1111012 menjadi bilangan hexadecimal
Penyelesaian :

(23) (22) (21) (20) (23) (22) (21) (20)


….
8 4 2 1 8 4 2 1
1 1 1 1 0 1

=8+2+1 =8+4+1
=3 = 13 (D)

Jadi bilangan hexadecimal dari 1111012 = 3D16

Penjelasan.
Yang bernilai 1 pada tabel angka diatasnya dijumlahkan dan memasukkan angka
binernya yaitu dari nilai yang terkecil pada tabel.

d. Hexadesimal ke Biner
Untuk mengkonversi bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner yaitu dengan
merubah nilai hexadesimalnya terlebih dahulu menjadi bilangan desimal kemudian
dimasukkan kedalam tabel.
Contoh 7.
Konversikan bilangan hexadesimal 32B16 menjadi bilangan biner
Penyelesaian :
3 = 3, B = 11

(23) (22) (21) (20) (23) (22) (21) (20) (23) (22) (21) (20)
….
8 4 2 1 8 4 2 1 8 4 2 1
0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1

=2+1 =2 =8+2+1
=3 =2 = 11 (B)

Jadi bilangan biner dari 32B16 = 0011 0010 10112

Penjelasan.
Dalam tabel kolom yang diberikan nilai 1 yaitu angka yang ada diatasnya jika
dijumlahkan tidak melebihi nilai awalnya.

e. Hexadesimal ke Desimal
Untuk mengkonversi bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal yaitu dengan
cara mengalikan bobotnya dengan kelipatan 10.

Contoh 8.
Konversikan bilangan hexadesimal 32B16 menjadi bilangan desimal
Penyelesaian :

32B16 = (3 x 162) + (2 x 161) + (B x 160)


= (3 x 256) + (2 x 16) + (11 x 1)
= 768 + 32 + 11
= 81110

Jadi bilangan desimal dari 32B16 = 81110

f. Desimal ke Hexadesimal
Untuk mengkonversi bilangan desimal menjadi hexadesimal yaitu dengan cara
membagi setiap hasilnya dengan angka 16.

Contoh 9.
Konversikan bilangan 75010 menjadi bilangan hexadecimal
Penyelesaian :
750 : 16 = 46 Sisa 14 (E)
46 : 16 = 2 Sisa 14 (E)
2 : 16 = 2

Jadi bilangan hexadesimal dari 75010 = 2EE16 (Memasukkan nilainya dari bawah ke
atas).
3. Gerbang Logika
Dalam sistem digital gerbang logika dibagi menjadi 3 kelompok yaitu gerbang
logika dasar, perpaduan gerbang dan gerbang eksklusif. Dimana setiap kelompok
gerbang tersebut terbagi dalam beberapa logika.

AND
Gerbang Logika
OR
Dasar
NOT
Perpaduan NAND
Gerbang NOR
EX-OR
Gerbang Eksklusif
EX-NOR

Logika AND
Dalam Logika AND jika semua inputnya bernilai 0 maka outputnya bernilai 0,
jika salah satu inputnya bernilai 1 maka outputnya bernilai 0 dan jika semua
inputnya bernilai 1 maka outputnya bernilai 1.

Q=A.B

Logika OR
Dalam logika OR jika semua inoutnya bernilai 0 maka outputnya bernilai 0,
jika salah satu inputnya bernilai 1 maka outputnya bernilai 1 dan jika semua
inputnya bernilai 1 maka outputnya bernilai 1.

Q=A+B

Logika NOT
Dalam logika NOT jika inputnya bernilai 1 maka outputnya bernilai 0
sebaliknya jika inputnya bernilai 0 maka outputnya bernilai 1.

Q=Q

Logika NAND (AND + NOT)


Logika NAND kebalikan dari logika AND dimana jika semua inputnya bernilai
0 maka outputnya bernilai 1, jika salah satu inputnya bernilai 1 maka
outputnya bernilai 1 dan jika semua inputnya bernilai 1 maka outputnya
bernilai 0.

Q=A.B
Logika NOR (OR + NOT)
Logika NOR adalah kebalikan dari logika OR dimana jika semua inputnya
bernilai 0 maka outputnya bernilai 1, jika salah satu inputnya bernilai 1 maka
outputnya bernilai 0 dan jika semua inputnya bernilai 1 maka outputnya
bernilai 0.

Q=A+B

Logika EX-OR
Pada logika EX-OR jika semua inputnya sama maka outputnya bernilai 0 dan
jika semua inputnya berbeda maka outputnya bernilai 1.

Q = A (+) B

Logika EX-NOR
Logika EX-NOR adalah kebalikan dari logika EX-OR yaitu jika semua
inputnya sama maka outputnya bernilai 1 dan jika semua inputnya berbeda
maka outputnya bernilai 0.

Q = A (+) B
Tabel 1. Gerbang Logika
SOAL LATIHAN

I. Pilihlah salah satu jawaban dari A, B, C, atau D yang paling benar !

1. Sistem bilangan yang berbasis 10 digit adalah sistem bilangan


a. Desimal b. Biner c. Octal d. BCD

2. Sistem bilangan yang berbasis 2 digit adalah sistem bilangan


a. Desimal b. Biner c. BCD d. Hexadesimal

3. Bilangan Hexadesimal adalah sistem bilangan yang berbasis


a. 10 b. 2 c. 8 d. 16

4. Selesaikan operasi bilangan biner berikut


101012
10112 +

a. 1000102 b. 1100002 c. 1000002 d. 1011002

5. Selesaikan operasi pengurangan bilangan biner berikut


111012
01102 -

a. 101012 b. 110112 c. 100112 d. 101112

6. Konversikan bilangan desimal 7510 menjadi bilangan biner


a. 10011102 b. 10010112 c. 10010102 d. 10011112

7. Konversikan bilangan desimal 5010 menjadi bilangan biner


b. 1100102 b. 1001112 c. 1001012 d. 1000012

8. Konversikan bilangan biner 1000112 menjadi bilangan desimal


a. 3810 b. 2010 c. 2810 d. 3510

9. Konversikan bilangan biner 1101112 menjadi bilangan desimal


a. 5810 b. 5610 c. 5710 d. 5510

10. Konversikan bilangan hexadesimal B2A16 menjadi bilangan biner


a. 1011 0010 10102 c. 0010 1010 10112
b. 1010 0010 10112 d. 1010 1011 00102

11. Konversikan bilangan hexadesimal 2AC16 menjadi bilangan biner


a. 1111 1010 10102 c. 1010 1010 10112
b. 0010 1010 11002 d. 0010 1001 00102

12. Konversikan bilangan biner 1100 0101 11112 menjadi bilangan hexadesimal
a. B5F16 b. C5F16 c. B3F16 d. C3F16

13. Konversikan bilangan biner 1111 1001 11112 menjadi bilangan hexadesimal
a. F9F16 b. F8916 c. 9F516 d. C9816

14. Konversikan bilangan desimal 100310 menjadi bilangan hexadesimal


a. 3BE16 b. B3E16 c. EB316 d. 3EB16
15. Konversikan bilangan desimal 210610 menjadi bilangan hexadesimal
a. 83E16 b. 83A16 c. 8E316 d. 38A16

16. Konversikan bilangan hexadesimal 3CA16 menjadi bilangan desimal


a. 98010 b. 97010 c. 99010 d. 95010

17. Konversikan bilangan hexadesimal FF216 menjadi bilangan desimal


b. 400010 b. 408210 c. 425010 d. 408010

18. Gerbang Logika Dibagi Menjadi 3 Kelompok Kecuali,


a. Gerbang Dasar c. Perpaduan Gerbang
b. Gerbang Eksklusif d. Gerbang Ekivalen

19. Gerbang Logika AND termasuk gerbang logika


a. Dasar c. Eksklusif
b. Perpaduan Gebang d. Ekivalen

20. Gerbang Logika OR termasuk gerbang logika


a. Dasar c. Eksklusif
b. Perpaduan Gebang d. Ekivalen

21. Perpaduan dari gerbang OR + NOT menghasilkan gerbang


a. NAND b. EX-OR c. NOR d. EX-NOR

22. Perpaduan dari gerbang AND + NOT menghasilkan gerbang


a. NAND b. EX-OR c. NOT d. EX-NOR

23. Gerbang Logika EX-OR termasuk gerbang logika


a. Dasar c. Eksklusif
b. Perpaduan Gebang d. Ekivalen

24. Aljabar boolen dari logika OR adalah


a. Q = A + B b. Q = A – B c. Q = A x B d. Q = A / B

25. Aljabar boolen dari logika NOR adalah


a. Q=A+B b. Q = A – B c. Q = A x B d. Q = A / B

26. Aljabar boolen dari logika NAND adalah


a. Q=A+B b. Q = A – B c. Q = A x B d. Q = A / B

27. Aljabar boolen dari logika AND adalah


b. Q = A + B b. Q = A – B c. Q = A x B d. Q = A / B

28. Simbol dari logika OR ditujukkan pada gambar


a. c.

b. d.
29. Simbol dari logika AND ditujukkan pada gambar
a. c.

b. d.

30. Simbol dari logika NAND ditujukkan pada gambar


a. c.

b. d.

31. Simbol dari logika NOR ditujukkan pada gambar


a. c.

b. d.

32. Jika inputnya berlogika 0 maka outputnya berlogika 1 sebaliknya jika inputnya berlogika
1 maka outputnya berlogika 0. Pernyataan tersebut merupakan definisi dari logika
a. AND b. OR c. NOT d. NAND

33. Jika semua inputnya berlogika 0 maka outputnya berlogika 0 tapi jika salah satu
inputnya berlogika 1 maka outputnya berlogika 1. Pernyataan tersebut merupakan
definisi dari logika
a. AND b. OR c. NOR d. NAND

34. Jika semua inputnya berlogika 0 maka outputnya berlogika 0 sebaliknya jika semua
inputnya berlogika 1 maka outputnya berlogika 1. Pernyataan tersebut merupakan
definisi dari logika
a. NAND b. AND c. OR d. NOT

35. Jika semua inputnya berlogika sama maka outputnya berlogika 1 dan sebaliknya jika
logika inputnya berbeda maka outputnya berlogika 0. Pernyataan tersebut merupakan
definisi dari logika
a. EX-OR b. NAND c. EX-NOR d. NOT

36. Jika semua inputnya berlogika berbeda maka outputnya berlogika 1 dan sebaliknya jika
logika inputnya sama maka outputnya berlogika 0. Pernyataan tersebut merupakan
definisi dari logika
a. EX-OR b. NAND c. EX-NOR d. NOT
37. Berikut ini manakah yang termasuk tabel kebenaran dari logika AND
a. b. c. d.

38. Berikut ini manakah yang termasuk tabel kebenaran dari logika AND
a. b. c. d.

39. Berikut ini manakah yang termasuk tabel kebenaran dari logika AND
a. b. c. d.

40. Berikut ini manakah yang termasuk tabel kebenaran dari logika AND
a. b. c. d.

Anda mungkin juga menyukai