Anda di halaman 1dari 106

Kegiatan Belajar 1.

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:
1. Merubah bilangan biner menjadi bilangan desimal
2. Merubah bilangan desimal menjadi bilangan biner
3. Merubah bilangan oktal menjadi bilangan desimal
4. Merubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal
5. Merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner
6. Merubah bilangan biner menjadi bilangan oktal
7. Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner
8. Merubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal
9. Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal
10. Menjumlahkan bilangan dasan
11. Menjumlahkan bilangan biner
12. Menjumlahkan bilangan oktal
13. Menjumlahkan bilangan hexadesimal
14. Mengurangkan bilangan dasan
15. Mengurangkan bilangan biner
16. Menuliskan Hukum Identitas untuk fungsi OR dan fungsi AND dari Aljabar
Boolean
17. Menuliskan Hukum Demorgan dari Aljabar Boolean

b. Uraian Materi
1. Sistem Bilangan
Peralatan yang menggunakan system digital dalam operasinya berdasar
kepada perhitungan-perhitungan yang erat kaitannya dengan penggunaan
sistem bilangan.

1
Dalam rangkaian logika kita mengenal bermacam-macam bilangan yang
diantaranya adalah:
- Bilangan Desimal
- Bilangan Biner
- Bilangan Oktal
- Bilangan Hexadesimal

2. Bilangan Desimal
Pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan sistem
bilangan desimal, yaitu bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9.
Dari deretan angka-angka diatas maka setelah angka 9 akan terjadi angka-
angka yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13 dan seterusnya. Angka-angka
tersebut merupakan kombinasi dari angka 0 sampai 9. Angka-angka 0 sampai
9 ini dinamakan desimal digit, dimana harga-harga dari desimal digit tersebut
tergantung dari letak urutannya atau yang disebut harga tempat. Jadi
bilangan desimal mempunyai 10 suku angka atau disebut juga radik. Radik
adalah banyaknya suku angka atau digit yang dipergunakan dalam suatu
sistim bilangan. Dengan demikian maka RADIX suatu sistem bilangan dapat
ditentukan dengan rumus R = n + 1. Dimana R = Radik dan n = angka akhir
dari sistem bilangan.
Setiap sistem bilangan mempunyai RADIX yang berbeda seperti:
- Sistem bilangan Biner mempunyai Radix = 2
- Sistem bilangan Oktal mempunyai Radix = 8
- Sistem bilangan Desimal mempunyai Radix = 10
- Sistem bilangan Hexadesimal mempunyai Radix = 16

2
3. Bilangan Biner
Perlu diketahui bahwa pada rangkaian digital atau rangkaian logika sistem
operasinya menggunakan prinsip adanya dua kondisi yang pasti yaitu:

- Logika “1” atau “0”

- Ya atau Tidak

- High atau Low

- True (benar) atau False (salah)

- Terang atau Gelap

Kondisi-kondisi tersebut dapat dilukiskan sebagai saklar yang sedang


menutup (on) dan saklar yang sedang terbuka (off). Metode bilangan yang
sesuai dengan prinip kerja dari saklar tersebut adalah penerapan bilangan
biner atau dalam bahasa asingnya binary number. Pada bilangan biner
jumlah digitnya adalah dua yaitu “0” dan “1”, sedangkan untuk sistim
bilangan lainnya adalah seperti berikut ini:

- Bilangan biner (2 digit): 0, 1

- Bilangan oktal (8 digit): 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

- Bilangan desimal (10 digit) : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

- Bilangan hexadesimal: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa bobot bilangan dari suatu sistim
bilangan tergantung dari letak susunan digitnya atau disebut juga harga
tempat.

Harga tempat dari bilangan desimal adalah:

Dst. --------- 10.000 1.000 100 10 1

10n --------- 104 103 102 101 10

3
Berdasarkan harga tempat diatas, maka kita dapat menentukan bobot
bilangan dari suatu sistem bilangan tertentu. Sebagai contoh misalnya
bilangan desimal 4567 atau ditulis (4567)10 mempunyai bobot bilangan
sebagai berikut:

Dst. --------- 10.000 1.000 100 10 1

--------- 4 x 103 5 x 102 6 x 101 7 x 10

Jadi (4567)10 = 4000 + 500 + 60 + 7

Harga tempat dari bilangan biner adalah:

Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20

Desimal 256 128 64 32 16 8 4 2 1

Perlu diketahui bahwa angka biner yang dipergunakan dalam sistim bilangan
biner disebut BIT (Binary Digit). Sebagai contoh misalnya:

101 = 3 BIT

1101 = 4 BIT

11101 = 5 BIT

BILANGAN BINER BILANGAN DESIMAL


0 0 0 0
0
0 0 0 1
1
0 0 1 0
2
0 0 1 1
3
0 1 0 0
4
0 1 0 1
5

4
BILANGAN BINER BILANGAN DESIMAL
0 1 1 0
6
0 1 1 1
7
1 0 0 0
8
1 0 0 1
9
1 0 1 0
10
1 0 0 1
11
1 1 0 0
12
1 1 0 1
13
1 1 1 0
14
1 1 1 1
15

Dari tabel diatas terlihat bahwa angka 1 bilangan biner akan bertambah
besar apabila bergeser kekiri. Dengan demikian digit paling kiri merupakan
angka satuan yang terbesar dan digit paling kanan merupakan angka
satuan terkecil.

4. Merubah bilangan biner menjadi bilangan desimal

Dalam perhitungan operasi logika pada umumnya bilangan biner diberi


tanda (....)2 sedangkan bilangan desimal diberi tanda (....)10. Adapun
maksud penandaan tersebut adalah untuk membedakan jenis dan tiap-tiap
sistem bilangan.

Contoh: Bilangan biner (1101)2

Bilangan oktal (142)8

Bilangan desimal (96)10

5
Bilangan hexadesimal (2B)16

Contoh soal:
Rubahlah bilangan biner (11101)2 menjadi bilangan desimal
Soal diatas dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu:

Cara pertama:

Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20

Desimal 256 128 64 32 16 8 4 2 1

Biner 1 1 1 0 1

Jadi bilangan biner (11101)2 = 16+8+4+1 = 29

Cara kedua:

(11101)2 = (1x24) + (1x23) + (1x22) + (10x21) + (1x20)

= 16+8+4+0+1

= (29)10

Cara ketiga:

1 1 1 0 1 (11101)10

1x2=2+1=3x2=6+1=7x2=14+0=14 x 2= 28+1= 29

5. Merubah bilangan desimal menjadi bilangan biner

Untuk merubah bilangan desimal menjadi bilangan biner dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu: Menggunakan harga tempat dan membagi dua
terus menerus bilangan desimal.

Contoh: Rubahlah bilangan desimal (53)10 menjadi bilangan biner.


6
Jawab: cara pertama dengan menggunakan harga tempat

Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20

Desimal 256 128 64 32 16 8 4 2 1

(53)10 = 32 + 16 + 0 + 4 + 0 + 1

= 25 + 24 + 0 + 22 + 0 + 20

=1 1 0 1 0 1
Jadi (53)10 = (110101)2

Cara kedua:
Dengan membagi 2 terus menerus sampai sisanya menjadi 0 atau 1 dan
pembacaannya mulai dari bawah.

53/2 = 26 sisa 1

26/2 = 13 sisa 0

13/2 = 6 sisa 1

6/2 = 3 sisa 0

3/2 = 1 sisa 1

1/2 = 0 sisa 1

1 1 0 1 0 1

Jadi (53)10 = (110101)2

6. Bilangan Oktal

Dalam rangkaian logika selain bilangan desimal dan bilangan biner, kita
mengenal pula bilangan oktal. Bilangan oktal mempunyai 8 buah digit yaitu
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, radik bilangan oktal adalah 8. Dalam bilangan oktal
tidak angka 8 dan 9, angka selanjutnya setelah angka 7 adalah angka 10,

7
11, 12 dan seterusnya. Agar lebih jelas perhatikan bilangan oktal dibawah
ini.

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 selanjutnya 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, selanjutnya
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 selanjutnya 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan
seterusnya.

Sama halnya dengan bilangan biner dan bilangan desimal, bilangan oktal
mempunyai harga tempat seperti dibawah ini:

Oktal 84 83 82 81 80

Desimal 4096 512 64 8 1

7. Merubah bilangan oktal menjadi bilangan desimal

Untuk merubah bilangan oktal menjadi bilangan desimal dapat dilakukan


dengan harga tempat. Caranya adalah dengan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Letakkan bilangan oktal dibawah harga tempatnya

2. Kalikan masing-masing digit dari bilangan oktal sesuai dengan harga


tempatnya

3. Jumlahkan hasil perkalian masing-masing digit bilangan oktal

4. Contoh: Rubahlah bilangan oktal (234)8 menjadi bilangan desimal

Penyelesaian:

Oktal 82 81 80

Desimal 64 8 1

2 3 4 4x80 = 4x1 = 4

4x81 = 4x8 = 32

8
4x82 = 4x64 = 128

Jumlah = 156

Jadi (234)8 = (156)10

8. Merubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal

Merubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal dapat dilakukan dengan


menggunakan harga tempat dan membagi 8 bilangan desimal terus
menerus dan hasilnya dibaca dari bawah keatas.

Contoh: Rubahlah bilangan desimal (97)10 menjadi bilangan oktal

Penyelesaian: angka 97 = 64 + 32 + 1

Oktal 82 81 80

Desimal 64 8 1

(97)10 = 1x64 + 4x8 + 1

(97)10 = 1x82 + 4x81 + 1x80

(97)10 = (141)8

Rubahlah bilangan desimal (678)10 menjadi bilangan oktal.

Soal diatas dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana dengan cara
membagi 8 bilangan desimal secara terus menerus.

678/8 = 84 sisa 6

84/8 = 10 sisa 4

10/8 = 1 sisa 2

1/8 = 0 sisa 1 Dibaca dari bawah keatas = (1246)8

9. Merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner

9
Untuk merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner dapat dilakukan
dengan cara merubah setiap angka dari bilangan oktal menjadi bilangan
biner 3 bit.

Contoh:

Rubahlah bilangan oktal (65)8 menjadi bilangan biner

Penyelesaian:

(65)8 6 = (110)2

5 = (101)2

Jadi (65)8 = (110 101)2

10. Merubah bilangan biner menjadi bilangan oktal

Untuk merubah bilangan biner menjadi bilangan oktal dapat dilakukan


dengan cara mengelompokkan bilangan biner 3 bit mulai dari sebelah
kanan, kemudian kelompok tiga bit tersebut diubah kedalam bilangan
dasan.

Contoh:

Rubahlah bilangan biner (101110111)2 menjadi bilangan oktal

Penyelesaian:

(101110111)2 (101 110 111)2


5 6 7
Jadi (101110111)2 = (567)8

10
11. Bilangan Hexadesimal

Bilangan hexadesimal mempunyai 16 suku angka/digit seperti berikut ini: 0,


1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A sampai F adalah
sebagai pengganti dari angka-angka bilangan desimal mulai dari 10 sampai
15.

(A)16 = (10)2 (D)16 = (13)10

(B)16 = (11)2 (E)16 = (14)10

(C)16 = (12)2 (F)16 = (15)10

Seperti juga halnya dengan sistem bilangan lainnya, maka sistem bilangan
hexadesimal juga mempunyai harga tempat seperti dibawah ini.

Hexadesimal 163 162 161 160

Desimal 4096 256 16 1

Urutan bilangan hexadesimal dan bilangan lainnya adalah seperti dibawah


ini.

Persamaan bilangan

Hexsadesimal Desimal Oktal Biner

1 1 1 0001

2 2 2 0010

3 3 3 0011

4 4 4 0100

5 5 5 0101

6 6 6 0110

7 7 7 0111

11
Hexsadesimal Desimal Oktal Biner

8 8 10 1000

9 9 11 1001

A 10 12 1010

B 11 13 1011

C 12 14 1100

D 13 15 1101

E 14 16 1110

F 15 17 1111

12. Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner

Untuk merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner dapat


ditempuh dengan cara merubah setiap digit dari bilangan hexadesimal
menjadi bilangan biner 4 bit, kemudian menyusunnya berdasarkan
urutannya. Bilangan hexadesimal dalam penulisannya diberi tanda (....)16
untuk membedakan dengan bilangan lainnya.
Contoh:

Rubahlah bilangan hexadesimal (B4C)16 menjadi bilangan biner.

Penyelesaian: (B)16 = (1011)2

(4)16 = (0100)2

(C)16 = (1100)2

Jadi bilangan hexadesimal (B4C)16 = (1011 0100 1100)2

12
13. Merubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal

Cara yang mudah untuk merubah bilangan biner menjadi bilangan


hexadesimal ialah dengan cara mengelompokkan setiap 4 bit bilangan biner
mulai dari digit paling kanan. Kemudian setelah dikelompokkan, tiap
kelompok 4 bit tersebut dirubah menjadi bilangan hexadesimal.

Contoh:

Rubahlah bilangan biner (11010101)2 menjadi bilangan hexadesimal.

Penyelesaian:

(11010101)2 kelompok sebelah kiri (1101)2 = (D)16

kelompok sebelah kanan (0101)2 = (5)16

Jadi (11010101)2 = (D5)16

Soal: Rubahlah bilangan biner (101000101011)2 menjadi bilangan


hexadesimal.

Penyelesaian:

(101000101011)2 = (1010 0010 1011)2 = (A 2 B)16

14. Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal

Untuk merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal dapat


dilakukan dengan cara seperti dibawah ini.

1. Rubahlah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal.

(2B)16 = (.....)10

13
Penyelesaian:
Pertama-tama ubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner.

(2B)16 (2)16 = (0010)2

(B)16 = (1011)2

Hasilnya adalah (2B)16 = (0010 1011)2

Selanjutnya bilangan biner (0010 1011)2 dirubah dalam bentuk bilangan


desimal = (43)10

2. Soal diatas juga dapat diselesaikan dengan menggunakan harga tempat.

Hexadesimal 163 162 161 160

Desimal 4096 256 16 1

2 B

(2B)16 = (2x161) + (11x160)

= 2x16 + 11x1

= 32 + 11

= 43 Jadi bilangan hexadesimal (2B)16 = (43)10

15. Penjumlahan bilangan desimal

Pada penjumlahan bilangan desimal bila hasilnya melebihi angka terbesar


(angka 9), maka akan ada angka bawaan berupa digit dan digit 1 tersebut
harus dipindahkan dan dijumlahkan dengan penjumlahan angka pada kolom
berikutnya. Angka bawaan berupa digit 1 yang dihasilkan tersebut dalam
perhitungan logika disebut “nilai pindahan” atau “carry”.

Contoh: 579 + 285 = .... ? 579


285 +
864

14
16. Penjumlahan bilangan biner

Penjumlahan bilangan biner hampir sama dengan penjumlahan bilangan


desimal, yaitu jika pada kolom pertama kedua angka yang dijumlahkan
sama dengan 0, maka hail penjumlahannya juga sama dengan 0,
sedangkan bila salah satu angka yang mempunyai harga 0 atau , maka
hasil penjumlahannya juga akan 0 atau 1. Tetapi apabila kedua angka yang
dijumlahkan kedua-duanya mempunyai harga 1, maka hasilnya akan 0,
namun ada angka “pindahan” yang harus ditambahkan ke kolom berikutnya
dan demikian seterusnya.

Contoh: Jumlahkan (1101)2 + (1111)2 = (.....)2

Penyelesaian: 1101

1111+

1110 0

17. Penjumlahan bilangan oktal

Penjumlahan bilangan oktal pada dasarnya hampir sama dengan


penjumlahan bilangan desimal, yaitu apabila hasil penjumlahan kolomnya
melebihi dari angka terbesar (angka 7) maka hasilnya akan 0 dan ada
angka pindahan keluaran (carry out) 1 dan angka 1 tersebut harus
dipindahkan dan dijumlahkan dengan penjumlahan angka pada kolom
berikutnya dan angka puluhan keluaran tersebut digeser kekiri untuk ikut
ditambahkan menjadi pindahan masukan (caary in).

Contoh: (345)8 + (234)8 = (....)8

Penyelesaian: (345)8
(234)8 +
(612)8

15
18. Penjumlahan bilangan hexadesimal

Jumlah digit atau radix dari sistem bilangan hexadesimal adalah 16. Dalam
sistim bilangan hexadesimal selain terdapat angka-angka 0 sampai 9 juga
terdapat huruf-huruf A sampai F yang berfungsi sebagai pengganti bilangan
10 sampai 15. Angka tertinggi dari bilangan hexadesimal adalah F atau 15.

Penjumlahan pada bilangan hexadesimal juga hampir sama dengan sistem


bilangan lainnya yaitu apabila hasil penjumlahan kolomnya melebihi dari
angka terbesar, maka hasilnya akan 0 dan angka 1 sebagai pindahan
keluaran (carry out) dipindahkan kekiri untuk ikut dijumlahkan dengan
penjumlahan berikutnya menjadi pindahan masukan (carry in).

Contoh:

Jumlahkan (878)16 + (989)16 = (....)16

Penyelesaian:

(879)16
(969)16 +
(12E3)16

16
19. Pengurangan bilangan desimal

Dalam pengurangan bilangan desimal apabila digit pengurangnya lebih


besar dari digit yang akan dikurangi, maka digit yang akan dikurangi harus
pinjam (borrow) 1 dari digit disebelah kirinya yang mempunyai bobot lebih
besar. Nilai pinjaman tersebut besarnya sama dengan kelipatan dari
radiknya yaitu 10, 100, 1000 dan seterusnya.

Contoh:

(687)10
(298)10 –
(389)10

20. Pengurangan bilangan biner

Pengurangan bilangan biner pada dasarnya hampir sama dengan


pengurangan bilangan desimal, yaitu dilakukan langsung dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. 0 – 0 pinjaman masukan (borrow in) = 0

b. 0 – 1 pinjaman masukan (borrow in) = 1

c. 1 – 0 pinjaman masukan (borrow in) = 0

d. 1 – 1 pinjaman masukan (borrow in) = 0

Pada bagian b kita pinjam (borrow in) dari digit sebelah kiri.

Contoh:

Kurangkan: (1011)2 – (0111)2 = (....)2

17
Penyelesaian:

(1011)2

(0111)2 –

(0100)2

21. Aljabar Boolean

Pada dasarnya rangkaian logika (digital) dibentuk dari beberapa gabungan


komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam gate (gerbang)
dan rangkaian-rangkaian lainnya sehingga membentuk rangkaian
elektronika yang bersifat komplek dan cukup rumit. Maka untuk
mempermudah dalam menyelesaikan perhitungan, penjabarannya dapat
dilakukan dengan menggunakan sifat-sifat persamaan aljabar Boolean.

Pada aljabar Boolean jika kita melihat tanda + (plus), maka kita harus ingat
pada bentuk OR Gate dan bila melihat tanda . (kali) kita harus ingat kepada
bentuk AND Gate.

Sifat-sifat persamaan Boolean dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hukum identitas

Fungsi OR dari aljabar Boolean

A+0=A

A+A=A

A+1=1

A+Ā=1

18
Fungsi AND dari aljabar Boolean

A.0=0

A.A=A

A.1=A

A.Ā=0

2. Hukum Komutatif

Pada fungi OR

A+B+C=C+B+A

Pada fungsi AND

A.B.C=C.B.A

19
3. Hukum Asosiatif

Pada fungsi OR

A + B + C = A + (B + C)

= B + (A + C)

= C + (A + B)

Pada fungsi AND

A . B . C = A . (B . C)

= B . (A . C)

= C . (A . B)

20
4. Hukum Distributif

A(B + C) = AB + AC

5. Hukum Absortif

A + A.B = A

Pembuktian: A + A.B = A(1 + B)

=A.1

=A

6. Hukum Demorgan

A.B= A+ B

Bukti dari hukum De Morgan:

A.B= A+ B

Misal A = 0 dan B = 1

0.1= 0+1

1= 1 + 0

1= 1

21
Misal A = 1 dan B = 0

1.0= 1+0

1= 0+1

1= 1

c. Rangkuman
1. Bilangan desimal ialah bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9. Dari deretan angka-angka diatas maka setelah angka 9 akan
terjadi angka-angka yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13 dan seterusnya.
2. Pada rangkaian digital atau rangkaian logika sistem operasinya menggunakan
prinsip adanya dua kondisi yang pasti yaitu : Logika “1” atau “0”, Ya atau
Tidak, High atau Low, True (benar) atau False (salah), Terang atau Gelap.
Pada bilangan biner jumlah digitnya adalah dua yaitu “0” dan “1”.
3. Bilangan oktal mempunyai 8 buah digit yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, radik
bilangan oktal adalah 8. Dalam bilangan oktal tidak angka 8 dan 9, angka
selanjutnya setelah angka 7 adalah angka 10, 11, 12 dan seterusnya.
4. Bilangan hexadesimal mempunyai 16 suku angka/digit seperti berikut ini: 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A sampai F adalah
sebagai pengganti dari angka-angka bilangan desimal mulai dari 10 sampai
15.
5. Persamaan aljabar Boolean mengenal beberapa hukum, yaitu Hukum
identitas, Hukum Komutatif, Hukum Asosiatif, Hukum Distributif, Hukum
Absortif dan Hukum Demorgan.

d. Tugas
Buatlah rangkaian gerbang digital yang menggunakan gerbang digital AND, OR
dan NOT untuk membuktikan kebenaran hukum De Morgan.

22
e. Tes Formatif
1. Ubahlah bilangan biner (1111)2 menjadi bilangan desimal (.....)10
2. Ubahlah bilangan desimal (85)10 menjadi bilangan biner (.....)2
3. Ubahlah bilangan oktal (125)8 menjadi bilangan desimal (.....)10
4. Ubahlah bilangan desimal (76)10 menjadi bilangan oktal (.....)8
5. Ubahlah bilangan oktal (94)8 menjadi bilangan biner (.....)2
6. Ubahlah bilangan biner (111011011)2 menjadi bilangan oktal (.....)8
7. Ubahlah bilangan hexadesimal (A2B)16 menjadi bilangan biner (.....)2
8. Ubahlah bilangan biner (111101101010)2 menjadi bilangan hexadesimal
(.....)16
9. Ubahlah bilangan hexadesimal (3F5)16 menjadi bilangan desimal (.....)10
10. Ubahlah bilangan hexadesimal (8C)16 menjadi bilangan oktal (.....)8
11. Jumlahkan bilangan biner (110111)2 + (11001)2
12. Kurangkan bilangan biner (110111)2 – (11001)2
13. Jumlahkan bilangan oktal (123)8 + (456)8
14. Kurangkan bilangan oktal (456)8 - (123)8
15. Jumlahkan bilangan hexadesimal (465)16 + (231)16

23
KEGIATAN BELAJAR 2: GERBANG LOGIKA DASAR
a. Tujuan Pemelajaran
1. Menjelaskan konsep dasar dan fungsi berbagai gerbang logika dasar
dengan benar.
2. Menjelaskan hukum-hukum penjalinan (Aljabar Boo lean) dengan bemar.
3. Mengkombinasikan beberapa gerbang logika dasar dengan benar.
4. Menjelaskan jenis-jenis IC untuk implementasi gerbang logika dengan
benar.

b. Uraian Materi
Gerbang logika merupakan dasar pembentuk system digital. Gerbang logika
beroperasi pada bilangan biner 1 dan 0. Gerbang logika digunakan dalam
berbagai rangkaian elektronik dengan system digital. Berkaitan dengan
tegangan yang digunakan maka tegangan tinggi berarti 1 dan tegangan
rendah adalah 0.
Semua sistem digital disusun hanya menggunakan tiga gerbang yaitu: NOT,
AND dan OR.

1. Fungsi AND gate


Fungsi AND dapat digambarkan dengan rangkaian listrik menggunakan
saklar seperti dibawah ini:

Keterangan:
A B
Y A & B adalah saklar
Y adalah lampu

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut berlogika
1. Fungsi logika yang dijalankan rangkaian AND adalah sebagai berikut:
1. Jika kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam

24
2. Jika salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam
3. Jika kedua saklar tertutup maka lampu nyala

Simbol Gerbang AND Tabel Kebenaran

INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A.B 0 0 0
B =AB 0 1 0
1 0 0
1 1 1

Karakteristik: Jika A da B adalah input, sedangkan Y adalah Output, maka


output gerbangnya AND berlogika 1 jika semua inputnya berlogika 1. Dan
output berlogika 0 jika kedua atau salah satu inputnya berlogika 0.

2. Fungsi OR gate
Funsi OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti dibawah ini.

A Keterangan:
Y
A dan B =Saklar
B
Y= lampu

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur berlogika
1.
Simbol Gerbang OR Tabel kebenaran

INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A+B 0 0 0
B 0 1 1
1 0 1
1 1 1

25
Karakteristik: Jika A dan B adalah input sedangkan Y output maka output
gerbang OR akan berlogika 1 jika salah satu atau kedua input adalah
berlogika 1.

3. Fungsi NOT gate


Fungsi NOT dapat digambarkan dengan rangkaian seperti gambar
dibawah ini:

Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika

Y saklar ditutup disebut berlogika 1.


A

Simbol Fungsi NOT Tabel Kebenaran

INPUT OUTPUT
A Y A Y
0 1
1 0
Karakteristik: Jika adalah input, output adalah kebalikan dari input. Artinya
Jika input berlogika 1 maka output akan berlogika 0 dan sebaliknya.

4. Fungsi NAND gate


NAND adalah rangkaian dari NOT AND. Gerbang NAND merupakan
gabungan dari NOR dan AND digambarkan sebagai berikut:

A
Y = AB
B

AND NOT
Menjadi:

26
A
Y = AB
B

NAND

NAND sebagai sakelar


A
Y

Dari Gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

C Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Karakteristiknya: Jika A dan B input sedangkan Y adalah output maka


output gerbang NAND akan berlogika 1 jika salah satu inputnya berlogika
0. Dan output akan berlogika 0 jika kedua inputnya berlogika 1. Atau
output gerbang NAND adalah komplemen output gerbang AND.

5. Fungsi NOR gate


NOR adalah singkatan dari NOT OR. Gerbang NOR merupakan gabungan
dari gerbang NOT dan OR. Digambarkan sebagai berikut:

A
Y = A+B
B
menjadi:

27
A
Y = A+B
B

NOR dengan saklar

A B Y

Dari rangkaian diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Karakteristik: jika A dan B adalah input dan Y adalah output maka output
gerbang NOR berlogika 1 jika semua input berlogika 1 dan output akan
berlogika 0 jika salah satu atau semua inputnya berlogika 0. Atau output
gerbang NOR merupakan output gerbang OR

6. Fungsi EX-OR (Exlusive OR)


Gerbang X-OR akan memberikan output berlogika 1 jika jumlah logika
jumlah logika 1 pada inputnya ganjil. Rangkaian EX-OR disusun dengan
menggunkan gerbang AND, OR, NOT seperti dibawah ini.

Simbol Gerbang EX-OR

28
A Y= A.B + A.B
Y=A+B =A + B
B

Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

7. Fungsi EX-NOR
Gerbang X-NOR akan memberikan output berlogika 0 jika jumlah logika 1
pada inputnya ganjil. Dan akan berlogika 1 jika kedua inputnya sama.
Rangkaian EX-NOR disusun dengan menggunka gerbang AND, OR, NOT
seperti dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-NOR

A
Y=A+B
B

Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:

Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

29
8. Sifat-Sifat Aljabar Boolean
Aljabar Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang
logika. Simbol yang digunakan pada aljabar Boolean adalah: (.) untuk
AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT. Rangkaian logika merupakan
gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah penyeleseian
perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran digunakan
sifat-sifat aljabar Boolean:

a. Teori IDENTITAS
A.1 = A A+1 = 1
A.0 = 0 A+0 = A
A.A = A A+A = A
A.A = A A+A = 1
b. Teori KOMUTATIF
A.B.C = C.B.A
A+B+C = C+B+A
c. Teori ASOSIATIF
A.(B.C) = (A.B).C = A.B.C
A+(B+C)=(A+B)+C=A+B+C
d. Teori DISTRIBUTIF
A.B + A.C = A (B+C)
e. Teori DE MORGAN
A.B=A+B
A+B=A.B

9. Kombinasi Gerbang Logika


Untuk memenuhi kebutuhan akan input yang lebih dari 2 di dalam suatu
rangkaian logika, maka digabungkan beberapa gerbang logika . Hal ini
biasa dilakukan jika faktor delay tidak diperhitungkan.

30
Contoh:
a) Gerbang logika AND 3 input

A
Kemungkkinan tabel

B Y kebenaran untuk inputnya

C
yaitu 2 dimana n adalah
banyaknya input.
Jadi 2 = 8

Tabel kebenaran AND 3 input


INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

b) Gerbang NAND sebagai gerbang universal


Gerbang NAND disebut gerbang logika universal karena dapat
digunakan untuk membuat gerbang logika yang lain, sehingga dapat
meminimalkan penggunaan gerbang dasar untuk membentuk suatu
gerbang logika tertentu.

31
Rangkaian Ekivalen gerbang NAND

JENIS GERBANG EKIVALEN


NOT

A A

AND

OR

NOR

EX-OR

EX-NOR

32
10. TEORI DE MORGAN
Digunakan untuk mengubah bolak–balik dari bentuk minterm (bentuk
penjumlahan dari pada hasil kali/SOP) ke maksterm (bentuk perkallian
dari pada penjumlahan/POS) dari pernyataan Boolean.
Teori De Morgan dapat ditulis:

a. A + B = A . B

Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar

b. A . B = A + B

Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar

Penyederhanaan fungsi logika dengan aljabar Boolean contoh:


1. Y = A.B …………………………..Y = A + B = A + B
2. Y = A + B ……………………….Y = A.B
3. Y = AB + A.B + A.B
Y = A + B + A.B + A.B
Y = A + A.B + B + A.B
Y = A(1+B) + B(1 + A)
Y = A + B = A.B
Penyederhanaan fungsi logika dengan sistem Sum Of Product (SOP) dan
Product Of Sum (POS)
1. Penyederhanaan dengan sistem SOP/penjumlahan dari pada hasil kali.
Sifat: Untuk sistem SOP digunakan output 1
Contoh:

33
INPUT OUTPUT
A B C Y Persamaan SOP
0 0 0 1 Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1

Gambar rangkaian:

Penyederhanaan dengan aljabar Boolean


Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B (C+C) + A.B.C + A.B.C
Y = A.B + A.B.C + A.B.C
Penyederhanaan dengan POS/perkalian dari pada penjumlahan
Sifat: Untuk sistem POS digunakan output 0

34
Contoh:
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 0
1 1 0

Persamaan POS: Y = ( A + B ) . ( A + B )

11. Penyederhanaan fungsi logika dengan Karnaugh Map.


Metoda Karnaugh Map adalah suatu teknik penyederhanaan fungsi
logika denngan cara pemetaan K-Map terdiri dari kotak-kotak (bujur
sangkar) yang jumlahnya tergantung dari jumlah variabel dari fungsi
logika atau jumlah input dari rangkaian logika.
Rumus menentukan jumlah kotak dalam K–Map
N = 2 dimana N = jumlah kotak dalam K-Map
N = banyaknya variabel/input
Langkah-langkah pemetaan Karnaugh Map secara umum.
1. Menyusun aljabar Boolean minterm (dari suatu taaabel kebenaran)
2. Menggambarkan satuan dalam peta Karnaugh Map.
3. Membuat kelompok dua-an, empat-an, delapan-an satuan dan
seterusnya dimana satuan tersebut berdekatan satu sama lain.
4. Menghilangkan variabel-variabel dengan rumus bila suatu variabel
dan inversinya terdapat didalam suatu kelompok lingkaran maka
variabel tersebut dihilangkan.
5. Meng-OR-kan variabel yang tersisa.

35
a) Macam Karnaugh Map

1) Karnaugh Map dengan 2 variabel

Contoh:

Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 1
1 1 1

Langkah Pertama

Y = A.B + A.B + A.B

Langkah ke Dua

B
A B B

A 1

A 1 1

Langkah ke Tiga

B
A B B

A 1

A 1 1

Langkah ke Empat
Y = A. B + A.B + A.B
Y = B ( A +A ) + AB

36
Y = B + A.B
2) Karnaugh Map dengan 3 variabel

Contoh:

INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1

Penyederhanaan dengan K-Map


Langkah pertama:
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C
Langkah kedua:

C
AB C C

AB 1

AB 1 1

AB 1

AB 1

Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean

37
Y = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Y = B.C (A+A)+A.B (C+C)+ A.B.C
Y = B.C+A.B+ A.B.C
Y = B.C+B(A+AC)
Y = B.C+B(A+C)
Y = B.C+A.B+B.C
Y = A.B+C(B+B)
Y = A.B+C

3) Karnaugh Map dengan 4 variabel

Contoh:

INPUT OUTPUT
A B C D Y
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

Penyelesaian:
Penyederhanaan dengan Karnaugh Map
Langkah pertama:
Y = A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D +
A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D

38
Langkah kedua:
CD
CD CD CD CD
AB

AB 1 1

AB 1 1 1

AB 1 1

AB 1 1

Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean:
Y = A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D
+ A.B.C.D+ A.B.C.D
Y = A.B.D(C+C)+ A.B.C.D+A.B.C(D+D)+ A.B.D(C+C)+ A.B.D(C+C)
Y = A.B.D+ A.B.C.D+ A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D(A+A)+A.B(C+CD)+ A.B.D
Y = B.D+A.B(C+D)+ A.B.D
Y = B.D+A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D+ A.B.C+B.D(A+A)
Y = B.D+ A.B.C+B.D
Y = D(B+B)+ A.B.C
Y = D+ A.B.C
Variasi pelingkaran yang tidak biasa
a. Tidak dapat disederhanakan b. Satu variabel dapat dihilangkan

1 1

1
39
1 1

c. Dua variabel dapat dihilangkan

1 1 1 1

1 1 1 1

12. Aplikasi Gerbang Logika Dasar


Contoh: Sebagai rangkaian ARITMATIKA BINER yang dapat melakukan
Operasi aritmatik penjumlahan (+) dan pengurangan (-)

a) Half Adder
Adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang paling
sederhana. Rangkaian ini memiliki 2 terminal input dan 2 terminal
output yang disebut Summary Out (Sum) dan Carry Out (Carry).
Gambar rangkaian logika untuk Half Adder Simbol
A
Sum
B A Sum
HA
B C
Carry
Tabel Kebenarannya:
Persamaan logika:
INPUT OUTPUT
A B SUM CARRY Sum = A.B+A.B
0 0 0 0 Carry = A.B
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

b) Full Adder
Adalah penjumlah lengkap (penuh) yang memiliki 3 input A, B, Carry
Input (Cin) dengan 2 output Sum dan Carry Output (Cout=Co).

40
Gambar rangkaian logika untuk Full Adder

Carry in
Sum
A
B
Carry out

Simbol

Cin
Sum
A FA
B Co

Tabel Kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Cin Sum Co
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Persamaan logika:
Sum = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Co = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C

c) Half Subtractor
Adalah suatu rangkaian pengurang sistem bilangan biner yang paling
sederhana, ini memiliki 2 input dan 2 output yang disebut differensi
(Di) dan Borrow (Bo).
Gambar rangkaian logika untuk Half Subtractor

41
A
Di
B

Bo

Simbol

A Di
HS
B Bo

Tabel Kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Di Bo
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 0

Persamaan logika:
Di = A.B+A.B
=A+B
Bo = A.B
d) Full Subtractor
Adalah rangkaian pengurang biner yang lengkap (penuh). Rangkaian
ini memliki 3 terminal input dan 2 terminal output, yaitu Borrow dan
Differensi.
Gambar rangkaian logika untuk Full Subtractor:

42
A
B

Bo

Di
Bin

Simbol

A
Di
B FS
Bin Bo

Tabel kebenarannya:

INPUT OUTPUT
A B Bin Di Bo
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Persamaan logikanya:
Di = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Bo = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
13. Keluarga IC Digital
Perkembangan teknologi elektronik diawali dengan penggunaan Tabung
hampa sebagai bagian pokok suatu alat elektronik. Kemudian
43
temukanlah Transistor sebagai pengganti Tabung hampa.
Perkembangan selanjutnya adalah munculnya rangkaian terpadu
(Integrated Circuit) yang mengkombinasikan berbagai komponen bipolar
(resistor, transistor) dalam satu chip.
Berdasarkan kepadatan komponen keluarga IC dibagi menjadi 4
kelompok yaitu:
1. SSI ( Small Scale Integration)
2. MSI ( Medium Scale Integration)
3. LSI ( Large Scale Integration )
4. VLSI ( Very Large Scale Integration )
Berdasarkan penggunaan, IC dibagi menjadi 2 keluarga besar yaitu
keluarga IC analog dan keluarga IC digital. Keluarga IC digital lebih
umum digunakan mengingat berbagai macam peralatan telah beroperasi
secara digital.
Keluarga IC digital sendiri dibuat dengan menggunakan teknologi
semikonduktor (MOS = Metal Oxide Semiconductor) dan teknologi
bipolar.
Macam keluarga bipolar adalah
1. RTL (Resistor Transistor Logic)
2. DTL (Diode Transistor Logic)
3. TTL (Transistor Transistor Logic)
4. ECL (Emitter Coupled Logic)
5. HTL (High Treshold Logic)
6. IIL (Integrated Injection Logic)
Macam keluarga Unipolar ( MOS ) adalah
1. P MOS (P- Channel Metal Oxide Semikonductor)
2. N MOS (N- Channel Metal Oxide Semikonductor)
3. C MOS (Complementary Channel Metal Oxide Semikonductor)

44
14. Keluarga IC TTL
IC Bipolar yang banyak dijumpai di pasaran adalah IC TTL (Transistor
Transistor Logic) yang terkenal dengan seri 74XX atau 74XXX. Keluarga
IC TTL digunakan paling luas pada rangkaian logika. IC TTL dibuat
dalam variasi yang luas dari rangkaian terpadu MSI dan SSI.
Peningkatan dalam rangkaian logika terus berkembang. Terlebih pada
keluarga TTL. Enam IC TTL berikut adalah tersedia saat ini dari National
Semiconductor Corporation.
1. Logika TTL Standar
2. Logika TTL daya rendah
3. Logika TTL Schottky daya rendah
4. Logika TTL Schottky
5. Logika TTL Schottky daya rendah maju
6. Logika TTL Schottky maju

15. Rangkaian Terpadu CMOS


Complementary Metal Oxide Semikonductor (CMOS) menjadi terkenal
sejak tahun 1968 dan berkembang dengan cepat dengan seri 40XX atau
40XXX. Keuntungan IC CMOS dibanding TTL adalah tingkat derau yang
rendah dan fungsi yang digunakan banyak jenisnya. IC Logika jenis C
MOS juga mempunyai keluarga yang tidak sedikit. Namun jumlahnya tidak
sebanyak IC TTL. Berbeda dengan IC TTL yang bekerja dengan tegangan
supply 5 volt. IC CMOS dapat beroperasi pada berbagai tegangan supply
DC. Tegangan supplynya bisa mencapai 15 volt. Tetapi CMOS mempunyai
kecepatan kerja yang lebih rendah daripada TTL. Setelah IC TTL dan IC
CMOS, muncul IC-IC logic PLD (Programmable Logic Device). Kelebihan
PLD adalah sifatnya yang programable karena mengandung jenis dan
jumlah gerbang lebih banyak pada tiap-tiap chip nya. Pemakaian PLD
dapat mengurangi jumlah chip yang digunakan. Yang termasuk jenis IC
PLD antara lain sebagai berikut:

45
a) PLA (Programmable Logic Array)
Berisi sejumlah gerbang AND, OR, NOT, yang masukan dan
keluarannya dapat kita hubungkan sehingga membentuk rangkaian
yang diinginkan.
b) PAL (Programmable AND-Array Logic)
c) GAL (Generic Array Logic)
d) PALCE (PAL Configurable and Erasable)
Yang koneksinya dapat diprogram dan dihapus berulang kali. GAL dan
PALCE dilengkapi dengan flip-flop yang memudahkan kita untuk
menyusun rangkaian logika sekuensial seperti Counter dan Shift
Register.
e) FPGA (Field Programmable Gate Array)
Merupakan jenis PLD terbaru yang mulai populer saat ini. FPGA
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah jenis dan jumlah
gerbangnya yang sangat banyak (ribuan hingga ratusan ribu).
Kecepatannya sangat tinggi, mudah diprogram dan dapat diprogram
berkali-kali.

c. Rangkuman
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang
menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran. Untuk
menyatakan gerbang-gerbang tersebut digunakan simbol-simbol tertentu.
Untuk menunjukan prinsip kerja tiap gerbang (rangkaian logika yang lebih
kompleks) dapat digunakan beberapa cara. Cara yang umum dipakai antara
lain adalah tabel kebearan (truth table) dan diagram waktu (timing chart).
Karena merupakan rangkaian digital, tentu saja level kondisi yang ada dalam
tabel atau diagram waktu hanya 2 macam yaitu logika 0 (low atau false) dan
logika 1 (high atau true). Jenis gerbang yang dipakai dalam rangkaian logika
cukup banyak . Namun semuanya disusun atas kombinasi dari tiga gerbang

46
dasar. Ketiga gerbang dasar itu adalah gerbang AND, OR dan NOT. Seperti
contoh sebelumnya, gerbang AND identik dengan rangkaian seri dari
beberapa saklar (yang berfungsi sebagai masukan) dan sebuah lampu (yang
berfungsi sebagai keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya dapat
menyala (berlogika 1) jika semua saklar dalam keadaan tertutup (berlogika
1). Jika ada satu saklar (berlogika 0), lampu akan padam (berlogika 0).
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2 masukan dan
hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan rangkaian paralel dari
beberapa saklar. Pada rangkaian paralel, lampu sudah dapat menyala
(berlogika 1), jika salah satu saklar ditutup (berlogika 1). Lampu hanya
padam (berlogika 0), jika semua saklar dalam kondisi terbuka (berlogika 0).
Jadi gerbang OR juga memiliki minimal 2 masukan dan hanya satu keluaran.
Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia hanya
memiliki satu masukan dan satu keluaran. Jika masukan berlogika,
keluaranya akan berlogika 0. Sebaliknya jika masukan berlogika 0, keluaranya
akan berlogika 1. Kaarena itulah gerbang NOT sering disebut sebagai
gerbang pembalik (inverter) logika.
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay dengan
kontak NC (Normally Closed/dalam keadaan normal tertutup) yang kontaknya
tertutup saat arus listrik tidak melalui kumparan relay. Saat saklar dibuka
(berlogika 0), kontak relay NC akan tertutup, sehingga arus listrik mengalir ke
lampu dan membuatnya menyala (berlogika 1). Sebaliknya saat di tutup
(berlogika 1), kumparan relay yang dialiri arus akan menarik kontak NC dan
membuatnya terbuk. Akibatnya tidak ada arus yag mengalir ke lampu dan
lampu menjadi padam (berlogika 0).
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan menjadi gerbang
lain, misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR dan lain sebagaiya.
Untuk rangkaian yang lebih kompleks, gerbang-gerbang dasar dapat disusun
menjadi rangkaian Adder (penjumlah), Demultiplekser (pengubah data dari
serial input menjadi paralel output, Multiplekser (pengubah data dari paralel

47
input menjadi serial output). Selain itu rangkaian logika juga dapat di
implementasikan dalam bentuk IC (Integrated Circuit) dalam jenis TTL
(Transistor-transistor Logik) maupun CMOS (Complementary Metal Oxide
Semikonduktor). Tiap-tiap anggota keluarga mempunyai konfigurasi sendiri-
sendiri. Misalnya IC TTL 7404 mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432
mengandung 4 gerbang OR. Selain gerbang-gerbang tunggal semacam itu
ada juga yag konfigurasinya lebih komplek dan berisi rangkaian-rangkaian
seperti Flip-flop, Counter, Encoder, Decoder, yang masing-masing
mempunyai banyak varian dengan masing-masing spesifikasinya.

d. Tugas
1. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input?
2. Buktikan persamaan Boolean dengan tabel kebenaranya untuk persamaan
A . B = A + B?
3. Bedakan antara gerbang NAND dengan gerbang NOR?
4. Sederhanakan persamaan dibawah ini dengan menggunakan peta
Karnaugh Map dan Aljabar Boolean:
Y =A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D+A B C
D
5. Perhatikan dan analisalah rangkaian berikut:

A
Y1
B
Y2

6. Rencanakan sebuah Half Adder dengan menggunakan gabungan gerbang


logika dasar?
7. Jumlahkan data biner 1 1 0 1 dengan 0 1 1 0?
8. Sebutkan 3 jenis IC TTL lengkap dengan kharakteristiknya masing-
masing?

48
9. Seb utkan 5 buah tipe dari IC TTL yang merupakan implementasi gerbang
logika dasar!
10. Sebutkan perbedaan antara IC TTL dengan CMOS?

e. Test Formatif
1. Perhatikan gambar dibawah ini:

S1

S2

S3

Jelaskan prinsip kerjanya dan fungsi logika apa yang dijalankan?

2. Dengan menggunakan sifat-sifat Aljabar Boolean buktikan bahwa output


dari rangkaian ini adalah Y = A + B
A

B
3. Bagaimanakah deretan pulsa yang terlihat pada keluaran gerbang EX-OR
gambar dibawah ini:

A 01100111
B 11000100 Y
C 00101101

49
f. Lembar Kerja
Judul: GERBANG LOGIKA DASAR
Alat dan bahan
1. Power supply 5 volt DC 1buah
2. Trainer Digital 1buah
3. IC TTL tipe7400 (NAND gate) 1buah
4. IC TTL tipe7402 (NOR gate) 1buah
5. IC TTL tipe7404 (NOT gate) 1buah
6. IC TTL tipe7408 (AND gate) 1buah
7. IC TTL tipe7432 (OR gate) 1buah
8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate) 1buah
9. Jumper secukupnya

Langkah kerja
1. Siapkan power supply 5 volt DC
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5 volt DC
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1
6. Catat hasilnya pada kolom output

Tabel 1 Gambar 1

INPUT OUTPUT A

A B Y
0 0 B

0 1
1 0
1 1

50
7. Ulangi langkah kerja 4 dan 5 untuk rangkaian gerbang logika yang lain.
a) OR gate
Tabel 2 Gambar 2
A
INPUT OUTPUT
B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1

b) NOT gate
Tabel 3. Gambar 3
A
INPUT OUTPUT
A Y Y

0
1

c) NAND gate
Tabel 4 A
Gambar 4
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y

0 1
1 0
1 1

d) NOR gate
Tabel 5 Gambar 5
INPUT OUTPUT A
A B Y B
0 0
0 1 Y

1 0
1 1

51
e) Ex-OR gate
Tabel 6 Gambar 6
A
INPUT OUTPUT
B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1

f) Ex-NOR gate
Tabel 7 Gambar 7
A
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y

0 1
1 0
1 1

8. Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil praktek yang telah dilakukan!

KEGIATAN BELAJAR 3: FLIP-FLOP


g. Tujuan Pemelajaran
1. Mampu mengaplikasikan konsep-konsep sistem digital menjadi rangkaian
flip-flop
2. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam rangkaian flip-flop dengan benar
3. Menjelaskan fungsi rangkaian flip-flop
h. Uraian Materi
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil
atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat
sekuensial karena sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu
sistem-sistem tersebut bekerja secara sinkron dengan deretan pulsa
berperiode T yang disebut jam sistem (System Clock atau disingkat menjadi
CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1:

52
Qn Qn+1

O T 2T (n-1)T nT (n+1)T t
Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai deretan
pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor
pulsa tp diandaikan kecil terhadap T

Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang
logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya
tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti
ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut
menghafal hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel
masukan.
Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori
(menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.
Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register,
rangkaian Counter dan lain sebagainya.
Macam - macam Flip-Flop:
1. RS Flip-Flop
2. CRS Flip-Flop
3. D Flip-Flop
4. T Flip-Flop
5. J-K Flip-Flop

ad 1. RS Flip-Flop
RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q
dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar
selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar
yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S diberi
logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika

53
0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0
maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1
dan Q not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat
menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh
saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not =
1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:

S
Q

R Q

Gambar 2. RS-FF yang disusun dari gerbang NAND

Tabel Kebenaran:

S B Q Q Keterangan
0 0 1 1 Terlarang
0 1 1 0 Set (memasang)
1 1 1 0 Stabil I
1 0 0 1 Reset (melepas)
1 1 0 1 Stabil II
0 0 1 1 Terlarang
1 1 Qn Qn Kondisi memori (mengingat)

Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak


diperbolehkan kondisi output Q sama dengan Q not yaitu pada saat
S=0 dan R=0.
Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1,
output Q dan Qnot akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka
Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1 maka Q not =0.

ad 2. CRS Flip-Flop
54
S
S Q
RS FF
Ck
R Q
R

Tabel kebenarannya:

S R Qn +1
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 terlarang

Keterangan:
Qn = Sebelum CK
Qn +1 = Sesudah CK
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah
terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan
Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik
pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada
output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1,
maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan
perubahan pada output Q dan Q not.

ad 3. D Flip-Flop
D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada
reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock
berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0,
maka D flip-flop akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.

55
D
S Q
RS FF
Ck
R Q

Gambar 4. D flip-flop

Tabel Kebenaran:

D Qn+1
0 0
1 1

ad 4. T Flip-Flop

S Q
RS FF
Ck
R Q

Gambar 5. T flip-flop

Tabel Kebenaran:

T Q
0 0
1 0
0 1
1 1
0 0
1 0
0 1
1 1

56
Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi
clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal
input T dan dua buah terminal output Q dan Qnot. TFF banyak
digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi deviden dan sebagainya.

ad 5. J-K Flip-Flop
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave
JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave
FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan
Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe
7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat
dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF
terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang
artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan
terjadi perubahan pada output.

Clear

J Q
JK FF
Ck
Q
K

Gambar 6. JK FF

Tabel Kebenaran:

J K Qn+1 Keterangan
0 0 Qn Mengingat
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 Qn (strep) Togle

57
i. Rangkuman
Telah diuraikan konfigurasi flip-flop RS, CRS, D (Data), T (Togle) dan JK
sebagai lima jenis flip-flop yang penting. Hubungan logika yang berlaku untuk
masing-masing flip-flop adalah berbeda. Suatu flip-flop IC biasanya
dijalankan secara sinkron dengan suatu jam dan disamping itu IC tersebut
dapat (atau tidak dapat) memiliki masukan langsung untuk operasi
asinkron/tak sinkron, masukan J dan K Data dan Clear. Masukan langsung
hanya dapat berharga 0 diantara pulsa jam (Clock) ketika CK=0. Bilamana
CK=1 kedua masukan asinkron harus dalam keadaan tinggi dan harus tetap
bertahan pada keadaanya selama jangka waktu pulsa, CK=1. Untuk flip-flop
majikan budak (Master Slave), keluaran Q tetap sama selama jangka waktu
pulsa dan hanya berubah setelah CK berubah dari 1 ke 0, pada tepi pulsa
kearah negatif flip-flop togle atau komplementer tidak terdapat secara
komersial karena JK FF dapat juga digunakan sebagai T FF dengan
menghubungkan langsung masukan J dan K seperti gambar dibawah.

j. TUGAS
c. Berikan definisi dari suatu flip-flop!
d. Tuliskan 2 fungsi dari flip-flop !
e. Sebutkan jenis-jenis flip-flop yang pengaturnya menggunakan jam (clock)!
f. Gambarkan sebuah flip-flop RS yang tidak menggunakan dan disusun dari
pintu/gerbang NAND!
g. Apa arti dari Men-Set flip-flop?

k. Test Formatif
I Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar!
1. Flip-flop termasuk golongan/keluarga:
a. Univibrator
b. Astabil Multivibrator

58
c. Monostabil Multivibrator
d. Bistabil Multivibrator
2. Yang bukan merupakan jenis flip-flop yang diatur dengan clock adalah:
a. JK FF
b. D FF
c. CRS FF
d. RS FF
3. Daerah terlarang untuk RS FF yang disusun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=0 , R=0
b. S=1 , R=0 d. S=1 , R=1
4. Daerah stabil untuk RS FF yang dibangun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=1 , R=0
b. S=1 , R=1 d. S=0 , R=1
5. Yang disebut dengan Me-Reset sebuah FF yaitu dengan membuat
keluaran:
a. Q=1 , Qnot=0 c. Q=0 , Qnot=1
b. Q=1 , Qnot=1 d. Q=0 , Qnot=0
6. Jenis flip-flop yang tidak mempunyai kondisi terlarang adalah:
a. RS FF dari NAND c. JK FF
b. CRS FF d. RS FF dari NOR
7. Daerah terlarang untuk CRS flip-flop adalah:
a. R=1 , S=1 c. R=0 , S=1
b. R=0 , S=0 d. R=1 , S=0
8. Pernyataan berikut merupakan fungsi dari flip-flop, kecuali:
a. Memory
b. Pembangkit pulsa clock
c. Rangkaian penggeser data
d. Rangkaian hitung
9. Jenis IC yang melaksanakan fungsi NAND adalah:
a. 7402 c. 7473

59
b. 7400 d. 7474
10. Jenis IC yang melaksanakan fungsi JK FF adalah:
a. 7402 c. 7473
b. 7400 d. 7474

II Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat, jelas dan benar!


1. Gambarkan dan buatlah tabel kebenaran dari CRS Flip-flop!
2. Gambarkan dan buatlah tabel kebenaran dari JK Flip-flop!

l. Lembar Kerja

Judul 1 : RS FF , CRS FF dan D FF dengan gerbang-gerbang NAND

ALAT DAN BAHAN


1. IC SN 7400 : 2 buah
2. LED : 2 buah
3. R : 220 Ω : 2 buah
4. Multimeter
5. Catu daya 5 Volt
6. Breadboard
7. Kabel penghubung secukupnya

GAMBAR RANGKAIAN

S
Q

R Q

R-S Flip-flop

60
R

Q
Clk

S Q

C-RS Flip-Flop

Q
Clk

D Flip Flop
+
13 12 11 10 9 8

7
1 2 3 4 5 6

IC SN 7400

LANGKAH KERJA
MERAKIT RS FF
1. Buatlah rangkaian RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input-input R dan S seperti pada tabel
dibawah ini. Dan masukan hasil pengamatan ini ke dalam tabel I.

61
TABEL I
INPUT OUTPUT
R S Q Qnot
0 0
0 1
1 1
1 0
1 1
0 0

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian RS FF.
MERAKIT CLOCK
1. Buatlah C-RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukanlah input logik pada input R, S dan Clock seperti pada tabel II,
dan kemudian catat keadaan outputnya dan masukanlah hasilnya ke
dalam tabel II berikut:
TABEL II

INPUT OUTPUT
R S C Q Qnot
0 0 0
0 0 1
1 0 0
1 0 1
0 1 0
0 1 1
1 1 0
1 1 1

4. Ulangilah percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat


dan cara kerja C-RS FF dengan gerbang NAND.
MERAKIT D FF
1. Buatlah rangkaian D FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.

62
3. Masukkan input logik pada input D dan Clock, lalu amatilah keadaan
outputnya dan catatlah hasilnya ke dalam tabel III.

TABEL III

INPUT OUTPUT
D Clock Q Qnot
0 0
0 1
1 0
1 1

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian D flip-flop dengan gerbang NAND.

KESIMPULAN
Apakah kesimpulan dari percobaan ini?
Judul 2 : JK Flip-Flop dan T Flip-Flop

ALAT DAN BAHAN


1. IC SN 7473
2. R : 220 Ω : 2 buah
3. LED : 2 buah
4. Catu Daya 5 Volt
5. Bread Board
6. Kabel Penghubung secukupnya

63
GAMBAR RANGKAIAN

J 14 12

CLK 1 ½ SN 7473
13
K 3
Clear
J-K FF induk Hamba

T 14 12

CLK 1 ½ SN 7473
13
3
Clear
T FF Induk hamba

LANGKAH KERJA
 JK flip-flop Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian JK FF seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan keadaan logik pada input J, K dan Clock. Lalu amatilah
keadaan outputnya dan catat hasilnya pada tabel I.
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian JK FF induk hamba.

INPUT OUTPUT
JA KA ClockA QA QAnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1

64
1 1 0
1 1 1

INPUT OUTPUT
JB KB ClockB QB QBnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
 T FF Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan input logik pada input T, lalu amati dan catat keadaan
outputnya pada tabel II berikut ini:
TABEL
INPUT OUTPUT
T (Togle) Q Qnot
0
1
0
1
0
1
0
1

KESIMPULAN
Kesimpulan apakah yang diperoleh dari percobaan JK FF dan T FF ini?

65
A. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 4. Arsitektur Mikroprosesor

a. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan arsitektur mikroprosesor
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen dasar mikroprosesor
3. Siswa dapat menggambarkan konfigurasi mikroprosesor

b. Uraian Materi

Gambaran atau Features dari sebuah Mikroprosesor dapat dipelajari dengan


baik melalui pemahaman dan pengkajian Internal Hardware Design, yang
disebut juga dengan istilah Architecture. Internal Hardware design berkaitan
dengan masalah-masalah Jenis, Jumlah, dan Ukuran Register serta
komponen lainnya.
Sedangkan untuk dapat menginstalasikan sebuah mikroprosesor dengan
komponen lainnya seperti RAM, ROM, dan I/O sebagai komponen utama
dan rangkaian Clock, Reset, Buffer, dan lain-lain sebagai komponen
pendukung diperlukan pemahaman sistem bus yang dimiliki oleh setiap
Mikroprosesor.

Ada tiga jenis arsitektur Mikroprosesor:

1. Arsitektur I/O Terisolasi


Mikroprosesor dengan arsitektur I/O Terisolasi menggunakan disain
pengalamatan atau pemetaan I/O terpisah atau terisolasi dengan
pengalamatan atau pemetaan memori. Pengalamatan I/O menggunakan
sebagian dari jumlah saluran alamat (Address Buss) sedangkan
pengalamatan memori menggunakan semua saluran alamat (Address
Buss).

66
Metode I/O terisolasi menggunakan akumulator pada CPU untuk
menerima informasi dari I/O atau mengeluarkan informasi ke bus I/O
selama operasi Input Output. Tidak ada Register lain selain akumulator
yang terpakai untuk akses I/O. Metode I/O Terisolasi disebut juga dengan
I/O akumulator. Konsep ini memiliki pengaruh penting pada program
komputer yaitu:
 Instruksi yang digunakan hanya dua kode operasi yaitu IN dan OUT
 Informasi/data yang ada pada akumulator harus dialihkan pada
suatu lokasi penyimpanan sementara sebelum ada operasi I/O
berikutnya
 Perlu ada tambahan instruksi pada program pengalihan
data/informasi pada akumulator

Keuntungan metode I/O terisolasi:


 Komputer dapat mengalihkan informasi/data ke atau dari CPU
tanpa menggunakan memori. Alamat atau lokasi memori untuk
rangkaian memori bukan untuk operasi I/O
 Lokasi memori tidak terkurangi oleh sel-sel I/O Instruksi I/O lebih
pendek sehingga dapat dengan mudah dibedakan dari instruksi
memori
 Pengalamatan I/O menjadi lebih pendek dan perangkat keras untuk
pengkodean alamat lebih sederhana.

Kerugian metode I/O terisolasi:


Lebih banyak menggunakan penyemat pengendalian pada
Mikroprosesornya. Mikroprosesor buatan Intel dan Mikroprosesor buatan
Zilog menggunakan arsitektur I/O Terisolasi.

2. Arsitektur I/O Terpetakan dalam Memori

67
Mikroprosesor dengan arsitektur I/O terpetakan dalam memori
menyatukan sel-sel I/O dalam pengalamatan yang bersama dengan sel-
sel memori. I/O yang terpetakan dalam memori menunjukkan
penggunaan instruksi tipe memori untuk mengakses alat-alat I/O.
I/O yang dipetakan dalam memori memungkinkan CPU menggunakan
instruksi yang sama untuk alih memori seperti yang digunakan untuk
alih I/O. Sebuah pintu I/O diperlakukan seperti sebuah lokasi memori.
Keuntungan sistim ini adalah instruksi yang dipakai untuk pembacaan
dan penulisan memori dapat digunakan untuk memasukkan dan
mengeluarkan data pada I/O.
Kerugiannya pertama tiap satu pintu I/O mengurangi satu lokasi memori
yang tersedia. Kedua alamat lokasi I/O memerlukan 16 bit saluran.
Ketiga instruksi I/O yang dipetakan dalam memori lebih lama dari
instruksi I/O terisolasi.

3. Arsitektur Harvard
Arsitektur Harvard menggunakan disain yang hampir sama dengan
arsitektur I/O terisolasi. Perbedaannya pada arsitektur harvard antara
memori program dan memori data dipisahkan atau diisolasi.
Pemisahan antara memori program dan memori data menggunakan
perintah akses memori yang berbeda. Harvard arsitektur ditinjau dari
kemampuan jumlah memori lebih menguntungkan.

Kemasan Mikroprosesor
Ada empat jenis bentuk kemasan Mikroprosesor:
 PDIP: Pastic Dual Inline Package
 PLCC: Plastic J-Lieded Chip Carrier
 TQFP: Plastic Gull Wing Quad Flat Package
 SOIC: Plastic Gull-wing Small Outline.

68
Feature Kasus pada Zilog Z-80 CPU

Gambar 4. Susunan dan Konfigurasi Pin Z-80 CPU

Keterangan Gambar 4 adalah sebagai berikut:


 Mikroprosesor 8 bit dengan arsitektur I/O Terisolasi
 16 bit Address Bus dengan kemampuan: pengalamatan memori 64
Kbyte, Pengalamatan I/O 256 byte
 148 instruksi
 8 buah Register 8 bit sebagai Regiter utama, buah register 8 bit sebagai
Register alternatif, 4 buah Register 16 bit, 2 buah Register 8 bit fungsi
khusus.
 Frekuensi Clock 2,5 MHz - 4 Mhz
 Komsumsi Daya: Aktif 150 mA
 Kemasan PDIP

Kendali CPU menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:


69
 M1* (Machin Cycle One: satu siklus mesin) merupakan pin keluaran aktif
rendah jika CPU sedang mengambil sandi operasi instruksi dari memori.
Pada saat ini bus alamat berisi alamat memori seperti data yang ada
pada Register PC, dan data bus mengarah masuk.
 MREQ* (Memori Request: pesan memori) merupakan pin Keluaran aktif
rendah pada waktu saluran alamat berisi alamat memori
 IORQ* (Input Output Request: pesan Input Output) Keluaran aktif
rendah pada waktu saluran alamat A0 s/d A7 berisi alamat I/O
 RD* (Read: Baca) Keluaran aktif rendah pada waktu CPU melakukan
operasi baca/memasukkan data
 WR* (Write: Tulis) Keluaran aktif rendah pada waktu CPU melakukan
operasi tulis/mengeluarkan data
 RFSH* (Refresh: Penyegaran) Keluaran aktif rendah jika CPU
mengeluarkan alamat memori untuk menyegarkan memori mekanik
 HALT* Keluaran aktif rendah pada saat CPU melaksanakan instruksi
Halt/berhenti
 WAIT* Masukan dibuat aktif rendah oleh alat luar yang menyela kerja
CPU
 INT* (Interrupt: interupsi) Masukan aktif rendah jika ada luar yang
meminta layanan interupsi
 NMI* (Non Mascable Interrupt: interupsi yang tidak bisa dihalang)
Masukan aktif rendah jika ada selaan yang yang tak dapat dihalangi
 RESET* Masukan dibuat aktif rendah oleh alat luar untuk membuat CPU
ada dalam keadaan awal
 BUSRQ* (Buss Request: pesan bus) Sinyal masukan yang dibuat aktif
rendah jika ada alat luar yang meminjam bus sistem
 BUSAK* (Bus Akcnowledge) Keluaran aktif rendah yang menandakana
CPU mengijinkan peminjaman bus sistem.

70
Z-80 CPU dalam menggendalikan sistem menggunakan enam pin kendali
dan empat diantaranya digunakan untuk berkomunikasi dengan Memori dan
I/O. Cara berkomunikasinya menggunakan status bit seperti tabel berikut:

Tabel Operasi Komunikasi Memori

c. Rangkuman

Ada tiga jenis arsitektur Mikroprosesor:


1. Arsitektur I/O Terisolasi
2. Arsitektur I/O Terpetakan dalam Memori
3. Arsitektur Harvard

Ada empat jenis bentuk kemasan Mikroprosesor:


 PDIP: Pastic Dual Inline Package
 PLCC: Plastic J-Lieded Chip Carrier
 TQFP: Plastic Gull Wing Quad Flat Package
 SOIC: Plastic Gull-wing Small Outline.

d. Tugas

1. Gambarkan Konfigurasi Pin Z-80 CPU!


2. Jelaskan Pin pada Z-80!

71
e. Tes Formatif

1. Sebutkan tiga jenis arsitektur mikroprosesor!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kemasan PDIP, PLCC, TQFP, SOIC!

Kegiatan Belajar 5. Operasi Dasar Mikroprosesor

a. Tujuan

1. Siswa dapat menggambarkan bagian utama Mikroprosesor


2. Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian utama Mikroprosesor

b. Uraian Materi

Komponen utama sebuah sistem Mikroprosesor tersusun dari lima unit pokok: unit
mikroprosesor atau Microprocessor Unit ( MPU) atau CPU, unit memori baca atau
Read Only Memory (ROM), unit memori baca tulis atau Read Write Memory
(RWM), unit masukan keluaran terprogram atau Programmable Input Output(PIO)
dan unit detak/Clock.

72
Gambar Blok Diagram Sistem Mikroprosesor

MPU adalah sebuah CPU yang tersusun dari tiga bagian pokok yaitu:
 Control Unit (CU)
 Arithmetic Logic Unit (ALU)
 Register Unit (RU)

Sebagai CPU, MPU bekerja dan melakukan fungsi dasar yaitu fungsi Logika dan
Aritmetika. Fungsi Logika antara lain fungsi AND, OR, XOR, CPL, dan NEG.
Sedangkan fungsi Aritmetika antara lain: ADD, SUB, ADC, SBC, INC, dan DEC.
Disamping fungsi pengolahan Aritmetika dan Logika MPU juga melakukan fungsi
pengalihan data dengan menggunakan perintah MOV, atau LOAD, EXCHANGE,
PUSH, dan POP. Untuk menyimpan program dan data yang digunakan pada
sistem Mikroprosesor harus dilengkapi dengan Memori.

Jadi memori mutlak diperlukan dalam Sistim Mikroprosesor. Tanpa ada memori
Sistim Mikroprosesor tidak dapat bekerja terutama memori program dalam ROM.
I/O unit dipersiapkan untuk menghubungkan MPU dengan alat-alat input-output
luar seperti Keyboard, Monitor, Printer, Mouse, dan sebagainya.

Sistim Bus

73
Mikroprosesor berkomunikasi dengan unit memori, unit I/O menggunakan
saluran yang disebut dengan BUSS. Setiap Mikroprosesor dilengkapi dengan tiga
bus sebagai berikut:

Tabel Sistem Bus

A. Nama B. Arah Data Jumlah


Sifat
Buss dari CPU Saluran

Bus Data Dua arah Masuk dan Keluar 8 bit


Bus Alamat Satu arah Keluar 16 bit
Bus Kendali Satu arah Masuk dan Keluar 10–12 bit

Alih data diantara MPU dengan komponen luar berlangsung pada Bus Data.
Mikroprosesor standar memiliki saluran bus data 8 bit dua arah artinya alih data
atau informasi berlangsung pada 8 saluran paralel dari MPU ke unit lain diluar
MPU atau dari unit lain di luar ke MPU.
Untuk menetapkan kemana data itu dikirim atau dari mana data itu diambil di
gunakan bus alamat. Bus alamat bertugas menetapkan dan memilih satu lokasi
memori atau satu lokasi I/O yang hendak di akses.
Bus Kendali adalah seperangkat bit pengendali yang berfungsi mengatur: (1)
Penyerempakan memori, (2) Penyerempakan I/O, (3) Penjadualan MPU,
Interupsi, DMA , (4) Pembentuk Clock, dan Reset.

Gambar Blok Diagram Sistem Bus

74
Perkembangan Mikroprosesor
Mikroprosesor sebagai komponen utama dalam Sistim Mikroprosesor dapat
dikelompokkan menurut: (a) Teknologi yang digunakan; (b) Jumlah Bit Data; (c)
Kemampuan atau Karakteristik Mikroprosesor.
Tabel 2 menunjukkan pengelompokan perkembangan Mikroprosesor.
Tabel Pengelompokan Mikroprosesor

75
Disamping teknologi PMOS (Metal-Oxide Semiconductor kanal P) dan teknologi
NMOS (Metal-Oxide Semiconductor kanal N) yang paling banyak digunakan
sebagai teknologi pembuatan mikroprosesor masih ada teknologi lain yaitu:

 Teknologi CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor )


 Teknologi CMOS-SOS (teknologi CMOS menggunakan subtrat Sphir- Silicon–
On–Sapphire)
 Teknologi Bipolar jenis ECL (Emitter–Coupled–Logic)
 Teknologi Bipolar jenis Schottky
 Teknologi Bipolar jenis I2L (Integrated–Injection–Logic)
 Mengingat makin banyaknya macam dan jenis Mikroprosesor yang ada
sampai saat ini, maka sebagai pemakai kita perlu menentukan macam
komponen yang paling sesuai dengan keperluan kita. Dalam memilih
komponen Mikroprosesor beberapa hal pertimbangan perlu dikaji misalnya:
 Pertimbangan Sistim meliputi karakteristik sistim, jumlah Supplier, harga, dan
ketersediaan.
 Pertimbangan Hardware meliputi jumlah bit data, macam, kemampuan dan
waktu instruksi dan macam bahasa.

Clock
Merupakan bagian dari Sistim Mikroprosesor yang mengatur denyut kerja MPU.
Sehingga Frekuensi Clock berkaitan dengan kecepatan kerja komputer. Beberapa
jenis MPU ada yang menggunakan detak sistim tunggal dan ada juga sistim
ganda (dual fase). Detak dapat dibangkitkan menggunakan sistim diskrit atau IC
khusus. Intel memperkenalkan IC 8224 untuk penggerak detak.

Pengendalian Sistem Mikroprosesor


MPU dalam suatu sistem mikroprosesor dalam fungsinya sebagai pengendali
sistem bekerja sebagai:
 Pengendali sistim

76
 Pengendali bus/saluran
 Dikendalikan oleh alat luar.

Pada Tabel berikut digambarkan Ekivalensi sinyal-sinyal kendali beberapa jenis


Mikroprosesor.
Tabel Sinyal Kendali Mikroprosesor

Penyerempakan memori dan penyerempakan I/O pada pokoknya analogis.


Digunakan prosedur jabat tangan. Dalam operasi “baca” suatu status sinyal
“siap” (Ready) akan menunjukkan tersedianya data. Kemudian data dialihkan ke
bus data. Pada beberapa alat I/O dibangkitkan suatu sinyal “pengakuan”
(ackowledge) untuk memberitahukan penerimaan data. Pembangkitan sinyal
pengakuan ini menggunakan sistim tak serempak (Asinkron). Pada sistem
sinkron tidak diperlukan adanya pembangkitan sinyal pengakuan.
Ciri dari sistem sinkron adalah:
 Kecepatan yang lebih tinggi
 Jumlah saluran bus pengendali lebih sedikit
 Pembatasan kecepatan pada alat-alat I/O.
Pada sistem asinkron tercirikan adanya:
 Jumlah saluran bus pengendali lebih banyak
 Memungkinkan penggunaan piranti berkecepatan berbeda dalam satu sistem
yang sama.

77
c. Rangkuman

MPU adalah sebuah CPU yang tersusun dari tiga bagian pokok yaitu :
 Control Unit (CU)
 Arithmetic Logic Unit (ALU)
 Register Unit (RU)

Bus Kendali adalah seperangkat bit pengendali yang berfungsi mengatur: (1)
Penyerempakan memori, (2) Penyerempakan I/O, (3) Penjadualan MPU, Interupsi,
DMA , (4) Pembentuk Clock, dan Reset.
Mikroprosesor sebagai komponen utama dalam sistem mikroprosesor dapat
dikelompokkan menurut: (a) Teknologi yang digunakan; (b) Jumlah Bit Data; (c)
Kemampuan atau Karakteristik Mikroprosesor.
Tabel 2 menunjukkan pengelompokan perkembangan Mikroprosesor.

d. Tugas

1. Gambarkan blok diagram Sistim Mikroprosesor


2. Jelaskan blok diagram Sistim Mikroprosesor.

e. Tes Formatif

1. Tuliskan nama bagian-bagian dari diagram blok di bawah ini!

2. Sebutkan susunan dari CPU!

78
Kegiatan Belajar 6. Flow Cart (Diagram Air) pada Sistim Mikroprosesor

a. Tujuan

Macam-macam Flow Cart:


1. Bukan Program
2. Program

Program atau Bukan Program:


1. Siswa dapat menjelaskan Flow Chart
2. Siswa dapat menggunakan Flow Chart

b. Uraian Materi

Program adalah susunan atau urutan perintah-perintah sederhana yang diberikan


kepada komputer untuk memecahkan beberapa permasalahan. Jika sebuah
program telah ditulis dan dilakukan Debugging, komputer akan dapat
mengeksekusi program tersebut dengan sangat cepat dan dengan cara yang sama
setiap saat tanpa kesalahan.
Kebanyakan Mikroprosesor memiliki kesamaan dalam perintah atau instruksi.
Intsruksi Transfer data dapat menggunakan perintah LOAD atau MOVE, Instruksi
Matematika sederhana menggunakan perintah ADD, SUBTRACT, MULTIPLY,
DEVIDE.

Langkah-Langkah Pengembangan Program


Menurut Douglas ada empat langkah yang harus dilakukan dalam
mengembangkan program komputer yaitu:
1. Pendefinisian permasalahan,
2. Representasi kerja program,
3. Penemuan instruksi-instruksi yang benar, dan
4. Penulisan program.
Pendefinisian Permasalahan

79
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menulis program adalah memikirkan
secara cermat permasalahan yang ingin diselesaikan menggunakan program
komputer. Dengan kata lain, apa yang ingin dikerjakan oleh sebuah program. Jika
anda telah berpikir tentang permasalahan, ini merupakan ide yang yang sangat
baik dalam menulis apa yang dinginkan dalam membuat program. Sebagai contoh
ilustrasi masalah menyeberang di jalan yang sangat ramai.
C. Representasi Kerja Program
Sekuen atau formula kerja yang digunakan untuk memecahkan masalah
pemrograman disebut Algoritma program. Programmer harus menggunakan daftar
urutan pekerjaan. Dalam kasus permasalahan menyeberang jalan step.

perintah-perintah sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut:


Step 1 : Berjalanlah ke sudut jalan dan berhenti
Step 2 : Lihat dan cermati lampu pengatur lalu lintas
Step 3 : Apakah pada arah anda lampu menyala hijau?
Step 4 : Jika lampu pada arah anda menyala merah, kembali ke Step 2 (Untuk
keadaan lain teruskan ke Step 5)
Step 5 : Lihat ke arah kiri
Step 6 : Apakah masih ada kendaraan yang lewat?
Step 7 : Jika ia, kembali ke Step 5
Step 8 : Lihat ke arah kanan
Step 9 : Apakah masih ada kendaraan yang lewat?
Step 10 : Jika ia, kembali ke Step 8
Step 11 : Menyeberanglah dengan hati-hati

Kesebelas langkah ini adalah bahasa bayi atau bahasa aras rendah, yang pada
kenyataannya dilakukan pada setiap menyeberang jalan yang sibuk dan ada lampu
mengatur lalu lintas. Kesebelas sekuen perintah ini disebut juga dengan Algoritma
Program.

Flow Chart

80
Flow Chart atau diagram alir adalah cara yang sangat sederhana untuk
menunjukkan aliran proses sebuah program. Untuk menyajikan jenis
operasi sebuah program digunakan bentuk-bentuk grafis. Ada delapan jenis
bentuk grafis yang digunakan untuk menyusun flow chart ditunjukkan oleh
Gambar 1 berikut ini:

Gambar Bentuk Grafis untuk Menyusun Flow Chart


Dari sebelas step algoritma program di atas dapat disusun flow chart kasus
menyeberang jalan sangat ramai seperti Gambar berikut:

81
Gambar Flow Chart untuk Kasus Menyeberang Jalan Ramai
Diatas tersebut Flow Cart bukan program.

c. Rangkuman

Fungsi Flow Cart

82
Langkah-Langkah Pengembangan Program
Menurut Douglas ada empat langkah yang harus dilakukan dalam
mengembangkan program komputer yaitu:
1. Pendefinisian permasalahan,
2. Representasi kerja program,
3. Penemuan instruksi-instruksi yang benar, dan
4. Penulisan program.

d. Tugas
1. Gambarkan macam-macam simbol Flow Chart
2. Jelaskan fungsi simbol-simbol Flow Chart

e. Tes Formatif

Buatlah algoritma program dan flow chart dari permasalahan mengisi gelas
dengan air dari keran.

Kegiatan Belajar 6. Blok Diagram Mikroprosesor

a. Tujuan

1. Siswa dapat menggambarkan blok diagram Sistim Mikroprosesor


2. Siswa dapat menjelaskan blok diagram Sistim Mikroprosesor

b. Uraian Materi

Input Output (I/O) merupakan komponen pokok dari Sistim Mikroprosesor.


Informasi di luar CPU harus dikumpulkan dan di proses. Begitu di proses informasi
harus disajikan dan dikirim untuk mengendalikan berbagai alat Input Output.
Perkembangan Mikroelektronika telah mendukung perkembangan I/O dari
Unprogrammable ke Programmable Sistim. Beberapa komponen I/O terprogram

83
yang sangat populer dalam dunia Sistim Mikroprosesor adalah Z-80 PIO dan PPI
8255.

I/O Paralel

Z-80 PIO (Programmable Input Output)


IC Z-80 PIO adalah IC I/O paralel terprogram yang prilakunya dapat disetel
menggunakan program. Z-80 PIO adalah salah satu chip yang diproduksi untuk
pasilitas antar muka dengan Z-80 CPU. Z-80 PIO memiliki kelengkapan:
1. Dua periperal port antar muka paralel 8 bit independent dengan kendali jabat
tangan
2. Penggerak I/O terinterupsi
3. Empat mode operasi
a. Mode 0: Byte Output dengan jabat tangan
b. Mode 1: Byte Input dengan jabat tangan
c. Mode 2: Byte Bidirectional dengan jabat tangan (hanya untuk Port A)
d. Mode 3: Untuk Bit Control
4. Logika interupsi dengan prioritas daisy chain
5. Semua Input dan Output Kompatibel dengan TTL
6. Susunan pin IC Z-80 PIO dilukiskan seperti Gambar 6

84
Gambar Diagram Mode Kerja Z-80 PIO

Gambar Susunan Pin IC Z-80 PIO


Z-80 PIO terdiri dari dua port yaitu Port A dan Port B. Masing-masing port
dilengkapi dengan pena-pena jabat tangan. Dengan 40 pin dalam dua lajur fungsi
masing-masing pin dapat dikelompokkan dalam empat kelompok:

85
1. Kelompok Bus Data
a. D0–D7 adalah bus data 8 bit dua arah digunakan sebagai saluran data
dan kata perintah.
b. A0-A7 adalah saluran dua arah untuk Transfer data atau status dan sinyal
kontrol antara peralatan I/O dan Port A.
c. B0–B7 merupakan saluran dua arah untuk Transfer data atau status dan
sinyal kontrol antara I/O dan Port B.

2. Kelompok Kontrol
a. B/A* sel adalah pin saluran sinyal pemilih port. Pada kondisi rendah (0)
yang aktif adalah Port A, dan Port B aktif jika pin ini berkondisi tinggi (1).
b. C/D* sel adalah pin saluran sinyal pemilih register kontrol atau Register
data. Jika C/D*= 0 Register yang aktif adalah Register data dan C/D* = 1
Register yang aktif adalah register perintah.
c. CE* adalah sinyal aktif rendah yang berfungsi sebagai pin pengaktif chip
Z-80 PIO.
d. M1* adalah sinyal aktif rendah bekerja mensinkronkan kerja interrupt
logic. Pada saat M1* dan RD* aktif, Z-80 CPU melakukan fetching sebuah
instruksi ke memori. Sebaliknya pada saat M1* dan IORQ* aktif, CPU
melakukan pengenalan interupsi. Dan jika M1* aktif tanpa IORQ* atau
RD*, Z-80 PIO ada dalam keadaan reset.
e. IORQ* adalah sinyal Input Output Request aktif rendah bekerja pada
saat CPU mentransfer perintah atau data ke Z-80 CPU.
f. READ* adalah sinyal aktif rendah yang menunjukkan CPU membaca
data dari I/O.
3. Kelompok Interrupt
a. INT* adalah sinyal Interrupt aktif rendah yang digunakan oleh PIO
untuk memintan layanan Interupsi.
b. IEI adalah sinyal Interrupt Enable Input aktif tinggi yang menunjukkan
PIO siap menerima layanan Interupsi.

86
c. IEO adalah sinyal Interrupt Enable Output aktif tinggi yang
menunjukkan PIO telah melayani Interupsi.

4. Kelompok Status Kontrol Port


a. ASTB* adalah sinyal Strobe Port A, aktif rendah yang operasinya
tergantung pada mode operasi yang dipilih.
 Mode 0: menunjukkan keadaan peralatan I/O telah menerima
data yang dikirim oleh PIO.
 Mode 1: menunjukkan keadaan data telah dikirim ke register Port
A oleh peralatan I/O.
 Mode 2: menunjukkan keadaan data dari register Port A telah
diletakkan pada bus data dan kemudian data telah diterima oleh
peralatan I/O.
 Mode 3: pulsa ini secara internal ditahan oleh PIO (tidak
dimanfaatkan).
b. A RDY adalah sinyal ready aktif tinggi untuk Port A bekerja
tergantung mode operasi sebagai berikut:
 Mode 0: menunjukkan register Port A berisi data byte dan
 Telah disiapkan pada saluran bus data untuk ditransfer ke
peralatan I/O.
 Mode 1: menunjukkan keadaan register data Port A kosong dan
siap menerima data word berikutnya.
 Mode 2: menunjukkan keadaan register data Port A telah siap
untuk diambil oleh peralatan I/O. Data akan dikeluarkan jika ada
sinyal STB*.
 Mode 3: tidak dimanfaatkan
c. B STB* adalah sinyal masukan strobe untuk Port B aktif rendah
dimana operasinya sama dengan sinyal A STB*. Modul Sistem
Mikroprosesor–Putu Sudira-halaman 32

87
d. B RDY adalah sinyal keluaran ready aktif tinggi untuk Port B dengan
operasi kerja sama dengan A RDY 0.

Masing-masing Port dilengkapi dengan dua register, yaitu register data


dan register perintah. Selengkapnya register pada Z-80 PIO terdapat
empat buah register yaitu:
 Register Data A
 Register Data B
 Register Perintah A
 Register Perintah B

Register data digunakan untuk memegang data dan register perintah


digunakan untuk mengatur mode kerja dan perilaku masing-masing port.
Pemilihan register-register pada Z-80 CPU dikerjakan melalui pena port
B/A dan pena Control/Data seperti Tabel 5. berikut:

Tabel 5. Data Pemilihan Register pada Z-80 PIO

PPI 8255
8255 adalah chip Programmable Peripheral Interface, berfungsi untuk
antar muka paralel dengan perilaku dapat diatur dengan program. PPI
8255 terdiri dari tiga port I/O 8 bit yaitu: Port A, Port B, dan Port C.
Masing-masing port dapat dibuat menjadi port masukan maupun port
keluaran. Gambar 8. menunjukkan diagram blok bagian dalam dari PPI
8255.

88
Gambar Diagram blok PPI 8255

PPI 8255 memiliki Buffer bus data dua arah, yang berarti dapat berfungsi
baik sebagai port input maupun port output. Arah aliran data dapat
dijelaskan menggunakan pengaturan logika Read/Write. Secara mudah
dapat diuraikan dengan tabel berikut:

Tabel Format Pembacaan dan Penulisan PPI 8255

89
PPI 8255 bekerja dalam tiga mode, yaitu:
1. Mode 0: Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai port I/O
sederhana tanpa jabat tangan. Pada mode ini CPU sama sekali tidak
memperhatikan status 8255. CPU mentransfer data tanpa
mempersoalkan apa yang terjadi pada 8255. Port A dan Port B bekerja
sebagai port 8 bit sedangkan Port C dapat dibuat bekerja dalam 8 bit
atau berdiri sendiri dalam 4 bit lower dan 4 bit upper secara terpisah.
Pemakaian mode 0 pada PPI 8255 secara diagram dapat digambarkan
pada Gambar 9.

Gambar Diagram Operasi PPI 8255 Mode 0

2. Mode 1: Port A, Port B bekerja sebagai port I/O dengan jabat


tangan menggunakan sebagian dari pena Port C. Saluran PC0, PC1,
dan PC2 berfungsi sebagai saluran jabat tangan untuk Port B
sedangkan Port A menggunakan saluran PC3, PC4, dan PC5 sebagai
sinyal jabat tangan. PC6 dan PC7 dapat digunakan untuk saluran I/O.
Diagram operasi 8255 pada mode 1 digambarkan pada Gambar.

90
Gambar Diagram Operasi PPI 8255 Mode 1
3. Modus 2: Hanya Port A dapat dibuat sebagai port I/O dua arah
dengan jabat tangan. Port A dapat digunakan sebagai port untuk
transfer data dua arah dengan jabat tangan. Ini artinya data dapat
masuk atau keluar dari saluran yang sama. Mode ini mengembangkan
sistem saluran (bus) ke mikroprosesor atau mentransfer byte data ke
dan dari floppy disk controller. Pada mode 2 saluran PC3 sampai PC7
digunakan sebagai saluran jabat tangan untuk Port A. Bentuk operasi
8255 sebagai mode 2 digambarkan pada diagram Gambar.

Gambar Diagram Operasi PPI 8255 Mode 2

Penyusunan dan Pengiriman Control Word


Format Control Word PPI 8255 ditunjukkan pada Gambar 12 berikut:

91
Gambar (a) Format Control Word Mode Set

Gambar Format Control Word Port C Bit Set/Reset


Gambar 12a digunakan untuk menformat Control Word berdasar pada
mode kerja. Sedangkan gambar 25b digunakan untuk menformat Control
Word untuk Port C pada operasi Set/Reset bit.

92
I/O Serial

I/O serial adalah unit masukan keluaran yang bekerja atas dasar prinsip urut/seri.
Dalam hal ini diperlukan proses konversi dari data paralel ke bentuk serial. Ada
dua teknik konversi yang ditawarkan yaitu:
 Teknik perangkat lunak
 Teknik perangkat keras.

I/O Serial Perangkat Lunak

Serialisasi dan deserialisasi suatu data diselenggarakan oleh suatu perangkat


program. Pada masukan program menunggu sampai menerima suatu bit start,
kemudian membaca bit data. Pada keluaran program mengirim suatu urutan bit
demi bit. Diagram alir program I/O serial ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar Diagram Alir Program I/O Serial

Prinsip utama serialisasi adalah merakit data 8 bit (atau lebih) di akumulator dan
menggeser keluar bit demi bit pada frekuensi tertentu. Cara yang sederhana
adalah mengeluarkan isi akumulator ke salah satu saluran dari port I/O (Port 0).
Akumulator kemudian digeser ke kanan satu bit, diimplemen suatu tunda dan bit
selanjutnya dikeluarkan sampai semua bit data paralel dikeluarkan.
Sebaliknya deserialisasi dilakukan dengan membaca bit 0 dan merekamnya ke
akumulator. Akumulator di geser kekiri satu posisi dengan tunda tertentu.
Kemudian bit 0 dibaca lagi dan dilakukan proses pencatatan dan penggeseran
akumulator sampai data byte terselesaikan.

93
Keuntungan I/O terprogram terletak pada ketersederhanaannya dan tidak perlu
harus menyiapkan perangkan keras. Kelemahannya terletak pada masalah waktu
yaitu lambatnya proses.

I/O Serial Perangkat Keras

Salah satu komponen LSI standar adalah Universal Asynchronous Receiver-


Transmitter (UART). UART bekerja mengubah data serial ke paralel dan data
paralel ke serial. UART paling sering digunakan untuk ope rasi kecepatan rendah
ke sedang. Sedangkan untuk transmisi kecepatan tinggi digunakan jenis Universal
Synchronous Receiver Transmitter (USRT).
Fungsi UART adalah pada pengubahan serial–paralel. Prinsip pengubahan serial ke
paralel dilukiskan pada gambar berikut:

Gambar Pengubahan Serial ke Paralel

Dua fungsi pokok UART adalah:


 Mengambil data paralel dan mengubah menjadi arus bit serial dengan
diawali bit start, bit data, bit paritas, dan karakter penghenti.
 Mengambil arus bit serial dan mengubahnya menjadi bit paralel.

Sebuah UART standar mempunyai tiga seksi yaitu: sebuah penerima, sebuah
pengirim, dan sebuah seksi pengendali.

94
Gambar Diagram UART

UART memerlukan baik port masukan maupun port keluaran untuk perantaraan
dengan sistem mikroprosesor. Dua diantara piranti UART adalah:
 MC 8650 Asynchronous Comunication Interface Adaptor (ACIA) dari
Motorolla.
 8251 Universal Synchronous and Asynchronous Receiver Transmitter
(USART) dari Intel.

Motorolla 6850 ACIA

6850 tersusun dari sejumlah register serial paralel masukan keluaran dan
rangkaian pengendali standar EIA RS 232. Diagram blok ACIA digambarkan
seperti Gambar 16.

Gambar Diagram blok 6850 ACIA


Penghantaran 6850 pada saluran/bus dari sistem dapat digambarkan seperti
Gambar 17. Data serial yang masuk dan keluar adalah sinyal kompatibel TTL dan

95
harus di bufer untuk memberikan tingkatan yang diperlukan untuk
menggerakkan alat-alat serial.

Gambar Penghantaran 6850 pada Saluran / Bus

Intel 8251 USART

8251 dirancang oleh Intel yang memiliki pasilitas sebagai UART dan juga USRT.
Dengan kata lain 8251 dapat dipakai baik sebagai alat tak serempak maupun alat
serempak. Sehingga 8251 diberi nama USART. 8251 menyediakan pasilitas
pengiriman dan penerimaan data sinkron dan tak sinkron. Organisasi logika 8251
ditunjukkan pada Gambar 18.

96
Gambar Diagram Logika 8251

Metode Pengendalian I/O


Pengaturan alih data dari alat luar dengan sistem komputer/sistem
mikroprosesor menerapkan suatu strategi penjadwalan. Pada pengendalian alat
I/O dikenal adanya tiga metode yaitu:
 Metode Polling
 Metode Interupsi
 Metode Akses Memori Langsung (AML)

Metode Polling

Metode polling merupakan metode pengendalian I/O melalui program. Semua


pengalihan data dari dan ke alat I/O diselengarakan oleh program. Prosesor
mengirim dan meminta data sepenuhnya dibawah kendali program. Pengalihan
data dapat dilaksanakan baik melalui mekanisme jabat tangan maupun tanpa
jabat tangan. Dalam mekanisme jabat tangan isyarat diperiksa secara terus
menerus. Program terus menerus berputar lewat sejumlah pengetesan untuk
menentukan apakah masukan atau keluaran dapat diselenggarakan

97
pelayanannya atau tidak. Bila ditemukan alat yang memerlukan pelayanan, rutin
pelayanan diaktifkan dan pemilihan saluran diproses. Gambar 19. menunjukkan
diagram alir pengendalian I/O dengan metode polling. Metode polling adalah
metode pengendalian I/O yang paling sederhana dan paling umum digunakan.
Metode ini tidak memerlukan perangkat keras khusus dan semua pengalihan I/O
dikendalikan oleh program. Pengalihan semacam ini disebut pengalihan
serempak dengan program.

Gambar Diagram Alir Pengendalian I/O Sistem Polling

Metode Interupsi

Pengendalian I/O dengan metode polling mempunyai dua kelemahan :


 Pemborosan waktu prosesor karena status semua periferal diperiksa terus
menerus secara berurutan.
 Karena harus memeriksa status semua alat I/O maka waktu kerjanya menjadi
lambat. Ini merupakan kelemahan dalam sistem waktu nyata (Real Time),
dimana satu periferal mengharap layanan dalam satu waktu tertentu.

98
Kelemahan ini diatasi dengan menggunakan layanan waktu tak sinkron
menggunakan interupsi. Tiap alat I/O atau pengendalinya dihubungkan ke
sebuah saluran interupsi. Saluran interupsi menggerbangkan sebuah permintaan
interupsi ke Mikroprosesor. Bilamana sebuah alat I/O memerlukan layanan , alat
akan membangkitkan pulsa interupsi atau status suatu tingkatan saluran untuk
menarik perhatian mikroprosesor. Mikroprosesor akan memberikan layanan pada
alat I/O jika ada interupsi dan jika tidak ada interupsi mikroprosesor melakukan
instruksi selanjutnya. Logika pengendalian I/O dengan metode interupsi
ditunjukkan pada diagram alir Gambar .

Gambar Diagram Alir Logika Pengendalian I/O Metode Interupsi

Begitu permintaan interupsi diterima dan disetujui oleh Mikroprosesor, alat I/O
harus dilayani. Untuk melayani alat I/O, maka Mikroprosesor melaksanakan
suatu routin pelayanan khusus. Ada dua masalah yang muncul pada saat
melakukan layanan interupsi:
 Bagaimana status program yang dilaksanakan pada Mikroprosesor pada
saat interupsi harus diperilahara dalam stack.
 Bagaimana mikroprosesor dapat mengenali secara tepat alat I/O mana yang
membangkitkan interupsi. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan perangkat
keras, perangkat lunak, atau kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak. Pencabangan ke alamat alat I/O disebut Pemvektoran Interupsi.
Rutin perangkat lunak menetapkan identitas alat yang meminta layanan
99
interupsi. Rutin identifikasi interupsi akan memilih saluran setiap alat yang
dihubungkan dengan sistem. Setelah dikenal alat mana yang mencetuskan
interupsi maka ia kemudian bercabang ke alamat rutin penanganan
interupsi yang sesuai. Metode ke dua yang digerakkan oleh perangkat
lunak, tetapi dengan pertolongan beberapa perangkat keras tambahan.
Metode ini menggunakan rantai beranting (Daisy Chain) untuk mengenal
alat yang mencetuskan interupsi. Metode tercepat adalah interupsi yang
divektorkan. Adalah menjadi tanggung jawab pengendali alat I/O untuk
memberikan baik interupsi maupun pengenal alat yang menyebabkan
interupsi atau lebih baik lagi alamat pencabangan bagi rutin penanganan
interupsi. Bila pengendali hanya memberikan pengenal alat, adalah tugas
perangkat lunak mencari tabel alamat pencabangan bagi tiap alat. Ini
sederhana bagi perangkat keras tapi tak mencapai performansi tertinggi.
 Prioritas
Beberapa interupsi dapat dibangkitkan serentak. Mikroprosesor diberi tugas
untuk memutuskan bagaimana urutan pelayanannya. Setiap alat diberikan
suatu prioritas. Mikroprosesor melayani setiap alat sesuai prioritasnya.
Dalam dunia komputer prioritas 0, menurut konvensi memiliki prioritas.
tertinggi, prioritas 1 yang kedua demikian seterusnya. Prioritas dapat diset
baik pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Pengaturan prioritas
dengan perangkat keras dikerjakan oleh suatu piranti yang disebut
Programmable Interrupt Controller (PIC). Struktur dasar logika PIC dapat
digambarkan seperti Gambar 21.

100
Gambar 21. Struktur Dasar Logika PIC

Akses Memori Langsung

Interupsi menjamin tanggapan yang paling cepat dari proses pengendalian data
pada I/O. Akan tetapi pelayanan pada alat masih diselenggarakan oleh
perangkat lunak. Kecepatan Transfer paralel sebuah Mikroprosesor dibatasi oleh
Overhead perangkat lunak yang terlibat dalam pengiriman kata-kata berurutan.
Ini mungkin masih tidak cukup cepat bagi pengolahan yang melibatkan alih
memori cepat. Kembali disini menggantikan perangkat lunak dengan perangkat
keras. Rutin perangkat lunak yang menyelenggarakan alih data antara memori
dengan alat I/O
digantikan oleh prosesor perangkat keras khusus yang disebut dengan Direct
Memory Access Controller (DMAC). Sebuah DMAC adalah prosesor khusus yang
dirancang untuk menyelenggarakan alih data berkecepatan tinggi antara memori
101
dengan alat luar. Dalam akses memori langsung digunakan dua teknik untuk
berhubungan dengan memori:
 Prosesor dihentikan atau ditangguhkan oleh DMAC. DMAC memegang
pengendalian bus dan membiarkan alat I/O berhubungan langsung dengan
memori.
 DMAC mencuri satu siklus memori dari mikroprosesor, memberinya kepada
pengiriman data antara memori dan alat I/O.

DMAC adalah prosesor khusus yang memutuskan hubungan atau mengisolasi


MPU dari bus-bus dan mengatur pengiriman yang diperlukan antara memori dan
alat I/O. Gambar 22. menunjukkan diagram blok kerja DMAC.

Gambar Diagram Blok Kerja DMAC


Pada saat sistim bekerja, saklar pada posisi atas sehingga saluran terhubung dari
mikroprosesor ke sistem memori dan peripheral. Untuk membaca file ke disk
diperlukan sejumlah perintah ke Disk Controller, memerintahkan untuk mencari
dan membaca blok data yang dari disk. Jika Disk Controller telah menemukan
byte pertama dari blok data, disk Controller mengirim sinyal DMA Request
(DREQ) ke DMAC. Jika DMAC tidak dalam terhalang maka DMAC mengirim sinyal
hold request (HRQ) ke mikroprosesor melalui pin HOLD. Mikroprosesor
menanggapi masukan ini dengan mengambangkan saluran/bus dan mengirim
sinyal hold Acknowledge (HLDA) ke DMAC. Jika DMAC menerima sinyal HLDA,
akan mengirim sinyal untuk menghubungkan bus/saluran ke posisi DMAC.

102
Pada saat DMAC mengontrol saluran, ia mengirim alamat memori dimana byte
pertama dari disk controller di tulis. Selanjutnya DMAC mengirim sinyal DMA
acknowledge (DACK) ke disk controller untuk memberitahukan kesiapan
mengeluarkan byte. Akhirnya DMAC mengaktifkan saluran MEMW* dan IOR*
pada saluran kontrol.

c. Rangkuman

IC Z-80 PIO adalah IC I/O paralel terprogram yang prilakunya dapat disetel
menggunakan program. Z-80 PIO adalah salah satu chip yang diproduksi untuk
pasilitas antar muka dengan Z-80 CPU. Z-80 PIO memiliki kelengkapan:
1. Dua periperal port antar muka paralel 8 bit independent dengan kendali jabat
tangan
2. Penggerak I/O terinterupsi
3. Empat mode operasi
a. Mode 0: Byte Output dengan jabat tangan
b. Mode 1: Byte Input dengan jabat tangan
c. Mode 2: Byte Bidirectional dengan jabat tangan (hanya untuk Port A)
d. Mode 3: untuk Bit Control
4. Logika interupsi dengan prioritas daisy chain.
5. Semua input dan output kompatibel dengan TTL.
6. Susunan pin IC Z-80 PIO dilukiskan seperti Gambar 6.
d. Tugas

Buatlah Diagram PPI 8255.


1. Bagaimana sistem Mikroprosesor pada PP I 8255!

103
e. Tes Formatif

1. Sebutkan dua jenis Input Out Put Paralel terprogram yang biasa digunakan
pada sistem mikroprosesor!
2. Uraikan empat jenis mode kerja dari Z-80 PIO!
3. Jika digunakan untuk mengendalikan lampu/display mode berapa dari Z-80 PIO
yang tepat digunakan!
4. Nyatakan control word dari PPI 8255 dalam:
a. MODE 0 semua port sebagai output!
b. MODE 0 Port A input, Port B input, Port C output!

104
D. EVALUASI

A. TES TERTULIS

1. Tuliskan lima contoh alat I/O!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan BUSS!
3. Jelaskan perbedaan antara I/O Terisolasi dengan I/O Terpetakan!
4. Jelaskan apakah setiap sistem mikroprosesor mengharuskan adanya! (Jika ia
memori jenis apa yang harus ada dan memori jenis apa yang boleh ada dan
boleh tidak ada).
5. Model transfer data ada dua jenis sebutkan!
6. Sebutkan tiga jenis metode pengendalian I/O!
7. Mengapa dalam sistem mikroprosesor perlu ada pemilihan chip?

Kriteria Penilaian

Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif soal
1
nomor 1
Kognitif soal nomor 2 2

Kognitif soal nomor 3 2

Kognitif soal nomor 4 2

Kognitif soal nomor 5 1


WL
Kognitif soal nomor 6 1 (Wajib Lulus)
> 70
Kognitif soal nomor 7 1

Nilai Akhir

105
E. DAFTAR PUSTAKA

Hartono Partoharsodjo, Dasar Pemrograman Mikroprosesor Zilog Z-80 di Mikrokomputer


Micro-professor MPF-1, FMIPA, ITB, Bandung 1982.

Putu Sudira, Diktat Teknik Antar Muka Mikroprosesor, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta, 2001

S.H. Nasution, Dari Chip ke Sistem: Pengantar Mikroprosesor, Erlangga, Jakarta 1986

106

Anda mungkin juga menyukai