b. Uraian Materi
1. Sistem Bilangan
Peralatan yang menggunakan system digital dalam operasinya berdasar
kepada perhitungan-perhitungan yang erat kaitannya dengan penggunaan
sistem bilangan.
1
Dalam rangkaian logika kita mengenal bermacam-macam bilangan yang
diantaranya adalah:
- Bilangan Desimal
- Bilangan Biner
- Bilangan Oktal
- Bilangan Hexadesimal
2. Bilangan Desimal
Pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan sistem
bilangan desimal, yaitu bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9.
Dari deretan angka-angka diatas maka setelah angka 9 akan terjadi angka-
angka yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13 dan seterusnya. Angka-angka
tersebut merupakan kombinasi dari angka 0 sampai 9. Angka-angka 0 sampai
9 ini dinamakan desimal digit, dimana harga-harga dari desimal digit tersebut
tergantung dari letak urutannya atau yang disebut harga tempat. Jadi
bilangan desimal mempunyai 10 suku angka atau disebut juga radik. Radik
adalah banyaknya suku angka atau digit yang dipergunakan dalam suatu
sistim bilangan. Dengan demikian maka RADIX suatu sistem bilangan dapat
ditentukan dengan rumus R = n + 1. Dimana R = Radik dan n = angka akhir
dari sistem bilangan.
Setiap sistem bilangan mempunyai RADIX yang berbeda seperti:
- Sistem bilangan Biner mempunyai Radix = 2
- Sistem bilangan Oktal mempunyai Radix = 8
- Sistem bilangan Desimal mempunyai Radix = 10
- Sistem bilangan Hexadesimal mempunyai Radix = 16
2
3. Bilangan Biner
Perlu diketahui bahwa pada rangkaian digital atau rangkaian logika sistem
operasinya menggunakan prinsip adanya dua kondisi yang pasti yaitu:
- Ya atau Tidak
- Bilangan hexadesimal: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa bobot bilangan dari suatu sistim
bilangan tergantung dari letak susunan digitnya atau disebut juga harga
tempat.
3
Berdasarkan harga tempat diatas, maka kita dapat menentukan bobot
bilangan dari suatu sistem bilangan tertentu. Sebagai contoh misalnya
bilangan desimal 4567 atau ditulis (4567)10 mempunyai bobot bilangan
sebagai berikut:
Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20
Perlu diketahui bahwa angka biner yang dipergunakan dalam sistim bilangan
biner disebut BIT (Binary Digit). Sebagai contoh misalnya:
101 = 3 BIT
1101 = 4 BIT
11101 = 5 BIT
4
BILANGAN BINER BILANGAN DESIMAL
0 1 1 0
6
0 1 1 1
7
1 0 0 0
8
1 0 0 1
9
1 0 1 0
10
1 0 0 1
11
1 1 0 0
12
1 1 0 1
13
1 1 1 0
14
1 1 1 1
15
Dari tabel diatas terlihat bahwa angka 1 bilangan biner akan bertambah
besar apabila bergeser kekiri. Dengan demikian digit paling kiri merupakan
angka satuan yang terbesar dan digit paling kanan merupakan angka
satuan terkecil.
5
Bilangan hexadesimal (2B)16
Contoh soal:
Rubahlah bilangan biner (11101)2 menjadi bilangan desimal
Soal diatas dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu:
Cara pertama:
Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20
Biner 1 1 1 0 1
Cara kedua:
= 16+8+4+0+1
= (29)10
Cara ketiga:
1 1 1 0 1 (11101)10
1x2=2+1=3x2=6+1=7x2=14+0=14 x 2= 28+1= 29
Biner 28 27 26 25 24 23 22 21 20
(53)10 = 32 + 16 + 0 + 4 + 0 + 1
= 25 + 24 + 0 + 22 + 0 + 20
=1 1 0 1 0 1
Jadi (53)10 = (110101)2
Cara kedua:
Dengan membagi 2 terus menerus sampai sisanya menjadi 0 atau 1 dan
pembacaannya mulai dari bawah.
53/2 = 26 sisa 1
26/2 = 13 sisa 0
13/2 = 6 sisa 1
6/2 = 3 sisa 0
3/2 = 1 sisa 1
1/2 = 0 sisa 1
1 1 0 1 0 1
6. Bilangan Oktal
Dalam rangkaian logika selain bilangan desimal dan bilangan biner, kita
mengenal pula bilangan oktal. Bilangan oktal mempunyai 8 buah digit yaitu
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, radik bilangan oktal adalah 8. Dalam bilangan oktal
tidak angka 8 dan 9, angka selanjutnya setelah angka 7 adalah angka 10,
7
11, 12 dan seterusnya. Agar lebih jelas perhatikan bilangan oktal dibawah
ini.
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 selanjutnya 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, selanjutnya
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 selanjutnya 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan
seterusnya.
Sama halnya dengan bilangan biner dan bilangan desimal, bilangan oktal
mempunyai harga tempat seperti dibawah ini:
Oktal 84 83 82 81 80
Penyelesaian:
Oktal 82 81 80
Desimal 64 8 1
2 3 4 4x80 = 4x1 = 4
4x81 = 4x8 = 32
8
4x82 = 4x64 = 128
Jumlah = 156
Penyelesaian: angka 97 = 64 + 32 + 1
Oktal 82 81 80
Desimal 64 8 1
(97)10 = (141)8
Soal diatas dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana dengan cara
membagi 8 bilangan desimal secara terus menerus.
678/8 = 84 sisa 6
84/8 = 10 sisa 4
10/8 = 1 sisa 2
9
Untuk merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner dapat dilakukan
dengan cara merubah setiap angka dari bilangan oktal menjadi bilangan
biner 3 bit.
Contoh:
Penyelesaian:
(65)8 6 = (110)2
5 = (101)2
Contoh:
Penyelesaian:
10
11. Bilangan Hexadesimal
Seperti juga halnya dengan sistem bilangan lainnya, maka sistem bilangan
hexadesimal juga mempunyai harga tempat seperti dibawah ini.
Persamaan bilangan
1 1 1 0001
2 2 2 0010
3 3 3 0011
4 4 4 0100
5 5 5 0101
6 6 6 0110
7 7 7 0111
11
Hexsadesimal Desimal Oktal Biner
8 8 10 1000
9 9 11 1001
A 10 12 1010
B 11 13 1011
C 12 14 1100
D 13 15 1101
E 14 16 1110
F 15 17 1111
(4)16 = (0100)2
(C)16 = (1100)2
12
13. Merubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal
Contoh:
Penyelesaian:
Penyelesaian:
(2B)16 = (.....)10
13
Penyelesaian:
Pertama-tama ubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner.
(B)16 = (1011)2
2 B
= 2x16 + 11x1
= 32 + 11
14
16. Penjumlahan bilangan biner
Penyelesaian: 1101
1111+
1110 0
Penyelesaian: (345)8
(234)8 +
(612)8
15
18. Penjumlahan bilangan hexadesimal
Jumlah digit atau radix dari sistem bilangan hexadesimal adalah 16. Dalam
sistim bilangan hexadesimal selain terdapat angka-angka 0 sampai 9 juga
terdapat huruf-huruf A sampai F yang berfungsi sebagai pengganti bilangan
10 sampai 15. Angka tertinggi dari bilangan hexadesimal adalah F atau 15.
Contoh:
Penyelesaian:
(879)16
(969)16 +
(12E3)16
16
19. Pengurangan bilangan desimal
Contoh:
(687)10
(298)10 –
(389)10
Pada bagian b kita pinjam (borrow in) dari digit sebelah kiri.
Contoh:
17
Penyelesaian:
(1011)2
(0111)2 –
(0100)2
Pada aljabar Boolean jika kita melihat tanda + (plus), maka kita harus ingat
pada bentuk OR Gate dan bila melihat tanda . (kali) kita harus ingat kepada
bentuk AND Gate.
1. Hukum identitas
A+0=A
A+A=A
A+1=1
A+Ā=1
18
Fungsi AND dari aljabar Boolean
A.0=0
A.A=A
A.1=A
A.Ā=0
2. Hukum Komutatif
Pada fungi OR
A+B+C=C+B+A
A.B.C=C.B.A
19
3. Hukum Asosiatif
Pada fungsi OR
A + B + C = A + (B + C)
= B + (A + C)
= C + (A + B)
A . B . C = A . (B . C)
= B . (A . C)
= C . (A . B)
20
4. Hukum Distributif
A(B + C) = AB + AC
5. Hukum Absortif
A + A.B = A
=A.1
=A
6. Hukum Demorgan
A.B= A+ B
A.B= A+ B
Misal A = 0 dan B = 1
0.1= 0+1
1= 1 + 0
1= 1
21
Misal A = 1 dan B = 0
1.0= 1+0
1= 0+1
1= 1
c. Rangkuman
1. Bilangan desimal ialah bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9. Dari deretan angka-angka diatas maka setelah angka 9 akan
terjadi angka-angka yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13 dan seterusnya.
2. Pada rangkaian digital atau rangkaian logika sistem operasinya menggunakan
prinsip adanya dua kondisi yang pasti yaitu : Logika “1” atau “0”, Ya atau
Tidak, High atau Low, True (benar) atau False (salah), Terang atau Gelap.
Pada bilangan biner jumlah digitnya adalah dua yaitu “0” dan “1”.
3. Bilangan oktal mempunyai 8 buah digit yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, radik
bilangan oktal adalah 8. Dalam bilangan oktal tidak angka 8 dan 9, angka
selanjutnya setelah angka 7 adalah angka 10, 11, 12 dan seterusnya.
4. Bilangan hexadesimal mempunyai 16 suku angka/digit seperti berikut ini: 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A sampai F adalah
sebagai pengganti dari angka-angka bilangan desimal mulai dari 10 sampai
15.
5. Persamaan aljabar Boolean mengenal beberapa hukum, yaitu Hukum
identitas, Hukum Komutatif, Hukum Asosiatif, Hukum Distributif, Hukum
Absortif dan Hukum Demorgan.
d. Tugas
Buatlah rangkaian gerbang digital yang menggunakan gerbang digital AND, OR
dan NOT untuk membuktikan kebenaran hukum De Morgan.
22
e. Tes Formatif
1. Ubahlah bilangan biner (1111)2 menjadi bilangan desimal (.....)10
2. Ubahlah bilangan desimal (85)10 menjadi bilangan biner (.....)2
3. Ubahlah bilangan oktal (125)8 menjadi bilangan desimal (.....)10
4. Ubahlah bilangan desimal (76)10 menjadi bilangan oktal (.....)8
5. Ubahlah bilangan oktal (94)8 menjadi bilangan biner (.....)2
6. Ubahlah bilangan biner (111011011)2 menjadi bilangan oktal (.....)8
7. Ubahlah bilangan hexadesimal (A2B)16 menjadi bilangan biner (.....)2
8. Ubahlah bilangan biner (111101101010)2 menjadi bilangan hexadesimal
(.....)16
9. Ubahlah bilangan hexadesimal (3F5)16 menjadi bilangan desimal (.....)10
10. Ubahlah bilangan hexadesimal (8C)16 menjadi bilangan oktal (.....)8
11. Jumlahkan bilangan biner (110111)2 + (11001)2
12. Kurangkan bilangan biner (110111)2 – (11001)2
13. Jumlahkan bilangan oktal (123)8 + (456)8
14. Kurangkan bilangan oktal (456)8 - (123)8
15. Jumlahkan bilangan hexadesimal (465)16 + (231)16
23
KEGIATAN BELAJAR 2: GERBANG LOGIKA DASAR
a. Tujuan Pemelajaran
1. Menjelaskan konsep dasar dan fungsi berbagai gerbang logika dasar
dengan benar.
2. Menjelaskan hukum-hukum penjalinan (Aljabar Boo lean) dengan bemar.
3. Mengkombinasikan beberapa gerbang logika dasar dengan benar.
4. Menjelaskan jenis-jenis IC untuk implementasi gerbang logika dengan
benar.
b. Uraian Materi
Gerbang logika merupakan dasar pembentuk system digital. Gerbang logika
beroperasi pada bilangan biner 1 dan 0. Gerbang logika digunakan dalam
berbagai rangkaian elektronik dengan system digital. Berkaitan dengan
tegangan yang digunakan maka tegangan tinggi berarti 1 dan tegangan
rendah adalah 0.
Semua sistem digital disusun hanya menggunakan tiga gerbang yaitu: NOT,
AND dan OR.
Keterangan:
A B
Y A & B adalah saklar
Y adalah lampu
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut berlogika
1. Fungsi logika yang dijalankan rangkaian AND adalah sebagai berikut:
1. Jika kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam
24
2. Jika salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam
3. Jika kedua saklar tertutup maka lampu nyala
INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A.B 0 0 0
B =AB 0 1 0
1 0 0
1 1 1
2. Fungsi OR gate
Funsi OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti dibawah ini.
A Keterangan:
Y
A dan B =Saklar
B
Y= lampu
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur berlogika
1.
Simbol Gerbang OR Tabel kebenaran
INPUT OUTPUT
A B Y
A
Y=A+B 0 0 0
B 0 1 1
1 0 1
1 1 1
25
Karakteristik: Jika A dan B adalah input sedangkan Y output maka output
gerbang OR akan berlogika 1 jika salah satu atau kedua input adalah
berlogika 1.
INPUT OUTPUT
A Y A Y
0 1
1 0
Karakteristik: Jika adalah input, output adalah kebalikan dari input. Artinya
Jika input berlogika 1 maka output akan berlogika 0 dan sebaliknya.
A
Y = AB
B
AND NOT
Menjadi:
26
A
Y = AB
B
NAND
C Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
A
Y = A+B
B
menjadi:
27
A
Y = A+B
B
A B Y
Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Karakteristik: jika A dan B adalah input dan Y adalah output maka output
gerbang NOR berlogika 1 jika semua input berlogika 1 dan output akan
berlogika 0 jika salah satu atau semua inputnya berlogika 0. Atau output
gerbang NOR merupakan output gerbang OR
28
A Y= A.B + A.B
Y=A+B =A + B
B
Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
7. Fungsi EX-NOR
Gerbang X-NOR akan memberikan output berlogika 0 jika jumlah logika 1
pada inputnya ganjil. Dan akan berlogika 1 jika kedua inputnya sama.
Rangkaian EX-NOR disusun dengan menggunka gerbang AND, OR, NOT
seperti dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-NOR
A
Y=A+B
B
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
29
8. Sifat-Sifat Aljabar Boolean
Aljabar Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk gerbang
logika. Simbol yang digunakan pada aljabar Boolean adalah: (.) untuk
AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT. Rangkaian logika merupakan
gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah penyeleseian
perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran digunakan
sifat-sifat aljabar Boolean:
a. Teori IDENTITAS
A.1 = A A+1 = 1
A.0 = 0 A+0 = A
A.A = A A+A = A
A.A = A A+A = 1
b. Teori KOMUTATIF
A.B.C = C.B.A
A+B+C = C+B+A
c. Teori ASOSIATIF
A.(B.C) = (A.B).C = A.B.C
A+(B+C)=(A+B)+C=A+B+C
d. Teori DISTRIBUTIF
A.B + A.C = A (B+C)
e. Teori DE MORGAN
A.B=A+B
A+B=A.B
30
Contoh:
a) Gerbang logika AND 3 input
A
Kemungkkinan tabel
C
yaitu 2 dimana n adalah
banyaknya input.
Jadi 2 = 8
31
Rangkaian Ekivalen gerbang NAND
A A
AND
OR
NOR
EX-OR
EX-NOR
32
10. TEORI DE MORGAN
Digunakan untuk mengubah bolak–balik dari bentuk minterm (bentuk
penjumlahan dari pada hasil kali/SOP) ke maksterm (bentuk perkallian
dari pada penjumlahan/POS) dari pernyataan Boolean.
Teori De Morgan dapat ditulis:
a. A + B = A . B
b. A . B = A + B
33
INPUT OUTPUT
A B C Y Persamaan SOP
0 0 0 1 Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1
Gambar rangkaian:
34
Contoh:
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 0
1 1 0
Persamaan POS: Y = ( A + B ) . ( A + B )
35
a) Macam Karnaugh Map
Contoh:
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 1
1 1 1
Langkah Pertama
Langkah ke Dua
B
A B B
A 1
A 1 1
Langkah ke Tiga
B
A B B
A 1
A 1 1
Langkah ke Empat
Y = A. B + A.B + A.B
Y = B ( A +A ) + AB
36
Y = B + A.B
2) Karnaugh Map dengan 3 variabel
Contoh:
INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
C
AB C C
AB 1
AB 1 1
AB 1
AB 1
Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean
37
Y = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Y = B.C (A+A)+A.B (C+C)+ A.B.C
Y = B.C+A.B+ A.B.C
Y = B.C+B(A+AC)
Y = B.C+B(A+C)
Y = B.C+A.B+B.C
Y = A.B+C(B+B)
Y = A.B+C
Contoh:
INPUT OUTPUT
A B C D Y
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1
Penyelesaian:
Penyederhanaan dengan Karnaugh Map
Langkah pertama:
Y = A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D +
A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D
38
Langkah kedua:
CD
CD CD CD CD
AB
AB 1 1
AB 1 1 1
AB 1 1
AB 1 1
Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean:
Y = A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D
+ A.B.C.D+ A.B.C.D
Y = A.B.D(C+C)+ A.B.C.D+A.B.C(D+D)+ A.B.D(C+C)+ A.B.D(C+C)
Y = A.B.D+ A.B.C.D+ A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D(A+A)+A.B(C+CD)+ A.B.D
Y = B.D+A.B(C+D)+ A.B.D
Y = B.D+A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D+ A.B.C+B.D(A+A)
Y = B.D+ A.B.C+B.D
Y = D(B+B)+ A.B.C
Y = D+ A.B.C
Variasi pelingkaran yang tidak biasa
a. Tidak dapat disederhanakan b. Satu variabel dapat dihilangkan
1 1
1
39
1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
a) Half Adder
Adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang paling
sederhana. Rangkaian ini memiliki 2 terminal input dan 2 terminal
output yang disebut Summary Out (Sum) dan Carry Out (Carry).
Gambar rangkaian logika untuk Half Adder Simbol
A
Sum
B A Sum
HA
B C
Carry
Tabel Kebenarannya:
Persamaan logika:
INPUT OUTPUT
A B SUM CARRY Sum = A.B+A.B
0 0 0 0 Carry = A.B
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1
b) Full Adder
Adalah penjumlah lengkap (penuh) yang memiliki 3 input A, B, Carry
Input (Cin) dengan 2 output Sum dan Carry Output (Cout=Co).
40
Gambar rangkaian logika untuk Full Adder
Carry in
Sum
A
B
Carry out
Simbol
Cin
Sum
A FA
B Co
Tabel Kebenarannya:
INPUT OUTPUT
A B Cin Sum Co
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
Persamaan logika:
Sum = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Co = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
c) Half Subtractor
Adalah suatu rangkaian pengurang sistem bilangan biner yang paling
sederhana, ini memiliki 2 input dan 2 output yang disebut differensi
(Di) dan Borrow (Bo).
Gambar rangkaian logika untuk Half Subtractor
41
A
Di
B
Bo
Simbol
A Di
HS
B Bo
Tabel Kebenarannya:
INPUT OUTPUT
A B Di Bo
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 0
Persamaan logika:
Di = A.B+A.B
=A+B
Bo = A.B
d) Full Subtractor
Adalah rangkaian pengurang biner yang lengkap (penuh). Rangkaian
ini memliki 3 terminal input dan 2 terminal output, yaitu Borrow dan
Differensi.
Gambar rangkaian logika untuk Full Subtractor:
42
A
B
Bo
Di
Bin
Simbol
A
Di
B FS
Bin Bo
Tabel kebenarannya:
INPUT OUTPUT
A B Bin Di Bo
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
Persamaan logikanya:
Di = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Bo = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
13. Keluarga IC Digital
Perkembangan teknologi elektronik diawali dengan penggunaan Tabung
hampa sebagai bagian pokok suatu alat elektronik. Kemudian
43
temukanlah Transistor sebagai pengganti Tabung hampa.
Perkembangan selanjutnya adalah munculnya rangkaian terpadu
(Integrated Circuit) yang mengkombinasikan berbagai komponen bipolar
(resistor, transistor) dalam satu chip.
Berdasarkan kepadatan komponen keluarga IC dibagi menjadi 4
kelompok yaitu:
1. SSI ( Small Scale Integration)
2. MSI ( Medium Scale Integration)
3. LSI ( Large Scale Integration )
4. VLSI ( Very Large Scale Integration )
Berdasarkan penggunaan, IC dibagi menjadi 2 keluarga besar yaitu
keluarga IC analog dan keluarga IC digital. Keluarga IC digital lebih
umum digunakan mengingat berbagai macam peralatan telah beroperasi
secara digital.
Keluarga IC digital sendiri dibuat dengan menggunakan teknologi
semikonduktor (MOS = Metal Oxide Semiconductor) dan teknologi
bipolar.
Macam keluarga bipolar adalah
1. RTL (Resistor Transistor Logic)
2. DTL (Diode Transistor Logic)
3. TTL (Transistor Transistor Logic)
4. ECL (Emitter Coupled Logic)
5. HTL (High Treshold Logic)
6. IIL (Integrated Injection Logic)
Macam keluarga Unipolar ( MOS ) adalah
1. P MOS (P- Channel Metal Oxide Semikonductor)
2. N MOS (N- Channel Metal Oxide Semikonductor)
3. C MOS (Complementary Channel Metal Oxide Semikonductor)
44
14. Keluarga IC TTL
IC Bipolar yang banyak dijumpai di pasaran adalah IC TTL (Transistor
Transistor Logic) yang terkenal dengan seri 74XX atau 74XXX. Keluarga
IC TTL digunakan paling luas pada rangkaian logika. IC TTL dibuat
dalam variasi yang luas dari rangkaian terpadu MSI dan SSI.
Peningkatan dalam rangkaian logika terus berkembang. Terlebih pada
keluarga TTL. Enam IC TTL berikut adalah tersedia saat ini dari National
Semiconductor Corporation.
1. Logika TTL Standar
2. Logika TTL daya rendah
3. Logika TTL Schottky daya rendah
4. Logika TTL Schottky
5. Logika TTL Schottky daya rendah maju
6. Logika TTL Schottky maju
45
a) PLA (Programmable Logic Array)
Berisi sejumlah gerbang AND, OR, NOT, yang masukan dan
keluarannya dapat kita hubungkan sehingga membentuk rangkaian
yang diinginkan.
b) PAL (Programmable AND-Array Logic)
c) GAL (Generic Array Logic)
d) PALCE (PAL Configurable and Erasable)
Yang koneksinya dapat diprogram dan dihapus berulang kali. GAL dan
PALCE dilengkapi dengan flip-flop yang memudahkan kita untuk
menyusun rangkaian logika sekuensial seperti Counter dan Shift
Register.
e) FPGA (Field Programmable Gate Array)
Merupakan jenis PLD terbaru yang mulai populer saat ini. FPGA
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah jenis dan jumlah
gerbangnya yang sangat banyak (ribuan hingga ratusan ribu).
Kecepatannya sangat tinggi, mudah diprogram dan dapat diprogram
berkali-kali.
c. Rangkuman
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang
menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran. Untuk
menyatakan gerbang-gerbang tersebut digunakan simbol-simbol tertentu.
Untuk menunjukan prinsip kerja tiap gerbang (rangkaian logika yang lebih
kompleks) dapat digunakan beberapa cara. Cara yang umum dipakai antara
lain adalah tabel kebearan (truth table) dan diagram waktu (timing chart).
Karena merupakan rangkaian digital, tentu saja level kondisi yang ada dalam
tabel atau diagram waktu hanya 2 macam yaitu logika 0 (low atau false) dan
logika 1 (high atau true). Jenis gerbang yang dipakai dalam rangkaian logika
cukup banyak . Namun semuanya disusun atas kombinasi dari tiga gerbang
46
dasar. Ketiga gerbang dasar itu adalah gerbang AND, OR dan NOT. Seperti
contoh sebelumnya, gerbang AND identik dengan rangkaian seri dari
beberapa saklar (yang berfungsi sebagai masukan) dan sebuah lampu (yang
berfungsi sebagai keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya dapat
menyala (berlogika 1) jika semua saklar dalam keadaan tertutup (berlogika
1). Jika ada satu saklar (berlogika 0), lampu akan padam (berlogika 0).
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2 masukan dan
hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan rangkaian paralel dari
beberapa saklar. Pada rangkaian paralel, lampu sudah dapat menyala
(berlogika 1), jika salah satu saklar ditutup (berlogika 1). Lampu hanya
padam (berlogika 0), jika semua saklar dalam kondisi terbuka (berlogika 0).
Jadi gerbang OR juga memiliki minimal 2 masukan dan hanya satu keluaran.
Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia hanya
memiliki satu masukan dan satu keluaran. Jika masukan berlogika,
keluaranya akan berlogika 0. Sebaliknya jika masukan berlogika 0, keluaranya
akan berlogika 1. Kaarena itulah gerbang NOT sering disebut sebagai
gerbang pembalik (inverter) logika.
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay dengan
kontak NC (Normally Closed/dalam keadaan normal tertutup) yang kontaknya
tertutup saat arus listrik tidak melalui kumparan relay. Saat saklar dibuka
(berlogika 0), kontak relay NC akan tertutup, sehingga arus listrik mengalir ke
lampu dan membuatnya menyala (berlogika 1). Sebaliknya saat di tutup
(berlogika 1), kumparan relay yang dialiri arus akan menarik kontak NC dan
membuatnya terbuk. Akibatnya tidak ada arus yag mengalir ke lampu dan
lampu menjadi padam (berlogika 0).
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan menjadi gerbang
lain, misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR dan lain sebagaiya.
Untuk rangkaian yang lebih kompleks, gerbang-gerbang dasar dapat disusun
menjadi rangkaian Adder (penjumlah), Demultiplekser (pengubah data dari
serial input menjadi paralel output, Multiplekser (pengubah data dari paralel
47
input menjadi serial output). Selain itu rangkaian logika juga dapat di
implementasikan dalam bentuk IC (Integrated Circuit) dalam jenis TTL
(Transistor-transistor Logik) maupun CMOS (Complementary Metal Oxide
Semikonduktor). Tiap-tiap anggota keluarga mempunyai konfigurasi sendiri-
sendiri. Misalnya IC TTL 7404 mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432
mengandung 4 gerbang OR. Selain gerbang-gerbang tunggal semacam itu
ada juga yag konfigurasinya lebih komplek dan berisi rangkaian-rangkaian
seperti Flip-flop, Counter, Encoder, Decoder, yang masing-masing
mempunyai banyak varian dengan masing-masing spesifikasinya.
d. Tugas
1. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input?
2. Buktikan persamaan Boolean dengan tabel kebenaranya untuk persamaan
A . B = A + B?
3. Bedakan antara gerbang NAND dengan gerbang NOR?
4. Sederhanakan persamaan dibawah ini dengan menggunakan peta
Karnaugh Map dan Aljabar Boolean:
Y =A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D+A B C
D
5. Perhatikan dan analisalah rangkaian berikut:
A
Y1
B
Y2
48
9. Seb utkan 5 buah tipe dari IC TTL yang merupakan implementasi gerbang
logika dasar!
10. Sebutkan perbedaan antara IC TTL dengan CMOS?
e. Test Formatif
1. Perhatikan gambar dibawah ini:
S1
S2
S3
B
3. Bagaimanakah deretan pulsa yang terlihat pada keluaran gerbang EX-OR
gambar dibawah ini:
A 01100111
B 11000100 Y
C 00101101
49
f. Lembar Kerja
Judul: GERBANG LOGIKA DASAR
Alat dan bahan
1. Power supply 5 volt DC 1buah
2. Trainer Digital 1buah
3. IC TTL tipe7400 (NAND gate) 1buah
4. IC TTL tipe7402 (NOR gate) 1buah
5. IC TTL tipe7404 (NOT gate) 1buah
6. IC TTL tipe7408 (AND gate) 1buah
7. IC TTL tipe7432 (OR gate) 1buah
8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate) 1buah
9. Jumper secukupnya
Langkah kerja
1. Siapkan power supply 5 volt DC
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5 volt DC
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1
6. Catat hasilnya pada kolom output
Tabel 1 Gambar 1
INPUT OUTPUT A
A B Y
0 0 B
0 1
1 0
1 1
50
7. Ulangi langkah kerja 4 dan 5 untuk rangkaian gerbang logika yang lain.
a) OR gate
Tabel 2 Gambar 2
A
INPUT OUTPUT
B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1
b) NOT gate
Tabel 3. Gambar 3
A
INPUT OUTPUT
A Y Y
0
1
c) NAND gate
Tabel 4 A
Gambar 4
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1
d) NOR gate
Tabel 5 Gambar 5
INPUT OUTPUT A
A B Y B
0 0
0 1 Y
1 0
1 1
51
e) Ex-OR gate
Tabel 6 Gambar 6
A
INPUT OUTPUT
B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1
f) Ex-NOR gate
Tabel 7 Gambar 7
A
INPUT OUTPUT B
A B Y
0 0 Y
0 1
1 0
1 1
8. Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil praktek yang telah dilakukan!
52
Qn Qn+1
O T 2T (n-1)T nT (n+1)T t
Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai deretan
pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor
pulsa tp diandaikan kecil terhadap T
Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang
logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya
tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti
ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut
menghafal hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel
masukan.
Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori
(menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.
Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register,
rangkaian Counter dan lain sebagainya.
Macam - macam Flip-Flop:
1. RS Flip-Flop
2. CRS Flip-Flop
3. D Flip-Flop
4. T Flip-Flop
5. J-K Flip-Flop
ad 1. RS Flip-Flop
RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q
dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar
selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar
yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S diberi
logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika
53
0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0
maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1
dan Q not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat
menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh
saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not =
1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:
S
Q
R Q
Tabel Kebenaran:
S B Q Q Keterangan
0 0 1 1 Terlarang
0 1 1 0 Set (memasang)
1 1 1 0 Stabil I
1 0 0 1 Reset (melepas)
1 1 0 1 Stabil II
0 0 1 1 Terlarang
1 1 Qn Qn Kondisi memori (mengingat)
ad 2. CRS Flip-Flop
54
S
S Q
RS FF
Ck
R Q
R
Tabel kebenarannya:
S R Qn +1
0 0 Qn
0 1 0
1 0 1
1 1 terlarang
Keterangan:
Qn = Sebelum CK
Qn +1 = Sesudah CK
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah
terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan
Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik
pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada
output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1,
maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan
perubahan pada output Q dan Q not.
ad 3. D Flip-Flop
D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada
reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock
berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0,
maka D flip-flop akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.
55
D
S Q
RS FF
Ck
R Q
Gambar 4. D flip-flop
Tabel Kebenaran:
D Qn+1
0 0
1 1
ad 4. T Flip-Flop
S Q
RS FF
Ck
R Q
Gambar 5. T flip-flop
Tabel Kebenaran:
T Q
0 0
1 0
0 1
1 1
0 0
1 0
0 1
1 1
56
Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi
clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal
input T dan dua buah terminal output Q dan Qnot. TFF banyak
digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi deviden dan sebagainya.
ad 5. J-K Flip-Flop
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave
JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave
FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan
Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe
7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat
dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF
terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang
artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan
terjadi perubahan pada output.
Clear
J Q
JK FF
Ck
Q
K
Gambar 6. JK FF
Tabel Kebenaran:
J K Qn+1 Keterangan
0 0 Qn Mengingat
0 1 0 Reset
1 0 1 Set
1 1 Qn (strep) Togle
57
i. Rangkuman
Telah diuraikan konfigurasi flip-flop RS, CRS, D (Data), T (Togle) dan JK
sebagai lima jenis flip-flop yang penting. Hubungan logika yang berlaku untuk
masing-masing flip-flop adalah berbeda. Suatu flip-flop IC biasanya
dijalankan secara sinkron dengan suatu jam dan disamping itu IC tersebut
dapat (atau tidak dapat) memiliki masukan langsung untuk operasi
asinkron/tak sinkron, masukan J dan K Data dan Clear. Masukan langsung
hanya dapat berharga 0 diantara pulsa jam (Clock) ketika CK=0. Bilamana
CK=1 kedua masukan asinkron harus dalam keadaan tinggi dan harus tetap
bertahan pada keadaanya selama jangka waktu pulsa, CK=1. Untuk flip-flop
majikan budak (Master Slave), keluaran Q tetap sama selama jangka waktu
pulsa dan hanya berubah setelah CK berubah dari 1 ke 0, pada tepi pulsa
kearah negatif flip-flop togle atau komplementer tidak terdapat secara
komersial karena JK FF dapat juga digunakan sebagai T FF dengan
menghubungkan langsung masukan J dan K seperti gambar dibawah.
j. TUGAS
c. Berikan definisi dari suatu flip-flop!
d. Tuliskan 2 fungsi dari flip-flop !
e. Sebutkan jenis-jenis flip-flop yang pengaturnya menggunakan jam (clock)!
f. Gambarkan sebuah flip-flop RS yang tidak menggunakan dan disusun dari
pintu/gerbang NAND!
g. Apa arti dari Men-Set flip-flop?
k. Test Formatif
I Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar!
1. Flip-flop termasuk golongan/keluarga:
a. Univibrator
b. Astabil Multivibrator
58
c. Monostabil Multivibrator
d. Bistabil Multivibrator
2. Yang bukan merupakan jenis flip-flop yang diatur dengan clock adalah:
a. JK FF
b. D FF
c. CRS FF
d. RS FF
3. Daerah terlarang untuk RS FF yang disusun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=0 , R=0
b. S=1 , R=0 d. S=1 , R=1
4. Daerah stabil untuk RS FF yang dibangun dari pintu NAND yaitu:
a. S=0 , R=0 c. S=1 , R=0
b. S=1 , R=1 d. S=0 , R=1
5. Yang disebut dengan Me-Reset sebuah FF yaitu dengan membuat
keluaran:
a. Q=1 , Qnot=0 c. Q=0 , Qnot=1
b. Q=1 , Qnot=1 d. Q=0 , Qnot=0
6. Jenis flip-flop yang tidak mempunyai kondisi terlarang adalah:
a. RS FF dari NAND c. JK FF
b. CRS FF d. RS FF dari NOR
7. Daerah terlarang untuk CRS flip-flop adalah:
a. R=1 , S=1 c. R=0 , S=1
b. R=0 , S=0 d. R=1 , S=0
8. Pernyataan berikut merupakan fungsi dari flip-flop, kecuali:
a. Memory
b. Pembangkit pulsa clock
c. Rangkaian penggeser data
d. Rangkaian hitung
9. Jenis IC yang melaksanakan fungsi NAND adalah:
a. 7402 c. 7473
59
b. 7400 d. 7474
10. Jenis IC yang melaksanakan fungsi JK FF adalah:
a. 7402 c. 7473
b. 7400 d. 7474
l. Lembar Kerja
GAMBAR RANGKAIAN
S
Q
R Q
R-S Flip-flop
60
R
Q
Clk
S Q
C-RS Flip-Flop
Q
Clk
D Flip Flop
+
13 12 11 10 9 8
7
1 2 3 4 5 6
IC SN 7400
LANGKAH KERJA
MERAKIT RS FF
1. Buatlah rangkaian RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input-input R dan S seperti pada tabel
dibawah ini. Dan masukan hasil pengamatan ini ke dalam tabel I.
61
TABEL I
INPUT OUTPUT
R S Q Qnot
0 0
0 1
1 1
1 0
1 1
0 0
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian RS FF.
MERAKIT CLOCK
1. Buatlah C-RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukanlah input logik pada input R, S dan Clock seperti pada tabel II,
dan kemudian catat keadaan outputnya dan masukanlah hasilnya ke
dalam tabel II berikut:
TABEL II
INPUT OUTPUT
R S C Q Qnot
0 0 0
0 0 1
1 0 0
1 0 1
0 1 0
0 1 1
1 1 0
1 1 1
62
3. Masukkan input logik pada input D dan Clock, lalu amatilah keadaan
outputnya dan catatlah hasilnya ke dalam tabel III.
TABEL III
INPUT OUTPUT
D Clock Q Qnot
0 0
0 1
1 0
1 1
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian D flip-flop dengan gerbang NAND.
KESIMPULAN
Apakah kesimpulan dari percobaan ini?
Judul 2 : JK Flip-Flop dan T Flip-Flop
63
GAMBAR RANGKAIAN
J 14 12
CLK 1 ½ SN 7473
13
K 3
Clear
J-K FF induk Hamba
T 14 12
CLK 1 ½ SN 7473
13
3
Clear
T FF Induk hamba
LANGKAH KERJA
JK flip-flop Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian JK FF seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan keadaan logik pada input J, K dan Clock. Lalu amatilah
keadaan outputnya dan catat hasilnya pada tabel I.
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan
cara kerja rangkaian JK FF induk hamba.
INPUT OUTPUT
JA KA ClockA QA QAnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
64
1 1 0
1 1 1
INPUT OUTPUT
JB KB ClockB QB QBnot
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
T FF Induk Hamba
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan input logik pada input T, lalu amati dan catat keadaan
outputnya pada tabel II berikut ini:
TABEL
INPUT OUTPUT
T (Togle) Q Qnot
0
1
0
1
0
1
0
1
KESIMPULAN
Kesimpulan apakah yang diperoleh dari percobaan JK FF dan T FF ini?
65
A. Kegiatan Belajar
a. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan arsitektur mikroprosesor
2. Siswa dapat mengidentifikasi komponen dasar mikroprosesor
3. Siswa dapat menggambarkan konfigurasi mikroprosesor
b. Uraian Materi
66
Metode I/O terisolasi menggunakan akumulator pada CPU untuk
menerima informasi dari I/O atau mengeluarkan informasi ke bus I/O
selama operasi Input Output. Tidak ada Register lain selain akumulator
yang terpakai untuk akses I/O. Metode I/O Terisolasi disebut juga dengan
I/O akumulator. Konsep ini memiliki pengaruh penting pada program
komputer yaitu:
Instruksi yang digunakan hanya dua kode operasi yaitu IN dan OUT
Informasi/data yang ada pada akumulator harus dialihkan pada
suatu lokasi penyimpanan sementara sebelum ada operasi I/O
berikutnya
Perlu ada tambahan instruksi pada program pengalihan
data/informasi pada akumulator
67
Mikroprosesor dengan arsitektur I/O terpetakan dalam memori
menyatukan sel-sel I/O dalam pengalamatan yang bersama dengan sel-
sel memori. I/O yang terpetakan dalam memori menunjukkan
penggunaan instruksi tipe memori untuk mengakses alat-alat I/O.
I/O yang dipetakan dalam memori memungkinkan CPU menggunakan
instruksi yang sama untuk alih memori seperti yang digunakan untuk
alih I/O. Sebuah pintu I/O diperlakukan seperti sebuah lokasi memori.
Keuntungan sistim ini adalah instruksi yang dipakai untuk pembacaan
dan penulisan memori dapat digunakan untuk memasukkan dan
mengeluarkan data pada I/O.
Kerugiannya pertama tiap satu pintu I/O mengurangi satu lokasi memori
yang tersedia. Kedua alamat lokasi I/O memerlukan 16 bit saluran.
Ketiga instruksi I/O yang dipetakan dalam memori lebih lama dari
instruksi I/O terisolasi.
3. Arsitektur Harvard
Arsitektur Harvard menggunakan disain yang hampir sama dengan
arsitektur I/O terisolasi. Perbedaannya pada arsitektur harvard antara
memori program dan memori data dipisahkan atau diisolasi.
Pemisahan antara memori program dan memori data menggunakan
perintah akses memori yang berbeda. Harvard arsitektur ditinjau dari
kemampuan jumlah memori lebih menguntungkan.
Kemasan Mikroprosesor
Ada empat jenis bentuk kemasan Mikroprosesor:
PDIP: Pastic Dual Inline Package
PLCC: Plastic J-Lieded Chip Carrier
TQFP: Plastic Gull Wing Quad Flat Package
SOIC: Plastic Gull-wing Small Outline.
68
Feature Kasus pada Zilog Z-80 CPU
70
Z-80 CPU dalam menggendalikan sistem menggunakan enam pin kendali
dan empat diantaranya digunakan untuk berkomunikasi dengan Memori dan
I/O. Cara berkomunikasinya menggunakan status bit seperti tabel berikut:
c. Rangkuman
d. Tugas
71
e. Tes Formatif
a. Tujuan
b. Uraian Materi
Komponen utama sebuah sistem Mikroprosesor tersusun dari lima unit pokok: unit
mikroprosesor atau Microprocessor Unit ( MPU) atau CPU, unit memori baca atau
Read Only Memory (ROM), unit memori baca tulis atau Read Write Memory
(RWM), unit masukan keluaran terprogram atau Programmable Input Output(PIO)
dan unit detak/Clock.
72
Gambar Blok Diagram Sistem Mikroprosesor
MPU adalah sebuah CPU yang tersusun dari tiga bagian pokok yaitu:
Control Unit (CU)
Arithmetic Logic Unit (ALU)
Register Unit (RU)
Sebagai CPU, MPU bekerja dan melakukan fungsi dasar yaitu fungsi Logika dan
Aritmetika. Fungsi Logika antara lain fungsi AND, OR, XOR, CPL, dan NEG.
Sedangkan fungsi Aritmetika antara lain: ADD, SUB, ADC, SBC, INC, dan DEC.
Disamping fungsi pengolahan Aritmetika dan Logika MPU juga melakukan fungsi
pengalihan data dengan menggunakan perintah MOV, atau LOAD, EXCHANGE,
PUSH, dan POP. Untuk menyimpan program dan data yang digunakan pada
sistem Mikroprosesor harus dilengkapi dengan Memori.
Jadi memori mutlak diperlukan dalam Sistim Mikroprosesor. Tanpa ada memori
Sistim Mikroprosesor tidak dapat bekerja terutama memori program dalam ROM.
I/O unit dipersiapkan untuk menghubungkan MPU dengan alat-alat input-output
luar seperti Keyboard, Monitor, Printer, Mouse, dan sebagainya.
Sistim Bus
73
Mikroprosesor berkomunikasi dengan unit memori, unit I/O menggunakan
saluran yang disebut dengan BUSS. Setiap Mikroprosesor dilengkapi dengan tiga
bus sebagai berikut:
Alih data diantara MPU dengan komponen luar berlangsung pada Bus Data.
Mikroprosesor standar memiliki saluran bus data 8 bit dua arah artinya alih data
atau informasi berlangsung pada 8 saluran paralel dari MPU ke unit lain diluar
MPU atau dari unit lain di luar ke MPU.
Untuk menetapkan kemana data itu dikirim atau dari mana data itu diambil di
gunakan bus alamat. Bus alamat bertugas menetapkan dan memilih satu lokasi
memori atau satu lokasi I/O yang hendak di akses.
Bus Kendali adalah seperangkat bit pengendali yang berfungsi mengatur: (1)
Penyerempakan memori, (2) Penyerempakan I/O, (3) Penjadualan MPU,
Interupsi, DMA , (4) Pembentuk Clock, dan Reset.
74
Perkembangan Mikroprosesor
Mikroprosesor sebagai komponen utama dalam Sistim Mikroprosesor dapat
dikelompokkan menurut: (a) Teknologi yang digunakan; (b) Jumlah Bit Data; (c)
Kemampuan atau Karakteristik Mikroprosesor.
Tabel 2 menunjukkan pengelompokan perkembangan Mikroprosesor.
Tabel Pengelompokan Mikroprosesor
75
Disamping teknologi PMOS (Metal-Oxide Semiconductor kanal P) dan teknologi
NMOS (Metal-Oxide Semiconductor kanal N) yang paling banyak digunakan
sebagai teknologi pembuatan mikroprosesor masih ada teknologi lain yaitu:
Clock
Merupakan bagian dari Sistim Mikroprosesor yang mengatur denyut kerja MPU.
Sehingga Frekuensi Clock berkaitan dengan kecepatan kerja komputer. Beberapa
jenis MPU ada yang menggunakan detak sistim tunggal dan ada juga sistim
ganda (dual fase). Detak dapat dibangkitkan menggunakan sistim diskrit atau IC
khusus. Intel memperkenalkan IC 8224 untuk penggerak detak.
76
Pengendali bus/saluran
Dikendalikan oleh alat luar.
77
c. Rangkuman
MPU adalah sebuah CPU yang tersusun dari tiga bagian pokok yaitu :
Control Unit (CU)
Arithmetic Logic Unit (ALU)
Register Unit (RU)
Bus Kendali adalah seperangkat bit pengendali yang berfungsi mengatur: (1)
Penyerempakan memori, (2) Penyerempakan I/O, (3) Penjadualan MPU, Interupsi,
DMA , (4) Pembentuk Clock, dan Reset.
Mikroprosesor sebagai komponen utama dalam sistem mikroprosesor dapat
dikelompokkan menurut: (a) Teknologi yang digunakan; (b) Jumlah Bit Data; (c)
Kemampuan atau Karakteristik Mikroprosesor.
Tabel 2 menunjukkan pengelompokan perkembangan Mikroprosesor.
d. Tugas
e. Tes Formatif
78
Kegiatan Belajar 6. Flow Cart (Diagram Air) pada Sistim Mikroprosesor
a. Tujuan
b. Uraian Materi
79
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menulis program adalah memikirkan
secara cermat permasalahan yang ingin diselesaikan menggunakan program
komputer. Dengan kata lain, apa yang ingin dikerjakan oleh sebuah program. Jika
anda telah berpikir tentang permasalahan, ini merupakan ide yang yang sangat
baik dalam menulis apa yang dinginkan dalam membuat program. Sebagai contoh
ilustrasi masalah menyeberang di jalan yang sangat ramai.
C. Representasi Kerja Program
Sekuen atau formula kerja yang digunakan untuk memecahkan masalah
pemrograman disebut Algoritma program. Programmer harus menggunakan daftar
urutan pekerjaan. Dalam kasus permasalahan menyeberang jalan step.
Kesebelas langkah ini adalah bahasa bayi atau bahasa aras rendah, yang pada
kenyataannya dilakukan pada setiap menyeberang jalan yang sibuk dan ada lampu
mengatur lalu lintas. Kesebelas sekuen perintah ini disebut juga dengan Algoritma
Program.
Flow Chart
80
Flow Chart atau diagram alir adalah cara yang sangat sederhana untuk
menunjukkan aliran proses sebuah program. Untuk menyajikan jenis
operasi sebuah program digunakan bentuk-bentuk grafis. Ada delapan jenis
bentuk grafis yang digunakan untuk menyusun flow chart ditunjukkan oleh
Gambar 1 berikut ini:
81
Gambar Flow Chart untuk Kasus Menyeberang Jalan Ramai
Diatas tersebut Flow Cart bukan program.
c. Rangkuman
82
Langkah-Langkah Pengembangan Program
Menurut Douglas ada empat langkah yang harus dilakukan dalam
mengembangkan program komputer yaitu:
1. Pendefinisian permasalahan,
2. Representasi kerja program,
3. Penemuan instruksi-instruksi yang benar, dan
4. Penulisan program.
d. Tugas
1. Gambarkan macam-macam simbol Flow Chart
2. Jelaskan fungsi simbol-simbol Flow Chart
e. Tes Formatif
Buatlah algoritma program dan flow chart dari permasalahan mengisi gelas
dengan air dari keran.
a. Tujuan
b. Uraian Materi
83
yang sangat populer dalam dunia Sistim Mikroprosesor adalah Z-80 PIO dan PPI
8255.
I/O Paralel
84
Gambar Diagram Mode Kerja Z-80 PIO
85
1. Kelompok Bus Data
a. D0–D7 adalah bus data 8 bit dua arah digunakan sebagai saluran data
dan kata perintah.
b. A0-A7 adalah saluran dua arah untuk Transfer data atau status dan sinyal
kontrol antara peralatan I/O dan Port A.
c. B0–B7 merupakan saluran dua arah untuk Transfer data atau status dan
sinyal kontrol antara I/O dan Port B.
2. Kelompok Kontrol
a. B/A* sel adalah pin saluran sinyal pemilih port. Pada kondisi rendah (0)
yang aktif adalah Port A, dan Port B aktif jika pin ini berkondisi tinggi (1).
b. C/D* sel adalah pin saluran sinyal pemilih register kontrol atau Register
data. Jika C/D*= 0 Register yang aktif adalah Register data dan C/D* = 1
Register yang aktif adalah register perintah.
c. CE* adalah sinyal aktif rendah yang berfungsi sebagai pin pengaktif chip
Z-80 PIO.
d. M1* adalah sinyal aktif rendah bekerja mensinkronkan kerja interrupt
logic. Pada saat M1* dan RD* aktif, Z-80 CPU melakukan fetching sebuah
instruksi ke memori. Sebaliknya pada saat M1* dan IORQ* aktif, CPU
melakukan pengenalan interupsi. Dan jika M1* aktif tanpa IORQ* atau
RD*, Z-80 PIO ada dalam keadaan reset.
e. IORQ* adalah sinyal Input Output Request aktif rendah bekerja pada
saat CPU mentransfer perintah atau data ke Z-80 CPU.
f. READ* adalah sinyal aktif rendah yang menunjukkan CPU membaca
data dari I/O.
3. Kelompok Interrupt
a. INT* adalah sinyal Interrupt aktif rendah yang digunakan oleh PIO
untuk memintan layanan Interupsi.
b. IEI adalah sinyal Interrupt Enable Input aktif tinggi yang menunjukkan
PIO siap menerima layanan Interupsi.
86
c. IEO adalah sinyal Interrupt Enable Output aktif tinggi yang
menunjukkan PIO telah melayani Interupsi.
87
d. B RDY adalah sinyal keluaran ready aktif tinggi untuk Port B dengan
operasi kerja sama dengan A RDY 0.
PPI 8255
8255 adalah chip Programmable Peripheral Interface, berfungsi untuk
antar muka paralel dengan perilaku dapat diatur dengan program. PPI
8255 terdiri dari tiga port I/O 8 bit yaitu: Port A, Port B, dan Port C.
Masing-masing port dapat dibuat menjadi port masukan maupun port
keluaran. Gambar 8. menunjukkan diagram blok bagian dalam dari PPI
8255.
88
Gambar Diagram blok PPI 8255
PPI 8255 memiliki Buffer bus data dua arah, yang berarti dapat berfungsi
baik sebagai port input maupun port output. Arah aliran data dapat
dijelaskan menggunakan pengaturan logika Read/Write. Secara mudah
dapat diuraikan dengan tabel berikut:
89
PPI 8255 bekerja dalam tiga mode, yaitu:
1. Mode 0: Port A, Port B, dan Port C bekerja sebagai port I/O
sederhana tanpa jabat tangan. Pada mode ini CPU sama sekali tidak
memperhatikan status 8255. CPU mentransfer data tanpa
mempersoalkan apa yang terjadi pada 8255. Port A dan Port B bekerja
sebagai port 8 bit sedangkan Port C dapat dibuat bekerja dalam 8 bit
atau berdiri sendiri dalam 4 bit lower dan 4 bit upper secara terpisah.
Pemakaian mode 0 pada PPI 8255 secara diagram dapat digambarkan
pada Gambar 9.
90
Gambar Diagram Operasi PPI 8255 Mode 1
3. Modus 2: Hanya Port A dapat dibuat sebagai port I/O dua arah
dengan jabat tangan. Port A dapat digunakan sebagai port untuk
transfer data dua arah dengan jabat tangan. Ini artinya data dapat
masuk atau keluar dari saluran yang sama. Mode ini mengembangkan
sistem saluran (bus) ke mikroprosesor atau mentransfer byte data ke
dan dari floppy disk controller. Pada mode 2 saluran PC3 sampai PC7
digunakan sebagai saluran jabat tangan untuk Port A. Bentuk operasi
8255 sebagai mode 2 digambarkan pada diagram Gambar.
91
Gambar (a) Format Control Word Mode Set
92
I/O Serial
I/O serial adalah unit masukan keluaran yang bekerja atas dasar prinsip urut/seri.
Dalam hal ini diperlukan proses konversi dari data paralel ke bentuk serial. Ada
dua teknik konversi yang ditawarkan yaitu:
Teknik perangkat lunak
Teknik perangkat keras.
Prinsip utama serialisasi adalah merakit data 8 bit (atau lebih) di akumulator dan
menggeser keluar bit demi bit pada frekuensi tertentu. Cara yang sederhana
adalah mengeluarkan isi akumulator ke salah satu saluran dari port I/O (Port 0).
Akumulator kemudian digeser ke kanan satu bit, diimplemen suatu tunda dan bit
selanjutnya dikeluarkan sampai semua bit data paralel dikeluarkan.
Sebaliknya deserialisasi dilakukan dengan membaca bit 0 dan merekamnya ke
akumulator. Akumulator di geser kekiri satu posisi dengan tunda tertentu.
Kemudian bit 0 dibaca lagi dan dilakukan proses pencatatan dan penggeseran
akumulator sampai data byte terselesaikan.
93
Keuntungan I/O terprogram terletak pada ketersederhanaannya dan tidak perlu
harus menyiapkan perangkan keras. Kelemahannya terletak pada masalah waktu
yaitu lambatnya proses.
Sebuah UART standar mempunyai tiga seksi yaitu: sebuah penerima, sebuah
pengirim, dan sebuah seksi pengendali.
94
Gambar Diagram UART
UART memerlukan baik port masukan maupun port keluaran untuk perantaraan
dengan sistem mikroprosesor. Dua diantara piranti UART adalah:
MC 8650 Asynchronous Comunication Interface Adaptor (ACIA) dari
Motorolla.
8251 Universal Synchronous and Asynchronous Receiver Transmitter
(USART) dari Intel.
6850 tersusun dari sejumlah register serial paralel masukan keluaran dan
rangkaian pengendali standar EIA RS 232. Diagram blok ACIA digambarkan
seperti Gambar 16.
95
harus di bufer untuk memberikan tingkatan yang diperlukan untuk
menggerakkan alat-alat serial.
8251 dirancang oleh Intel yang memiliki pasilitas sebagai UART dan juga USRT.
Dengan kata lain 8251 dapat dipakai baik sebagai alat tak serempak maupun alat
serempak. Sehingga 8251 diberi nama USART. 8251 menyediakan pasilitas
pengiriman dan penerimaan data sinkron dan tak sinkron. Organisasi logika 8251
ditunjukkan pada Gambar 18.
96
Gambar Diagram Logika 8251
Metode Polling
97
pelayanannya atau tidak. Bila ditemukan alat yang memerlukan pelayanan, rutin
pelayanan diaktifkan dan pemilihan saluran diproses. Gambar 19. menunjukkan
diagram alir pengendalian I/O dengan metode polling. Metode polling adalah
metode pengendalian I/O yang paling sederhana dan paling umum digunakan.
Metode ini tidak memerlukan perangkat keras khusus dan semua pengalihan I/O
dikendalikan oleh program. Pengalihan semacam ini disebut pengalihan
serempak dengan program.
Metode Interupsi
98
Kelemahan ini diatasi dengan menggunakan layanan waktu tak sinkron
menggunakan interupsi. Tiap alat I/O atau pengendalinya dihubungkan ke
sebuah saluran interupsi. Saluran interupsi menggerbangkan sebuah permintaan
interupsi ke Mikroprosesor. Bilamana sebuah alat I/O memerlukan layanan , alat
akan membangkitkan pulsa interupsi atau status suatu tingkatan saluran untuk
menarik perhatian mikroprosesor. Mikroprosesor akan memberikan layanan pada
alat I/O jika ada interupsi dan jika tidak ada interupsi mikroprosesor melakukan
instruksi selanjutnya. Logika pengendalian I/O dengan metode interupsi
ditunjukkan pada diagram alir Gambar .
Begitu permintaan interupsi diterima dan disetujui oleh Mikroprosesor, alat I/O
harus dilayani. Untuk melayani alat I/O, maka Mikroprosesor melaksanakan
suatu routin pelayanan khusus. Ada dua masalah yang muncul pada saat
melakukan layanan interupsi:
Bagaimana status program yang dilaksanakan pada Mikroprosesor pada
saat interupsi harus diperilahara dalam stack.
Bagaimana mikroprosesor dapat mengenali secara tepat alat I/O mana yang
membangkitkan interupsi. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan perangkat
keras, perangkat lunak, atau kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak. Pencabangan ke alamat alat I/O disebut Pemvektoran Interupsi.
Rutin perangkat lunak menetapkan identitas alat yang meminta layanan
99
interupsi. Rutin identifikasi interupsi akan memilih saluran setiap alat yang
dihubungkan dengan sistem. Setelah dikenal alat mana yang mencetuskan
interupsi maka ia kemudian bercabang ke alamat rutin penanganan
interupsi yang sesuai. Metode ke dua yang digerakkan oleh perangkat
lunak, tetapi dengan pertolongan beberapa perangkat keras tambahan.
Metode ini menggunakan rantai beranting (Daisy Chain) untuk mengenal
alat yang mencetuskan interupsi. Metode tercepat adalah interupsi yang
divektorkan. Adalah menjadi tanggung jawab pengendali alat I/O untuk
memberikan baik interupsi maupun pengenal alat yang menyebabkan
interupsi atau lebih baik lagi alamat pencabangan bagi rutin penanganan
interupsi. Bila pengendali hanya memberikan pengenal alat, adalah tugas
perangkat lunak mencari tabel alamat pencabangan bagi tiap alat. Ini
sederhana bagi perangkat keras tapi tak mencapai performansi tertinggi.
Prioritas
Beberapa interupsi dapat dibangkitkan serentak. Mikroprosesor diberi tugas
untuk memutuskan bagaimana urutan pelayanannya. Setiap alat diberikan
suatu prioritas. Mikroprosesor melayani setiap alat sesuai prioritasnya.
Dalam dunia komputer prioritas 0, menurut konvensi memiliki prioritas.
tertinggi, prioritas 1 yang kedua demikian seterusnya. Prioritas dapat diset
baik pada perangkat keras maupun perangkat lunak. Pengaturan prioritas
dengan perangkat keras dikerjakan oleh suatu piranti yang disebut
Programmable Interrupt Controller (PIC). Struktur dasar logika PIC dapat
digambarkan seperti Gambar 21.
100
Gambar 21. Struktur Dasar Logika PIC
Interupsi menjamin tanggapan yang paling cepat dari proses pengendalian data
pada I/O. Akan tetapi pelayanan pada alat masih diselenggarakan oleh
perangkat lunak. Kecepatan Transfer paralel sebuah Mikroprosesor dibatasi oleh
Overhead perangkat lunak yang terlibat dalam pengiriman kata-kata berurutan.
Ini mungkin masih tidak cukup cepat bagi pengolahan yang melibatkan alih
memori cepat. Kembali disini menggantikan perangkat lunak dengan perangkat
keras. Rutin perangkat lunak yang menyelenggarakan alih data antara memori
dengan alat I/O
digantikan oleh prosesor perangkat keras khusus yang disebut dengan Direct
Memory Access Controller (DMAC). Sebuah DMAC adalah prosesor khusus yang
dirancang untuk menyelenggarakan alih data berkecepatan tinggi antara memori
101
dengan alat luar. Dalam akses memori langsung digunakan dua teknik untuk
berhubungan dengan memori:
Prosesor dihentikan atau ditangguhkan oleh DMAC. DMAC memegang
pengendalian bus dan membiarkan alat I/O berhubungan langsung dengan
memori.
DMAC mencuri satu siklus memori dari mikroprosesor, memberinya kepada
pengiriman data antara memori dan alat I/O.
102
Pada saat DMAC mengontrol saluran, ia mengirim alamat memori dimana byte
pertama dari disk controller di tulis. Selanjutnya DMAC mengirim sinyal DMA
acknowledge (DACK) ke disk controller untuk memberitahukan kesiapan
mengeluarkan byte. Akhirnya DMAC mengaktifkan saluran MEMW* dan IOR*
pada saluran kontrol.
c. Rangkuman
IC Z-80 PIO adalah IC I/O paralel terprogram yang prilakunya dapat disetel
menggunakan program. Z-80 PIO adalah salah satu chip yang diproduksi untuk
pasilitas antar muka dengan Z-80 CPU. Z-80 PIO memiliki kelengkapan:
1. Dua periperal port antar muka paralel 8 bit independent dengan kendali jabat
tangan
2. Penggerak I/O terinterupsi
3. Empat mode operasi
a. Mode 0: Byte Output dengan jabat tangan
b. Mode 1: Byte Input dengan jabat tangan
c. Mode 2: Byte Bidirectional dengan jabat tangan (hanya untuk Port A)
d. Mode 3: untuk Bit Control
4. Logika interupsi dengan prioritas daisy chain.
5. Semua input dan output kompatibel dengan TTL.
6. Susunan pin IC Z-80 PIO dilukiskan seperti Gambar 6.
d. Tugas
103
e. Tes Formatif
1. Sebutkan dua jenis Input Out Put Paralel terprogram yang biasa digunakan
pada sistem mikroprosesor!
2. Uraikan empat jenis mode kerja dari Z-80 PIO!
3. Jika digunakan untuk mengendalikan lampu/display mode berapa dari Z-80 PIO
yang tepat digunakan!
4. Nyatakan control word dari PPI 8255 dalam:
a. MODE 0 semua port sebagai output!
b. MODE 0 Port A input, Port B input, Port C output!
104
D. EVALUASI
A. TES TERTULIS
Kriteria Penilaian
Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif soal
1
nomor 1
Kognitif soal nomor 2 2
Nilai Akhir
105
E. DAFTAR PUSTAKA
Putu Sudira, Diktat Teknik Antar Muka Mikroprosesor, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta, 2001
S.H. Nasution, Dari Chip ke Sistem: Pengantar Mikroprosesor, Erlangga, Jakarta 1986
106