Anda di halaman 1dari 14

SISTEM BILANGAN DAN SANDI

1. Pendahuluan

Sistem bilangan yang biasa kita pakai sehari-hari disebut bilangan berbasis

posisi. Bilangan desimal disebut sistem basis 10 (base 10 system), karena sistem ini

mempunyai 10 simbol yang berbeda yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Kemudian sistem

basis 10 juga dikatakan mempunyai suatu radiks (radix) 10. Jadi radiks dan basis

merupakan istilah yang mempunyai arti persis sama.

Sedangkan pada bilangan biner disebut dengan bilangan radix 2, dimana

bilangan biner hanya memiliki angka 0 dan 1. Untuk bit paling kanan pada bilangan

biner disebut LSB (Least Significant Bit) dan bit paling kiri disebut MSB

(Most Significant Bit).

2. Sistem Bilangan

2.1. Bilangan biner

Pencacahan dalam biner, seperti tabel 2.1. Dimana bilangan biner

diperlihatkan pada kolom sebelah kanan dari tabel, sedangkan ekivalen desimalnya

diperlihatkan pada kolom sebelah kiri. Perhatikan bahwa angka 1 merupakan bit

yang tidak Signifacant (LSB. Least Significant Bit). Dengan kata lain, bila angka 1

muncul pada kolom sebelah kanan, maka hitungan biner ditambah dengan 1. Bagian

kedua dari kanan adalah angka 2. Angka 1 yang muncul pada kolom ini berarti

bahwa hitungan di tambah dengan 2. Tiga nilai tempat lainnya juga ditunjukkan pada

tabel 2.1, dimana masing-masing nilai yang lebih besar merupakan pangkat dari 2

yang ditambahkan. Angka satuan sebenarnya adalah 20, angka duaan adalah 21,

Sistem bilangan dan Sandi /hal 1 dari 14


angka empatan adalah 22, angka delapan adalah 23 dan angka enam belasan

adalah 24.

Pencacah Desimal Pencacah Biner

16 8 4 2 1

0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 1

2 0 0 0 1 0

3 0 0 0 1 1

4 0 0 1 0 0

5 0 0 1 0 1

6 0 0 1 1 0

7 0 0 1 1 1

8 0 1 0 0 0

9 0 1 0 0 1

10 0 1 0 1 0

11 0 1 0 1 1

12 0 1 1 0 0

13 0 1 1 0 1

14 0 1 1 1 0

15 0 1 1 1 1

16 1 0 0 0 0

Tabel. 2.1 Pencacahan dalam biner dan desimal

Sistem bilangan dan Sandi /hal 2 dari 14


2.2. Konversi Desimal ke Biner
Ubahlah bilangan desimal 87 ke bilangan biner. Gambar 2.1, akan
menunjukkan cara atau metoda yang mudah untuk proses pengubahan tersebut.
Mula-mula bilangan desimal 87 dibagi dengan 2, menghasilkan 43 dengan sisa 1.
Sisa ini adalah penting dan dicatat pada sebelah kanan. Pada bilangan biner, sisa ini
menjadi LSB. Setelah itu hasil bagi (43) dipindahkan yang ditunjukkan oleh anak
panah dan menjadi bilangan yang dibagi. Hasilnya ini dibagi 2 secara berulang-ulang
sampai hasil bagi menjadi 0 dengan sisa 1, seperti baris terakhir pada gambar. Jadi
desimal 87 sama dengan biner 1010111.
8710 : 2 = 43 sisa 1
43 : 2 = 21 sisa 1
21 : 2 = 10 sisa 1
10 : 2 = 5 sisa 0
5 :2 =2 sisa 1
2 :2 =1 sisa 0
1 :2 =0 sisa 1

8710 =1 0 1 0 1 1 1

Gambar. 2.1 Pengubahan desimal menjadi biner

Bagaimana dengan pengubahan bilangan pecahan ? Ubahlah bilangan desimal 0,375


ke bilangan biner. Gambar 2.2 menunjukkan cara untuk proses pengubahan ini,
dimana bilangan desimal o,375 dikalikan dengan 2 hasil kalinya 0,75. Angka 0 dari
bilangan bulat (angka satuan) menjadi bit yang paling dekat dengan titik biner.
Kemudian 0,75 dikalikan dengan 2 hasilnya adalah 21,50. 1 bilangan bulat (angka
satuan) merupakan bit berikutnya dalam bilangan biner tersebut. Selanjutnya 0,50 ini
dikalikan dengan 2 dan menghasilkan 1,00. 1 pada angka bilangan bulat ini
merupakan angka 1 terakhir dalam bilangan dalam bilangan biner tersebut.
Bila hasil kali adalah 1, maka proses pengubahan telah selesai. Jadi 0.37510 = 0,0112

Sistem bilangan dan Sandi /hal 3 dari 14


0,375 x 2 = 0,75

0,75 x 2 = 1,50

1,50 x 2 = 1,00

0,37510 =.0 1 12

Gambar. 2.2 Pengubahan pecahan desimal menjadi biner pecahan

2.3. Konversi Biner ke Desimal


Ubahlah bilangan biner 1110,101 ke bentuk desimal. Nilai tempat diberikan
sepanjang baris sebelah atas. Perlu kita perhatikan nilai setiap posisi disebelah kanan
titik biner. Tata cara untuk mengubah bilangan biner pecahan sama dengan pada
bilangan bulat.
Nilai tempat dari setiap bit pada bilangan biner ditambahkan satu sama lain
untuk menghasilkan bilangan desimal.
Pada soal ini, 8 + 4 + 2 + 0,5 + 0,124 = 14,625 dalam desimal. Gambar 2.3
memperlihatkan cara atau proses pengubahan dari biner ke desimal.

Pangkat dari 2 23 22 21 20 ½1 ½2 ½3

Nilai tempat 8 4 2 1 0,5 0,25 0,125

Biner = 1 1 1 0 . 1 0 1
Desimal = 8 + 4 + 2 + 1 + 0,5 + 0,125 = 14,625
Gambar 2.3 Pengubahan biner menjadi desimal

2.4. Bilangan heksadesimal


Sistem bilangan heksadesimal mempunyai radiks 16 dan disebut sebagai
sistem bilangan basis 16. Bilangan heksadesimal menggunakan simbol 0-9, A, B, C,
D, E, dan F sebagaimana yang ditunjukkan pada kolom heksadesimaldari tabel pada
Gambar 1-12. Huruf A adalah untuk cacahan 10, B untuk 11, C untuk 12, D untuk
13, E untuk 14, dan F untuk 15. Keuntungan dari sistem heksadesimal adalah

Sistem bilangan dan Sandi /hal 4 dari 14


kegunaannya dalam pengubahan secara langsung dari bilangan biner 4-bit.
Perhatikan dalam pengubahan secara langsung dari bilangan biner 4-bit.
Heksadesi
Desimal Biner Heksadesimal Desimal Biner
mal

0 0000 0 16 10000 10
1 0001 1 17 10001 11
2 0010 2 18 10010 12
3 0011 3 19 10011 13
4 0100 4 20 10100 14
5 0101 5 21 10101 15
6 0110 6 22 10110 16
7 0111 7 23 10111 17
8 1000 8 24 11000 18
9 1001 9 25 11001 19
10 1010 A 26 11010 1A
11 1011 B 27 11011 1B
12 1100 C 28 11100 1C
13 1101 D 29 11101 1D
14 1110 E 30 11110 1E
15 1111 F 31 11111 1F

Gambar 2.4. Pencacahan dalam sistem bilangan desimal, biner, dan heksadesimal

Lihatlah baris yang diberi label 16 pada kolom desimal dalam Gambar 2.4.
Ekivalen heksadesimalnya adalah 10. Hal ini menunjukkan bahwa sistem bilangan
heksadesimal menggunakan gagasan nilai tempat. Angka 1 (dalam 1016) mempunyai
nilai 16 satuan, sedangkan angka 0 bernilai nol unit.

2.4. Konversi Desimal ke Heksadesimal


Ubahlah bilangan desimal 45 ke ekivalen-heksadesimalnya. Gambar 2.5a

merinci proses pembagian dengan 16 yang kita kenal. Mula-mula bilangan desimal

45 dibagi dengan 16, dan menghasilkan 2 dengan sisa 13. Sisa 13 (D dalam

heksadesimal) ini menjadi LSD dari bilangan heksadesimal terdekat. Hasil bagi (2)

dipindahkan ke posisi bilangan yang dibagi dan kemudian dibagi dengan 16. Ini

menghasilkan 0 dengan sisa 2. Angka 2 ini menjadi digit berikutnya dalam bilangan

heksadesimal tersebut. Proses telah selesai karena bagian bilangan bulat dari hasil

Sistem bilangan dan Sandi /hal 5 dari 14


bagi adalah 0. Proses pada Gambar 1-9a tersebut mengubah bilangan desimal 45

menjadi angka heksadesimal 2D.

Ubahlah angka desimal 250,25 ke angka heksadesimal. Pengubahan ini harus


dikerjakan dengan menggunakan dua proses seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. 2.5b. Bagian bilangan bulat dari bilangan desimal (250) diubah menjadi
heksadesimal dengan menggunakan proses pembagian denga-16 yang berulang. Sisa
10 (A dalam heksadesimal) dan sisa 15 (F dalam heksadesimal) membentuk bilangan
bulat heksadesimal FA. Bagian pecahan dari 250,25 dikalikan dengan 16(0,25 x 16),
hasilnya adalah 4,00.
45 : 16 = 2 sisa 13

2 : 16 = 0 sisa 2

4510 = 2 D16

(a) Pengubahan desimal menjadi heksadesimal.

250 : 16 = 15 sisa 10

15 : 16 = 0 sisa 15

250,2510 = F A 416

0,25 x 16 = 4,00

0,00 x 16 = 0,00

(b) Pengubahan pecahan desimal menjadi heksadesimal.

Gambar. 2.5 Konversi desimal ke heksadesimal

Bilangan bulat 4 ini dipindahkan ke posisi seperti yang ditunjukkan pada


gambar 2.5b. Pengubahan yang telah disebutkan tersebut menunjukkan bilangan
desimal 250,25 sama dengan bilangan heksadesimal FA,4.

Sistem bilangan dan Sandi /hal 6 dari 14


2.5. Konversi Heksadesimal ke Desimal
Ubahlah bilangan heksadesimal 2B6 ke bilangan desimal. Gambar 2.6
menunjukkan proses yang telah kita kenal. Angka 2 terdapat pada posisi 256-an
sehingga 2 x 256 = 512, yang tertulis pada baris desimal. Digit heksadesimal B
muncul pada kolom 16-an. Heksadesimal B bersesuaian dengan desimal 11. Ini
berarti bahwa terdapat sebelum angka 16-an (16x11), yang menghasilkan 176.
Bilangan 176 ini di tambahkan pada jumlah desimal di bagian bawah pada Gambar
2.6.a Kolom 1 menunjukkan enam satuan. Kemudian 6 kini ditambahkan pada baris
desimal.
Nilai-nilai desimal tersebut ditambahkan (512 +176 + 6 = 694) dan
menghasilkan 69410. Gambar 2.6.a menunjukkan bahwa 2B616 sama dengan 69410.

Pangkat dari 16 162 161 160

Nilai tempat 256-an 16-an 1-an

Bilangan heksadesimal 2 B 6
256 16 1
x2 x 11 x6
512 + 176 6 = 69410

Gambar 2.6a. Pengubahan heksadesimal menjadi desimal

Ubahlah bilangan desimal heksadesimal A3F.C ke ekivalen-desimalnya. Gambar


2.6b merinci soal ini. Mula-mula tinjau kolom 256-an. Digit heksadesimal A berarti
bahwa 256 harus dikalikan dengan 10 dan menghasilkan 2560. Bilangan desimal itu
menunjukkan bahwa bilangan tersebut mengandung tiga 16-an, dan oleh karena itu
16 x 3 = 48, yang ditambahkan pada baris desimal. Kolom 1 berisi digit
heksadesimal F, yang berarti 1 x 15 = 15. Angka 15 ini ditambahkan pada baris
desimal. Kolom 0,0625-an berisi digit heksadesimal C, yang berarti 12 x 0,0625 =
0,75. Selanjutnya 0,75 ini ditambahkan pada baris desimal. Penambahan seluruh isi

Sistem bilangan dan Sandi /hal 7 dari 14


baris desimal tersebut (2560 + 48 + 15 + 0,75 = 2623,75) menghasilkan bilangan
desimal 2623,75. Gambar2.6b mengubah A3F.C16 menjadi 2623.7510.

Pangkat dari 16 162 161 160 1/161

Nilai tempat 256-an 16-an 1-an 0,625-an

Bilangan heksadesimal A 3 F . C
256 16 1 0,625
x10 x3 x15 x 12
2560 + 48 + 15 + 0,75 = 2637,7510.

2.6.b Pengubahan pecahan heksadesimal menjadi desimal

2.4.3. Konversi Biner ke Heksadesimal


1010 1000 0101
= 1010100001012 = A8516
A 8 5

a. Pengubahan biner ke heksadesimal

0001 0010 . 0110 1100


= 10010,0110112 = 12,6C16
1 2 6 C

b. Pengubahan pecahan biner ke heksadesimal

2.7. Konversi biner ke heksadesimal

Pada gambar 2.7a. Angka biner 1010100001012 yang sedang dikonversikan


menjadi heksadesimal. Mula-mula kita bagi angka biner tersebut menjadi kelompok-
kelompok 4 bit yang dimulai pada titik biner. Kemudian setiap kelompok dari empat

Sistem bilangan dan Sandi /hal 8 dari 14


bit ini di terjemahkan menjadi digit ekivalen heksadesimal. Jadi biner 101010000101
sama dengan heksadesimal A85.
Pengubahan biner menjadi heksadesimal yang lain dituliskan pada gambar
2.7b. Disini biner 10010.011011 akan diterjemahkan menjadi heksadesimal. Mulai
dari titik biner, bilangan biner tersebut mula-mula dibagi menjadi kelompok-
kelompok yang terdiri atas empat bit. Tiga angka 0 ditambahkan pada kelompok
yang paling kiri dan membentuk 0001. Dua angka 0 ditambahkan pada kelompok
yang paling kanan dan membentuk 1100. Sekarang kelompok mempunyai empat bit
dan diubah menjadi digit heksadesimal seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7b.
Bilangan biner 1010.011011 sama dengan 12,6C16.

2.7. Sandi BCD


Sandi atau kode BCD ( binary coded desimal atau desimal terkode biner)
membuat pengubahan menjadi desimal jauh lebih mudah.
Gambar. 2.8 menunjukkan kode BCD 4-bit untuk digit desimal 0-9.

BCD
Desimal
8-an 4-an 2-an 1-an
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1

Gambar.2.8 Kode BCD 8421


Perhatikan bahwa kode BCD merupakan suatu kode berbobot. Bit paling
Signifikan mempunyai bobot 8, sedangkan bit yang paling tidak signifikan hanya
mempunyai bobot 1. Kode ini lebih tepat dikenal sebagai kode BCD 8421. Bagian
8421 dari nama tersebut menunjukkan pembobotan dari masing-masing angka pada
kode 4-bit. Terdapat beberapa kode BCD lain yang mempunyai bobot yang berbeda
untuk keempat nilai angka tersebut. Karena kode BCD 8421 adalah yang paling
populer, maka kita bisa mengacu pada kode ini sebagai kode BCD saja.

Sistem bilangan dan Sandi /hal 9 dari 14


Bagaimana bilangan desimal 150 dinyatakan sebagai bilangan BCD ?
Gambar 2.9a menunjukkan teknik yang sangat sederhana untuk mengubah bilangan
desimal menjadi bilangan BCD (8421). Setiap digit desimal diubah menjadi
ekivalen-BCD 4-bit. Dengan demikian bilangan desimal 150 sama dengan bilangan
BCD 000101010000.
Desimal 1 5 0

BCD 0001 0101 0000

(a) Pengubahan desimal menjadi BCD

BCD 1001 0110 

Desimal 9 6 

(b) Pengubahan BCD menjadi desimal

Desimal 3 2  8 4

BCD 0011 0010  1000 0100

(c) Pengubahan desimal menjadi pecahan BCD

BCD 0111 0001  0000 1000

Desimal 7 1  0 8

(d) Pengubahan BCD menjadi pecahan desimal

Pengubahan bilangan BCD menjadi bilangan desimal juga cukup sederhana.


Gambar.2.9b menunjukkan teknik tersebut.mula-mila bilangan BCD 10010110
dibagi menjadi beberapa kelompok 4-bit yang dimulai pada titik biner. Kemudian
setiap kelompok 4-bit diubah menjadi digit desimal-ekivalennya, yang selanjutnya
dicatat dibawah. Jadi bilangan BCD 10010110 sama dengan dengan 96 desimal.

Sistem bilangan dan Sandi /hal 10 dari 14


Gambar 2.9c melukiskan bilangan desimal pecahan yang sedang diubah
menjadi ekivalen-BCD-nya. Setiap digit desimal diubah menjadi ekivalen-BCD-nya.
Titik desimal dikeluarkan dan menjadi titik biner. Gambar 2.9c menunjukkan bahwa
32,84 desimal sama dengan bilangan BCD 00110010.10000100.
Ubah bilangan BCD pecahan 01110001.000010000 menjadi ekivalen-
desimalnya. Gambr 2.9d menunjukkan prosedur tersebut. Mula-mula, bilangan BCD
dibagi menjadi beberapa kelompok 4-bit yang dimulai pada titik biner. Setiap
kelompok 4-bit ini kemudian diubah menjadi ekivalen-desimalnya. Titik biner
menjadi titik desimal dalam bilangan desimal. Gambar 2.9d menunjukkan bilangan
BCD 01110001.00001000 yang diterjemahkan menjadi ekivalen-desimal sebesar
71,08.
Pertimbangkan pengubahan bilangan BCD menjadi ekivalen-binernya.
Gambar 2.10 menunjukkan prosedur tiga langkah. Langkah 1 menunjukkan bilangan
BCD yang dibagi menjadi beberapa kelompok 4-bit yang dimulai dari titik biner.
Setiap kelompok 4-bit diterjemahkan menjadi ekivalen-desimalnya. Langkah 1 pada
Gambar 2.10 menunjukkan bilangan BCD 000100000011.0101 yang diterjemahkan
menjadi bilangan desimal 103,5.
Langkah 2 pada Gambar 2.10 menunjukkan bagian bilangan bulat dari
bilangan desimal yang diterjemahkan menjadi bilangan biner. Pada langkah 2, angka
10310 diubah menjadi 11001112 dengan prosedur pembagian dengan-2 yang
berulang. Kemudian, bagian bilangan bulat dan pecahan dari bilangan biner tersebut
digabungkan. Jadi bilangan BCD 000100000011.0101 sama dengan bilangan biner
1100111.1.
Perhatikan bahwa penulisan bilangan biner biasanya lebih efisien dari pada
bilangan BCD. Biasanya, bilangan biner terdiri atas 1 dan 0 dalam jumlah yang lebih
sedikit seperti terlihat pada pengubahan pada Gambarr 2.10. Meskipun lebih panjang,
bilangan BCD digunakan dalam sistem digital. Hal ini untuk mempermudahkan
pengubahan ke bilangan desimal.
Marilah kita ubah bilangan biner 10001010.101 ke ekivalen BCD (8421).
Prosedur ini diuraikan pada Gambar 2.11. Mula-mula, bilangan biner tersebut diubah
ke ekivalen-desimalnya. Bilangan biner 10001010.101 sama dengan 138.62510.
Kemudian masing-masing digit desimal diubah menjadi ekivalen BCD. Gambar 2.11
melukiskan desimal 138,625 yang diubah menjadi bilangan BCD 0001 0011

Sistem bilangan dan Sandi /hal 11 dari 14


1000.0110 0010 0101. Selanjutnya, keseluruhan konversi tersebut mengubah biner
10001010.1012 menjadi bilangan 0001 0011 1000 .0110 0010 0101.

2.7. SANDI ASCII


ASCII singkatan dari American Standad Code for Information Interchange,
dikembangkan oleh ANSI (American National Standard Institute) untuk tujuan
membuat kode biner yang standar. Kode ini mungkin merupakan kode yang paling
banyak digunakan diseluruh dunia untuk aplikasi komputer serta komunikasi data.
Kode ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7 bit, dengan kombinasi kode
sebanyak 127 dari 128 (27 = 128) kemungkinan kombinasi, yaitu :
 26 buah huruf kapital (uppercase) dari A s/d Z.
 26 huruf kecil (lower case) dari a s/d z
 10 dijit desimal dari 0 s/d 9
 34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak hanya digunakan untuk
informasi status operasi komputer.
 32 karakter khusus (special charakter)

Data-data dalam komputer akan disimpan dalam memori yang biasanya mempunyai
satuan tempat penyimpanan dalam orde byte (8 bit). Jika kita menggunakan ASCII 7
bit, maka ada satu bit pada setiap lokasi memori yang tidak digunakan. Untuk
memanfaatkan 1 bit tersebut, biasanya data dalam komputer dinyatakan dalam 1 byte
sehingga mempunyai 256 buah kombinasi. Bilangan 0 sampai dengan 127
menyatakan kode ASCII standar, sedangkan 128 sampai dengan 255 biasa digunakan
untuk karakter grafik.

Tabel sandi ASCII

b6b5b4 (column)
Row 000 001 010 011 100 101 110 111
B3b2b1 (Hex) 0 1 2 3 4 5 6 7
0000 0 NUL DLE SP 0 @ P ` p
0001 1 SOH DC1 ! 1 A Q a q
0010 2 STX DC2 “ 2 B R b r
0011 3 ETX DC3 # 3 C S c s

Sistem bilangan dan Sandi /hal 12 dari 14


0100 4 EOT DC4 $ 4 D T d t
0101 5 ENQ NAK % 5 E U e u
0110 6 ACK SYN & 6 F V f v
0111 7 BEL ETB ‘ 7 G W g w
1000 8 BS CAN ( 8 H X h x
1001 9 HT EM ) 9 I Y i y
1010 A LF SUB * : J Z j z
1011 B VT ESC + ; K [ k {
1100 C FF FS ‘ < L \ l |
1101 D CR GS - = M ] m }
1110 E SO RS . > N ^ n ~
1111 F SI US / ? O _ o DEL

Control Codes

NUL Nul DLE Data link escape


SOH Start of heading DC1 Device control 1
STX Start of text DC2 Device control 2
ETX End of text DC3 Device control 3
EOT End of transmission DC4 Device control 4
ENQ Engquiry NAK Negative aknowledge
ACK Acknowledge SYN Synchronize
BEL Beil ETB End transmitted block
BS Backspace CAN Cancel
HT Horizontal tab EM End of medium
LF Line feed SUB Substitute
VT Vertical tab ESC Escape
FF Form feed FS File separator
CR Carriage return GS Group separator
SO Shift out RS Record separator
SI Shift in US Unit separator
SP Space DEL Delete or rubout

Sistem bilangan dan Sandi /hal 13 dari 14


3. Contoh-contoh soal dan pembahasan

1. Ubahlah angka desimal 5,625 menjadi biner

Jawab :
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1

5,62510 = 1 0 1 . 1 0 1 2

0,625 x 2 = 1,25

0,25 x 2 = 0,50

0,50 x 2 = 1,00

2. Buatlah daftar keenam belas simbol yang digunakan dalam sistem bilangan
heksadesimal.

Jawab :
Keenam belas simbol yang digunakan adalah :
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C , D, E, dan F.
3. Ubahlah bilangan heksadesimal D3,E menjadi desimal
Jawab :
Bilangan heksadesimal D3,E

D 3  E
16 1 0,625
x 13 x3 x 14
198 + 3 + 0,875 = 211,87510

Sistem bilangan dan Sandi /hal 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai