Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

3.1 Memahami Sistem Bilangan (Desimal, Biner, Heksadesimal)

Sekolah : SMK Negeri 1 Cijati


Mata Pelajaran : Sistem Komputer
Kelas : X RPL

A. PENGANTAR

1.1 Sistem Bilangan Biner.

Sistem bilangan yang paling kita kenal adalah sistem bilangan desimal. Selain sistem
bilangan desimal terdapat bermacam-macam sistem bilangan, salah satunya ada-lah
sistem bilangan biner. Masing-masing sistem bilangan tersebut dibatasi oleh basis
yaitu banyaknya angka atau digit yang digunakan.
Sistem bilangan desimal mempunyai basis = 10 karena sistem bilangan desimal
mempunyai 10 digit yaitu dari 0 sampai dengan 9. Arti biner adalah dua. Sistem
bilangan biner hanya menggunakan dua digit, yaitu 0 dan 1. Seluruh digit yang lain
(2 sampai 9) tidak dipergunakan. Dengan perkataan lain, bilangan-bilangan biner
merupa-kan string dari 0 dan 1.
Bobot dari suatu bilangan tergantung kepada basis-nya dan susunan bilangan ter-
sebut. Misalnya untuk bilangan desimal 278,94 mempunyai bobot :
(2x102)+(7x101)+(8x100)+(9x10-1) +(4x10-2) = 200 + 70 + 8 + 0,9 + 0,04 =
(278,94)10
Dari penulisan di atas kita dapat melihat bahwa 2 mewakili harga ratusan (10 2), 7
mewakili harga puluhan (101), 8 mewakili harga satuan (100), 9 mewakili harga
perse-puluhan (10-1), dan 4 mewakili harga perseratusan (10-2).
Demikian pula halnya dengan bobot bilangan untuk bilangan biner, cara per-
hitungannya persis sama, cuma angka 10 diganti dengan angka 2. Contoh untuk
bilangan 1101,101:

(1x23) + (1x22) + (0x21) + (1 x2 0) + ( 1x 2-1) + ( 0x2-2) + ( 1x2-3) = 8+ 4 + 0 +


1 + 0,5 + 0,125 = ( 13,625)10
Contoh 2 10111,011= 23,375

Dari perhitungan dapat dilihat bahwa digit yang paling kanan mempunyai nilai yang
terkecil, sedang digit yang paling kiri mempunyai nilai yang terbesar. Digit yang
mempunyai nilai yang terkecil disebut LSB (Least Significant Bit) dan digit yang
mempunyai nilai yang terbesar disebut MSB (Most Significant Bit).

1.2 Berhitung Biner.

Sebagaimana halnya dengan bilangan desimal, yang dapat dilakukan di dalamnya


berbagai operasi komputasi (perhitungan), maka pada bilangan-bilangan biner dapat
pula dikerjakan operasi-operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

1.2.1 Penjumlahan Biner.

Penjumlahan bilangan biner sama saja caranya dengan penjumlahan bilangan desi-mal.
Aturan yang digunakan untuk penjumlahan adalah :
0 + 0 =0
0 + 1 =1
1 + 0 =1
1 + 1 = 0 , dengan pindahan 1 pada bit biner sebelah
kirinya.
Contoh :
1). 1 0 0 1 (9) 2). 0 1 1 1 (7)
1 1 1 0 (14) 1 0 1 0 (10)
--------------- + ----------------------------. +
1 0 1 1 1 (23) 10 0 0 1 (17)

1.2.2 Pengurangan Biner

Pengurangan bilangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti
pengurangan bilangan desimal, yaitu sebagai kebalikan dari penjumlahan. Tiap-tiap
bit dari pengurang (subtrakenol) mengurangi bit yang berpadanan dengan bilangan
yang dikurangi (minunol). Jika angka diminunol lebih kecil dari angka pengurang,
maka dipinjam satu (1) dari lajur berikutnya sebelah kiri. Meminjam kebalikan dari
pindahan . Cara pengurangan demikian ternyata tidak cocok untuk diwujudkan secara
elektronik, karena akan membuat rangkaian menjadi rumit. Hal ini disebabkan karena
tidak ada konsep logika -1. Sehingga perlu dicari cara untuk mempresentasikan
bilangan-bilangan negatif. Untuk mengatasai cara ini, maka dipakai metoda "
mengkomplemen dan menjumlah".
Komplemen dari suatu bilangan biner diperoleh dengan cara membalik tiap-tiap bit
dari bilangan tersebut.
Komplemen dari subtrakenol dijumlahkan dengan minunol dan hasil pindahan dari
jumlah bit yang bobotnya paling besar (MSB) dicatat. Jika hasilnya adalah 1, berarti
bahwa hasil pengurangan adalah bilangan positif. Untuk mendapatkan hasil akhirnya,
maka harus dilakukan "pemindahan memutar ke ujung" (lend around car-ry) dan bit
yang paling kecil bobotnya (LSB) harus ditambahkan dengan bit pin-dahan tersebut.
Bila bit pindahannya adalah 0, maka dapat disimpulkan:
a. Hasil pengurangan adalah negatif.
b. Hasil pengurangan merupakan komplemen dari jawaban akhir karena itu untuk
mendapatkan hasil akhir yang benar, maka hasil penjumlahan tersebut harus
dikomplemenkan.

Contoh:
1). 1001 (9) - 0100 (4) 2). 0111 (7) - 1101(13)
1001 (9) 0111 (7)
1011 (komplemen-1 dari 4) 0010(komplemen dari 13
------------ + --------- +
1 0100 (jumlah) 01001jumlah)
1 (pindahan memutar ke ujung) 0110 (komplemen-1=hasilnya)
-------+ menunjukkan hasilnya bil.negatif -6
menanda- 0101 (Hasilnya +5)
kan hasilnya bil.positif

1100
7 0111  komp-1 1000
-----
1 0100
1
0101 5

Bila menggunakan metode ini ada dua hal yang harus diperhatikan :
1. Kedua bilangan harus dituliskan dalam jumlah bit yang sama, misalnya bila
suatu bilangan yang terdiri dari 5 bit (10011) dikurangi dengan bilangan yang
terdiri dari 3 bit (101), maka bilangan tersebut harus dituliskan dahulu dalam 5
bit yaitu 00101 dan bila dikomplemenkan akan menjadi 11010.
2. Perlu diperhatikan jumalh bit yang digunakan dalam perhitungan
sehinggaakan menjadi jelas mana bit yang merupakan hasil pindahan yang
akan menentukan tanda bilangan. Bila perhitungan menggunakan 5 bit, maka
bit yang ke-6 meru-pakan pindahan, jadi bukan bit yang paling besar
bobotnya. Bit tersebut hanya merupakan tanda positif atau negatif dari
bilangan hasil pengurangan yang juga akan menentukan.
Contoh :
111 (7) - 10110 (22)
00111 (7)
01001 (komplemen dari 22)
-------- +
10000 (jumlah)
01111 (komplemen = hasilnya - 15)

1.2.3. Perkalian Biner

Cara untuk mengalikan bilangan biner seperti pada perkalian bilangan desimal.
Contoh : 1100 (12) x 1011 (4) ------------------> 1100
1011
-------x
1100
1100
0000
1100
------------
10000100 (Hasil = 132)

1.2.4. Pembagian Bilangan Biner

Caranya sama saja dengan pembagian pada bilangan desimal.


Contoh : 1010 (10) : 100 (4) = 10,1 (2,5) 10,1
100 1010
---
100
100
---- -
0
B. TUJUAN KEGIATAN
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat mampu :
a. Berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan bekerjasama dalam melaksanakan
pembelajaran sistem komputer.
b. Melalui pengamatan, peserta didik dapat menjelaskan sistem bilangan dalam sistem
komputer dengan benar.
c. Melalui menalar, peserta didik dapat menerapkan sistem bilangan (Desimal, Biner,
Oktal, Heksadesimal) dalam memecahkan masalah konversi dengan benar.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Internet
2. Buku
3. Alat tulis

D. LANGKAH-LANGKAH
a. Tetap patuhi larangan dan aturan Covid 19 dengan tetap menjaga jarak dan gunakan
APD minimal masker ketika kerja kelompok.
b. Catat dan Bacalah materi di atas pahami dan tanyakan apabila ada pertanyaan
c. Kerjakan Soal latihan di bawah ini di buku catatan :
1. Tuliskan bobot bilangan berikut :
a. 8749, 76
b. 69887,876
c. 101111,11
d. 1101,101

2. 1 0 0 1 (7) 0 1 0 1 (9)
1 0 1 0 (12) 1 0 1 1 (14)
........................... + ..........................+

3. a. 1 0 0 0 (6) – 1 1 0 0 (12) =
b. 1 0 1 0 (10) – 1 1 0 0 (16) =

4. a. 1 0 1 1 (8) x 1 1 0 1 (14) =
b. 1 1 1 0 (9) x 1 1 0 1 (12) =

5. a. 1 1 1 1 (4) : 0 1 0 1 (10) =
b. 0 1 1 0 (6) : 1 0 0 1 (8) =

d. Foto/Dokumentasikan pekerjaan kalian lalu kirim foto/dokumen kalian ke :


Email : nu.indrapriatna@gmail.com / WA : 085624060650
Format Email/WA : Nama : ...........................
Kelas : ...........................
Tugas : LK 3.1
Lampiran Tugas (Foto/Dokumentasi)

SELAMAT BEKERJA DAN TETAP SEMANGAT !!

Anda mungkin juga menyukai