Anda di halaman 1dari 8

MODUL I

SISTEM BILANGAN

TUJUAN PRAKTIKUM:

1. Mengenalkan sistem bilangan basis biner, desimal dan heksadesimal


2. Mengenalkan sistem bilangan yang digunakan dalam sistem komputer
3. Mengenalkan konsep dan langkah-langkah konversi antar basis
bilangan

INDIKATOR PENCAPAIAN:

1. Praktikan mampu menjelaskan dan melakukan konversi antar sistem


bilangan.
2. Praktikan mampu mengkonversi penyandian sistem bilangan BCD dan
ASCII.

MATERI:

Sistem bilangan yang kita kenal umumnya adalah sistem bilangan


basis sepuluh atau desimal. Sepuluh atau desi (deci) merupakan banyaknya
simbol yang digunakan untuk membilang/mencacah. Simbol yang digunakan
adalah 0-9. Jika cacahan telah mencapai simbol terbesar, cacahan akan
diulang kembali ke simbol pertama/terkecil.
Selain basis desimal, juga dikenal basis-basis yang lain, seperti basis 2
atau biner, basis 8 atau oktal, dan basis 16 atau hexadesimal. Untuk
menyatakan jumlah, kita umumnya menggunakan basis desimal, namun
dalam perangkat elektronik seperti komputer, basis yang digunakan adalah
basis 2 atau biner. Hal ini disebabkan oleh sifat perangkat elektronik yang
bekerja berdasarkan adanya arus listrik atau tidak (Rizkiawan, 1993).

A. Bilangan Desimal
Jumlah simbol atau radiks dalam bilangan desimal adalah 10 buah.
Simbol-simbolnya adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Untuk menghitung suatu basis bilangan, harus dimulai dari nilai
yang terkecil (nilai yang paling kanan). Dalam hal ini, nilai paling
kanan adalah nilai dengan pengali base-exponent yang terendah
(diasumsikan tidak ada pecahan) yaitu 0. Jika terdapat pecahan,
base-exponent di sebelah kanan koma adalah minus.
Sebagai contoh, diketahui sebuah bilangan 168(basis-10) atau
168(desimal), artinya adalah:
168 = (1 x 102) + (6 x 101) + (8 x 100)
= 100 + 60 + 8
12,56 = (1 x 101) + (2 x 100) + (5 x 10-1) + (6 x 10-2)
= 10 + 2 + 0,5 + 0,06

B. Bilangan Biner
Untuk bilangan biner, jumlah radiksnya adalah 2, yaitu 0 dan 1.
Pembacaan nilainya masih menggunakan prinsip yang sama seperti
basis desimal, yaitu mengalikan dengan base-exponent dari masing-
masing angka. Contoh sebagai berikut:
1101 = (1 x 23) + (1 x 22) + (0 x 21) + (1 x 20)
= (1 x 8) + (1 x 4) + (0 x 2) + (1 x 1)
=8+4+2+1
= 15(desimal)
Begitu pula dengan pecahan dalam biner. Contoh:
11.01 = (1 x 21) + (1 x 20) + (0 x 2-1) + (1 x 2-2)
= (1 x 2) + (1 x 1) + (0 x 0,5) + (1 x 0,25)
= 2 + 1 + 0 + 0.25
= 3.25
Untuk melakukan konversi dari bilangan desimal menjadi bilangan
biner, dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Cara pertama adalah
dengan melakukan pembagian dan melihat sisanya, dan cara kedua
adalah melakukan pengurangan dengan base-exponent biner yang
mendekati bilangan desimal tersebut.
Konversi DesimalBiner I:
- 168 / 2 = 84 sisa 0
- 84 / 2 = 42 sisa 0
- 42 / 2 = 21 sisa 0
- 21 / 2 = 10 sisa 1
- 10 / 2 = 5 sisa 0
- 5 / 2 = 2 sisa 1
- 2 / 2 = 1 sisa 0
- 1 / 2 = 0 sisa 1
Bit biner terbesar dimulai dari bawah, sehingga
168(desimal) = 10101000(biner)

Konversi DesimalBiner II:


a) 168(desimal) kurangkan dengan pangkat terbesar dari 2 yang
mendekati 168(desimal) yaitu 128 atau (27).
b) 128 atau (27) lebih kecil dari 168, maka bilangan paling kiri
adalah 1. Kemudian kurangkan lagi 168128=40.
c) 64 atau (26) lebih besar dari 40, maka bilangan kedua adalah
0.
d) 32 atau (25) lebih kecil dari 40, maka bilangan ketiga adalah 1.
Kurangkan 4032 = 8.
e) 16 atau (24) lebih besar dari 8, maka bilangan keempat adalah
0.
f) 8 atau (23) lebih kecil/sama dengan 8, maka bil. Kelima adalah
1. 88 = 0.
g) Karena sisa 0, maka seluruh bit di kanan bilangan kelima
adalah 0.
Maka: 168(desimal) = 10101000(biner).

C. Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal memiliki simbol yang lebih banyak. Simbol-
simbol yang digunakan merupakan gabungan dari simbol desimal
dan huruf abjad latin. Simbol-simbolnya adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, A, B, C, D, E, dan F.
Dalam hexadesimal, bilangan 10(desimal) digantikan oleh simbol A.
bilangan 11(desimal) dengan simbol B, dan seterusnya hingga
bilangan 15(desimal) dengan simbol F.
Untuk penulisan bilangan hexadesimal, disepakati menggunakan
awalah 0x, contoh 0x1234 artinya adalah 1234(hexadesimal).
Konversi bilangan hexadesimal menjadi desimal dapat menggunakan
ketentuan sebelumnya, yaitu menggunakan perkalian base-exponent
dari masing-masing bilangan. Contoh sebagai berikut:
0x29A = (2 x 162) + (9 x 161) + (A x 160)
= (2 x 256) + (9 x 16) + (10 x 1)
= 512 + 144 + 10
= 666(desimal)
Sebuah bilangan hexadesimal dapat langsung dikonversikan menjadi
4-bit bilangan biner. Tabel konversi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konversi Langsung Bilangan Hexadesimal


Desimal Biner Hexadesimal
0 0000 0
1 0001 1
2 0010 2
3 0011 3
4 0100 4
5 0101 5
6 0110 6
7 0111 7
8 1000 8
9 1001 9
10 1010 A
11 1011 B
12 1100 C
13 1101 D
14 1110 E
15 1111 F

D. Bilangan Oktal
Bilangan oktal disebut bilangan basis 8, artinya ada 8 simbol yang
mewakili bilangan ini. Simbol yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, dan 7. Sebuah bilangan octal dapat langsung dikonversikan
menjadi 3-bit bilangan biner. Tabel 2 adalah tabel konversi bilangan
desimal, biner dan octal.

Tabel 2. Konversi Langsung Bilangan Oktal


Desimal Biner Oktal
0 000 0
1 001 1
2 010 2
3 011 3
4 100 4
5 101 5
6 110 6
7 111 7

E. Binary Coded Decimal (BCD/Sandi 8421)


Binary Coded Decimal atau BCD adalah sebuah bentuk sistem
bilangan dalam bentuk yang terkodekan (coded form). Hal ini
diperlukan karena mempertimbangkan kebutuhan sumber daya yang
besar untuk melakukan konversi bilangan yang berjumlah besar.
Dengan BCD, konversi bilangan desimal menjadi lebih cepat dan
mudah. Prinsipnya adalah 1 simbol desimal akan dikodekan
langsung menjadi bilangan binernya. Contoh:
217 = (2) - (1) - (7)
= 0010 - 0001 0111
Sebuah angka desimal dapat dikonversi menjadi 4-bit biner. Tabel 3
menampilkan kode-kode BCD dari bilangan desimal 0-9.

Tabel 3. Konversi Desimal ke BCD


Desimal BCD
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1001

F. ASCII
ASCII adalah singkatan dari American Standard Code for Information
Interchange, yang merupakan sistem pengkodean yang digunakan
untuk pertukaran informasi. Kode ASCII mengkonversikan semua
kode yang digunakan dalam komputer, baik alphabet, angka, tanda
baca, dan karakter-karakter khusus lainnya. Kode ASCII mempunyai
rentang jumlah mulai dari 0 sampai dengan 255, yang dikodekan
dengan bilangan biner 8-bit.
Kode ASCII dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian ASCII utama yang
berisi kode-kode alphabet, angka dan tanda baca; dan bagian ASCII
tambahan yang memuat kode-kode karakter khusus.
Beberapa kode ASCII dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kode ASCII
ASCII ASCII ASCII
Karakter Karakter Karakter
Desimal Desimal Desimal
A 65 a 97 1 49
B 66 b 98 2 50

REFERENSI:

Rizkiawan, R., 1993. Tutorial Perancangan Hardware Jilid 1. 3 ed. Jakarta:


Elex Media.

SOAL PENDAHULUAN:

1. Ubahlah bilangan-bilangan berikut menjadi basis biner dan


heksadesimal
a. 2016
b. 37
2. Ubahlah bilangan-bilangan berikut menjadi basis desimal dan
heksadesimal
a. 10001101
b. 11011011
3. Ubahlah bilangan-bilangan berikut menjadi basis BCD
a. 9
b. 4

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Perangkat Praktikum
Perangkat yang digunakan untuk praktikum ini kertas dan alat tulis.
Tidak ada simulator yang digunakan. Jika diperlukan dapat menggunakan
kalkulator saintifik.
2. Praktikum
Untuk mengerjakan soal pendahuluan di atas, silahkan menggunakan
materi yang telah diberikan sebelumnya. Gunakan kalkulator jika
diperlukan. Semua langkah-langkah konversi harus ditulis secara singkat
dan lengkap.

SOAL MODUL:

1. Ubahlah bilangan-bilangan berikut menjadi basis biner dan


heksadesimal
a. 2475
b. 99,38
2. Ubahlah bilangan hexadesimal berikut menjadi bentuk BCD
a. 0x234
b. 0xFFF

LAPORAN:

1. Laporan ditulis tangan pada kertas double-folio dan dikumpulkan pada


waktu yang telah ditentukan oleh asisten praktikum.
2. Format penulisan laporan:
- Ditulis tangan secara rapi dan terbaca.
- Tinta warna biru
- Ukuran tepi kiri 1,5 cm dan kanan 1 cm
- Isi laporan: Landasan Teori, Permasalahan, Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai