Anda di halaman 1dari 14

BAB 8

ARITMATIKA

8.1 Pendahuluan

Pada bab ini dibahas proses aritmatika yang meliputi oprasi aritmatika
biner, oprasi aritmatika BCD, dan oprasi aritmatika Heksa Desimal. Disamping
itu juga diberikan rangkaian yang sangat popular di pakai dalam sistem digital
yaitu rangkaian penjumlah (Adder), yang terdiri dari dua bentuk, yaitu half adder
dan full adder.

8.2 Penyajian

8.2.1 Oprasi Aritmatikan Bilangan Biner

Penjumlahan Biner

0+0=0
0+1=1
1+1=0 pindahan 1
1+1+1= 1 pindahan 1
Bedakan dengan :

Penjumlahkan logika OR

0+0=0
0+1=1
1+1=1
1+1+1= 1

Contoh :
Penjumlahan biner.

8 . 2
1 0 0 1 9
1 1 1 1 15
_______________
1 1 0 0 0 24

Penjumlahan Logika OR

1 0 0 1 9
1 1 1 1 15
_______________
1 1 1 1 16

Sistem Komplemen

Dalam sistem digital hanya mengenal operasi penjumlahan, semua operasi


aritmetika lainnya harus dilakukan dengan proses penjumlahan. Misalnya untuk
melakukan pengurangan, bilangan pengurang harus dirobah ke dalam bentuk
komplemen 2 bars hasilnya dijumlahkan dengan bilangan yang dikurangi (lihat
contoh soal). Sistem komplemen adalah pembalikan data dari 0 menjadi 1 atau
sebaliknya. Untuk komplemen 2 adalah hasil komplemen 1 ditambah 1. Dibawah
ini diberikan contoh komplemen dari bilangan -57.

Contoh :

(-57)= 1 1 1 0 0 1
0 0 0 1 1 0 Komplemen 1 (C1)
1
______________________ (+)
0 0 0 1 1 1 Komplemen 2 (C2)

(+57)= 0 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 0 Komplemen 1 (C1)
1
________________________ (+)
1 0 0 1 1 1 Komplemen 2 (C2)

8 . 3
(representasi dari -57)

Pada operasi sistem komplemen 2 akan merobah tanda bilangan positip


menjadi negativ, dan negativ menjadi positiv. Komplemen 2 dapat diperoleh dari
rentang -2, sampai (2,-1). Tabel 8.1 diberikan beberapa contoh nilai desimal
yang diberikan dalam bentuk komplemen 2.

Tabel 8.1 Daftar beberapa komplemen 2 dari nilai desimal

,ilai desimal Komplemen2


-8=-2N 1000
-7 1001
-6 1010
-5 1011
-4 1100
-3 1101
-2 1110
-1 1111
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7=23-1 0111

Kasus I Dua bilangan positip

(+9) 0 1 0 0 1
(+4) 0 0 1 0 0
_______________________
0 1 1 0 1 Jumlah = +13

Tanda bilangan

Kasus II Bilangan positip dan bilangan negatip kecil

(+9) 0 1 0 0 1

8 . 4
(-4) 1 1 1 0 0
________________________
0 0 1 0 1 Jumlah = +5

Tanda bilangan

Kasus III Bilangan positip dan Bilangan negatip besar

(-9) 1 0 1 1 1
(+4) 0 0 1 0 0
________________________
0 1 0 1 1 Jumlah = -5

Tanda bilangan

Kasus IV Dua bilangan negatip

(-9) 1 0 1 1 1
(-4) 1 1 1 0 0
________________________
1 1 0 0 1 1 Jumlah = -13

Tanda bilangan

Kasus V Dua bilangan sama dan berlawanan

(-9) 1 0 1 1 1
(+9) 0 1 0 0 1
_________________________
1 0 0 0 0 0 Jumlah = +0
↑ ↑
Tanda bilangan
Diabaikan

Perkalian Biner

Operasi perkalian biner dilakukan sama dengan operasi perkalian desimal


biasa. Prosesnya sederhana dengan pengali adalah 0 atau 1. Dibawah ini

8 . 5
diberikan contoh perkalian antara bilangan 9 dikalikan dengan bilangan 11 dan
diperoleh hasil perkalian 99.

Pada contoh ini, pengalih dan yang dikalikan diberikan dalam bentuk
bilangan biner tanpa tanda bilangan. Langkah-langkahnya adalah persis sama
dengan perkalian desimal biasa. Pertama, LSB dari pengalih (1) digunakan untuk
mengalikan sehingga diperoleh 1001 dan dituliskan pada baris hasil kali pertama
(produksi perkalian). Berikutnya, bit kedua (1) digunakan untuk mengali dan
diperoleh produk kedua (1001). Perhatikan bahwa produksi kedua ini dituliskan
setelah digeser ke kiri satu kali. Bit pengali yang ke tiga adalah 0, sehingga
diperoleh hasil kali 0000. Hasil ini ditempatkan sebagai produksi ke tiga dan
digeser dua kali ke kiri. Pengalih terakhir (1) akan memberikan hasil 1001 sebagai
produksi ke 4. Hasil ini kemudian digeser 3 kali ke kiri. Semua produksi kali ini
kemudian dijumlahkan dan diperoleh hasil akhir 1100011 (99).

1 0 0 1 [9]
1 0 1 1 [11]
__________
1 0 0 1
1 0 0 1
0 0 0 0
1 0 0 1
___________________
1 1 0 0 0 1 1 [99]

8.2.2 Oprasi Aritmatika Untuk bilangan BCD

Penjumlahan Bilangan BCD

Bilangan BDC terdiri 10 angka yaitu 0 sampai 9 dengan kode biner seperti yang
diberikan pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2 Bilangan BCD

Bilangan Biner
BCD

8 . 6
0 0000
1 0001
2 0010
3 0011
4 0100
5 0101
6 0110
7 0111
8 1000
9 1010

Contoh :

Penjumlahan 2 bilangan positiv

0 1 0 1 [BCD 5]
0 1 0 0 [BCD 4]
__________________
1 0 0 1 [BCD 9]

0 1 0 0 0 1 0 1 [BCD 45]
0 0 1 1 0 0 1 1 [BCD 33]
__________________________
0 1 1 1 1 0 0 0 [BCD 78]

Jumlah yang lebih dari 9

a).
0 1 1 0 [BCD 6]
0 1 1 1 [BCD 7]
____________
1 1 0 1 [Bukan kode BCD]
0 1 1 0
____________
0 0 0 1 0 0 1 1 [BCD 13]

8 . 7
b).

0 1 0 0 0 1 1 1 [BCD 47]
0 0 1 1 0 1 0 1 [BCD 35]
_______________________________
0 1 1 1 1 1 0 0 [Bukan kode BCD]
0 1 1 0
_______________________________
1 0 0 0 0 0 1 0 [BCD 82]

8. 2. 3 Operasi Aritmatika Bilangan Heksa desimal

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam operasi aritmatika heksa desimal

1. Pada prinsipnya prosesnya sama dengan penjumlahan bilangan desimal,


bedanya nilai terbesar adalah 16 (F).
2. Jika hasil penjumlahan lebih kecil atau sama dengan 15, dapat langsung
dituliskan nilai heksanya.
3. Jika lebih besar atau sama dengan 16, maka hasilnya harus dikurangi
dengan 16 dan terdapat pindahan yang nilainya =1.

Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini :

Penjumlahan :

1. Jumlahkan 58 dan 24

58
+ 24
7C

Pada LSD, (8 ditambah 4) menghasilkan 12 (c) sehingga langsung


dituliskan.

2. Jumlahkan 58 dan 4B.

8 . 8
58
+ 4B
A3

Untuk soal ini, pada penjumlahan LSD 8+11=19. Jumlah ini lebih
besar dari 16, maka harus dikurangi 16 sehingga diperoleh 3 dan
terdapat pindahan sebesar 1. Penjumlahan pad MSD adalah 5+4
+1(pindahan)= 10(A).

3. Jumlahkan 3AF dan 23C

3AF
+ 23C
5EB

Pada kasus ini, pada penjumlahan LSD 15+12=27. Karena lebih


besar 16, maka 27-16 = 11 (B). Pada digit berikutnya, 10+3=13
(E), dan pada digit terakhir 2+3=5.

Pengurangan

Contoh :

Kurangkan 59216 dengan 3A516


Sama pada pengurangan bilangan biner. Robah 3A516 ke bentuk komplemen 2,
diperoleh C5B16, selanjunya jumlahkan keduanyaseperti di bawah ini :

592
+ C5B
1 1ED (pindahan 1)

Diabaikan

Kita dapat membuktikan bahwa 1ED16 + 3A516 = 59216

8.2.4 Rangkaian Aritmatika.

Dalam teknologi digital, semua operasi matematika dilakukan oleh


rangkaian aritmatika. Salah satu rangkaian yang paling populer adalah Rangkaian

8 . 9
penjumlah (Adder). Dalam aplikasinya dikenal dua Adder, yaitu Half Adder dan
Full Adder. Half Adder adalah penjumlah dengan 2 input dan 2 output. Sedangkan
Full Adder mempunyai 3 input dan 2 output.

Rangkaian Half Adder

Gambar 8.1 adalah simbol dari Half Adder, Gambar 8.2 adalah rangkaian
internal, dan tabel benarannya diberikan pada Tabel 8.3.

Tabel 8.3 Benaran Half Adder

A B Sum COut
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

Gambar 8.1 Simbol Half Adder

8 . 1 0
Gambar 8.2 Rangkaian internal Half Adder

Rangkaian Full Adder

Gambar 8.3 adalah simbol dari Full Adder, Gambar 8.4 adalah rabgkaian
internal Full Adder, dan tabel benarannya diberikan pada Tabel 8.4.

Tabel 8.4 Benaran Full Adder

A B CIn Sum COut


0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Gambar 8.3 Simbol Full Adder

8 . 1 1
Gambar 8.4 Rangkaian internal Full Adder

Adder Paralel

Rangkaian adder hanya dapat menangani 1 bit data secara indipidu, agar
dapat mengangani data sejumlah bit, maka dibuat rangkaian yang terdiri dari
adder yan diparalel. Untuk menjumlahkan 3 bit data, maka diperlukan 3 adder.
Gambar 8.5 adalah adder paralel 3-bit, yang terdiri dari 3 adder yang dirangkai
secara paralel. Bilangan yang akan dijumlahkan dimasukkan pada terminal A
(bilangan 1) dan B(bilangan 2), dan hasilnya akan dikeluarkan pada terminal S
(jumlah) dan CO (jika ada pindahan). Misalnya 001 (110) diberikan pada terminal
A, 101(510) diberikan pada terminal B, maka pada terminal S diperoleh 110(610),
serta 0 pada terminal CO (tidak ada pindahan). Gambar 8.6 (a) simbol adder
paralel secara umum, (b) simbol Prarale adder jenis TTL 7483 yang sudah
diproduksi dalam bentul IC.

Gambar 8.5 Rangkaian Paralel Adder

8 . 1 2
Gambar 8.6 (a) Simbol Rangkaian Paralel Adder
(b) Simbol Paralel Adder 4-bit (IC)

8.3 Penutup
8.3.1 Kesimpulan
1. Secara prinsip, proses aritmatika digital adalah sama dengan proses
perhitungan decimal biasa, baik untuk menjumlah, mengurang, dan
mengalih. Yang membedakan adalah pada aritmatika digital, yang
diproses cuma angka 1 dan 0, sedangkan pada proses decimal yang
diproases adalah angka 0 sampai 9.
2. Rangkaian Adder atau penjumlah, dapat digunakan untuk proses
pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menambah komponen
tambahan (rangkaian control) dari luar.

8.3.2 Soal-soal
1. Kalikan pasangan biner di bawah ini :
a. 111 x 101
b. 1011 x 1011
c. 11100 x 1101
d. 1000 x 0001

2. Hitung jumlah dari pasangan heksa desimal di bawah ini:


a. 3E91 + 2F93
b. 91B + 6F2

8 . 1 3
c. ABC + DEF
d. 123 + DEF

3. Hitung jumlah dari pasangan desimal di bawah ini setelah dikonversi ke


kode BCD :
a. 74 + 23
b. 58 + 37
c. 147 + 380
d. 385 + 118
e. 455 + 123

4. Robah bilangan desimal bertan di bawah ini ke bentuk komplement 2 :


a. +32
b. -14
c. +63
d. -104
e. -128

5. Bilangan di bawah ini adalah dalam bentuk komplemen 2 dari bilangan


desimal bertanda. Tentukan nilai desimalnya.
a. 01101
b. 11101
c. 01111011
d. 10011001
e. 01111111

6. Lakukan operasi komplemen2 pada bilangan dibawah ini. Gunakan sistem


8 bit pada setiap bilangan dan cek kembali hasilnya dengan mengkonversi
kembali nilai biner ke desimal.
a. Jumlahkan +9 dengan +6
b. Jumlahkan +19 dengan -24

8 . 1 4
c. Kurangkan +16 dari +17
d. Kurangkan +47 dari +47
e. Jumlahkan +17 dengan -17
f. Jumlahkan +14 dengan -17
g. Kurangkan +21 dari -13
h. Kurangkan -36 dari -15

7. Ubalah setiap bilangan di bawah ini ke dalam bentuk biner, lalu tentukan
komplemen 2-nya.
a. 4CH
b. 8DH
c. CBH
d. FFH

8. Perhatikan Gambar 8.6 (b), jika pada terminal A3 .. A0 diberikan data 1010
dan B3 .. B0 1110, tentukan data pada terminal S3 .. S0 dan C0.

8 . 1 5

Anda mungkin juga menyukai