Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan 2: INF 203

ALJABAR
BOOLEAN

Oleh Wayan Suparta, PhD

Prodi Informatika, UPJ


OPERASI
PENJUMLAHAN
DAN
PENGURANGAN
Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi Operasi
Penjumlahan Pengurangan
Aturan umum Aturan Umum
0+0=0 0–0=0
0+1=1 1–0=1
1–1=0
1+0=1
0 – 1 =1 , pinjam 1
1 + 1 = 0, simpan
(carry) 1
Penjumlahan Desimal
Pemangkatan 103 102 101 100
Desimal (1000) (100) (10) (1)
Contoh 8 2 3
3 3 8
Simpan (carry) 1 1
Jumlah 1 1 6 1

Penjumlahan Biner
Pemangkatan 25 24 23 22 21 20
Biner 32 16 8 4 2 1
Contoh 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
Simpan (carry) 1 1 1 1
Jumlah 1 1 0 1 0 0
Bit Bertanda
Bit 0 menyatakan bilangan positif
Bit 1 menyatakan bilangan negatif

A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
0 1 1 0 1 0 0 = + 52

Bit Tanda
Magnitude

B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0
1 1 1 0 1 0 0 = - 52

Bit Tanda
Magnitude
Komplemen ke 2
Metode untuk menyatakan bit bertanda digunakan sistem
komplement kedua (2’s complement form)

Komplemen ke 1
Biner 0 diubah menjadi 1
Biner 1 diubah menjadi 0
Misal

1 0 1 1 0 1 0 Biner Awal

0 1 0 0 1 0 1 Komplemen pertama
Membuat Komplemen ke 2
1. Ubah bit awal menjadi komplemen pertama
2. Tambahkan 1 pada bit terakhir (LSB)

Misal:

1 0 1 1 0 1 Biner Awal = 45

0 1 0 0 1 0 Komplemen 1

1 Tambah 1 pada LSB


0 1 0 0 1 1 Komplemen 2
Menyatakan Bilangan Bertanda dengan Komplemen ke 2
1. Apabila bilangannya positif, magnitude dinyatakan dengan
biner aslinya dan bit tanda (0) diletakkan di depan MSB.
2. Apabila bilangannya negatif, magnitude dinyatakan dalam
bentuk komplemen ke 2 dan bit tanda (1) diletakkan di depan
MSB

0 1 0 1 1 0 1 Biner = + 45

Bit Tanda
Biner asli

1 0 1 0 0 1 1 Biner = - 45

Bit Tanda
Komplemen ke 2
Negasi

Operasi mengubah sebuah bilangan negatif menjadi


bilangan positif ekuivalennya, atau mengubah bilangan
positif menjadi bilangan negatif ekuivalennya.

Hal tersebut dilakukan dengan meng-komplemenkan ke


2 dari biner yang dikehendaki
Misal : negasi dari + 9 adalah – 9
+ 9 = 01001 Biner awal
- 9 = 10111 Negasi (Komplemen ke 2)
+ 9 = 01001 Di negasi lagi
Penjumlahan di Sistem Komplemen ke 2

Dua bilangan positif


Dilakukan secara langsung. Misal penjumlahan +9 dan +4

+9  0 1 0 0 1

+4  0 0 1 0 0

0 1 1 0 1

Bit tanda, ikut dalam operasi penjumlahan


Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih kecil

Misal penjumlahan +9 dan -4. Bilangan -4 diperoleh dari


komplemen ke dua dari +4

+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 1

Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)


Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih Besar

Misal penjumlahan -9 dan +4. Bilangan -9 diperoleh dari


komplemen ke dua dari +9
-9  1 0 1 1 1

+4  0 0 1 0 0

1 1 0 1 1

Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan


Dua Bilangan Negatif

Misal penjumlahan -9 dan -4. Bilangan -9 dan - 4 masing –


masing diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 dan -4

-9  1 0 1 1 1

-4  1 1 1 0 0

1 1 0 0 1 1

Bit tanda ikut dalam operasi penjumlahan

Carry diabaikan
Operasi Pengurangan
Aturan Umum
0–0=0
1–0=1
1–1=0
0 – 1 =1 , pinjam 1
Misal:
1 1 1 0
1 0 1 1
1 1 Pinjam
0 0 1 1 Hasil
Operasi Pengurangan

Operasi pengurangan melibatkan komplemen ke 2 pada


dasarnya melibatkan operasi penjumlahan tidak berbeda
dengan contoh – contoh operasi penjumlahan
sebelumnya.

Prosedur pengurangan
1. Negasikan pengurang.
2. Tambahkan pada yang dikurangi
3. Hasil penjumlahan merupakan selisih antara
pengurang dan yang dikurangi
Misal : +9 dikurangi +4
+9  01001
+4  00100 -

Operasi tersebut akan memberikan hasil yang sama dengan


operasi
+9  01001
-4  11100 +

+9  0 1 0 0 1
-4  1 1 1 0 0
1 0 0 1 0 1

Carry diabaikan, hasilnya adalah 00101 ( = +5)


ALJABAR BOOLEAN
1. Definisi dan Identitas Boolean
2. Bentuk Kanonik
 Minterm dan Maxnterm
 SOP dan POS
 Konversi
3. Aplikasi Boolean

Capaian Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn,
teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean.
Definisi Aljabar Boolean

• Misalkan terdapat
• Dua operator biner: + dan 
• Sebuah operator uner: ’  
• B : himpunan yang didefinisikan pada operator +, ,
dan ’0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.
• Tupel
(B, +, , ’)
• disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c  B
berlaku aksioma-aksioma atau postulat Huntington
berikut:
Postulat Huntington
1. Closure: (i) a + b  B
(ii) a  b  B
2. Identitas: (i) a + 0 = a
(ii) a  1 = a

3. Komutatif: (i) a + b = b + a
(ii) a  b = b . a

4. Distributif:(i) a  (i) (b + c) = (a  b) + (a  c)
(ii) a + (b  c) = (a + b)  (a + c)

5. Komplemen[1]: (i) a + a’ = 1
(ii) a  a’ = 0
Aljabar Boolean Dua-Nilai

Aljabar Boolean dua-nilai:


- B = {0, 1}
- operator biner, + dan 
- operator uner, ’
- Kaidah untuk operator biner dan operator uner:

A B AB A B A+B A B’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Perjanjian: A  B  AB
Hukum-hukum Aljabar Boolean
1. Hukum identitas: 2. Hukum idempoten:
(i) a + 0 = a (i) a + a = a
(ii) a  1 = a (ii) a  a = a

3. Hukum komplemen: 4. Hukum dominansi:


(i) a + a’ = 1 (i) a  0 = 0
(ii) aa’ = 0 (ii) a + 1 = 1

5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan:


(i) (a’)’ = a (i) a + ab = a
(ii) a(a + b) = a

7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:


(i) a + b = b + a (i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) ab = ba (ii) a (b c) = (a b) c

9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:


(i) a + (b c) = (a + b) (a + c) (i) (a + b)’ = a’b’
(ii) a (b + c) = a b + a c (ii) (ab)’ = a’ + b’

11. Hukum 0/1


(i) 0’ = 1
(ii) 1’ = 0
21
Fungsi Boolean
 Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan
dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya
sebagai
f : Bn  B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan
pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah
asal B.
Contoh:
• f(x) = x
• f(x, y) = x’y + xy’+ y’
• f(x, y) = x’ y’
• f(x, y) = (x + y)’
• f(x, y, z) = xyz’
BENTUK KANONIK
 Ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

Contoh: 1. f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz  SOP


Setiap suku (term) disebut minterm 
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)  POS 
Setiap suku (term) disebut maxterm

 Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap


Minterm Maxterm
x y z Suku Lambang Suku Lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x+y+z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x‘y z’ m2 x + y’+z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y’+z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’+ y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x’+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’+ y’+ z M6
1 1 1 xyz m7 x’+ y’+ z’ M7

Kesimpulan: mj’ = Mj
Contoh: Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + y’z dalam
bentuk kanonik SOP dan POS.
Penyelesaian:
(a) SOP
x = x(y + y’)
= xy + xy’
= xy (z + z’) + xy’(z + z’)
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’
y’z = y’z (x + x’)
= xy’z + x’y’z
Jadi f(x, y, z) = x + y’z
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z
= x’y’z + xy’z’ + xy’z + xyz’ + xyz

atau f(x, y, z) = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 =  (1,4,5,6,7)


(b) POS
f(x, y, z) = x + y’z
= (x + y’)(x + z)
x + y’ = x + y’ + zz’
= (x + y’ + z)(x + y’ + z’)
x + z = x + z + yy’
= (x + y + z)(x + y’ + z)

Jadi,
f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)

atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)


Konversi Antar Bentuk Kanonik
Misalkan: f(x, y, z) =  (1, 3, 5, 6)
dan f ’adalah fungsi komplemen dari f,
f ’(x, y, z) =  (0, 2, 4, 7) = m0+ m2 + m4+ m7

Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat


memperoleh fungsi f dalam bentuk POS:
f ’(x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3)’
= m0’ . m2’ . m3’
= (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’
= (x + y + z) (x + y’ + z) (x + y’ + z’)
= M0 M2 M3
=  (0,2,3)
Jadi, f(x, y, z) =  (1, 4, 5, 6, 7) =  (0,2,3).
Aplikasi Aljabar Boolean
1. Jaringan Pensaklaran (Switching Network)

Saklar: objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup.

Tiga bentuk gerbang paling sederhana:

1. a x b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka  x

2. a x y b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka  xy

3. a x
c
b y

Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka  x + y


Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:

1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND


Lampu

A B


Sumber tegangan

2. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR


A
Lampu


Sumber Tegangan
LATIHAN 2
1. 0,827 = (…..)2 dan (……)8 dan 0,1012 = …….. desimal.
2. 10010012 – 11010102 = ……..
3. 101012 – 8B16 = ……..
4. Hitung hasil operasi aritmatika pada bilangan biner berikut :
a) 1010 + 1101 c ) 1101 – 0010
b) 11011 + 01110 d) 11010 – 10010
5. Tentukanlah Komplemen 1 dan Komplemen 2 dari bilangan
desimal berikut :
a. 27 b. 36 c. 71 d. 90
6. Diketahui fungsi Boolean f(x, y, z) = xy’ z, nyatakan h dalam
tabel kebenaran.
7. Selesaikan fungsi f(x, y, z) = x(y’z’ + yz) dengan Teorema De
Morgan.
8. Buktikan distributif: a  (b + c) = (a  b) + (a  c)
melalui tabel kebenaran:
a b c b+c a  (b + c) ab ac (a  b) + (a  c)
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

9. Apa yang dimaksud degan bita tanda, MSB, LSB,


Komplemen 1 (K1) dan komplemen 2 (K2)?
10. Sederhanakan identitas berikut:
a). Y = AC’ + AB’C’ c). Y= (A+B) (A+C)
b). Y=AD’ + A’BD d). Y=(A+B)(A’+B)

11. Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk


kanonik SOP dan POS.
x y z f(x, y, z) 12. Carilah bentuk kanonik
0 0 0 0
0 0 1 1
SOP dan POS dari
0 1 0 0 f(x, y, z) = z’ + yz + xy’z
0 1 1 0 13. Nyatakan dalam bentuk
1 0 0 1
1 0 1 0 kanonik (SOP & POS)
1 1 0 0 f(x, y, z)=  (0, 2, 5, 7) dan
1 1 1 1 g(w, x, y, z) = (1, 2, 4, 8, 15)

Anda mungkin juga menyukai