Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK DIGITAL

Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

LOGO
PURWOKERTO
Tujuan Perkuliahan

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang :

• Latar Belakang dan Hukum Aljabar Boolean


• Fungsi Boolean
• Bentuk Kanonik SOP dan POS
Agenda

Chapter 1 – Aljabar Boolean


1. Pendahuluan Aljabar Boolean
2. Hukum Aljabar Boolean
3. Penyederhanaan Dengan Aljabar Boolean

Chapter 2 – Fungsi Kanonik


History Aljabar Boolean

Cabang
Aljabar George
matemati
Boolean Boole
ka

• George Boole memaparkan aturan-aturan dasar logika


(dikenal dengan Logika Boolean)

• Tahun 1938, Claude Shannon memperlihatkan


penggunaan Aljabar Boolean untuk merancang
rangkaian sirkuit yang menerima masukan 0 dan 1

1854
• Aljabar Boolean digunakan secara luas dalam
perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital
dan rangkaian IC komputer
Postulat Boolean

Dalam mengembangkan sistem Aljabar Boolean perlu memulainya dengan


asumsi – asumsi yakni Postulat Boolean dan Teorema Aljabar Boolean.

0.0=0
A
0.1=0 di turunkan dari fungsi AND. Z
B
1.0=0
1.1=1

0+0=0
0+1=1 di turunkan dari fungsi OR.
A
Z
1+0=1 B
1+1=1

0 =1
di turunkan dari fungsi NOT. A Z
1 =0
Prinsip Dualitas

Dalil Aljabar Boolean dan Prinsip Dualitas


• Aljabar Boolean menggunakan aturan-aturan yang diturunkan dari asumsi
dasar (aksioma/dalil/postulat).

1x. 0.0=0 1y. 1+1=1


2x. 1.1=1 2y. 0+0=0
3x. 0.1=1.0=0 3y. 1+0=0+1=1
4x. Jika a = 0 , maka a’ = 1 4y. Jika a = 1 , maka a’ = 0

• Dalil dituliskan berpasangan  untuk menunjukkan prinsip dualitas.


- Jika diberikan sebarang ekspresi logika, dual dari ekspresi tersebut dapat
dibentuk dengan mengganti semua (+) dengan (.) atau sebaliknya, serta
mengganti 0 dengan 1 atau sebaliknya.
- Dalil (y) merupakan dual dari dalil (x) dan sebaliknya

- Dual dari pernyataan benar adalah juga benar


Hukum Aljabar Boolean (1)

Berikut ini adalah hukum-hukum aljabar boolean :


1. Hukum identitas: 7. Hukum komutatif:
(i). a + 0 = a (i). a + b = b + a
(ii). a  1 = a (ii). a . b = b . a
2. Hukum idempoten: 8. Hukum asosiatif:
(i). a + a = a (i). a + (b + c) = (a + b) + c
(ii). a  a = a (ii). a . (b . c) = (a . b) . c
3. Hukum komplemen: 9. Hukum distributif:
(i). a + a’ = 1 (i). a + (b . c) = (a + b) . (a + c)
(ii). a . a’ = 0 (ii). a . (b + c) = a . b + a . c
4. Hukum dominansi: 10. Hukum De Morgan:
(i). a . 0 = 0 (i). (a + b)’ = a’ . b’
(ii). a + 1 = 1 (ii). (a . b)’ = a’ + b’
5. Hukum involusi: 11. Hukum 0/1
(i). (a’)’ = a (i). 0’ = 1
6. Hukum penyerapan: (ii). 1’ = 0
(i) a + a . b = a  a + a . b’ = a 12. Penggabungan
(ii) a . (a + b) = a (i). a . b + a . b’ = a
(ii). ( a + b ) . ( a + b’ ) = a
Hukum Aljabar Boolean (2)

Pembuktian Hukum 6.(i) dengan cara induksi adalah sbb :


• Tabel kebenaran untuk a + a . b = a

a b a.b a+a.b
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 1
1 1 1 1

Dari tabel diatas nila a + a . b = a


Hukum Aljabar Boolean (3)

Contoh Kasus :

Sederhanakan : a . ( a . b + c )

Penyelesaian :

a.(a.b+c)
=a.a.b+a.c (Distributif)
=a.b+a.c (Idempoten)
=a.(b+c) (Distributif)
Aljabar Boolean (1)

Pembuktian hukum aljabar boolean dengan perhitungan aljabar :

Buktikan bahwa : (i) a + a’ . b = a + b


(ii) a . (a’ + b) = a . b

Penyelesaian :

(i) a + a’ . b
= (a + a . b) + a’ . b (Penyerapan)
= a + (a . b + a’ . b) (Asosiatif)
= a + (a + a’) . b (Distributif)
=a+1.b (Komplemen)
=a+b (Identitas)

(ii) adalah dual dari (i)


Aljabar Boolean (2)

Pembuktian hukum aljabar boolean dengan induksi :

Buktikan Bahwa : a + a’ . b = a + b

a b a’ . b a + a’ . b a +b
0 0 0 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 1 1
Aljabar Boolean (3)

Penyederhanaan Rangkaian dengan Aljabar


Suatu fungsi logika dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk ekspresi yang
ekivalen
• Misalnya ada 2 aljabar : (i). a’ . b’ + a’ . b + a . b
(ii). a’ + b
(i) dan (ii) adalah ekivalen secara fungsional
• Proses optimasi memilih salah satu dari beberapa rangkaian ekivalen untuk
memenuhi constraint nonfungsional (area, cost)

• a’ . b’ + a’ . b + a . b a
b

atau
• a’ . b’ + a’ . b + a’ . b + a . b
(replikasi term2 )
a’ . ( b’ + b ) + ( a’ + a ) . b
(distributif)
a’ . 1 + 1. b
(komplemen) a
a’ + b b
Latihan Soal

• Sederhanakan persamaan logika berikut ini dan gambarkan


rangkaian hasil penyerdehanaannya :
1. z = (a’ + b) . (a + b)

2. z = (a . b’ . (a + c))’ + a’ . b . (a + b’ + c’)’

• Sederhanakan rangkaian berikut ini dan buktikan dengan tabel kebenaran :


3.

4.
Agenda

Chapter 1 – Aljabar Boolean

Chapter 2 – Fungsi Kanonik


1. Definisi Fungsi Boolean
2. Bentuk Kanonik SOP
3. Bentuk Kanonik POS
Fungsi Boolean (1)

Definisi Fungsi Boolean


Persamaan (ekspresi ) aljabar yang dibentuk dari variabel
Variabel biner, operator biner ( OR dan AND ), Operator Unary ( NOT ), Dan Tanda
sama dengan ( = )

Contoh :

F = a . b’ . c Keterangan :
F = Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (2)

Lateral Dan Term


• Lateral : menyatakan input – input sebuah gerbang logika
• Term : menyatakan operasi yang dilakukan dalam sebuah gerbang

Contoh :
F = a . b . c’ + a’ . d . e

Keterangan :
• Persamaan Boolean di atas mempunyai 5 input (ada 5 lateral : a, b, c,d dan e)
• Ada 5 term :
- AND untuk a . b . c’
- AND untuk a’ . d . e
- NOT untuk c
- NOT untuk a
- OR untuk f
berarti ada 5 gerbang yang diperlukan
Bentuk Kanonik SOP (1)

Minterm
• Untuk sebuah fungsi dengan n buah variabel f(a1 ,a2, a3... an)
- Sebuah minterm dari f adalah satu term perkalian dari n variabel yang
ditampilkan sekali, baik dalam bentuk tidak diinverskan maupun
diinverskan
- Jika diberikan satu baris dalam tabel kebenaran, minterm dibentuk dengan
memasukkan variabel ai jika ai = 1 atau ai’ jika ai = 0
- Notasi mj merupakan minterm dari baris nomor j di tabel kebenaran.
Contoh:
- Baris 1 ( j = 0 ), a1 = 0, a2 = 0, a3 = 0
minterm : mo = a1‘. a2‘. a3‘
- Baris 2 ( j = 1 ), a1 = 0, a2 = 0, a3 = 1
minterm : m1 = a1‘. a2‘. a3
Bentuk Kanonik SOP (2)

Minterm dan Bentuk Kanonik SOP


• Tiap baris dari tabel kebenaran Baris Minterm
a1 a2 a3 f
membentuk satu buah minterm i mj

• Fungsi f dapat 0 0 0 0 a1’. a2’. a3’ 0


dinyatakan dengan 1 0 0 1 a1’. a2’. a3 1
ekspresi
2 0 1 0 a1’. a2. a3’ 0
penjumlahan dari
semua minterm di 3 0 1 1 a1’. a2. a3 0
mana tiap minterm 4 1 0 0 a1 . a2’. a3’ 1
di-AND-kan dengan 5 1 0 1 a1 . a2’. a3 1
nilai f yang 6 1 1 0 a1 . a 2 . a 3 ’ 1
bersesuaian
7 1 1 1 a1 . a 2 . a 3 0

• Contoh  diberikan nilai f seperti tabel di atas, bentuk kanonik SOP :

f = m0 . 0 + m 1 . 1 + m 2 . 2 + m 3 . 3 + m 4 . 4 + m 5 . 5 + m 6 . 6 + m 7 . 7
= m1 + m4 + m5 + m6
= a1’. a2’. a3 + a1 . a2’. a3’ + a1 . a2’. a3 + a1 . a2 . a3’
Bentuk Kanonik SOP (3)

Notasi SOP
• Persamaan SOP dapat dinyatakan dalam notasi m

f = m1 + m4 + m5 + m6
= a1’. a2’. a3 + a1 . a2’. a3’ + a1 . a2’. a3 + a1 . a2 . a3’

1 4 5 6
• Notasi Persamaan SOP : f = Σ m ( 1; 4; 5; 6)
• Implementasi :

- Ekspresi fungsi f tersebut secara fungsional benar dan unik


- Namun, mungkin tidak menghasilkan implementasi yang paling sederhana
Bentuk Kanonik POS (1)

Prinsip Duality SOP - POS


• Jika suatu fungsi f dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran, maka ekspresi
untuk f dapat diperoleh (disintesis) dengan cara :

1. Melihat semua baris dalam tabel dimana f=1


2. Melihat semua baris dalam tabel dimana f=0

• Pendekatan (1) menggunakan minterm


• Pendekatan (2) menggunakan komplemen dari minterm, disebut maxterm
Bentuk Kanonik POS (2)

Penjelasan Dualitas SOP - POS


• Jika fungsi f dinyatakan dalam tabel kebenaran, maka fungsi inversnya f’ ,
dapat dinyatakan dengan penjumlahan minterm dengan f’ = 1, yaitu di baris
di mana f = 0
f’ = m0 + m2 + m3 + m7
= a1’. a2’. a3’ + a1’ . a2 . a3’ + a1’ . a2 . a3 + a1 . a2 . a3

• Fungsi f dapat dinyatakan

f = ( m0 + m2 + m3 + m7 )’
= ( a1’. a2’. a3’ + a1’ . a2 . a3’ + a1’ . a2 . a3 + a1 . a2 . a3 )’
= ( a1’. a2’. a3’ )’ . ( a1’ . a2 . a3’ )’ . ( a1’ . a2 . a3 )’ . ( a1 . a2 . a3 )’
= ( a1 + a2 + a3 ) . ( a1 + a2’ + a3 ) . ( a1 + a2’ + a3’ ) . ( a1’ + a2’ + a3’ )

• Meletakkan dasar untuk menyatakan fungsi sebagai bentuk perkalian semua


term perjumlahan, maxterm
Bentuk Kanonik POS (3)

Maxterm
• Untuk sebuah fungsi dengan n buah variabel f(a1 ,a2, a3... an)
- Sebuah maxterm dari f adalah satu term penjumlahan dari n variabel
yang ditampilkan sekali, baik dalam bentuk tidak diinverskan maupun
diinverskan
- Jika diberikan satu baris dalam tabel kebenaran, maxterm dibentuk dengan
memasukkan variabel ai jika ai = 0 atau ai’ jika ai = 1
- Notasi Mj (dengan huruf besar) merupakan maxterm dari baris nomor j di
tabel kebenaran. Contoh:
- Baris 1 ( j = 0 ), a1 = 0, a2 = 0, a3 = 0
minterm : Mo = a1 + a2 + a3
- Baris 2 ( j = 1 ), a1 = 0, a2 = 0, a3 = 1
minterm : M1 = a1 + a2 + a3‘
Bentuk Kanonik POS (4)

Maxterm dan Bentuk Kanonik POS


• Tiap baris dari tabel kebenaran Baris Maxterm
a1 a2 a3 f
membentuk satu buah maxterm i Mj

• Fungsi f dapat 0 0 0 0 a1 + a 2 + a 3 0
dinyatakan dengan 1 0 0 1 a1 + a2 + a3’ 1
ekspresi perkalian
2 0 1 0 a1 + a2’+ a3 0
dari semua maxterm
di mana tiap 3 0 1 1 a1 + a 2 ’ + a 3 ’ 0
minterm di-OR-kan 4 1 0 0 a1’ + a2 + a3 1
dengan nilai f yang 5 1 0 1 a1 ’ + a 2 + a 3 ’ 1
bersesuaian 6 1 1 0 a1’ + a2’ + a3 1
7 1 1 1 a1’ + a2’ + a3’ 0

• Contoh  diberikan nilai f seperti tabel di atas, bentuk kanonik SOP :

f = m0 . 0 . m1 . 1 . m2 . 2 . m3 . 3 . m4 . 4 . m5 . 5 . m6 . 6 . m7 . 7
= m0 . m2 . m3 . m7
= ( a1 + a2 + a3 ) . ( a1 + a2’+ a3 ) . ( a1 + a2’ + a3’ ) . (a1’ + a2’ + a3’)
Bentuk Kanonik POS (5)

Notasi POS
• Persamaan POS dapat dinyatakan dalam notasi M

f = m0 + m2 + m3 + m7
= ( a1 + a2 + a3 ) . ( a1 + a2’+ a3 ) . ( a1 + a2’ + a3’ ) . (a1’ + a2’ + a3’)

0 2 3 7

• Notasi Persamaan POS : f = Π M ( 0; 2; 3; 7)

• Persamaan berikut benar untuk fungsi f(a1, a2, a3) di atas :

Σ m ( 1; 4; 5; 6) = Π M ( 0; 2; 3; 7)
a1’. a2’. a3 + a1 . a2’. a3’ + a1 . a2’. a3 + a1 . a2 . a3’ = ( a1 + a2 + a3 ) . ( a1 + a2’+
a3 ) . ( a1 + a2’ + a3’ ) . (a1’ + a2’ + a3’)
Konversi Bentuk SOP dan POS

• Jika suatu fungsi f diberikan dalam bentuk Σ m atau Π M ,maka dengan


mudah dapat dicari fungsi f atau f’ dalam bentuk Σ m atau Π M
Contoh Kasus

• Operasi penyederhanaan adalah mengurangi minterm atau maxterm di


ekspresi
- SOP : menggunakan hukum penggabungan 12 (i)  a . b + a . b’ = a
- POS : menggunakan hukum penggabungan 12 (ii)  ( a + b ) . ( a + b’ ) = a

• Beberapa minterm atau maxterm dapat digabungkan menggunakan hukum


12 (i) atau 12 (ii) jika berbeda hanya di satu variabel saja

f = a1’. a2’. a3 + a1 . a2’. a3’ + a1 . a2’. a3 + a1 . a2 . a3’


- m1 dan m5 berbeda di a1, dan m4 dan m6 berbeda di a2

Contoh : ....................................

f = ( a1 + a2 + a3 ) . ( a1 + a2’+ a3 ) . ( a1 + a2’ + a3’ ) . (a1’ + a2’ + a3’)


- m0 dan m2 berbeda di a2, dan m3 dan m7 berbeda di a1
Contoh : ....................................
Latihan Soal

1. Diketahui : f = Σm (1,3,5,7,11)
Ditanya :
Tuliskan persamaan boolean dari f dengan bentuk minterm dan susun tabel
kebenarannya ?

2. Gambarkan rangkaian logika dari fungsi boolean f = Σm (3,5,6,7)

3. Diketahui output Y seperti dalam tabel


Tentukan fungsi logika dari Y (minterm), sederhanakan fungsi logika
tersebut dan gambarkan rangkaian logika !
Penutup Perkuliahan

Mahasiswa telah dapat memahami dan menjelaskan


tentang :

• Latar Belakang Aljabar Boolean


History, Postulat, Dan Prinsip Dualits
• Hukum Aljabar Boolean
Hukum-Hukum Aljabar Boolean, Penyederhanaan Rangkaian
Denga Aljabar
• Bentuk Kanonik SOP dan POS
Minterm, Maxterm, Konversi Bentuk SOP dan POS
Thank You

Dadiek Pranindito ST. MT.


dadiek@st3telkom.ac.id
LOGO
dadiekpranindito@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai