Anda di halaman 1dari 6

SISTIM BILANGAN

1. SISTIM BILANGAN DESIMAL

Sistim bilangan ini merupakan sistim bilangan yang umum digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak angka yang digunakan dalam sistim bilangan ini adalah 10
yang disebut basis atau radik ( r = 10 ). Angka-angka yang digunakan adalah :
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Suatu bilangan dalam sistim bilangan desimal ditulis sbb :
( 150 ) 10 ; ( 125 ) 10 , ( 250 ) 10 artinya : bahwa nilai 150, 125, 250 masing-masing
dalam sistim bilangan desimal. Indek 10 merupakan basis sistim bilangan desimal.

2. SISTIM BILANGAN OKTAL

Oktal berarti delapan. Banyak angka yang digunakan dalam sistim bilangan ini
adalah 8 ( r = 8 ). Angka-angka yang digunakan dalam sistim bilangan ini adalah :
0,1,2,3,4,5,6,7.
Suatu bilangan dalam sistim bilangan oktal ditulis sbb : ( 150 ) 8, ( 125 ) 8 , ( 250 ) 8,
artinya bahwa nilai 150, 125, 250, masing-masing dalam sistim bilangan oktal.
Setiap sistim bilangan dibatasi oleh basis atau radiknya, oleh karenanya nilai ( 10 ) 8
tidak sama dengan nilai ( 10 ) 10.
Untuk dapat mencari nilai desimal dari suatu sistim bilangan kita tinjau kembali bilangan
desimal sbb :
Bilangan desimal 156 ditulis ( 156 ) 10 mempunyai bobot :
6 = menunjukkan nilai satuan yang merupakan digit/angka dengan bobot terkecil
( LSD = Least significant Digit).
5 = menunjukkan nilai puluhan ( = 50 )
1 = menunjukkan nilai ratusan ( = 100 ). Angka ini terletak paling kiri, dan
merupakan digit dengan bobot terbesar ( MSD = Most Significant Digit ).
Sehingga nilai ( 156 ) 10 = 6 + 50 + 100
Jika dikalikan dengan basis bilangannya , maka :
( 156 ) 10 = 6 x 10 0 + 5 x 10 1 + 1 x 10 2
Bila digit-digit persamaan diganti sbb :
d0 = digit paling kanan
d1 = digit pertama dari LSD
d2 = digit kedua dari LSD
r = basis / radik
maka persamaan di atas dapat ditulis :

( N ) r = d 0 x r 0 + d1 x r 1 + d 2 x r 2
Ketentuan di atas berlaku secara umum untuk mencari nilai desimal dari suatu sistim
bilangan dengan basis lain dan berlaku untuk bilangan yang bulat.
Contoh :

Carilah nilai desimal dari : ( 256 ) 8.


Jawab : ( 256 ) 8 = 6 x 8 9 + 5 x 8 1 + 2 x 8 2
= 6 x 1 + 5 x 8 + 2 x 64
= 6 + 40 + 128
Maka : ( 256 ) 8 = ( 174 ) 10
Untuk mengubah bilangan desimal ke oktal dapat dilakukan dengan cara yaitu :
Membagi bilangan desimal dengan radik bilangan oktal secara terus menerus sampai hasil
baginya habis . Sisa setiap pembagian merupakan digit bilangan oktal. Sisa pembagian
yang pertama merupakan LSD, sedang sisa pembagian yang terakhir merupakan MSD.
Contoh :

1. Ubahlah : ( 174 ) 10 kedalam bilangan oktal.


Jawab : 174 : 8 = 21 sisa 6 ( LSD )
21 : 8 = 2 sisa 5
2 : 8 = 0 sisa 2 ( MSD )
Maka : ( 174 ) 10 = ( 256 ) 8
2. Konversikan sistim bilangan sbb : ( 687 ) 10 = (..........)8
Jawab : 687 : 8 = 85 sisa 7 ( LSD )
85 : 8 = 10 sisa 5
10 : 8 = 1 sisa 2
1 : 8 = 0 sisa 1 ( MSD )
Maka : ( 687 ) 10 = ( 1257 ) 8
3. SISTIM BILANGAN HEKSA DESIMAL.

Banyak angka yang digunakan dalam sistim bilangan desimal adalah 16(basis =16).
Angka / digit dalam bilangan heksa desimal adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,D,E,F. Setiap
huruf mempunyai bobot sbb :
A = ( 10 ) 10 C = ( 12 ) 10 E = ( 14 ) 10
B = ( 11 ) 10 D = ( 13 ) 10 F = ( 15 ) 10
Suatu bilangan dalam sistim heksa desimal ditulis sbb :
( 125 )16 , ( 1A2B ) 16 , ( 2AF ) 16. Indek 16 merupakan basis bilangan heksa desimal
Untuk mengubah bilangan heksa desimal kedalam bilangan desimal dapat di
laksanakan dengan menggunakan ketentuan umum bobot bilangan seperti di atas.
Contoh :

1. Carilah nilai desimal dari ( 125 ) 16


Jawab : ( 125 ) 16 = 5 x 16 0 + 2 x 16 1 + 1 x 16 2
= 5 x 1 + 2 x 16 + 1 x 256
= 5 + 32 + 256
( 125 ) 16 = ( 293 ) 10

2. Konversikan kedalam bilangan decimal : ( 2AF ) 16

Jawab : ( 2AF ) 16 = F x 16 0 + A x 16 1 + 2 x 16 2
= 15 x 1 + 10 x 16 + 2 x 256
= 15 + 160 + 512
( 2AF ) 16 = ( 687 )10

Sebaliknya untuk mengubah bilangan decimal kedalam bilangan heksa decimal


dapat dilakukan dengan cara di atas yaitu :
Pembagian secara terus menerus bilangan desimal tsb dengan radik bilangan heksa
desimal.

Contoh :
1. Ubahlah kedalam bilangan heksa desimal nilai ( 293 ) 10
Jawab : 293 : 16 = 18 sisa 5 ( LSD )
18 : 16 = 1 sisa 2
1 : 16 = 0 sisa 1 ( MSD )
Maka : ( 293 ) 10 = ( 125 ) 16

2. Konversikan kedalam bilangan heksa desimal nilai : ( 687 ) 10

Jawab : 687 : 16 = 42 sisa 15 = ( F ) 16 ( LSD )


42 : 16 = 2 sisa 10 = ( A ) 16
2 : 16 = 0 sisa 2 ( MSD )
Maka : ( 687 ) 10 = ( 2AF ) 16

4. SISTIM BILANGAN BINER.

Banyak digit / angka yang digunakan adalah 2 ( basis = 2 ). Digit/angkanya adalah :


0 dan 1. Dengan menyusun 0 dan 1 sesuai kaidah yang berlaku kita dapat berhitung seperti
bilangan desimal biasa. Keuntungan sistim biner adalah lebih mudah diwujudkan oleh
besaran
listrik yaitu tegangan, sehingga kita dengan mudah dapat mengetahui nilai elektris nya,
bahkan kata-kata yang berupa perintah atau informasi setelah disandi ke sistim biner. Hal
ini dipergunakan pada peralatan logika.
Untuk mengubah nilai biner ke desimal dapat dilakukan dengan cara yang sama
seperti mengubah bilangan oktal ke desimal, hanya mengganti radik bilangannya = 2.
Contoh :
Carilah nilai desimal dari : ( 100011 )2

Jawab : ( 100011 ) 2 = 1 x 20 + 1 x 2 1 + 0 x 2 2 + 0 x 2 3 + 0 x 2 4 + 1 x 2 5
= 1 x 1 + 1 x 2 + 0 x 4 + 0 x 8 + 0 x 16 + 1 x 32
= 1 + 2 + 0 + 0 + 0 + 32
( 100011 ) 2 = ( 35 ) 10

Sebaliknya untuk mengubah bilangan decimal ke biner dapat dilakukan sama


seperti mengubah bilangan decimal ke octal .
Contoh :

Tulis dalam bentuk biner nilai ( 35 ) 10


Jawab : 35 : 2 = 17 sisa 1 ( LSD )
17 : 2 = 8 sisa 1
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1 ( MSD )
Maka : ( 35 ) 10 = ( 100011 ) 2

Mengubah bilangan biner dengan cara di atas, memerlukan waktu panjang dan
tempat. Cara lain yang lebih mudah dan singkat adalah :
1.Membuat tabel bobot bilangan sbb :
No Bit dst 8 7 6 5 4 3 2 1
Bobot Bil dst 27 26 25 24 23 22 21 20
= 128 = 64 = 32 = 16 =8 =4 =2 =1

2.Menguraikan bilangan desimal tsb sesuai dengan tabel secara berurutan yang
dimulai dari nilai terbesar.
3.Mengganti bobot bilangan yang terurai dengan logic 1 dan diletakkan sesuai
nomer bitnya, sedangkan bobot bilangan yang tidak terurai diganti dengan logic 0
Contoh :
1. ( 75 )10 = ( .........) 2

Jawab : 75 = 64 + 11
= 64 + 8 + 3
= 64 + 8 + 2 + 1
Maka : ( 75 ) 10 = ( 1001011 ) 2

2. ( 125 ) 10 = ( ..........) 2

Jawab : 45 = 32 + 13
= 32 + 8 +5
= 32 + 8 + 4 + 1
Maka : ( 45 ) 10 = ( 101101 ) 2
Untuk mengubah suatu sistim bilangan ke sistim bilangan lain selain bilangan
desimal dilakukan dengan mengubah terlebih dahulu ke dalam bilangan desimal kemudian
diubah ke bilangan yang dikehendaki.
Contoh :
( 10011 )2 = ( ........ ) 8

Jawab : ( 10011 ) 2 = 1x20+1x21 +0x22+0x23+1x24


= 1 x 1 + 1 x 2 + 0 x 4 + 0 x 8 + 1 x 16
= 1 + 2 + 16
Maka : ( 10011 ) 2 = ( 19 ) 10 = ( ….. ) 8

( 19 ) 10 = 19 : 8 = 2 sisa 3
2 : 8 = 0 sisa 2
( 19 ) 10 = ( 23 ) 8

Jadi : ( 10011 ) 2 = ( 23 ) 8

TUGAS
Pelajari materi di atas kemudian kerjakan soal di bawah ini dalam selembar kertas dan
dikumpul pada saat pertemuan belajar di kelas.

Konversikan bilangan sbb :


1. ( 1101101 ) 2 = ( ..............) 10
2. ( 545 ) 8 = ( ................) 10
3. ( 28E ) 16 = ( ................) 10
4. ( 110011101 ) 2 = ( ...................) 8 tanpa melalui desimal
5. ( 110001011010 ) 2 = ( ..........) 16 tanpa melalui desimal
6. ( 255 ) 10 = (...........)2 , dengan menggunakan tabel bobot bilangan
7. ( 527 ) 10 = ( .......) 8
8. ( 1250 ) 10 = (.............)16
9. ( 375 ) 8 = ( ...............) 2 tanpa melalui desimal
10. ( 1BC ) 16 = ( .................) 2 tanpa melalui desimal

Anda mungkin juga menyukai