Anda di halaman 1dari 18

Teknologi Digital

Teknologi digital adalah suatu alat yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara manual,
tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi atau format yang
dapat dibaca oleh komputer. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah sistem penghitung sangat
cepat yang memproses semua bentuk-bentuk informasi sebagai nilai-nilai numerik (kode digital).
Sedangkan, teknologi komunikasi digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik
komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan
biner akan membentuk kode digital (1 dan 0 berdasarkan adanya arus listrik atau tidak yang
diatur oleh transistor). Kode digital tersebut nantinya akan diolah oleh komputer. Contohnya
gambar kamera video yang telah diubah dari gelombang cahaya menjadi menjadi bentuk digital
dalam bentuk pixel.
Perbedaan Teknologi Digital dan Analog
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, teknologi digital merupakan sistem penghitung
sangat cepat dengan memproses informasi berupa kode digital atau nilai-nilai numerik (angka).
Sebelum diproses, diperlokan sensor yang mengubah informasi-informasi nyata menjadi kode
digital (contohnya adalah kamera digital). Kode digital yang dikirim sensor barulah akan diolah
oleh komputer (mikroprosessor) yang dimana di setiap alat digital pasti ada. Dari hasil
pengolahan data digital tersebut, informasi akan ditampilkan pada layar.
Teknologi analog pada dasarnya hanyalah alat yang sederhana dengan program tertentu yang
sudah diatur dengan pengaturan tertentu, seperti komputer analog. Komputer analog pada
dasarnya merupakan alat ukur dan biasanya digunakan pada mesin-mesin untuk memberikan
sebuah informasi dan kendali otomatis. Kelemahan dari teknologi analog adalah tidak dapat
mengukur dengan teliti dan membutuhkan waktu yang lama untuk memproses informasi.
Contoh teknologi analog adalah telepon biasa (buka ponsel pintar/ smartphone), sedangkan
teknologi digitalnya berupa telepon yang menggunakan sinyal internet.
Teknologi analog dapat dikatakan pula merupakan teknologi peralihan dari teknologi mekanis ke
teknologi digital dimana teknologi mekanis lebih mengedepankan sistim-sistim mekanis atau
manual. Pada teknologi mekanis, tidak diperlukan komputer atau mikroprosessor untuk mengatur
dan mengoperasikannya karena sudah memiliki sistem mekanikal yang terstruktur. Kelemahan
sistem mekanis ini adalah pengaturannya terbatas dan terdiri dari banyak bagian-bagian mekanik
yang memerlukan perawatan khusus.
Perkembangan Teknologi Digital
Perkembangan teknologi digital membuka era digital dan secara garis besar dapat dilihat pada 3
hal berikut.
Lahirnya komputer pada tahun 1940 dan perkembangannya sejak saat itu
Lahirnya internet atau World Wide Web (WWW) pada tahun 1989
Lahirnya situs jejaring sosial (social media) pada tahun 1997 dan maraknya penggunaannya
sejak tahun 2000-an
Kelebihan Teknologi Digital
Setiap jenis teknologi memiliki kelebihannya masing-masing, berikut ini beberapa kelebihan
teknologi digital:
Data yang dikirimkan dari satu tempat ke tempat lain tidak terpengaruh cuaca buruk dan noise
karena data yang ditransmisikan dalam bentuk sinyal digital.
Berbagai tipe sistem komunikasi tersedia dan dapat digunakan.
Biaya perawatan lebih rendah karena lebih praktis dan stabil.
Kekurangan Teknologi Digital
Selain memiliki keunggulan, setiap jenis teknologi memiliki efek samping yang ditimbulkan,
berikut ini beberapa kekurangan teknologi digital:
Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat mengubah sinyal analog ke digital (digitalisasi).
Kemungkinan tercurinya data digital yang penting seperti nomor rekening, data pekerjaan, dll
oleh hacker ataupun virus.
Membuat ketergantungan yang berlebihan pada penggunanya, yang dapat menghambat
kemampuan empati dan sosial secara nyata.

Sistem Bilangan Digital dan Konversi Bilangan


Pengertian

Sistem Digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai atau besaran yang
bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrit berupa digit digit atau angka angka
.Biasanya sebelum mempelajari lebih dalam tentang sistem digital pertama pasti kita akan
mempelajari yang namanya Sistem Bilangan. Sistem bilangan memiliki 4 macam yaitu Biner 0
dan 1), Oktal (0 sd 7), Desimal (0 sd 9), HexaDesimal (0 sd 15).

1. Biner
Biner merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis dua dan hanya mempunyai 2 buah simbol
yaitu 0 dan 1. istem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad
ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dalam
penulisan biasanya ditulis seperti berikut (101001)2, (1001)2, (1010)2, dll.
2. Oktal
Oktal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis delapan dan memiliki 8 simbol yang
berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7). Dalam penulisan biasanya ditulis seperti berikut (2307)8, (2355)8,
(102)8, dll.

3. Desimal
Desimal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis sepuluh dan memiliki 10 simbol yang
berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9). Desimal merupakan sistim bilangan yang biasa digunakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari.

4. HexaDesimal
HexaDesimal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis 16 dan memiliki 16 simbol yang
berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F). Dalam penulisan biasanya ditulis seperti berikut
(2D86)16, (12DA)16, (FA)16, dll.

Konversi Bilangan

Konversi Bilangan digunakan untuk mengubah suatu bilangan dari suatu sistim bilangan menjadi
bilangan dalam sistim bilangan yang lain.

1. Biner
a. Biner ke Desimal
Cara mengubah bilangan Biner menjadi bilangan Desimal dengan mengalikan 2 n dimana n
merupakan posisi bilangan yang dimulai dari angka 0 dan dihitung dari belakang.
Contoh : (110001)2 diubah menjadi bilangan Desimal

(110001)2= ( 1 x 25 ) + ( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 ) + ( 0 x 22 ) + ( 0 x 21) + ( 1 x 20 )
= 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1
= 49
Jadi, 110012 = 49

b. Biner ke Oktal
Cara mengubah bilangan Biner menjadi bilangan Oktal dengan mengambil 3 digit bilangan dari
kanan.
Contoh : (11110011001)2 diubah menjadi bilangan Oktal menjadi
(011 110 011 001)
= (011)2 = 21 + 20 = (3)8
= (110)2 = 22 + 21 = (6)8
= (011)2 = 21 + 20 = (3)8
= (001)2 = 20 =(1)8
Jadi, (11110011001)2 = (363)18

c. Biner ke HexaDesimal
Cara mengubah Biner menjadi bilangan HexaDesimal dengan mengambil 4 digit bilangan dari
kanan .
Contoh: (0100111101011100)2 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
(0100 1111 0101 1100)
= (0100)2 = 22 = (4)16
= (1111)2 = 23 + 22 + 21 + 20 = 15 = (F)16
= (0101)2 = 22 + 20 = (5)16
= (1100)2 = 23 + 22 = 12 = (C)16
Jadi, (0100111101011100)2 = (4F5C)16

2. Oktal
a. Oktal ke Biner
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi Biner dengan menjadikan satu persatu angka bilangan
Oktal menjadi bilangan Biner dahulu kemudian di satukan. Untuk bilangan Oktal haruslah
memiliki 3 digit bilangan Biner sehingga jika hanya menghasilkan kurang dari 3 digit makan
didepannya ditambahkan bilangan 0.
Contoh : (261)8 diubah menjadi bilangan Biner
261
= (2)8 = (010)2
= (6)8 = (110)2
= (1)8 = (001)2
Jadi, (261)8 = (010110001)2

b. Oktal ke Desimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan Desimal dengan mengubah bilangan Oktal
tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah menjadi bilangan Desimal.
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan Desimal
Langkah 1 : mengubah ke bilangan Biner
261
= (2)8 = (010)2
= (6)8 = (110)2
= (1)8 = (001)2
Jadi, (261)8 = (010110001)2

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal


(010110001)2 = ( 0 x 28 ) + ( 1 x 27 ) + ( 0 x 26 ) + ( 1 x 25 ) + ( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 ) + ( 0 x 22 ) + (
0 x 21 ) + ( 1 x 20 )
= 0 + 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1
= 177
Jadi, 2618 = 177

c. Oktal ke HexaDesimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan HexaDesimal dengan mengubah bilangan
Oktal tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah menjadi bilangan Desimal.
Lalu kita ubah lagi menjadi bilangan HexaDesimal.
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
Langkah 1 : mengubah ke bilangan Biner
261 = 28 = 0102
= 68 = 1102
= 18 = 0012
Jadi, 2618 = 0101100012

Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal


0101100012 = (0 x 28) + (1 x 27) + (0 x 26) + (1 x 25) + (1 x 24) + (0 x 23) + (0 x 22) + (0 x 21) +
(1 x 20)
= 0 + 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1
= 177

Langkah 3 : mengubah bilangan Desimal menjadi HexaDesimal


177 kita bagi dengan 16 - 117:16 = 11 sisa 1
11 : 16 = 0 sisa 11 - B
dibaca dari bawah maka menjadi B1
Jadi 2618 = B116

3. Desimal
a. Desimal ke Biner
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi Biner yaitu dengan membagi bilangan Desimal
dengan angka 2 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 25 diubah menjadi bilangan Biner
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
maka ditulis 11001
Jadi 25 = 110012

b. Desimal ke Oktal
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi Oktal yaitu dengan membagi bilangan Desimal
dengan angka 8 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 80 diubah menjadi bilangan Oktal
80 : 8 = 10 sisa 0
10 : 8 = 1 sisa 2
1 : 8 = 0 sisa 1
maka ditulis 120
Jadi 80 = 1208

c. Desimal ke HexaDesimal
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi HexaDesimal yaitu dengan membagi bilangan
Desimal dengan angka 16 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 275 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
275 : 16 = 17 sisa 3
17 : 16 = 1 sisa 1
1 : 16 = 0 sisa 1
maka ditulis 113
Jadi 275 = 11316

4. HexaDesimal
a. HexaDesimal ke Biner
Cara mengubah bilangan HexaDesimal menjadi Biner dengan menjadikan satu persatu angka
bilangan HexaDesimal menjadi bilangan Biner dahulu kemudian di satukan. Untuk bilangan
HexaDesimal haruslah memiliki 4 digit bilangan Biner sehingga jika hanya menghasilkan kurang
dari 4 digit makan didepannya ditambahkan bilangan 0.
Contoh : 4DA216 diubah menjadi bilangan Biner
4DA2 = 416 = 01002
= D16 = 11012
= A16 = 10102
= 216 = 00102
Jadi 4DA216 = 01001101101000102

b. HexaDesimal ke Desimal
Cara mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal dengan mengalikan 16 n dimana n
merupakan posisi bilangan yang dimulai dari angka 0 dan dihitung dari belakang.
Contoh : 3C216 diubah menjadi bilangan Desimal
3C216 = (3 x 162) + (C=12 x 161) + (2 x 160)
= 768 + 192 + 2
= 962
Jadi 3C216 = 962

c. HexaDesimal ke Oktal
Cara mengubah bilangan HexaDesimal menjadi bilangan Oktal dengan mngubah bilangan
HexaDesimal tersebut menjadi bilangan Desimal terlebih dahulu baru kita ubah menjadi
bilangan Oktal.
Contoh : 3C216 diubah menjadi bilangan Oktal
Langkah 1: Mengubah bilangan HexaDesimal menjadi Desimal
3C216 = (3 x 162) + (C=12) x 161) + (2 x 160)
= 768 + 192 + 2
= 962

Langkah 2 : Mengubah bilangan Desimal menjadi Oktal


962 : 8 = 120 sisa 2
120 : 8 = 15 sisa 0
15 : 8 = 1 sisa 7
1 : 8 = 0 sisa 1
maka ditulis 1702
Jadi 3C216 = 17028

Contoh Pengoprasian :
Konversi Desimal ke Hexadesimal
1583(10) = …. (16)
Caranya:
1583 : 16 = 98 sisa 15 = F
98 : 16 = 6 sisa 2
Sehingga 1583(10) = 62F(8)

Konversi Oktal ke Desimal


324(8) = …. (10)
Caranya:
324(8) = 3 x 8² + 2 x 8′ + 4 x 8°
= (3 x 64) + (2 x 8) + (4 x 1)
= 192 + 16 + 4
= 212(10)
Jadi, 324(8) = 212(10)

Konversi Hexadesimal ke Desimal


B6A(16) = …. (10)
Caranya:
B6A = (11 x 16²) + (6 x 16′) + (10 x 16°)
= (11 x 256) + (6 x 16) + (10 x 1)
= 2816 + 96 + 10
= 2922
Sehingga B6A(16) = 2922(10)

Konversi biner ke Oktal


1001110(2) = …(8)
kalau susah rubah dulu saja ke (10) sehingga menjadi 78 yang diperoleh dari:
0 x 2^0 = 0 (lihat dari belakang terus kedepan)
1 x 2^1 = 2
1 x 2^2 = 4
1 x 2^3 = 8
0 x 2^4 = 0
0 x 2^5 = 0
1 x 2^6 = 64
sehingga ke decimal = 64+0+0+8+4+2+0 = 78
Sekarang 78(10) = …(8)?
78 / 8 = 9 sisa 6
9 / 8 = 1 sisa 1
Jadi hasilnya 78(10) = 116(8), atau 1001110(2) = 116(8)

Logika Digital Pada Komputer


Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk
Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan)
menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem
bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan
menggunakan Teori Aljabar Boolean.

Gerbang Logika yang diterapkan dalam Sistem Elektronika Digital pada dasarnya menggunakan
Komponen-komponen Elektronika seperti Integrated Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay,
Optik maupun Elemen Mekanikal.
Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya
Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem Elektronika Digital,
yaitu :
1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)
Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan) yang menghasilkan Output
(Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel Kebenaran” atau “Truth Table”.
Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada
umumnya dapat dilambangkan dengan :
 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0
Contoh Penerapannya ke dalam Rangkaian Elektronika yang memakai Transistor TTL
(Transistor-transistor Logic), maka 0V dalam Rangkaian akan diasumsikan sebagai “LOW” atau
“0” sedangkan 5V akan diasumsikan sebagai “HIGH” atau “1”.
Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika Dasar beserta Simbol
dan Tabel Kebenarannya.
Gerbang AND (AND Gate)
Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran
(Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari
masukan (Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Gerbang Logika AND
adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)

Gerbang OR (OR Gate)


Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran
(Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua
Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.
Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X + Y.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate)


Gerbang NOT (NOT Gate)
Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan
Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita
ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus
bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas
Variabel Inputnya.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NAND (NAND Gate)


Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan kombinasi dari
Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang
AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila semua Masukan (Input)
pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NAND (NAND Gate)
Gerbang NOR (NOR Gate)
Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari
Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang
OR. Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan (Input)
bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka semua Masukan (Input)
harus bernilai Logika 0.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate)

Gerbang X-OR (X-OR Gate)


X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua
Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai Logika Inputnya
sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-OR (X-OR Gate)


Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)
Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari Gerbang
X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama dan akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR (Exclusive OR).
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

Rangkaian Digital -> Persamaan Aljabar Boolean


Setiap rangkaian digital bagaimanapun kompleksnya. dapat digambarkan
menggunakan operasi dasar Boolean OR, AND dan NOT merupakan dasar dalam
membangun sistem digital.

Contoh:

Rangkaian ini memiliki 3 input A, B dan C dan satu buah ouput x. Menggunakan
persamaan boolean maka kita dapat dengan mudah membuat persamaan output.

Gerbang 1 AND dengan input A dan B -> AB. Output gerbang AND dan input C
dihubungkan dengan gerbang OR -> AB+C

Implementasi Aljabar Boolean -> Rangkaian Logika

Ketika operasi dari sebuah rangkaian dinyatakan dalam persamaan boolean, maka kita
dapat membuat rangkaian logikanya secara langsung berdasarkan persamaan
tersebut.

Contoh:

Persamaan boolean diatas terdiri dari 3 term yaitu


yang di OR kan secara bersama. Persamaan diatas membutuhkan 3 gerbang AND, 2
gerbang NOT, dan 1 gerbang OR.

Kumpulan Contoh Soal Gerbang Logika

Berikut ini webstudi.site akan menyajikan beberapa kumpulan contoh soal gerbang logika lengkap
dengan penjelasannya yag kami ambil dari berbagai sumber.

1. Suatu gerbang AND dengan masukan A dan B diberi masukan grafik logika seperti Gambar
berikut. Tentukan gafik keluaran z!

Jawab :

Berdasar tabel kebenaran pada Gambar 3.10 didapat bahwa masukan AND hanya akan berlogika
1 jika kedua masukan berlogika 1. Sehingga grafik keluaran Y seperti gambar berikut
2. Gambarkan untai gerbang dan saklar untuk gerbang OR dan AND yang dinyatakan dengan
persamaan Y = (A + B).C!

Jawab:

Persamaan tersebut mangharuskan masukan A dan B di-OR-kan, hasilnya kemudian di-AND-kan


dengan C.

3. Tiga buah gerbang NAND dirangkai seperti gambar dibawah. Buatlah tabel kebenaran untai
tersebut!

Jawab :

Tabel kebenaran harus memuat seluruh variasi masukan A, B, C dan D. Karena ada 4 masukan,
maka jumlah variasi ada 24 = 16, sehingga tabel akan mempunyai 16 baris.
Tabel kebenaran tersebut dapat dibuat per baris maupun per kolom. Jika dibuat per baris, maka
pada baris pertama tentukan kombinasi untuk A, B, C dan D. Logika E ditentukan dari kolom A
dan B, E = A NAND B. Logika F ditentukan dari kolom C dan D, F = C NAND D. Sedangkan
logika keluaran Y ditentukan dari kolom E dan F, Y = E NAND F.

Sedangkan jika dibuat per baris kolom, maka tentukan dulu kombinasi masukan A, B, C dan D.
Logika E, F dan Y dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti di atas.

4. Berikut sebuah untai logika yang dibentuk dari gerbang AND dan OR.

Untuk dapat merealisasikan untai tersebut, dibutuhkan 2 buah IC digital. Pertama, IC yang
mempunyai gerbang AND yaitu 7408. Kedua, IC yang mempunyai gerbang OR yaitu 7432.
Gerbang pertama dan kedua menggunakan dua buah gerbang pada IC 7408, dan gerbang ketiga
hanya menggunakan sebuah gerbang pada IC 7432.

Dengan memanfaatkan sifat universal dari gerbang NAND, ubahlah untai di atas agar dapat
direalisasikan menggunakan gerbang NAND saja! Berapa IC yang dibutuhkan ?
Jawab :

Berdasar universalitas gerbang NAND dan NOR, gerbang AND dapat diwakili oleh dua buah
gerbang NAND; sedangkan gerbang OR dapat diwakili oleh tiga buah gerbang NAND. Sehingga
terbentuk 7 buah gerbang NAND seperti pada Gambar dibawah

Kita misalkan gerbang AND bagian atas diberi nomor 1 dan yang bawah diberi nomor 2,
sedangkan gerbang OR di sebelah kanan diberi nomor 3. Gerbang nomor 1 dapat diganti dengan
NAND menjadi gerbang nomor 1A dan 1B. Demikian pula gerbang nomor 2 dapat diganti menjadi
gerbang nomor 2A dan 2B. Sedangkan gerbang nomor 3 yaitu OR dapat diganti dengan tiga
gerbang NAND menjadi gerbang nomor 3A, 3B dan 3C.

Terdapat dua pasang NOT ganda, yaitu gerbang 1B-3A dan 2B-3B. Kedua pasang NOT tersebut
dapat dihilangkan. Sehingga hasil akhir hanya dibentuk oleh tiga buah gerbang NAND. Untai hasil
hanya menggunakan tiga gerbang NAND. Karena sebuah IC NAND 7400 mempunyai empat
gerbang NAND, maka realisasi untai tersebut hanya membutuhkan sebuah IC.

Perhatikan bahwa untai pada dua Gambar diatas mempunyai fungsi logika sama. Silakan dicek
dengan membuat tabel kebenaran untuk kedua untai tersebut dan bandingkan!
5. Salah satu contoh penerapan gerbang X-NOR adalah untai pendeteksi kesamaan dua bilangan
biner sebagaimana Gambar 3.26. Tentukan kombinasi masukan x1, x0, y1 dan y0 yang akan
menjadikan Z=1!

Jawab :

Y akan berlogika 1 jika kedua keluaran XOR berlogika 1. Hal ini hanya dapat terjadi jika x1 = y1
dan x0 = y0. Lihat tabel kebeneran berikut.

Anda mungkin juga menyukai