Anda di halaman 1dari 22

BAB VII

SISTEM BILANGAN
Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah di pakai dalam
melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah
jarang di pakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada pula
sistem bilangan yang hanya di pakai pada hal hal tertentu saja.
Sistem bilangan limaan (quinary) dipergunakan oleh orang Eskimo
dan orang Indian di Amerika Utara zaman dahulu. Sistem bilangan
Romawi yang sangat umum dipakai pada zaman kuno, kini
pemakaiannya terbatas pada pemberian nomor urut seperti I untuk
pertama, II untuk kedua, V untuk ke lima dan seterusnya; kadang
kadang dipakai juga untuk penulisan tahun seperti MDCCCIV untuk
menyatakan tahun 1804. Sistem bilangan dua belasan
(duodecimal) sampai kini masih banyak dipakai seperti 1 kaki = 12
inci, 1 lusin = 12 buah dan sebagainya. Namun yang paling umum
dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan (decimal) yang kita
pakai dalam kehidupan sehari hari. Karena komponen komponen
komputer digital yang merupakan sistem digital bersifat saklar
(switch), sistem bilangan yang paling sesuai untuk komputer digital
adalah sistem bilangan biner (binary). Kesedeharnaan pengubahan
bilangan biner ke bilangan oktal atau heksadesimal dan sebaliknya,
membuat bilangan oktal dan heksadesimal juga banyak dipakai
dalam dunia komputer, terutama dalam hubungan pengkodean.
Dalam bab ini akan di bahas sistem sistem bilangan, yaitu:
-

Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan

desimal
biner
Oktal
Heksadesimal

Selain itu akan juga dibahas konversi sitem bilangan dan contoh
konversi pada sistem bilangan, yaitu :
-

Desimal biner, oktal dan hexa

Biner desimal, oktal dan hexa

Oktal desimal, biner dan hexa

hexa desimal, biner dan oktal

Didahului dengan pembahasan tentang bilangan desimal sebagai


pengantar. [1]

7.1

Bilangan Desimal

Sistem bilangan puluhan aatau desimal (decimal system)


adalah sistem bilangan yang kita pergunakan sehari hari. Sistem
bilangan ini disusun oleh sepuluh simbol angka yang mempunyai
nilai yang berbeda satu sama lain dan karena itu dikatakan bahwa
dasar/basis atau akar (base, radix) dari pada sistem bilangan ini
adalah sepuluh. Kesepuluh angka dasar tersebut, sebagaimana
telah kita ketahui, adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Niali yang
terkandung dalam setiap simbol angka secara terpisah (berdiri
sendiri) disebut nilai mutlak (absolute value). Jelaslah bahwa harga
maksimum yang dapat dinyatakan oleh hanya satu angka adalah 9.
Harga harganya yang lebih besar dapat dinyatakan hanya dengan
memakai lebih dari satu angka secara bersama sama.
Nilai yang dikandung oleh setiap angka didalam suatu bilangan
demikian ditentukan oleh letak angka itu didalam deretan di
samping oleh nilai mutlaknya. Cara penulisan ini disebut sebai
sistem nilai (berdasarkan) letak atau posisi (positional value
system). Angka berada pada letak ke 0 dan yang kirinya adalah ke
1, ke 2 dan seterusnya samapi dengan ke (n-1) jika bilangan itu
terdiri dari n angka. Perhatikan ilustrasi ini :

Gambar 7.1 Ilustrasi Positional Value System

(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-HwwFcBY0MFE/UyhvfHdc4I/AAAAAAAAAzQ/9YYbwz-gXVE/s1600/1.jpg)
Nilai letak daripada angka palig kanan, yaitu kedudukan ke 0,
adalah terkecil, yaitu 100 = 1. Nilai letak ke 1 adalah 101 , nilai letak
ke 2 adalah 102 = 100, dan seterusnya nilai letak ke n 1 adalah
10n-1. [1]
7.2

Bilangan Biner

Pada
awalnya
manusia
membuat
komputer
untuk
memindahkan dan menyimpan informasi dengan tombol-tombol.
Komputer tidak hanya menyebarkan informasi tetapi dapat juga
menyimpan data dan juga dapat mengubah informasi dari satu
bentuk ke bentuk lain. Komputer tidak dapat menghitung satu
sampai sepuluh. Tetapi komputer hanya dapat menghitung hanya
sampai satu. Setiap tombol tersebut nilainya nol dan satu, atau
disebut juga biner yang berarti dua. Setiap nol atau satu disebut
dengan bit. Jadi, komputer menghitung dengan bit biner. Pada film
mengenai sejarah perkembangan komputer bilangan biner yang di
jelaskan tersebut di contohkan pada sebuah switch saklar lampu
yaitu berupa off atau on. Off diibaratkan dengan angka 0 (nol) pada
system bilangan biner dan on diibaratkan dengan angka 1 (satu)
pada system bilangan biner. Keduanya dapat di bentuk dalam
sebuah formasi yang berbentuk huruf A yang terhubung pada
sebuah lampu yang saling terkordinir. Pada saat switch on
dinyalakan sesuai ketentuan formasi, maka akan muncul huruf A
dan apabila switch off ditekan maka seketika program formasi A
tersebut akan mati. Namun ketika dihidupkan kembali program
data formasi A tersebut tidak akan hilang, sebab datanya sudah
tersimpan.
Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried
Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan
dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem
biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit,
atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu
berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1
Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII,
American Standard Code for Information Interchange menggunakan
sistem peng-kode-an 1 Byte.
Secara umum, semua sistem digital bekerja dengan sistem
bilangan biner (binary) sehingga sistem binerlah yang paling
penting dalam sistem digital. Selain sistem bilangan biner, sistem
yang paling umum di pakai dalam pengkodean instruksi untuk
komputer digital adalah sistem bilangan oktal dan heksadesimal.

Harga dalam desimal (puluhan) yang dinyatakan oleh suatu


bilangan biner, oktal, heksadesimal atau yang lain lain yang
bukan desimal dapat dihitung dengan rumus

an-1 an-2... a1a0 a-1a-2... a-m= an-1 Rn-1 + an-2 Rn-2 +... + a1 R1 + a0 R0
+ a-1 R-1 + ... + a-m R-m

bilangan biner mempunyai hanya dua macam simbol angka, yaitu 0


dan 1, dan karena itu dasar dari sistem bilangan ini adalah dua.
Harga yang di tunjukkan oleh bilangan biner dalam puluhan dapat
di hitunf dengan memeakai pesamaan di atas dengan memasukkan
R = 2 ke dalamnya. Sebagai contoh, harga bilangan biner 101,01
adalah :
1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 + 0 x 2-1 + 1 x 2-2 = 5,25

Dapat disadari bahwa bila kita bekerja dengan lebih dari satu
bilangan, maka kita akan mengalami kebingungan bila kita tidak
memakai suatu tanda yang menyatakan dasar setiap bilangan.
Intuk mencegah hal ini, pada setiap bilangan dicantumkan dasar
bilangannya, seperti (101)2 atau 101, untuk menyatakan bilangan
101 dalam biner. Jadi, contoh di atas dapat dituliskan sebagai:

(101,01)2 = (5,25)10

Untuk uraian selanjutnya, kita akan memakai cara penulisan


ini bilamana diperlukan. Bilamana dasar dari pada bilangan sudah
jelas dan uraian ataupun bila kita hanya membicarakan satu sistem
bilangan, tentunya kita tidak perlu dan tak akan memberikan tanda
tersebut. Didalam praktek pemrograman komputer sering tanda
tersebut hanya di berikan kepada bilangna yang bukan puluhan. [1]
[2] [3]
7.3

Bilangan Oktal dan Heksadesimal

Bilangan Oktal mempunyai delapan macam simbol angka,


yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan karena itu, dasar daripada bilangan
ini adalah delapan. Harga desimal yang dinyatakan oleh suatu

bilangan oktal diperoleh dengan memasukkan R= 8 kedalam


persamaan di depan. Sebagai contoh,

(235,1)8 = 2 x 82 + 3 x 81 + 5 x 80 + 1 x 8-1 = (157,125)10.

Sistem bilangan Heksadesimal terdiri atas 16 simbol angka


sehingga bilangan dasarnya adalah 16. Sepuluh dari simbol
tersebut diambil dari kesepuluh simbol angka pada sistem bilangan
puluhan dan enam angka yang lain diambil dari huruf dalam abjad
A F. Jadi, ke-16 simbol heksadesimal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A, B, C, D, C dan F secara berturutturut bernilai 10, 11, 12, 13, 14, 15. Harga desimal yang dinyatakan
oleh bilangan heksadesimal juga dapat dihitung dengan
memasukkan harga R = 16 kedalam persamaan di atas.
Sebagai contoh,

(3C5,A)16 = 3 x 162 + 12 x 161 + 5 x 160 + 10 x 16-1 =


(965,0625)10

Yang membuat sistem bilangan oktal dan heksadesimal


banyak dipakai dalam sistem digital adalah mudahnya pengubahan
dari biner ke oktal dan heksadesimal, dan sebaliknya. [1]
7.4

Konversi Bilangan

Konversi bilangan desimal ke sistem biner diperlukan dalam


menerjemahkan keinginan manusia kedalam kode kode yang
dikenal oleh sistem digital, terutama komputer digital. Konversi dari
biner ke desimal di perlukan untuk menerjemahkan kode hasil
pengolahan sistem digita ke informasi yang dikenal oleh manusia.
Pengubahan (konversi) dari biner ke oktal dan heksadesimal dan
sebaliknya merupakn pengantar konversi dari/ke biner ke/dari
desimal. Konversi ini banyak dilakukan karena disamping cacah
angka biner yang di sebut juga bit, singkatan dari binary digit,
jauh lebih besar dibandingkan dengan angka angka pada sistem
oktal dan heksadesimal, juga karena konversi itu sangat mudah. [1]

Konversi dari biner, oktal dan heksadesimal ke sistem


bilangan desimal, seperti telah dijelaskan di bagian depan, dapat
dilakukan dengan memakai persamaan yang berada di atas.
Konversinya sebaliknya akan diterangkan dalam judul judul
berikut.

Table 7.4 Tabel Konversi Sistem Bilangan


Decimal
( base 10 )

Biner
( base 2 )

Oktal
( base 8 )

Heksadesima
l
( base 16 )

00

0000

00

01

0001

01

02

0010

02

03

0011

03

04

0100

04

05

0101

05

06

0110

06

07

0111

07

08

1000

10

09

1001

11

10

1010

12

11

1011

13

12

1100

14

13

1101

15

14

1110

16

15

1111

17

(Sumber:
http://4.bp.blogspot.com/ienRcPAc6H0/TV3n7rjacdI/AAAAAAAAAFY/dcQAcbm0Sec/s400/New
%2BPicture%2B%25287%2529.jpg)

7.5

Konversi Bilangan Desimal

Untuk melakukan konversi dari bilangan desimal ke basis


bilangan lainnya, misal basis n, adalah dengan membagi bilangan
tersebut dengan n secara berulang sampai bilangan bulat hasil bagi
nya sama dengan nol. Lalu sisa hasil bagi dari setiap literasi ditulis
dari terakhir (bawah) hingga ke awal (atas). Untuk lebih jelasnya
lihat contoh konversi desimal ke basis lainnya pada penjelasan
berikut. [4]

Gambar 7.5 Rumus Konversi Bilangan


(Sumber :
http://2.bp.blogspot.com/9yQInydCAOQ/UQ_fKpSu40I/AAAAAAAADU
I/RVTw4Pfg_sE/s1600/x-basis-rumus.jpg)

7.6

Konversi Desimal Ke Biner

Dengan menggunakan rumus perhitungan konversi bilangan


desimal ke basis lainnya kita bisa lakukan sebagai berikut. [4]
Contoh 1 :
6710 = .........2 ?
Misalkan kita akan melakkukan konversi 67 basis sepuluh (desimal)
ke dalam basis 2 (biner).
1. Pertama tama kita bagi 67 dengan 2, didapat bilangan bulat
hasil bagi adalah 33 dengan sisa hasil bagi adalah 1, atau
dengan kata lain 67 = 2 * 33 + 1
2. Selanjutnya bilangan bulat hasil bagi tersebut (33) kita bagi
dengan 2 lagi, 33/2 = 16, sisa hasil bagi 1.
3. Kemudian kita ulangi lagi 16/2 = 8, sisa hasil bagi 0.

4. Ulangi lagi langkah tersebut sampai bilangan bulat hasil bagi


sama dengan 0. Setelah itu tulis sisa hasil bagi mulai dari
bawah ke atas.
5. Dengan demikian kita akan mendapatkan bahwa 67 10 =
10000112

Gambar 7.6 Contoh Konversi Bilangan Biner


(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/crbk5G603VA/UQ_ebmDQGFI/AAAAAAAADSo/jGOOm65Q84E/s1600/
x-basis-dec2bin.jpg)
Untuk lebih jelasnya bisa melihat detail perhitungan berikut :
67 : 2 = 1 67 (33 * 2) = 67 66 = 1
33 : 2 = 1 33 (16 * 2) = 33 32 = 1
16 : 2 = 0 16 (8 * 2) = 16 16 = 0
8 : 2 = 0 8 (4 * 2) = 8 8 = 0
4 : 2 = 0 4 (33 * 2) = 67 66 = 1
2: 2 = 0 2 (16 * 2) = 33 32 = 1
Contoh soal :
a.

19210 = .........2

16510 = .........2
c. 27310 = .........2
898410 = .........2
d.
e. 655010= ..........2
b.

Jawab :
a.

19210 = .........2

Jawab :
192

= 96 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

96

= 48 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

48

= 24 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

24

= 12 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

12

=6

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

=3

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

=1

(sisa 1, maka di tulis [1])

=0

(sisa 1, maka di tulis [1])

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 0110000002. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 110000002.
b.

16510 = .........2

Jawab :
165

= 82 (sisa 1, maka di tulis [1])

82

= 41 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

41

= 20 (sisa 1, maka di tulis [1])

20

= 10 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

10

=5

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

=2

(sisa 1, maka di tulis [1])

=1

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

=0

(sisa 1, maka di tulis [1])

=0

(tidak sisa, maka di tulis [0])

Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 0101001012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 101001012.

c. 27310 = .........2
Jawab :
273 : 2

= 136 ( sisa 1, maka ditulis [1] )

136 : 2

= 68 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

68

: 2

= 34 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

34

: 2

= 17 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

17

: 2

= 8

( sisa 1, maka ditulis [1] )

: 2

= 4

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 2

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 1

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 0

( sisa 1, maka ditulis [1] )

: 2

= 0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 01000100012. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi 1000100012.

d.

898410 = .........2

Jawab :
8984 : 2

= 4492 (tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

4492 : 2

= 2246 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

2246 : 2

= 1123 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

1123 : 2

= 561 (sisa 1, maka ditulis [1] )

561

: 2

= 280 ( sisa 1, maka ditulis [1] )

280

: 2

= 140

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

140

: 2

= 70

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

70

: 2

= 35

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

35

: 2

= 17

( sisa 1, maka ditulis [1] )

17

: 2

= 8

(sisa 1, maka ditulis [1] )

: 2

= 4

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 2

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 1

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

: 2

= 0

(sisa 1, maka ditulis [1] )

: 2

= 0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 0100011000110002. Angka 0 di awal tidak
perlu ditulis, sehingga menjadi 100011000110002.

e.

665010 = .........2

Jawab :
6650 :

= 3325

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

3325 :

= 1662

( sisa 1, maka ditulis [1] )

1662 :

= 831

( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

831

= 415

(sisa 1, maka ditulis [1] )

415

= 207

( sisa 1, maka ditulis [1] )

207

= 103

(sisa 1, maka ditulis [1] )

103

= 51 (sisa 1, maka ditulis [1] )

51

= 25 (sisa 1, maka ditulis [1] )

25

= 12 ( sisa 1, maka ditulis [1] )

12

=6

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

=3

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

=1

(sisa 1, maka ditulis [1] )

=0

(sisa 1, maka ditulis [1] )

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0] )

Untuk menuliskan notasi binernya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 011001111110102. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi 11001111110102.

7.7

Konversi Desimal Ke Oktal

Dengan rumus yang sama seperti biner kita bisa lakukan juga
untuk bilangan berbasis 8 (oktal). [4]
Contoh 1 :
6710 = .........8
1. Pertama tama 67/8 = 8, sisa 3
2. Lalu 8/8 = 1, sisa 0,
3. Terakhir 1/8 = 0, sisa 1.

Gambar 7.7 Contoh Konversi Desimal ke Oktal


(Sumber : http://4.bp.blogspot.com/ZAk80sLwokk/UQ_e5hAQ17I/AAAAAAAADTM/SRAtw8tlql4/s1600/xbasis-dec2oct.jpg)
Contoh soal :
a.
b.
c.
d.

9810
79110
128810
3245610

=
=
=
=

.... (8)
.... (8)
.... (8)
....(8)

e. 45410

= ....(8)

Jawab :
a. 9810

= ....(8)

98 : 8

= 12 ( sisa 2, maka ditulis [2] )

12 : 8

=1

1 : 8

=0

(sisa 1, maka ditulis [1])

0 : 8

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

(sisa 4, maka ditulis [4])

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 01428. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 1428.

b. 79110

= ....(8)

Jawab :
791 : 8

= 98 ( sisa 7, maka ditulis [7] )

98 : 8

= 12 (sisa 2, maka ditulis [2])

12 : 8

=1

(sisa 4, maka ditulis [4])

1 : 8

=0

(sisa 1, maka ditulis [1])

0 : 8

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 014278. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 14278.
c. 128810

= ....(8)

Jawab :
1288 : 8
161 : 8

= 161 ( tidak ada sisa, maka ditulis [0] )


= 20

(sisa 1 maka ditulis [1])

20 : 8

=2

(sisa 4, maka ditulis [4])

2 : 8

=0

(sisa 2, maka ditulis [2])

0 : 8

=0

(tidak ada sis, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 024108. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 24108.
d. 3245610

= ....(8)

Jawab :
32456 :
[0] )

4057 (tidak ada sisa, maka ditulis

4057 :

507 (sisa 1, maka ditulis [1])

507

63 (sisa 3, maka ditulis [3])

63

7 (sisa 7, maka ditulis [7])

0 (sisa 7, maka ditulis [7])

0 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 0773108. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 773108.
e. 45410

= ....(8)

Jawab :
454

56 (sisa 6, maka ditulis [6])

56

7 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

0 (sisa 7, maka ditulis [7])

0 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 07068. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 7068.

7.8

Konversi Desimal Ke Heksadesimal

Seperti halnya biner dan oktal, kita pun akan menggunakan


teknik perhitungan yang sama. [4]
Contoh 1:
6710 = .....16
1. Pertma tama 67/16 = 14, sisa 3
2. Lalu 4/16 = 0, sisa 4,
3. Dengan demikian hasil perhitungan didapatkan 6710 = 4316

Gambar 7.8 Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal


(Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/zBmBZwNip5A/UQ_eb1eouOI/AAAAAAAADS0/NDlMPlLaYaU/s1
600/x-basis-dec2hex.jpg)
Contoh soal :
a.
b.
c.
d.
e.

125610 = .....(16)
2998010 = .....(16)
14489210
= .....(16)
10247810
= .....(16)
86357210
= .....(16)

Jawab :
a. 125610

= .....(16)

1256 :

16

= 78 (sisa 6, maka ditulis [6])

78

16

=4

(sisa 14, maka ditulis [E])

16

=0

(sisa 4, maka ditulis [4])

16

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi heksadesimalnya, pembacaan dilakukan


dari bawah yang berarti 04E616. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga menjadi 4E616.
b. 2998010 = .....(16)

29980

16

= 1873

(sisa 12, maka ditulis [C])

1873 :

16

= 117

117

16

=7

(sisa 5, maka ditulis [5])

16

=0

(sisa 7, maka ditulis [7])

16

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

(sisa 11, maka ditulis [1])

Untuk menuliskan notasi heksadesimalnya, pembacaan dilakukan


dari bawah yang berarti 0751C16. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi 751C16.
c. 14489210 = ....(16)
144892

16

= 9055

(sisa 12, maka ditulis [C])

9055

16

= 565

(sisa 15, maka ditulis [F])

565

16

= 35 (sisa 5, maka ditulis [5])

35

16

=2

(sisa 3, maka ditulis [3])

16

=0

(sisa 2, maka ditulis [2])

Untuk menuliskan notasi heksadesimalnya, pembacaan dilakukan


dari bawah yang berarti 0235FC16. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi 235FC16.
d. 10247810
102478

= .....(16)
:

16

= 6404

(sisa 14, maka ditulis [E])

6404

16

= 400

(sisa 4, maka ditulis [4])

400

16

= 25 (tidak ada sisa, maka ditulis [0])

25

16

=1

(sisa 9, maka ditulis [9])

16

=0

(sisa 1, maka ditulis [1])

16

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi heksadesimalnya, pembacaan dilakukan


dari bawah yang berarti 01904E16. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi 1904E16.
e. 86357210

= .....(16)

863572
[4])

16

= 53973

(sisa 4, maka ditulis

53973
[5])

16

= 3373

(sisa 5, maka ditulis

16

= 210

3373

(sisa 13, maka ditulis [D])

210

16

= 13

(sisa 2, maka ditulis [2])

13

16

=0

(sisa 13, maka ditulis [D])

16

=0

(tidak ada sisa, maka ditulis [0])

Untuk menuliskan notasi heksadesimalnya, pembacaan dilakukan


dari bawah yang berarti 0D2D5416. Angka 0 di awal tidak perlu
ditulis, sehingga menjadi D2D5416.

7.9 Konvesi Bilangan Biner ke Desimal


Untuk melakukan konversi dari bilangan biner atau bilangan
berbasis selain 10 ke bilangan berbasis 10 (desimal) maka anda
tinggal mengalikan setiap digit dari bilangan tersebut dengan
pangkat 0, 1, 2, ..., dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.
Rumus untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan desimal ini
cukup mudah bisa di lihat di bawah ini : [4]
B1 x 2n-1 + B2 x 2n-1 +B3 x 2n-1 +B4 x 2n-1 +B5 x 2n-1 +B6 x 2n-1+....+ Bn
x 2n-1

Berikut adalah contoh soal untuk konversi bilangan biner ke


desimal :
a.
b.
c.
d.
e.

11111100001110102 = .......(10)
1100100010110102
= .......(10)
11101100100012 = .......(10)
100001111012
= .......(10)
11010101002
= .......(10)

Jawab :
a. 11111100001110102

= .......(10)

11111100001110102 = 1x215 + 1x214 + 1x213 + 1x212 + 1x211 +


1x210 + 0x29 + 0x28 +
0x27 + 0x26 + 1x25 + 1x24 + 1x23 + 0x22 +
1x21 + 0x20
= 32768 + 16384 + 8192 + 4096 + 2048 +
1024 + 0 + 0 + 0 + 0+
32 +16 + 8 + 0 + 2 + 0
= 64.570(10)

b. 1100100010110102
1100100010110102
0x29 + 0x28 + 0x27 +

= .......(10)

= 1x214 + 1x213 + 0x212 + 0x211 + 1x210 +

1x26 + 0x25 + 1x24 + 1x23 + 0x22 + 1x21 +

0x2

= 16384 + 8192 + 0 + 0 + 1024 + 0 + 0 + 0 +


64 + 0 + 16 + 8 + 0
+0+2+0
= 25.690(10)

c. 11101100100012

= .......(10)

11101100100012 = 1x212 + 1x211 + 1x210 + 0x29 + 1x28 + 1x27 +


0x26 + 0x25 + 1x24
+ 0x23 + 0x22 + 0x21 + 1x20
= 4096 + 2048 + 1024 + 0 + 256 + 128 + 0 + 0
+ 16 + 0 + 0 + 0 +1
= 7.569(10)
d. 100001111012

= .......(10)

100001111012
= 1x210 + 0x29 + 0x28 + 0x27 + 0x26 +
5
4
3
1x2 + 1x2 + 1x2 + 1x22
+ 0x21 + 1x20
= 1024 + 0 + 0 + 0 + 0 + 32 + 16 + 8 + 4 + 0 +
1
= 1.085(10)
e. 11010101002
11010101002
+ 0x23 + 1x22

= .......(10)
= 1x29 + 1x28 + 0x27 + 1x26 + 0x25 + 1x24
+ 0x21 + 0x20
= 512 + 256 + 0 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 0 + 0
= 852(10)

7.10 Konversi Bilangan Biner Ke Oktal


Untuk melakukan konversi biner ke oktal lakukan bagi setiap 3
digit menjadi sebuah angka oktal dimulai dari paling kanan. Untuk
mempermudah dalam pembelajaran langsung saja melihat
penjelasan dan contoh contoh di bawah ini :
101102

= ......8

1. Pertama tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 3


digit biner : 10 dan 110.
2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan
perhitungan konversi biner ke desimal.
3. Sehingga di dapat 101102 = 268. [4]

Gambar 7.10 Konversi Biner ke Oktal

Berikut adalah contoh contoh lain dari konversi bilangan biner ke


bilangan oktal :

a.
b.
c.
d.
e.

111100110102
110100110102
111011010012
100111012
101010102

= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)

Jawab :

a. 111100110102

= .......(8)

010

011

110

11

x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
+2+0=2
x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
+2+1=3
x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
+2+0=6
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1+0=3
=
=
=
=
=
=

0
0
0
0
1
4

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 36328.

b. 110100110102
= .......(8)
- 010
= 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
=0+2+0=2
- 011
= 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
=0+2+1=3
- 010
= 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
=0+2+0=2
- 11
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1+0=3
Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari
bawah yang berarti 32328.
c. 111011010012
= .......(8)
2
1
- 001
= 0 x 2 + 0 x 2 + 1 x 20
=0+0+1=1
- 101
= 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=4+0+1=2
- 101
= 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=4+0+1=2
- 11
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1=3
Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari
bawah yang berarti 32218.
d. 1010111012
- 101
= 1 x 22 +
=4+0+
- 011
= 0 x 22 +
=0+2+
- 101
= 1 x 22 +
=4+0+

= .......(8)
0 x 21 + 1 x 20
1=5
1 x 21 + 1 x 20
1=3
0 x 21 + 1 x 20
1=5

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 5358.
e. 1101010102
- 010
= 0 x 22 +
=0+2+
- 101
= 1 x 22 +
=4+0+
- 110
= 1 x 22 +
=4+2+

= .......(8)
1 x 21 + 0 x 20
0=2
0 x 21 + 1 x 20
1=5
1 x 21 + 0 x 20
0=6

Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari


bawah yang berarti 6528.

Bibliography
[1 P. Tarigan, Rangkaian Logika Digital, Medan, Sumatra Utara: USUpress,
] 2006.
[2 M. Ichsan, Tugas II Pengantar Ilmu Teknologi Informasi, Muhammad
] Ichsan.
[3 I. Aliyudin, "Teknologi Informasi dan Komputer," 27 Desember 2013.
] [Online]. Available: http://aliyudinti.blogspot.com/2013/12/sistem-

bilangan-pada-komputer.html. [Accessed 25 Desember 2014].


[4 S. Widyaningsih, "Cara Semua Cara," [Online]. Available:
] http://www.cara.aimyaya.com/2013/02/cara-konversi-bilangandesimal-biner.html. [Accessed 25 December 2014].

Table 7.4 Tabel Konversi Sistem Bilangan...................................................5


Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

7.1 Ilustrasi Positional Value System............................................2


7.5 Rumus Konversi Bilangan.......................................................6
7.6 Contoh Konversi Bilangan Biner.............................................8
7.7 Contoh Konversi Desimal ke Oktal........................................12
7.8 Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal........................15
7.10 Konversi Biner ke Oktal.......................................................19

Contents
BAB VII....................................................................................................... 1
SISTEM BILANGAN...................................................................................... 1
7.1

Bilangan Desimal...........................................................................2

7.2

Bilangan Biner............................................................................... 3

7.3

Bilangan Oktal dan Heksadesimal.................................................4

7.4

Konversi Bilangan..........................................................................5

7.5

Konversi Bilangan Desimal............................................................6

7.6

Konversi Desimal Ke Biner.............................................................7

7.7

Konversi Desimal Ke Oktal...........................................................12

7.8

Konversi Desimal Ke Heksadesimal.............................................14

7.9

Konvesi Bilangan Biner ke Desimal..............................................17

7.10 Konversi Bilangan Biner Ke Oktal.................................................18


Bibliography............................................................................................. 19

Anda mungkin juga menyukai