SISTEM BILANGAN
Banyak sistem bilangan yang dapat dan telah di pakai dalam
melaksanakan perhitungan. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah
jarang di pakai ataupun tidak dipakai lagi sama sekali dan ada pula
sistem bilangan yang hanya di pakai pada hal hal tertentu saja.
Sistem bilangan limaan (quinary) dipergunakan oleh orang Eskimo
dan orang Indian di Amerika Utara zaman dahulu. Sistem bilangan
Romawi yang sangat umum dipakai pada zaman kuno, kini
pemakaiannya terbatas pada pemberian nomor urut seperti I untuk
pertama, II untuk kedua, V untuk ke lima dan seterusnya; kadang
kadang dipakai juga untuk penulisan tahun seperti MDCCCIV untuk
menyatakan tahun 1804. Sistem bilangan dua belasan
(duodecimal) sampai kini masih banyak dipakai seperti 1 kaki = 12
inci, 1 lusin = 12 buah dan sebagainya. Namun yang paling umum
dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan (decimal) yang kita
pakai dalam kehidupan sehari hari. Karena komponen komponen
komputer digital yang merupakan sistem digital bersifat saklar
(switch), sistem bilangan yang paling sesuai untuk komputer digital
adalah sistem bilangan biner (binary). Kesedeharnaan pengubahan
bilangan biner ke bilangan oktal atau heksadesimal dan sebaliknya,
membuat bilangan oktal dan heksadesimal juga banyak dipakai
dalam dunia komputer, terutama dalam hubungan pengkodean.
Dalam bab ini akan di bahas sistem sistem bilangan, yaitu:
-
Bilangan
Bilangan
Bilangan
Bilangan
desimal
biner
Oktal
Heksadesimal
Selain itu akan juga dibahas konversi sitem bilangan dan contoh
konversi pada sistem bilangan, yaitu :
-
7.1
Bilangan Desimal
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-HwwFcBY0MFE/UyhvfHdc4I/AAAAAAAAAzQ/9YYbwz-gXVE/s1600/1.jpg)
Nilai letak daripada angka palig kanan, yaitu kedudukan ke 0,
adalah terkecil, yaitu 100 = 1. Nilai letak ke 1 adalah 101 , nilai letak
ke 2 adalah 102 = 100, dan seterusnya nilai letak ke n 1 adalah
10n-1. [1]
7.2
Bilangan Biner
Pada
awalnya
manusia
membuat
komputer
untuk
memindahkan dan menyimpan informasi dengan tombol-tombol.
Komputer tidak hanya menyebarkan informasi tetapi dapat juga
menyimpan data dan juga dapat mengubah informasi dari satu
bentuk ke bentuk lain. Komputer tidak dapat menghitung satu
sampai sepuluh. Tetapi komputer hanya dapat menghitung hanya
sampai satu. Setiap tombol tersebut nilainya nol dan satu, atau
disebut juga biner yang berarti dua. Setiap nol atau satu disebut
dengan bit. Jadi, komputer menghitung dengan bit biner. Pada film
mengenai sejarah perkembangan komputer bilangan biner yang di
jelaskan tersebut di contohkan pada sebuah switch saklar lampu
yaitu berupa off atau on. Off diibaratkan dengan angka 0 (nol) pada
system bilangan biner dan on diibaratkan dengan angka 1 (satu)
pada system bilangan biner. Keduanya dapat di bentuk dalam
sebuah formasi yang berbentuk huruf A yang terhubung pada
sebuah lampu yang saling terkordinir. Pada saat switch on
dinyalakan sesuai ketentuan formasi, maka akan muncul huruf A
dan apabila switch off ditekan maka seketika program formasi A
tersebut akan mati. Namun ketika dihidupkan kembali program
data formasi A tersebut tidak akan hilang, sebab datanya sudah
tersimpan.
Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried
Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan
dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem
biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit,
atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu
berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1
Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII,
American Standard Code for Information Interchange menggunakan
sistem peng-kode-an 1 Byte.
Secara umum, semua sistem digital bekerja dengan sistem
bilangan biner (binary) sehingga sistem binerlah yang paling
penting dalam sistem digital. Selain sistem bilangan biner, sistem
yang paling umum di pakai dalam pengkodean instruksi untuk
komputer digital adalah sistem bilangan oktal dan heksadesimal.
an-1 an-2... a1a0 a-1a-2... a-m= an-1 Rn-1 + an-2 Rn-2 +... + a1 R1 + a0 R0
+ a-1 R-1 + ... + a-m R-m
Dapat disadari bahwa bila kita bekerja dengan lebih dari satu
bilangan, maka kita akan mengalami kebingungan bila kita tidak
memakai suatu tanda yang menyatakan dasar setiap bilangan.
Intuk mencegah hal ini, pada setiap bilangan dicantumkan dasar
bilangannya, seperti (101)2 atau 101, untuk menyatakan bilangan
101 dalam biner. Jadi, contoh di atas dapat dituliskan sebagai:
(101,01)2 = (5,25)10
Konversi Bilangan
Biner
( base 2 )
Oktal
( base 8 )
Heksadesima
l
( base 16 )
00
0000
00
01
0001
01
02
0010
02
03
0011
03
04
0100
04
05
0101
05
06
0110
06
07
0111
07
08
1000
10
09
1001
11
10
1010
12
11
1011
13
12
1100
14
13
1101
15
14
1110
16
15
1111
17
(Sumber:
http://4.bp.blogspot.com/ienRcPAc6H0/TV3n7rjacdI/AAAAAAAAAFY/dcQAcbm0Sec/s400/New
%2BPicture%2B%25287%2529.jpg)
7.5
7.6
19210 = .........2
16510 = .........2
c. 27310 = .........2
898410 = .........2
d.
e. 655010= ..........2
b.
Jawab :
a.
19210 = .........2
Jawab :
192
96
48
24
12
=6
=3
=1
=0
=0
16510 = .........2
Jawab :
165
82
41
20
10
=5
=2
=1
=0
=0
c. 27310 = .........2
Jawab :
273 : 2
136 : 2
68
: 2
34
: 2
17
: 2
= 8
: 2
= 4
: 2
= 2
: 2
= 1
: 2
= 0
: 2
= 0
d.
898410 = .........2
Jawab :
8984 : 2
4492 : 2
2246 : 2
1123 : 2
561
: 2
280
: 2
= 140
140
: 2
= 70
70
: 2
= 35
35
: 2
= 17
17
: 2
= 8
: 2
= 4
: 2
= 2
: 2
= 1
: 2
= 0
: 2
= 0
e.
665010 = .........2
Jawab :
6650 :
= 3325
3325 :
= 1662
1662 :
= 831
831
= 415
415
= 207
207
= 103
103
51
25
12
=6
=3
=1
=0
=0
7.7
Dengan rumus yang sama seperti biner kita bisa lakukan juga
untuk bilangan berbasis 8 (oktal). [4]
Contoh 1 :
6710 = .........8
1. Pertama tama 67/8 = 8, sisa 3
2. Lalu 8/8 = 1, sisa 0,
3. Terakhir 1/8 = 0, sisa 1.
9810
79110
128810
3245610
=
=
=
=
.... (8)
.... (8)
.... (8)
....(8)
e. 45410
= ....(8)
Jawab :
a. 9810
= ....(8)
98 : 8
12 : 8
=1
1 : 8
=0
0 : 8
=0
b. 79110
= ....(8)
Jawab :
791 : 8
98 : 8
12 : 8
=1
1 : 8
=0
0 : 8
=0
= ....(8)
Jawab :
1288 : 8
161 : 8
20 : 8
=2
2 : 8
=0
0 : 8
=0
= ....(8)
Jawab :
32456 :
[0] )
4057 :
507
63
= ....(8)
Jawab :
454
56
7.8
125610 = .....(16)
2998010 = .....(16)
14489210
= .....(16)
10247810
= .....(16)
86357210
= .....(16)
Jawab :
a. 125610
= .....(16)
1256 :
16
78
16
=4
16
=0
16
=0
29980
16
= 1873
1873 :
16
= 117
117
16
=7
16
=0
16
=0
16
= 9055
9055
16
= 565
565
16
35
16
=2
16
=0
= .....(16)
:
16
= 6404
6404
16
= 400
400
16
25
16
=1
16
=0
16
=0
= .....(16)
863572
[4])
16
= 53973
53973
[5])
16
= 3373
16
= 210
3373
210
16
= 13
13
16
=0
16
=0
11111100001110102 = .......(10)
1100100010110102
= .......(10)
11101100100012 = .......(10)
100001111012
= .......(10)
11010101002
= .......(10)
Jawab :
a. 11111100001110102
= .......(10)
b. 1100100010110102
1100100010110102
0x29 + 0x28 + 0x27 +
= .......(10)
0x2
c. 11101100100012
= .......(10)
= .......(10)
100001111012
= 1x210 + 0x29 + 0x28 + 0x27 + 0x26 +
5
4
3
1x2 + 1x2 + 1x2 + 1x22
+ 0x21 + 1x20
= 1024 + 0 + 0 + 0 + 0 + 32 + 16 + 8 + 4 + 0 +
1
= 1.085(10)
e. 11010101002
11010101002
+ 0x23 + 1x22
= .......(10)
= 1x29 + 1x28 + 0x27 + 1x26 + 0x25 + 1x24
+ 0x21 + 0x20
= 512 + 256 + 0 + 64 + 0 + 16 + 0 + 4 + 0 + 0
= 852(10)
= ......8
a.
b.
c.
d.
e.
111100110102
110100110102
111011010012
100111012
101010102
= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)
= .......(8)
Jawab :
a. 111100110102
= .......(8)
010
011
110
11
x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
+2+0=2
x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
+2+1=3
x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
+2+0=6
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1+0=3
=
=
=
=
=
=
0
0
0
0
1
4
b. 110100110102
= .......(8)
- 010
= 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
=0+2+0=2
- 011
= 0 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
=0+2+1=3
- 010
= 0 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
=0+2+0=2
- 11
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1+0=3
Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari
bawah yang berarti 32328.
c. 111011010012
= .......(8)
2
1
- 001
= 0 x 2 + 0 x 2 + 1 x 20
=0+0+1=1
- 101
= 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=4+0+1=2
- 101
= 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
=4+0+1=2
- 11
= 1 x 21 + 1 x 20
=2+1=3
Untuk menuliskan notasi oktalnya, pembacaan dilakukan dari
bawah yang berarti 32218.
d. 1010111012
- 101
= 1 x 22 +
=4+0+
- 011
= 0 x 22 +
=0+2+
- 101
= 1 x 22 +
=4+0+
= .......(8)
0 x 21 + 1 x 20
1=5
1 x 21 + 1 x 20
1=3
0 x 21 + 1 x 20
1=5
= .......(8)
1 x 21 + 0 x 20
0=2
0 x 21 + 1 x 20
1=5
1 x 21 + 0 x 20
0=6
Bibliography
[1 P. Tarigan, Rangkaian Logika Digital, Medan, Sumatra Utara: USUpress,
] 2006.
[2 M. Ichsan, Tugas II Pengantar Ilmu Teknologi Informasi, Muhammad
] Ichsan.
[3 I. Aliyudin, "Teknologi Informasi dan Komputer," 27 Desember 2013.
] [Online]. Available: http://aliyudinti.blogspot.com/2013/12/sistem-
Contents
BAB VII....................................................................................................... 1
SISTEM BILANGAN...................................................................................... 1
7.1
Bilangan Desimal...........................................................................2
7.2
Bilangan Biner............................................................................... 3
7.3
7.4
Konversi Bilangan..........................................................................5
7.5
7.6
7.7
7.8
7.9