Anda di halaman 1dari 7

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

1. Teknologi dan Rekayasa 2. Teknologi Informasi & Komunikasi 3. Seni Industri Kreatif
Jl. Mahar Martanegara No. 48 Leuwigajah Cimahi - 40533, Telp./Fax. (022) 6629683
Website : http://www.smkn1-cmi.sch.id - e-mail : smkn1cimahi@gmail.com
Kota Cimahi - 40533

Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI


Kompetensi Keahlian : MEKATRONIKA
Kelas/Semester : XI/ganjil
Tahun Pelajaran : 2020-2021
Mata Pelajaran : TKSM
Materi : Sistem Bilangan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

SISTEM BILANGAN

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi peserta didik Menjelaskan sistem bilangan dengan benar
2. Melalui diskusi peserta didik Menerapkan prinsip sistem bilangan dalam rangkaian
elektronika digital dengan tepat
3. Melalui kegiatan penugasan peserta didik mampu mengkonversi macam bilangan dengan
tepat.
4. Melalui kegiatan penugasan peserta didik mampu menganalisa macam sistem bilangan
dengan tepat

Pengertian Sistem Bilangan Biner

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan
menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried
Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan
berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan
biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte
= 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for
Information Interchange menggunakan system peng-kode-an 1 Byte.
Sistem bilangan biner adalah salah satu dari 4 sistem bilangan yang digunakan komputer. Sistem
bilangan biner merupakan bilangan yang menggunakan basis 2 serta 2 macam simbol bilangan 0 dan
1. Contoh dari bilangan biner seperti 1110.

Landasan Teori

Data : bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa
hasil penghitungan penghitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logika.

Tipe data :

Data Numerik : merepresentasikan integer dan pecahan fixed-point, real floatingpoint dan desimal
berkode biner.

Data Logikal : digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau memriksa kondisi seperti
yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.

Data bit-tunggal : untuk operasi seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.

Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi juga dengan huruf dari
alpabet dan karakter khusus lainnya

Guna lebih paham mengenai apa itu sistem bilangan biner, maka dapat mengkonversi bilangan biner
1110 ke bilangan desimal. Nilai 1110=14 (bilangan desimal). Pertambahan bilangan biner dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti pertambahan bilangan desimal. Berikut ini adalah dasar
pertambahan untuk masing-masing digit bilangan biner.

0+0=0

1+0=1

0+1=1

1+1=0, *)

*) Dengan carry of 1 keadaan normal 1+1=2, akan tetapi digit terbesar biner yaitu 1, maka perlu
dikurangi dengan 2 atau basis. Sehingga 2-2=0 dengan carry of 1.

Sistem Bilangan
Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang umum adalah sistem
bilangan desimal, oktal, heksadesimal dan biner.
BINER (radiks / basis 2)
_ Notasi : (n)2
_ Simbol : angka 0 dan 1
OKTAL (radiks / basis 8)
_ Notasi : (n)8
_ Simbol : angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
DESIMAL (radiks / basis 10)
_ Notasi : (n)10
_ Simbol : angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
HEKSADESIMAL (radiks / basis 16)
_ Notasi : (n)16
_ Simbol : angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B, C,D,E,F

Sistem yang biasa digunakan dan familiar dengan kita sehari-hari adalah sistem bilangan desimal.
Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada kenyataannya manusia memiliki 10 jari. Bilangan
desimal ini sering juga disebut basis 10. Hal ini dikarenakan perpangkatan 10 yang didapat dari 10o,
10i, 102, dst.
Sistem bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Kesepuluh lambang tersebut adalah :

D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }

Sebagai contoh dari bilangan desimal, untuk angka 978: 978(10) = (9 x 100) + (7 x 10) + (8 x 1)
Pada bilangan tersebut, digit 9 berarti 9 ratusan, 7 berarti 7 puluhan dan 8 berarti 8 satuan. Sehingga 9
memiliki arti paling besar di antara digit yang ada. Digit ini bertindak sebagai digit paling berarti
(Most Significant Digit, MSD) sedangkan 8 memiliki arti yang paling kecil di antara tiga digit yang
ada dan disebut sebagai digit paling tidak berarti (Least significant Digit, LSD).
Mengenal Konsep Bilangan Biner dan Desimal
Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan yang paling banyak digunakan dalam sistem digital
karena sistem bilangan ini secara langsung dapat mewakili logika yang ada. Sistem digital hanya
mengenal dua logika, yaitu 0 dan 1. Logika 0 biasanya mewakili kondisi mati dan logika 1 mewakili
kondisi hidup. Pada sistem bilangan biner, hanya dikenal dua lambang, yaitu 0 dan 1. karena itu,
sistem bilangan biner paling sering digunakan untuk merepresentasikan kuantitas dan mewakili
keadaaan dalam sistem digital maupun sistem komputer.
Digit bilangan biner disebut binary digit atau bit. Empat bit dinamakan nibble dan delapan bit
dinamakan byte. Perbedaan mendasar dari metoda biner dan desimal adalah berkenaan dengan basis.
Jika desimal berbasis 10 (X10) berpangkatkan 10x, maka untuk bilangan biner berbasiskan 2 (X2)
menggunakan perpangkatan 2x.
Pada sistem ini, hanya dikenal dua lambang bilangan, yaitu :

B = { 0, 1 }

Ciri suatu bilangan biner adalah adanya tambahan subskrip bin atau 2 atau tambahan huruf B di akhir
bilangan. Contoh : 1010011bin = 10100112 = 1010011B.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Untuk Desimal:
14(10) = (1 x 101) + (4 x 100)
= 10 + 4 = 14
Untuk Biner:
1110(2) = (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 8 + 4 + 2 + 0 = 14

Mari kita telusuri perlahan-lahan!


Pertama sekali, kita jumlahkan angka pada desimal sehingga menjadi 14. anda lihat angka-angka yang
menghasilkan angka 14 adalah 8, 4, dan 2!
Untuk angka-angka yang membentuk angka 14 (lihat angka yang diarsir), diberi tanda biner “1”,
selebihnya diberi tanda “0”.
Sehingga kalau dibaca dari kanan, angka desimal 14 akan menjadi 00001110 (terkadang dibaca 1110)
pada angka biner nya.
Mengubah Angka Biner ke Desimal
1. 11001101(2)
Note:
Angka desimal 205 didapat dari penjumlahan angka yang di arsir (128+64+8+4+1)
Setiap biner yang bertanda “1” akan dihitung, sementara biner yang bertanda “0” tidak dihitung, alias
“0” juga

2. 00111100(2)

Contoh pertambahan dari bilangan biner yaitu 1110(14)+10101 (21)=100011(35)


Pengurangan bilangan biner
Operasi pengurangan bilangan biner sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar
pengurangannya adalah sebagai berikut:

0-0=0
1-0=1
1-1=0
0-1=1 (dengan meminjam digit 1dari posisi sebelah kirinya).
Contonhya :

10101(21)-1110(14)=00111(7)

Pembagian Bilangan Biner


Operasi pembagian bilangan biner sama dengan pembagian bilangan desimal. Dasar pembagian digit
bilangan biner yaitu seperti:

0:1=0
1:1=1
Misalnya :
1001(9):11(3)=11(3)
Perkalian Bilangan Biner
Perkalian bilangan biner juga sama halnya dengan perkalian bilangan desimal. Contohnya yaitu
seperti:

1101(13)x 1010(10)=10000010(130)

Selain sistem bilangan biner ada juga informasi lain yang bisa Anda ketahui yakni bilangan rasional.
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b, dan a/b bilangan bulat serta b
tidak sama dengan 0. Batasan daripada bilangan rasional yakni mulai dari selanga. Bilangan dibagi
menjadi dua, pertama bilangan rasional dan kedua adalah irasional. Bilangan rasional terdiri dari
bilangan prima, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, dan bilangan-bilangan lainnya
berhubungan dengan bilangan rasional.

Contoh dari bilangan rasional yaitu :


Jika a/b = c/d maka, ad = bc
a/b + c/d = ad + bc / bd
a/b . c/d = ac / bd
(a/b) = -a/b = a / -b dan (a/b)-1 = b/a jika a tidak sama dengan 0
a/b : c/d = ad / bc
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a serta b
merupakan anggota bilangan bulat. Bilangan rasional dinyatakan dalam bentuk pecahan serta desimal.
Banyak orang yang menganggap bahwa bilangan desimal pasti ada komanya, padahal tidak selalu
begitu. Penulisan bilangan tunggal contohnya 2 juga disebut sebagai penulisan desimal. Sebab tanda
koma digunakan untuk pembagian dua buah bilangan yang memiliki sisa, guna keperluan ketelitian,
dan penulisan angka penting.

KERJAKAN SOAL LATIHAN BERIKUT

1. 6(10) = ….. (2)

2. 72(10) = ….. (2)

3. 22(10) = ….. (2)

4. 81(10) = ….. (2)

5. 19(10) = ….. (2)
6. 110(2) = ….. (10)

7. 1001000(2) = ….. (10)

8. 10110(2) = ….. (10)

9. 1010001(2) = ….. (10)

10. 10011(2) = ….. (10)

Note : jawaban ditulis dibuku catatan beserta penyelesaiannya lalu foto dan upload di lms pada laman
LKPD

Anda mungkin juga menyukai