Anda di halaman 1dari 14

Critical Book Review

M.K. Elektronika Digital


Prodi Pend.Fisika C 2018

Skor Nilai:

“Teori Kuantum”

NAMA : NURIYANI

NIM : 4182121006

KELAS : FISIKA DIK C 2018

DOSEN PENGAMPU : Drs.Khoirul hamdani,M.si

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN FISIKA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan hidayahnya
kepada saya untuk dapat menyelesaikan tugas critical book review. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai rahmat sejuta umat dan suri
teladan yang baik. Penyelesaian critical book review ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Elektonika Digital dalam menempuh pendidikan di Universitas Negeri Medan

Dalam penyelesaian critical book review ini saya mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, sudah sepantasnya rasa terimakasih saya sampaikan kepada Bapak dosen
mata kuliah yang telah memberikan banyak informasi dalam pembuatan critical book review
ini.

Betapa besar usaha yang saya lakukan dalam pembuatan critical book review ini
sebaik mungkin, tetapi saya menyadari critical book review ini masih jauh dari
kesempurnaan. saya sangat mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan penulisan
berikutnya. Semoga kiranya critical book review ini bermanfaat untuk saya khususnya, dan
pembaca umum lainnya.

Medan, 05 SOktober 2020

Nuriyani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................1

1.3 Manfaat..............................................................................................1

1.5 Identitas Buku...................................................................................2

BAB II RINGKASAN......................................................................................3

2.1Ringkasan Buku.................................................................................3

BAB III ANALISIS BUKU .............................................................................9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan........................................................................................10

4.2 Saran..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembahasan kali ini yaitu mengenai sistem bilangan dan pengkonversiannya,
dimana ini sangat umum dipelajari oleh para pelajar teknik informatika. Konversi yang
akan dibahas pada artikel ini meliputi bilangan bulat dan bilangan pecahan dari sistem
bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal.
Konversi dari desimal ke biner diperlukan untuk menerjemahkan keinginan (perintah)
manusia kedalam kode-kode yang dikenali oleh sistem digital. Sebaliknya, konversi dari
biner ke desimal diperlukan untuk menterjemahkan kode hasil pengolahan sistem digital
ke dalam bentuk informasi yang dimengerti oleh manusia. Konversi dari biner ke oktal
atau heksadesimal (dan sebaliknya) merupakan perantara konversi dari/ke biner ke/dari
desimal. Konversi ini banyak dilakukan karena disamping digit angka biner jauh lebih
banyak dibandingkan dengan angka-angka pada sistem bilangan oktal dan heksadesimal,
juga karena melakukan konversi tersebut sangat mudah.

1.2 Tujuan
Mampu memahami teori sistem bilangan dan cara menghitung pada sistem bilangan.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui materi sitem bilangan
2. Memahami cara mengubah sistem bilangan ke desimal, biner, oktal dan heksa
3. Mengetahui cara mengkonversikan sistem bilangan
4.

1
2.1 Identitas Buku
judul buku : Teknik digital ; Pendekatan praktis. Edisi kedua
Edisi : Ke II
Jumlah halaman : 98 Halaman
Pengarang : Saludin Muis
Penerbit : Graha Ilmu
Kota terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2012
ISBN : 978-979-7 56-800-9

2
Bab II

Ringkasan Buku

2.1 Bilangan Desirnal

Bilangan desimal merupakan sistem bilangan yang dikenal secara umum dan dipakai
sebagai satuan transaksi sehari-hari, masyarakat pada umumnya sudah terbiasa dan mengenal
baik operasi dengan bilangan desimal, karena itu operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian dengan bilangan desimal tidak akan dibahas lebih lanjut. Bilangan
dasar desimal0,1,2......9, dan faktor pembobotan adalah l0n, n=1,2,...N.

Contoh:

54321 desimal

54321 = 1. 10⁰ +2.10¹+3.10²+4. 10³+5. 10⁴ = 10 + 20 + 300 + 4000 + 50000

= 54321

2.2 Bilangan Biner


Bilangan biner merupakan sistem bilangan yang dikenal sistem digital, maka
pembahasan bilangan biner meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
sebagai berikut. Bilangan dasar biner 0 atau 1, dan faktor pembobotan adalah 2", n=1,2,3
....N.
Contoh:
10110 biner
10110 = 0.2⁰ +1.2¹ +1.2² +0.2³ +1.2⁴ = 0+2+4+16
= 22 desimal

Penjumlahan:

Sama halnya bilangan desimal, penjumlahan bilangan biner dilakukan mulai dari digit
paling tidakberarti (paling kanan, dengan pembobotan 2'terkecil), bila hasil penjumlahan
lebih besar dari 1 (1+ 1 biner) akan memberikan tambahan I kepada digit di atasnya.

Contoh

01101101 atau 109 desimal

01101011 + atau 107 desimal

11011000 atau 216 desimal.

Pegurangan :

Sama hainya bilangan desimal, pengurangan bilangan biner dilakukan mulai dari digit
paling tidak berarti (paXing kanan, dengan pembobotan 2' terkecil), bila besaran digit
pengurangan lebih besar dari yang dikurang (misalnya 1 terhadap 0), peminjaman dilakukan
terhadap digit dengan pembobotan 2" lebih besar di atasnya.

3
Contoh

01101101 atau 109 desimal

01101011 - atau 107 desimal

00000010 atau 2 desimal.

Perkalian :

Sama halnya bilangan desimal, perkalian bilangan biner clilakukan tlengan


mengaiikanbilangan yang dikali dengan biiangen fiengali yang dimuiai dari digit paling tidak
berarti (paiing kanan, clengan pernbobotan 2" terkecil), setiap kenaikan satu digit bilangan
pengall, hasii perkalian untuk ctigit tersebut bergeser satu digit ke kiri (kearah pcmbobotan
2'trebih tinggi), setelah semua digit pada bilangan pengali selesai dikalikan, rnaka bila hasil
penjumlahan tiap digit (mulai dari paling kanan) lebih besar dari 1 (1+ I biner) akan
memberikan tambahan 1 kepada digit di atasnya"

Contoh

MSB LSB

01101101 atau 109 desimal

01101011 X atau 107 desimal

01101101 xl (LSB)

01101101 XL

00000000 X0

01101101 XL

00000000 X0

01101101 XL

01101101 XL

01101101 + X0

111110001111 atau 11.663 desimal.

Dari perkalian di atas tampak jelas bahwa bila digit pengali adalah,,l,, , hasil perkalian
merupakan salinan dari angka yang dikari kemudian bilang pengali menggeser satu kali
kekanan untuk digit berikutnya, sebaliknya bila pengali adalah"O" tidakada hasil yang

4
diperoleh kecuari bilangan pengali menggeser satu digit ke kanan untuk digit berikutnya.
Hasil perkalian selalu menggeser kakiri satu digit untuk tiap digit pengali dan dapat langsung
dijumlahkan secara biner.

2.3 Bilangan Okta

Bilangan dasar okta 0, l, 2.......7 dan faktor pembobotan adalah n = 1,2,3.....N.

Contoh:

435 okta

43s = 5.8⁰ +5.8¹ +5.8² = 5+24+256

= 285 desimal

Pembagian :

Syarat pembagian adalah bilangan pernbagi (penyebut) harus lebih kecil dari bllangan
yang dibagi (pembilang). Berbeda clengan perkaxian, pembagian dilakukan dengan
mengurangi MSB bilangan yang dibagi dengan bilangan pembagi, trila bilangan yang dibagi
rebih besar dari bilangan pembagi maka hasilnya 1, bila tidak maka hasilnya {J, selanjutnya
pengurangan dilaksanakan. pernbagian terus dilakukan dengan menggeser satu digit ke
kananpadabilangan yang dibagi sampai digit LSB.

Contoh :

110111 (Pembilang) Atau 45 desimal

101 (Penyebut) Atau 5 desimal

110111

101 - Hasil I (MSB)

001111 Sisa Pembilang

101 - Hasil I

0101 Sisa Pembilang

101 - Hasil I (LSB)

Hasil bagi adalah 111 atau 7 desimal.

2.4 Bilangan Heksa

Bilangan dasar heksa 1,2,3........ D, adalah 16n, n = 1,2,3 .....N.

5
Contoh:

2B7 heksa

E, F dan faktor pembobotan

287 = 7.160 +11. 16t+2.162

= 7+176+572

= 691desimal

Proses pembagian dapat dilakukan dengan cara mengikuti bilangan Okta di atas.

2.5 Konversi Bilangan Desimal Menjadi Biner

Dilakukan dengan membagi angka desimal dengan faktor 2, sisa pembagian 0 atau 1
merupakan bilangan biner yang dimaksud. Digit terakhir hasil pembagian merupakan posisi
digit paling berbobot (MSB).

Contoh :

123 desimal

123 = 123 : 2 = 61 sisa 1 (LSB)

= 61 : 2 = 30 sisa 1

= 30 : 2 = 15 sisa 0

= 15 :2 =7 sisa 1

=7 :2 =3 sisa 1

=3 :2 =1 sisa 1

=1 :2 =0 sisa 1 (MSB)

123 desimal 1111011, dapat diperiksa kembali dengan konversi kebalikan.

1111011 = 1.2⁰ +1.2¹ +0.2² +1.2³ +1.2⁴ +1.2⁵ +1.2⁶

= 1 +2 +0 +8 +16 +32+64

= 123 desimal

2.6 Konversi Bilangan Biner Menjadi Okta

Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok terdiri dari 3 digit, hasil
konversi tiap kelompok 3 digit bilangan biner merupakan bilangan okta yang dimaksud.

Contoh:

6
101111 biner

101111 = Kelompok 1 “101” dan Kelompok 2 “111”

= 1.2⁰ + 0.2¹ + 1.2² dan 1.2⁰ + 1.2¹ + 1.2²

=1+0+4 dan 1 + 2 + 4

=5 dan 7

101111 biner = 57 okta. Dapat diperiksa ulang dengan konversi balik pada bagian 1.7

2.7 Konversi Bilangan Okta Menjadi Biner

Dilakukan dengan mengkonversi tiap digit bilangan okta menjadi 3 digit bilangan biner.

Contoh

57 okta

57 = 5 dan 7

=5 :2 =2 Sisa 1 dan 7 : 2 = 3 Sisa 1

=2 :2 =1 Sisa 0 dan 3 : 2 = 1 Sisa 1

=1 :2 =0 Sisa 1 dan 1 : 2 = 0 Sisa 1

= 101 Biner = 111 Biner

57 okta = 101111 biner. Hasil ini sesuai dengan hasil konversi kebalikan dari contoh 1.6

2.8 Konversi Bilangan Biner Menjadi Heksa.

Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok terdiri dari 4 digit, hasil
konversi tiap kelompok 4 digit bilangan biner merupakan bilangan heksa yang dimaksud.

Contoh

11010111 biner

101111 = Kelompok 1 “1101” dan Kelompok 2 “0111”

= 1.2⁰ + 1.2¹ + 0.2² + 1.2³ dan 1.2⁰ + 1.2¹ + 1.2² + 0.2³

=1+0+4 +8 dan 1 + 2 + 4 + 0

= 13 dan 7

11010111 biner = D7 helsa. Dapat diperiksa ulang dengan konversi balik pada bagian 1.9.

7
2.9 Konversi Bilangan Heksa Menjadi Biner.

Dilakukan dengan mengkonversi tiap digit bilangan heksa menjadi 4 digit bilangan biner.

Contoh

D7 okta

D7 = D dan 7

= 13 : 2 = 6 Sisa 1 dan 7 : 2 = 3 Sisa 1

=6 :2 =3 Sisa 0 dan 3 : 2 = 1 Sisa 1

=3 :2 =1 Sisa 1 dan 1 : 2 = 0 Sisa 1

=1 : 2 = 0 Sisa 1 dan 0 : 2 = 0 Sisa 0

= 1011 Biner =0 111 Biner

57 helsa = ll0l011l biner.

Hasil ini sesuai dengan hasil konversi kebalikan dari contoh 1.8.

8
Bab III

Analisi Buku

Dari segi pemaparan materi, Buku ini memaparkan materi secara jelas dan menjelaskan
materi, penjelasan cukup lengkap dan tersistematis, materi juga dijelaskan berdasarkan
Rumusan yang telah ditetapkan. Dalam penjelasan materi sistem bilangan ini disertai dengan
memberikan contoh penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara singkat
sehinggga pembaca mudah memahami dengan mengikuti langkah-langkah yang diberikan.
Buku ini juga menjelasakan maksud dan tujuan dari materi yang telah disajikan, penulis
merincikan materi menjadi satu-kesatuan yang tersistematis sehingga teori sistem bilangan
hanya dijelaskan secara singkat sehingga pembaca paham dan mengerti akan maksud
pendapat yang dikemukakan.

Materi Dijelaskan secara berkesinambungan antar judul 1 sampai judul sub materinya,
buku ini lebih simpel dan hanya menjelaskan secara garis besarnya saja sehingga butuh
referensi buku lain untuk lebih memahami isi dan maksud materi bilangan. Buku utama ini
awalnya sulit untuk dipahami. Pembagian sub materi juga banyak tetapi sub materi yang
dipaparkan sangat jelas dan tepat. Sehingga memudahkan pembaca dalam memahami dan
memudahkan mencari maksud dari isi materi.

Buku yang dinilai secara fisik, buku ini menampilkan cover buku yang sangat elegan
dan menarik minat baca, dalam buku ini tidak terlalu banyak memaparkan materi. Penjelasan
materi sitem bilangan ini diuraikan dengan memberikan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan, sehingga kita lebih mudah mengerti.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Matematika adalah suatu yang sangat berpengaruh dari segala ilmu, baik dalam bidang
teknologi ataupun lainnya. Dalam hal ini penerapan matematika dimunculkan dalam ilmu teknologi
informasi. Dalam perkembangannya teknologi menggunakan beberapa bahasa dan rumusan
matematika, seperti perhitungan sistem oktal, sistem biner, sistem desimal, sistem hexadesimal.
Hampir semua pemograman dan aplikasi menggunakan sistem tersebut.

Bilangan dasar yang dipergunakan dalam sistem digital berbeda dengan bilangan
dasar yang dikenal dalam kehidupan praktis sehari-hari. Sistem digit alpadaumumnya
menggunakan bilangan dasar biner dengan basis 2 ataupembobotan2", sedangkan pemakaian
praktis sehar-hari dikenal bilangan desimal dengan basis 10 atau pembobotan 10'. Berbagai
bilangan dasar dan konversinya sebagai langkah awal untuk memahami teknik digital yang
disajikan dalam buku ini secara keseluruhan maupun pada edisi berikut yang diperluas
cakupan materinya.

4.2 Saran

Critical buku ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun saya harapkan.

10
Daftar Pustaka

Muis, Saluddin. (2012). Teknik digital ; Pendekatan praktis, Edisi kedua. Graha
ilmu,Yogyakarta

11

Anda mungkin juga menyukai