Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REPORT

MK. TEKNIK DIGITAL

Skor Nilai :

NAMA : NIM:

ENDANG CLARA BR MUNHE 5183230004

ROBBY SIHOMBING 5181230009

ANDRE KAYANA SITOHANG 5183530015

Mata Kuliah : Teknik Digital

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang
karena bimbingan-Nyalah maka penyusun bisa menyelesaikan sebuah karya tulis berupa
Critical Book Report pada mata kuliah Teknik Digital .

Tugas ini dibuat dalam rangka mereview, menganalisi buku yang dipilih dan juga
sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
“Teknik Digital”

Akhir kata kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang sudah mendukung penyusunan critical book
riview ini. Selanjutnya kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga akan
menumbuhkan rasa syukur kami kepada Tuhan yang Maha Esa dan dalam hal perbaikan
makalah ini ke depannya.

Medan, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................................

B. Rumusan Masalah ........................................................................................

C. Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB II ISI BUKU .................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................

A. Kelebihan Jurnal ...............................................................................................

B. Kelemahan Jurnal ..............................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................

B. Saran ......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum KKNI yang telah diterapkan oleh Universitas Negeri Medan menuntut
mahasiswanya untuk menyelesaikan 6 tugas pada satu semester, salah satunya yaitu “Critical
Book Review”. Pada mata kuliah Rangkaian Listrik ini, Critical Book Review yaitu laporan
tentang meriview buku yang berisikan pembahasan materi, kelebihan dan kekurangan pada
buku tersebut.

B. Tujuan

1. Penyelesaian tugas mata kuliah Rangkaian Listrik

2. Menambah wawasan tentang teori pada mata kuliah Teknik Digital

3. Meningkatkan pemahaman tentang teori dari mata kuliah Teknik Digital

4. Menguatkan Landasan teori dari Teknik Diogital

C. Manfaat

Adapun manfaat dari tugas CBR ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Teknik Digital, menguatkan, menambah wawasan, meningkatkan pemahaman dn
menguatkan landasan dari teori Analisis Teknik Digital, serta dapat mengetahui isi dari buku
yang di kritik.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku 1

Identitas Buku 1

Judul : Teknik Digital Dasar Pendekatan Praktis (Edisi 2)


ISBN : 978-979-7 56-800-9
Pengarang : Saludin Muis
Penerbit : Graha Ilmu
Kota terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2012
Bentuk : E-book

Ringkasan Isi Buku 1

BAB I SISTEM BILANGAN

A. Bilangan Desirnal
Bilangan dasar desimal0,1,2......9, dan faktor pembobotan adalah l0n, n=1,2,...N.
Contoh:
54321 desimal
54321 = 1. 100 +2.101+3 102+4 103+5 104
= 10 + 20 + 300 + 4000 + 50000
= 54321
B. Bilangan Biner
Bilangan dasar biner 0 atau 1, dan faktor pembobotan adalah 2", n=1,2,3 ....N.
Contoh:
10110 biner
10110 = 0.20 +1.21 +1.22 +0.23 +1.24
= 0+2+4+16
= 22desimal

C. Bilangan Okta
Bilangan dasar okta 0, l, 2.......7 dan faktor pembobotan adalah n = 1,2,3.....N.
Contoh:
435 okta
43s = 5.80 +5.81 +5.82
= 5+24+256
= 285 desimal

D. Bilangan Heksa
Bilangan dasar heksa 1,2,3........ D, adalah 16n, n = 1,2,3 .....N.
Contoh:
2B7 heksa
E, F dan faktor pembobotan
287 = 7.160 +11. 16t+2.162
= 7+176+572

E. Konversi Bilangan Desimal Menjadi Biner


Dilakukan dengan membagi angka desimal dengan faktor 2, sisa pembagian 0 atau 1
merupakan bilangan biner yang dimaksud. Digit terakhir hasil pembagian merupakan posisi
digit paling berbobot (MSB).
Contoh:

F. Konversi Bilangan Biner Menjadi Okta


Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok terdiri dari 3 digit, hasil
konversi tiap kelompok 3 digit bilangan biner merupakan bilangan okta yang dimaksud.
Contoh:
101111 biner
101 111 = kelompok 1 "101" dan kelompokz "lll"
= l.20+0.21+1.22 dan l.2o+1.2t+1.22
= 1+0+4 dan l+ 2 + 4
=5 dan 7
G. Konversi Bilangan Okta Menjadi Biner
Dilakukan dengan mengkonversi tiap digit bilangan okta menjadi 3 digit bilangan biner.
1.8 Konversi Bilangan Biner Menjadi Heksa.
Dilakukan dengan mengelompokan bilangan biner tiap kelompok terdiri dari 4 digit, hasil
konversi tiap kelompok 4 digit bilangan biner merupakan bilangan heksa yang dimaksud.

1.9 Konversi Bilangan Heksa Menjadi Biner.


Dilakukan dengan mengkonversi tiap digit bilangan heksa menjadi 4 digit bilangan biner.

BAB II PEMAHAMAN 0 DAN 1 BINER

A. Bilangan 0 Biner
Sistem digital hanya mengenal bilangan biner yang dipahami sebagai angka 0 (off) dan I
(on) oleh rangkaian logika atau unit pemroses mikroprosesor. Bilangan 0 diartikan sebagai
masukan atau keluaran yang berarus tegangan tertentu. Idealnya logika 0 akan dikenali
sebagai 0V (nol Volt), namun dalam pemakaian praktis terdapatbatas toleransi scbagai
berikut (masih mengacu kepada standar lama aras tegangan kcrja prosesor yang
menggunakan 5V) :
B. Bilangan 1 Biner
Sebagaimana dibahas padabagian 2.1 bahwa sistem digital hanya mengenal bilang biner
yang dipahami rangkaian logika dan mikroprosesor.
Bilangan 1 diartikan sebagai masukan atau keluaran yang beraras tegangan tertentu, idealnya
5V (5 Volt).
= 2,4Y - 5V
= 40pA
= 400 pA
Blla gambar 2.1Tegangan Vi = 0V - 0,4Y yang mewakili angka 0 biner maka
transistor pada gambar 2.lberada pada kondisi tidak aktif karena prategangan Vi tidak cukup
untuk mendorong arus basis melewati emitor sehingga keluaran antara kolektor dan basis
merupakan tegangan kolektor tidak aktif yang idealnya 5V.

BAB III GERBANG LOGIKA DASAR

A. Gerbang AND
Gerbang AND dikenal sebagai gerbangfungsi perkalian logika, simbol dan tabel
kebenaran sebagai berikut :

B. Gerbang OR
Gerbang OR dikenal sebagaigerbatgfungsi penjumlahan logika, simbol dan tabel
kebenaran sebagai berikut :
C. Gerbang XOR
Gerbang XOR dikenalsebagaigerbang fungsi eklusif OR logika, simbol dan tabel
kebenaran sebagai berikut

D. Gerbang NOT
Gerbang NOT dikenal sebagai gerbang fungsi logika kebalikan/ inverse, simbol dan tabel
kebenaran sebaeai berikut :

E. Gerbang NAND
Gerbang NAND dikenal sebagai gerbang fungsi logika keballkan/inverse dari
gerbangAND. Keluaran gerbangNAND merupakan NOT dali gerbang AND sehingga
berdasarkan gantbar 3.1 di atas, keluaran gerbang NAND hanya akan bernilai 0 bila semua
masukan bernilai "1". Simbol dan tabel kebenaran gerbang NAND sebagai berikut :

F. Gerbang NOR
Gerbang NOR dikenal sebagai gerbang fungsi logika kebalikan/inverse dari gerbang OR.
Keluaran gerbang NOR merupakan NOT dari gerbang OR sehingga berdasarkan gambar 3.3
di atas, keluaran gerbang N()l{ hanya akan bernilai I bila semua masukan bernilai "0".
Simbol tabel kebernaran dari gcrbang NOR sebagai berikut :
BAB IV ALJABAR BOOLEAN
A. Hukum Aljabar Boolean
Tiga hukum aljabar Boolean untuk fungsi penjumlahan I logika (gerbang OR) dan fungsi
perkalian logika (gerbang AND) adalah:

a) Hukurn komutatif :
yaitu baik fungsi penjumlahan logika maupu fungsi perkaiian logika berlaku hukum
komutatif.
A+B = B+A
A.B = B.A

b) Hukum asosiatif :
yaitu baik fungsi penjumlahan logika (gerbang OR) maupun fungsi perkalian iogika (gerbang
AND) berlaku hukum asosiatif.
A+(B+C) =(A+B)+C A.(B.C) =(A.B). C

c) Hukum distributif :
yaitu baik fu ngsi penjumlahan logika (gerbang OR) maupun fungsi perkalian logika
(gerbang AND) berlaku hukum distributive.
A(B+C) =A.B +A.C
(A+B).(C+D) = A.C + A.D + B.C + B.D
B. Aturan Reduksi Boolean

Penyederhanaan fungsi logika untuk keluaran rangkaian yang terdiri dari kombinasi

berbagai macam gerbang, dapat dilakukan dengan hukum reduksi Boolean. Berdasarkan 4.1.
BAB V CONTOH KOMBINASI GERBANG
A. Penyederhanaan yang Menggunakan Aturan 4

B. Penyederhanaan dengan Menggunakan Aturan 11


C. Penyederhanaan dengan Menggunakan aturan 9, 12, 13

BAB VI TABEL KARNAUGH


A. Sum of Ptoduct
Aturan penyederhanaan dengan menggunakan cara sutlt of product rnengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. I . Keluaran yang bernilai I dari tabel kebenaran ditulis dalam bentuk suku fungsi
gerbang AND (disebut Minterm).
2. Suku fungsi gerbangAND terdiri dari variabel-variabel masukan, bila variabel
masukan (misalnya A) berupa 0 maka ditulis sebagai inverse (A)pada suku fungsi
gerbang AND, sebaliknya bila variabel masukan berupa I maka ditulis tanpa inverse
(A).
3. Fungsi keluaran merupakan penjumlahan dari suku suku fungsi gcrbang AND

B. Product of Sum
Aturan penyederhanaan dengan menggunakan cara product of sum mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dari tabel kebenaran, lakukan inverse terhadap fungsi keluaran y
2. Kemudian keluaran yang bernilai 1 (setelah inverse) dari tabel kebenaran ditulis
dalam bentuk suku fungsi gerbang AND (disebut Maxterm).
3. Suku fungsi gerbang AND terdiri dalvarrabel variabel masukan, bila variabel
masukan (misalnya A) berupa 0 maka ditulis sebagai inverse ([) pada suku fungsi
gerbang AND, sebaliknya bila variabel masukan berupa 1 maka ditulis tarrpa inverse
(A).
4. Fungsi keluaran (inversi) merupakan penjumlahan dari suku-suku f'ungsi
gerbangAND.
5. Keluaran Y scbenarnya yang dicari merupakan hasil inverse dari keluaran pada
langkah ke 4.

C. Karnaugh
Penyederhanaan persamaan keluaran untuk kombinasi gerban g-gerbang logika
dengan menggunakan tabel kebenaran dan berdasarkan atttan/ hukum yafigtercantum pada b
agian? di atas, kadang belumpadatahap yang paling sederhana. Cara penyederhanaan dengan
menggunakan rnetode Karnaugh (K-map) sangat membantu mencapai kondisi
palingsederhana untuk persamaan keluaran. Disamping kemudahan mengisi kondisi keluaran
(persamaan POS atau SOP) yang diharapkan kedalam tabel Karnaugh yang tiap kotak/sel
sudah ditandai dengan angka desimal.
Langkah langkah pengisian K-map dan cara reduksi ke bentuk persamaan keluaran
minimum adalah sebagai berikut :
1. Isi tabel kebenaran dengan fungsi keluaran SOP.
2. Fungsi keluaran SOP diisi ke sel yang sesuarpada K-map
3. Lingkari sel sel yang berdekatan dalam $oup 2-4-8 sel, semakin besar group yang
dapat dilingkaran semakin sederhana fungsi keluaran yang dihasilkan.
4. Tulis suku persamaan SOP dari tiap lingkaran dimana variabel varibel tidak berubah.
Dari langkah 4 di atas tampak bahwa prinsip penyederhanaan dengan K-map
menggunakan aturan 6 dan aturan 8. K-map dapat dipakai untuk mencari fungsi keluaran
(SOP) yang terdiri dati 2 variabel, 3 variabel, 4 vaiabel dan 5 variabel (dapat pula untuk
fungsi keluaran POS, tidak dibahas).

2.2 Buku 2
Identitas Buku 2
Judul : Materi Teknik Digital
Tahun : 2006
Penulis : Ir. Wijaya Widjanarka
Kota Terbit : Jakarta
ISSN : 0-9744239-3-9
Bentuk : E-book

Ringkasan Isi Buku 2


BAB I GERBANG LOGIKA DASAR DAN ALJABAR BOOLEAN
A. Tabel Kebenaran (Truth Table)
Tabel kebenaran merupakan tabel yang menunjukkan pengaruh pemberian level
logika pada input suatu rangkaian logika terhadap keadaan level logika outputnya. Melalui
tabel kebenaran dapat diketahui watak atau karakteristik suatu rangkaian logika. Oleh karena
itu, tabel kebenaran mencerminkan watak atau karakteristik suatu rangkaian logika. Tabel
kebenaran harus memuat seluruh kemungkinan keadaan input tergantung pada jumlah
variabel input atau jumlah saluran input dari suatu rangkaian logika, dan mengikuti rumus :
Jumlah seluruh kemungkinan input = 2n, dengan n merupakan jumlah variabel atau
saluran input rangkaian .
Contoh :
1. Rangkaian logika dengan 1 variabel input, maka jumlah seluruh kemungkinan input =
21 = 2
A Rangkaian F
input logika output

Tabel kebenaran:
Input Output
(A) (F)
0 …..
1 …..

B. Gerbang Logika Dasar


Gerbang-gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian
digital merupakan kesatuan dari gerbang-gerbang logika dasar yang membentuk fungsi
pemrosesan sinyal digital. Gerbang dasar logika terdiri dari 3 gerbang utama, yaitu AND
Gate, OR Gate, dan NOT Gate. Gerbang lainnya seperti NAND Gate, NOR Gate, EX-OR
Gate dan EX-NOR Gate merupakan kombinasi dari 3 gerbang logika utama tersebut.

1. AND Gate
Gerbang AND merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki 2 buah
saluran masukan (input) atau lebih dan sebuah saluran keluaran (output). Suatu gerbang AND
akan menghasilkan sebuah keluaran biner tergantung dari kondisi masukan dan fungsinya.
Prinsip kerja dari gerbang AND adalah kondisi keluaran (output) akan berlogic 1 bila semua
saluran masukan (input) berlogic 1. Selain itu output akan berlogic 0. Simbol gerbang logika
AND 2 input :

A
B F

dengan persamaan Boolean fungsi AND adalah F = A.B (dibaca F = A AND B).
Tabel kebenaran:
input Output
A B F
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2. OR Gate
Gerbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki 2 buah saluran
masukan (input) atau lebih dan sebuah saluran keluaran (output). Berapapun jumlah saluran
masukan yang dimiliki oleh sebuah gerbang OR, maka tetap memiliki prinsip kerja yang
sama dimana kondisi keluarannya akan berlogic 1 bila salah satu atau semua saluran
masukannya berlogic 1. Selain itu output berlogic 0.

Simbol gerbang logika OR 2 input :

A
F

dengan persamaan Boolean fungsi OR adalah F = A+B (dibaca F = A OR B).

Tabel kebenaran:
input Output
A B F
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

3. NOT Gate
Gerbang NOT sering disebut dengan gerbang inverter. Gerbang ini merupakan
gerbang logika yang paling mudah diingat. Gerbang NOT memiliki 1 buah saluran masukan
(input) dan 1 buah saluran keluaran (output). Gerbang NOT akan selalu menghasilkan nilai
logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran masukannya. Bila pada saluran
masukannya berlogic 1 maka pada saluran keluarannya akan berlogic 0 dan sebaliknya.
Simbol gerbang logika NOT :

A F
Tabel kebenaran:
Input (A) Output (F)
0 1
1 0

4. NAND Gate
Gerbang NAND merupakan kombinasi dari gerbang AND dengan gerbang NOT
dimana keluaran gerbang AND dihubungkan ke saluran masukan dari gerbang NOT. Karena
keluaran dari gerbang AND di”NOT”kan maka prinsip kerja dari gerbang NAND merupakan
kebalikan dari gerbang AND. Outputnya merupakan komplemen atau kebalikan dari gerbang
AND, yakni memberikan keadaan level logic 0 pada outputnya jika dan hanya jika keadaan
semua inputnya berlogika 1. Simbol gerbang logika NAND 2 input :

A
F

2. NOR Gate
Sama halnya dengan NAND Gate, gerbang NOR merupakan kombinasi dari gerbang
OR dengan gerbang NOT dimana keluaran gerbang OR dihubungkan ke saluran masukan
dari gerbang NOT. Karena keluaran dari gerbang OR di”NOT”kan maka prinsip kerja dari
gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR. Outputnya merupakan komplemen
atau kebalikan dari gerbang OR, yakni memberikan keadaan level logic 0 pada outputnya jika
salah satu atau lebih inputnya berlogika 1. Simbol gerbang logika NOR 2 input :

A
F
B

3. EX-OR Gate
EX-OR singkatan dari Exclusive OR dimana jika input berlogic sama maka output
akan berlogic 0 dan sebaliknya jika input berlogic beda maka output akan berlogic 1. Simbol
gerbang logika EX-OR 2 input :
A
F

4. EX-NOR
EX-NOR gate adalah kebalikan dari EX-OR gate dimana jika input berlogic sama
maka output akan berlogic 1 dan sebaliknya jika input berlogic beda maka output akan
berlogic 0. Simbol gerbang logika EX-NOR 2 input :

A
F

BAB II RANGKAIAN LOGIKA KOMBINASI

A. Pengertian Logika Kombinasi


Logika kombinasi merupakan salah satu jenis rangkaian logika yang keadaan
outputnya hanya tergantung pada kombinasi-kombinasi inputnya saja.

B. Bentuk-bentuk Persamaan Logika


Selain menggunakan symbol elemen logika, deskripsi rangkaian logika kombinasi
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan logika. Secara umum persamaan logika
diklasifikasikan ke dalam 2 bentuk, yakni Sum Of Product (SOP) dan Product Of Sum (POS).
Dari masing-masing bentuk persamaan tersebut dapat diklasifikasikan lagi menjadi bentuk
standar dan tidak standar.

1. Bentuk Sum Of Product (SOP)


SOP merupakan persamaan logika yang mengekspresikan operasi OR dari suku-suku
berbentuk operasi AND. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa SOP adalah bentuk
persamaan yang melakukan operasi OR terhadap AND. Bentuk SOP ini terdiri dari 2 macam,
yaitu SOP standar dan SOP tidak standar. SOP standar adalah persamaan logika SOP yang
setiap sukunya mengandung semua variabel input yang ada, sedangkan SOP standar
merupakan persamaan logika SOP yang tidak setiap sukunya mengandung semua variabel
input. Pada bentuk SOP standar, setiap sukunya dinamakan minterm, disingkat dengan
m(huruf kecil). Minterm bersifat unik, yakni untuk semua kombinasi input yang ada hanya
terdapat satu kombinasi saja yang menyebabkan suatu minterm bernilai 1.
2. Bentuk Product Of Sum (POS)
POS merupakan suatu persamaan logika yang mengekspresikan operasi AND dari
suku-suku berbentuk operasi OR atau dengan kata lain POS adalah bentuk persamaan yang
meakukan operasi AND terhadap OR. Bentuk POS ini terdiri dari 2 macam, yaitu POS
standar dan POS tidak standar. POS standar adalah persamaan logika POS yang setiap
sukunya mengandung semua variabel input yang ada, sedangkan POS standar merupakan
persamaan logika POS yang tidak setiap sukunya mengandung semua variabel input. Pada
bentuk POS standar, setiap sukunya dinamakan maxterm, disingkat dengan M (huruf besar).
Sama halnya dengan minterm, maxterm juga bersifat unik, yakni untuk semua kombinasi
input yang ada hanya terdapat satu kombinasi saja yang menyebabkan suatu maxterm bernilai
0. Dengan kata lain, suatu persamaan logika dalam bentuk POS, dapat dilihat dari outputnya
yang berlogic 0. Tanda phi () digunakan sebagai pengganti operator-operator perkalian
(operasi logika AND)

3. Penyederhanaan Secara Aljabar


Bentuk suatu persamaan logika baik dalam bentuk SOP maupun POS yang diperoleh
dari tabel kebenaran umumnya jika diimplementasikan ternyata merupakan bentuk
impelementasi yang tidak efisien. Oleh karena itu, setiap persamaan logika yang akan
diimplementasikan ke dalam bentuk rangkaian logika pada dasarnya dapat dilakukan jika
persamaan logika tersebut sudah dalam bentuk minimum, yaitu dengan tahap minimisasi.
Tahap minimisasi merupakan suatu cara untuk memanipulasi atau menyederhanakan suatu
persamaan logika dengan menggunakan teorema aljabar Boolean, diagram venn, karnaugh
map, dam sebagainya. Dengan menyederhanakan suatu persamaan logika sebelum persamaan
tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk rangkaian, terdapat beberapa keuntungan yang
dapat diperoleh, yaitu :

 Mengurangi jumlah komponen yang diperlukan.


 Mengurangi biaya yang diperlukan.
 Waktu yang diperlukan untuk menyusun rangkaian lebih sedikit.
 Respon/tanggapan rangkaian menjadi lebih cepat karena delay/tundaan rangkaian
berkurang.
 Ukuran/dimensi fisik rangkaian lebih kecil.
 Bobot rangkaian lebih ringan.
 Rangkaian akan lebih mudah dianalisa.
4. Metode Karnaugh Map
Selain menggunakan teorema aljabar Boolean, agar suatu persamaan logika dengan
cepat dapat diketahui sudah dalam bentuk minimum atau masih perlu diminimumkan dapat
digunakan metode Karnaugh Map. Keuntungan yang diperoleh dari penyederhanaan
persamaan logika dengan menggunakan K-map ditinjau dari persamaan akhir yang dihasilkan
selalu merupakan persamaan yang tersederhana. Pembahasan lebih lanjut tentang karnaugh
map akan dijelaskan pada bab minimasi.

BAB III TEKNIK MINIMISASI DAN IMPLEMENTASI

A. Teknik Minimasi

Teknik minimisasi dalam ilmu digital adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menyederhanakan suatu persamaan logika. Mengapa suatu persamaan logika perlu
disederhanakan?

Suatu persamaan logika perlu disederhanakan agar jika persamaan logika itu kita buat
menjadi sebuah rangkaian logika kita bisa ;

 Mengurangi jumlah komponen yang digunakan


 Mengurangi jumlah biaya yang diperlukan
 Mempersingkat waktu untuk merangkai
 Menghasilkan respon rangkaian lebih cepat karena delay rangkaian berkurang
 Memperkecil dimensi fisik rangkaian
 Menganalisa rangkaian dengan mudah1.
1. Teorema Aljabar Boolean
Aljabar Boolean sangat penting peranannya di dalam proses perancangan maupun analisis
rangkaian logika. Untuk memperoleh hasil rancangan yang berupa suatu persamaan logika
yang siap diimplementasikan, diperlukan tahap pemberlakuan kaidah-kaidah perancangan.
Salah satunya adalah aljabar Boolean.

a. Sifat Idempoten (sama)


▬ XX X
▬ XX  X
b. Sifat Absorpsi (menghilanghkan)
▬ X  (X Y )  X
▬ X  (X Y)  X
c. Teorema Identitas
▬ X Y  Y
▬ X Y  Y
(Jika X  Y )

d. Teorema Komplemen
▬ Jika X  Y  1 , atau
▬ Jika X Y  0 ,
Maka X  Y

e. Teorema Involution

▬ XX
f. Teorema Van De Morgan
▬ X Y  Z  X Y  Z
▬ X Y  Z  X Y  Z

2. Postulate Huntington
a. Postulate 1
▬ X  0  X  X 1  X
▬ X  0  0  X 1  1
b. Postulate 2
▬ X Y  Y  X
▬ X Y  Y  X
c. Postulate 3
▬ X  (Y  Z )  ( X  Y )  ( X  Z )
▬ X  (Y  Z )  ( X  Y )  ( X  Z )
d. Postulate 4
▬ X  (Y  Z )  ( X  Y )  Z
▬ X  (Y  Z )  ( X  Y )  Z
e. Postulate 5
▬ X  X 1
▬ X X 0

2. Diagram Venn
Salah satu cara untuk memudahkan untuk melukiskan hubungan antara variable dalam
aljabar boolean adalah dengan menggunakan diagram venn. Diagram ini terdiri dari sebuah
segi empat yang didalamnya dilukis lingkaran-lingkaran yang mewakili variabelnya, satu
lingkaran untuk setiap variabelnya.
3. Karnaugh Map
Aturan penyederhanaan persamaan logika dengan K-map ;

1. Untuk persamaan logika yang terdiri dari n variable diperlukan K-map dengan 2n kotak.
Penomoran kotak berurutan berdasarkan kode gray.

4. Metoda Quine - Mc. Cluskey


Untuk menyederhanakan suatu persamaan logika empat variable, K-map memang
metode yang paling efektif. Akan tetapi jika persamaan itu lebih dari empat variable metode
ini akan mengalami kesulitan. Metode Quine Mc. Cluskey adalh salah satu cara yang
memungkinkan untuk menyederhanakan suatu persamaan logika lebih dari empat variable.

B. Teknik Implementasi

Implementasi merupakan suatu teknik untuk merealisasikan suatu persamaan logika


ke dalam bentuk rangkaian logika. Teknik implementasi sangat penting peranannya dalam
perencanaan system-sistem diital.

Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam teknik implementasi ini adalah
meralisasikan suatu persamaan logika dengan menggunakan jenis-jenis komponen yang
banyak terdapat di pasaran serta dengan memperhatikan segi ekonomis dan kecepatan respon
rangkaian.

Gerbang-gerbang Nand dan Nor mempunyai kelebihan dibandingkan dengan gerbang


logika lainnya karena dengan menggunakan gerbang logika Nand dan Nor dapat diperoleh
fungsi-fungsi And, Or, Ex-Or, Ex-Nor maupun Not gate.
Penulisan persamaan logika bias dilakukan dengan 2 metoda yaitu metoda SOP (Sum
Of Product) yang mengacu pada logic 1 pada output dan metoda POS (Product Of Sum) yang
mengacu pada logic 0 pada output.

BAB IV ENCODER DAN DECODER


Encoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode
yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam kode yang kurang dikenal manusia. Decoder
adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang kurang
dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

Contoh

A. Encoder Oktal ke Biner


ENCODER oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing-masing
dari delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang sesuai.
Rangkaian itu terdiri dari gerbang OR. Berikut tabel kebenarannya.
Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain
dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu mempunyai
delapan input yang dapat memberikan 28 kemungkinan kombinasi, tetapi hanya delapan
kombinasi yang mempunyai arti.

B. Decoder Biner ke Octal


Pada decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang
mewakili suatu bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu D0 sampai dengan D7
yang mewakili angka oktal dari 0 sampai dengan

Dalam hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi
diskrit ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini dapat lebih
jelas tampak dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah
ini. Tampak bahwa variabel outputnya itu hanya dapat mempunyai sebuah logk 1 ntuk setiap
kombinasi inputnya. Saluran output yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang
setara dengan bilangan biner pada saluran inputnya

BAB V MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER


Multiplexer dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian logika yang dapat menerima
beberapa saluran data input yang terdiri dari 1 bit/lebih secara paralel dan pada outputnya
hanya dilewatkan salah satu saluran data yang terpilih. Saluran data input yang terpilih
dikontrol oleh beberapa saluran control yang sering disebut sebagai saluran pemilih (input
select). Jumlah saluran control berkaitan erat dengan jumlah saluran data input yang akan
dikontrol. Multiplekser sering juga disebut dengan selector data. Diagram sebuah
multiplekser secara umum :

Io Saluran
I1 data output
MUX Y

IN-1
Saluran
data input S
Saluran kontrol

contoh multiplekser 8 kanal 1 bit :

Io
I1
I2 MUX
I3 Y
I4 8 kanal
I5 1 bit
I6
I7

S2 S1 So
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kelemahan Buku 1


1. Kelebihan
 Menurut saya kelebihan dari buku ini yaitu memiliki huruf tulisan yang pas untuk
dilihat sehingga tidak mengganggu penglihatan para pembaca pada saat membaca
 Buku ini di hadirkan dengan bahasa yang ringan sehingga mudah untuk dipahami
 Membawa kemajuan-kemnjuan yang pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.
 Menerangkan dengan jelas mengenai dasar-dasar dalam ilmu teknik digital
 Penyajian materi dalam buku yang dosertai dengan contoh contoh soal permasalaan.
2. Kelemahan
 Jika dibandingkan dengan buku 2, materi pada buku 1 ini ada beberapa yang tidak
ikut disajikan
 Dilihat dari fisiknya, buku ini merupakan e-book hasil scanning, sehingga ada
beberapa kata yang tidak terdeteksi. Shingga pada beberapa kalimat terjadi kerancuan.
 Kurangnya penggunan skema penunjang materi

B. Kelebihan dan Kelemahan Buku


1. Kelebihan
 Pada buku ini, jika dibandingkan dengan buku 1, materi yang disajikan lebih lengkap
 Bahasa yang digunakan cukup jelas
 Dari segi fisiknya, e-book ini memiliki kejelasan pada gambar maupun tulisannya
 Penyajian materi yang singkat namun padat, sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengerti pokok dari bahasannya.
2. Kelemahan
 Sedangkan kekurangannya menurut saya buku ini terlalu banyak menjabarkan
penjelasan kata-kata dalam suatu materi, sehingga terkadang sulit untuk memahami
materi tersebut
 Ilustrasi kurang mendukung .ilustrasi gambar ditampilkan tidak sesuai dengan
teknologi zaman sekarang.sehingga buku ini terkesan jadul.kurangnya penggunaaan
warna membuat kurang menarik.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu tentunya setiap buku memiliki kelemahan dan
kelebihannya masing-masing sehingga pembaca harus menyesuaikan buku mana yang
nyaman dan menurutnya pas untuk dibaca sebagai sumber ilmu pengetahuannya.

4.2 Saran

Saya menyadari bahwa dalam CBR yang saya susun ini masih banyak yang kurang atau
dikatakan masih jauh dari sempurna oleh karena itu, saya berharap para pembaca
memberikan saran atau masukannya untuk penyempurnaannya.

Anda mungkin juga menyukai