Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL STUDI LITERATUR

PEMBENTUKAN DESA SIAGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat dalam


Program Kesehatan

Di Program Studi D III Kebidanan Tasikmalaya

Disusun oleh,

Dea Alzena Maudyna (P20624118005)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

JURUSAN KEBIDANAN

2020
Masyarakat yang berdaya dalam bidang kesehatan dapat mengendalikan
diri terkait keputusan dan tindakan yang dapat berpengaruh pada kesehatannya.
Pemberdayaan dalam bidang kesehatan menekankan pada pemanfaatan potensi
yang ada dilingkungan sekitar untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Pemberdayaan kesehatan di masyarakat merupakan segala upaya mandiri dalam
mengingkatkan pengetahuan dan kemampuan masyrakat dalam mengidentifikasi
masalah, merencana, dan mencari pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
dan fasilitas disekitarnya baik dari bidang yang berbeda maupun LSM dan tokoh
masyarakat (Pusat Penanggulangan Krisi, 2015)

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan suatu upaya yang


bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
agar lebih berkemampuan dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Bentuk
upaya pelaksanaan program sbagai percepatan pencapaian MDGs dilakukan
dengan membangun program Desa Siaga. Berdasarkan Buku Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Keluahan Siaga Aktif, sebuah desa siaga digambarkan
dengan indicator sebagai berikut : 1) Penduduk dapat mengakses dengan mudah
pelayanan kesehatan dasar; 2) Penduduk survailans berbasis masyarakat (Hartono.
Et al., 2010).

Desa siaga dengan indikator penduduk memperoleh kemudahan dalam


akses layanan kesehatan bertujuan agar masyarakat sebagai elemen utama dalam
bidang kesehatan mampu mengakses layanan dasar disekitar lingkungan desa.
Berdasarkan pedoman umum desa siaga dan kelurahan aktif yang disampaikan
oleh Harono, et al. (2010), pelayanan dasar yang dimiliki oleh desa siaga adalah
pelayanan kesehatan ibu hamil; pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui;
pelayanan kesehatan untuk anak; serta penemuan dan penanganan penderita
penyakit. Sejumlah layanan dasar tersebut menjadi tempat pertolongan pertama
bagi masyarakat yang membutuhkan penanganan masalah kesehatan.

Keberhasilan mewujudkan Desa Siaga yang berbasis masyarakat


memerlukan dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Salah satu strategi yang
dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan pada
masyarakat maupun pada keluarga adalah Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
artinya harus ada komunikasi antara petugas kesehatan/Pembina/pemberi
pelayanan kesehatan dengan masyarakat. Dalam mewujudkan kegiatan Desa
Siaga, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan promosi
kesehatan. Kegiatan ini berupaya untuk melakukan proses memandirikan
masyrakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
melalui peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan serta pengembangan
lingkungan yang sehat melalui penyuluhan kesehatan.

Tahapan Pengembangan Desa Siaga

Pengembangan desa siaga merupakan aktivitas yang berkelanjutan dan bersifat


siklus. Setiap tahapan meliputi banyak aktivitas.

1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan surveimawas diri (SMD), dengan


kegiatan antara lain : sosialisasi, pengenalan kondisi desa, membentk
kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus,
kader dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang
dihadapi dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri
dari penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan
masalah. Aktivitas tersebut,, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat
2 (MMD-2). Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada
saat musyawarah masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain
memutuskan prioritas masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana
kegiatann dan rencana biaya, pemilihan pengurus desa siaga, presentasi
rencana kegiatan kepada masyarakat, serta koreksi dan persetujuan
masyrakat.
3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan
berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegitan berupa
pertanggung jawaban.

Pada pelaksanaannya, tahapan diatas tidak harus berurutan, namun


disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa/kelurahan.
DAFTAR PUSTAKA

Vera, A., Setiawan, A., dkk. 2019. Upaya pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan menuju desa siaga oleh KKN UAD di Watu Gajah dan Mertelu,
Gendangsari, Gunung Kidul. Jurnal Pemberdayaan : Publikasi Hasil Pengabdian
kepada Masyarakat 3(1) 79-90

Rahantoknam, D. L. 2013. Analisis Desa Siaga di Desa Evu Kabupaten Maluku


Tenggara. Jurnal MKMI 74-79

Anda mungkin juga menyukai