Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“Mengemukakan Anamnese, Masalah, Tindakan, dan

Evaluasi Keperawatan Pada Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh”

Dosen :

Ns. Abd. Gani Baeda, S.Kep.,M.Kep.

Oleh :

Ilfit Tasya Banarasu

(182432003)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
KONSEP PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Anamnese........................................................................................................................4
B. Masalah Keperawatan/Diagnosa Keperawatan...............................................................4
C. Tindakan Keperawatan....................................................................................................4
D. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu
tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37°C.

 Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.

Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu


mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres,
beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik
dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain
kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah,
kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran,
busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus
pada penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.

B. Rumusan Masalah
Agar mahasiswa mengetahui tindakan keperawatan pada gangguan keseimbangan
cairan
BAB II

KONSEP PEMBAHASAN

A. Anamnese
Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh.
Pengukuran suhu yang dilakukan membutuhkan peralatan yang dipasang invasif
Tetapi dapat digunakan secara intermitten. Tempat yang paling sering
digunakan untuk pengukuran suhu seperti oral, rektal, aksila, dan kulit yang
mengandalkan sirkulasi efektif darah pada tempat pengukuran yang mana panas dari
darah dialirkan ke termometer. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan selama setiap
fase demam. Selain itu kaji juga faktor-faktor yang memberat peningkatan suhu tubuh
seperti dehidrasi, infeksi ataupun suhu lingkungan serta identifikasi respon fisiologis
terhadap suhu seperti ukur semua tanda vital, observasi warna kulit, kaji suhu kulit
dan observasi adanya mengiggil atau diaforesis.

B. Masalah Keperawatan/Diagnosa Keperawatan


Perawat mengkaji temuan pengkajian dan pengelompokkan karakteristik yang
ditentukan untuk membuat diagnosa keperawatan. Contoh diagnosa
 Hipertermia berhubungan dengan penyakit
 Hypothermia berhubungan dengan proses penuaaan

C. Tindakan Keperawatan

Prosedur yang digunakan untuk mengintervensi dan mengatasi naiknya suhu


bergantung pada penyebab demam, efek yang merugikan, kekuatan, intensitas,
durasinya. Dokter dapat mencoba demam dengan mengisolasi pirogen penyebab.
Perawat mengambil kultur spesimen untuk analisis laboratorium seperti urine, darah,
sputum, dan tempat luka. intervensi hipertermia dan hipotermia
a. Hipertermia
1. Observasi
 Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan incubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertermia
2. Terapeutik
 Sediakan linkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basai dan kipas permukaan tubuh
 Barikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hiportemia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila.)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
b. Hypotermi
1. Observasi
 Moitor suhu tubuh
 Identiikasi penyebab hipotermia, (mis. Terpapar suhu lingkungan
rendah, pakaian tipis, keusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak subkutan)
 Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
2. Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang hangat
 Ganti pakaian atau linen yang basah
 Lakukan penghangatan pasief (mis. Selimut, menutup kepala,
pakaian tebal)
 Lakukan penghangatan aktif eskternal (mis. Kompres hangat,
botol hangat, selimut hangat)
 Lakukan penghangatan aktif internal (mis. Infuse cairan hangat,
oksigen hangat, lavase peritonel dengan cairan hangat)
3. Edukasi
 Anjurkan makan dan minum hangat

D. Evaluasi Keperawatan
Semua evaluasi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan respons
aktual pasien terhadap hasil yang diharapkan dari rencana keperawatan. Setelah
semua intervensi, perawat mengukur suhu pasien untuk mengevaluasi perubahan.
Selain itu, perawat menggunakan tindakan evaluatif lain seperti palpasi kulit dan
pengkajian nadi dan respirasi. Jika terapi efektif, suhu tubuh akan kembali ke batas
normal, tanda-tanda vital yang lain akan stabil dan pasien akan menyatakan rasa
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)

SIKI(Standar Intrvensi Keperawatan Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai