Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIK

“MITOS LANSIA”

PUTRI AGUNG SRI PRAMITADEWI

PO7120008032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2010

Keperawatan Gerontik | 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh itu
bersifat alamiah/fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya jumlah dan
kemampuan sel tubuh. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45
tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menua adalah proses yang mengubah seseorang dewasa sehat menjadi seorang
yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian.
Di dunia terdapat banyak persepsi masyarakat mengenai kehidupan lansia.
Diantaranya ada yang rasional, namun ada juga yang belum terbukti kebenarannya. Hal
ini dipengaruhi oleh cerita turun-temurun yang belum jelas kebenarannya dan perlu
diteliti lebih lanjut.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Apa saja mitos-mitos mengenai lansia yang terdapat di masyarakat?
1.2.2. Bagaimana kenyataan dari mitos-mitos mengenai lansia tersebut?
1.2.3. Bagaimana mitos-mitos tersebut dapat mempengaruhi konsep diri lansia?

1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui mitos-mitos mengenai lansia yang terdapat di masyarakat.
1.3.2. Untuk mengetahui kenyataan dari mitos-mitos mengenai lansia.
1.3.3. Untuk mengetahui pengaruh mitos-mitos mengenai lansia terhadap konsep diri
lansia tersebut.

1.4. METODA
Metoda yan digunakan dalam penuliasan makalah ini yaitu metoda kepustakaan.

Keperawatan Gerontik | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Mitos-mitos Mengenai Lansia yang Terdapat di Masyarakat


Menurut Sheiera Saul (1974) :

1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan

Pada dasarnya tidak ada orang di dunia ini berencara untuk berhenti
bersenang-senang, kecuali orang tersebut berada dalam kondisi depresi atau
distress. Semua orang ingin hidup senang, bahagia dan sejahtera, termasuk para
lansia. Lansia sekarang ini justru mendambakan kenikmatan hidup di hari tua.
Itulah sebabnya sejak muda orang sudah bekerja keras, agar di hari tua nanti
mendapat pensiun ataupun tabungan yang cukup untuk menikmati masa tuanya.
Kiranya usaha keras untuk mencari ilmu pengetahuan bertujuan untuk
mendapatkan pekerjaan yang mapan, sehingga nantinya memiliki hari tua yang
sejahtera, dapat menikmati hidup hari tua dan bahagia atau menjadi lansia yang
dapat bergembira.

2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran

Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :

a. Konservatif

b. Tidak kreatif

c. Menolak inovasi

d. Berorientasi ke masa silam

e. Merindukan masa lalu

f. Kembali ke masa anak-anak

g. Susah berubah

h. Keras kepala

Keperawatan Gerontik | 3
i. Cerewet

3. Mitos Berpenyakitan

Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh
berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua.
(Lanjut usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).

4. Mitos Senilitas

Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan
bagian otak. Banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya
ingat.

5. Mitos Tidak Jatuh Cinta

Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.

6. Mitos Aseksualitas

Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat,
dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.

7. Mitos Ketidakproduktifan

Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.

2.2. Kenyataan dari Mitos-mitos Mengenai Lansia


1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan

Keperawatan Gerontik | 4
a. Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
penderitaan karena penyakit.

b. Depresi

c. Kekhawatiran

d. Paranoid

e. Masalah psikotik

2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran

Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.

3. Mitos Berpenyakitan

a. Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.

b. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.

Tidaklah sepenuhnya benar pendapat yang mengatakan bahwa lansia


lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, karena dalam kenyataan banyak
lansia yang masih gagah, masih mampu bekerja keras bahkan banyak yang masih
memiliki jabatan penting dalam suatu lembaga. Memang kadang-kadang ada
lansia yang ringkih (gampang jatuh, gampang sakit) atau sakit ataupun cacat
tetapi hal itu berlaku untuk semua orang, baik orang muda juga ada yang
memiliki kondisi semacam itu.

4. Mitos Senilitas

Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun (senile). Pikun
ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan dengan
menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam kehidupan manusia daya ingat
akan berubah sesuai dengan usia, sehingga setelah orang menjadi lansia ia tidak

Keperawatan Gerontik | 5
cepat dapat mengingat sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan bahwa
lansia sama dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara
menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang
mempengaruhi daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut akan
berkurang ketajamannya jika orang tersebut dalam keadaan lelah, stress, cemas,
khawatir, depresi, sakit atau jiwanya tidak tenang.

5. Mitos Tidak Jatuh Cinta

Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak
berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.

6. Mitos Aseksualitas

Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.


Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya
usia tetapi masih tetap tinggi.

Fungsi psikis setiap orang baik fungsi kognitif, afektif dan konatif
(psikomotorik) serta kombinasi-kombinasinya, selama hayat masih dikandung
badan masih tetap berfungsi. Proses pikir, perasaan dan kemauannya tetap
berfungsi dengan baik, apalagi bila sering mendapat stimulasi secara teratur
dalam kehidupannya. Bahkan relasi seksualpun tetap berjalan bila masih memiliki
pasangan. Oleh karena itu, adalah tindakan yang keliru jika lansia dianjurkan
untuk mengisolasi diri agar tidak memiliki pikiran yang menyusahkan dirinya
ataupun keinginan-keinginan yang menyusahkan orang lain. Agar gairah hidup
tetap berkobar lansia perlu berinteraksi dengan orang-orang muda untuk
berdiskusi, berkomunikasi atau bersuka ria. Sayangnya seringkali orang muda
tidak tertarik untuk melakukan hal itu.

7. Mitos Ketidakproduktifan

Keperawatan Gerontik | 6
Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang belum
memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja untuk memenuhi
tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi
tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar jika dikatakan lansia tidak
produktif.. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupannya, sehingga
dalam keseharian kita sering menjumpai bahwa lansia tidak mau tinggal diam,
ada saja yang ingin dikerjakannya. Terkadang memang ada yang menjadi loyo
atau pasrah, mereka ini umumnya lansia yang pada masa mudanya sudah terkuras
oleh tugas-tugas berat dan tingkat pendidikan yang relatif rendah, sehingga dalam
masa lansia tidak berdaya.

2.3. Pengaruh Mitos-mitos Mengenai Lansia Terhadap Konsep Dirinya


Kemunduran-kemunduran yang telah disebutkan itu mempunyai dampak
terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki lanjut usia. Jelas jika
berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang akan paling banyak dikemukakan.
Tetapi disamping berbagai macam kemunduran, ada sesuatu yang dapat dikatakan justru
meningkat dalam proses menua, yaitu : sensitifitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah pada masa menua. Dilihat sepintas mengenai beberapa
dampak dari kemunduran-kemunduran tersebut terhadap sifat dan perasaan orang yang
memasuki usia lanjut, misalnya : kemunduran-kemunduran fisik yang berpengaruh
terhadap penampilan seseorang. Pada umumnya usia dewasa, seseorang dianggap tampil
paling cakap, tampan, atau paling cantik.

Kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya membawa yang bersangkutan


pada kesimpulan bahwa kecantikan ataupun ketampanan yang mereka miliki mulai
menghilang. Ini baginya berarti kehilangan daya tarik dirinya. Wanita biasanya lebih
risau dan merasa tertekan karena keadaan tersebut, sebab biasanya wanita dipuja orang
karena kecantikan dan keindahan fisiknya. Tetapi tidak berarti bahwa pria pada masa ini
tidak mengalami atau merasakan hal-hal yang serupa. Pada pria yang sedang mengalami
proses menua, tetap menginginkan dirinya menarik bagi lawan jenisnya.

Kecemasan yang timbul pada mereka yang merasa dirinya mulai menjadi
kurang menarik atau kelihatan kurang mampu itu, memberikan peluang yang besar bagi
produsen kosmetika, alat-alat kecantikan, alat-alat gerak badan, dan obat-obat awet muda.

Keperawatan Gerontik | 7
Berkaitan dengan perasaan kehilangan daya tarik tadi ada gejala-gejala yang terlihat
dalam bidang seks. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang
dinamakan klimakterium. Perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang
menyebabkan berkurangnya dorongan seks.

Pada pria, proses tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai
gejala-gejala psikologis yang luar biasa, kecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta
berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar hormon
testosterone. Pada wanita terjadi menopause (berhenti haid). Menopause terjadi dalam
suatu proses yang kadang-kadang mengambil waktu sampai dua tahun. Hal ini
disebabkan faal dari kandung telur lambat laun mulai berkurang, sampai kemudian
berhenti berfungsi sama sekali.

Keperawatan Gerontik | 8
BAB III

PENUTUP

3.1. SIMPULAN

Dalam masyarakat kita, sering dijumpai pengertian dan mitos yang salah
mengenai lansia, sehingga banyak merugikan para lansia. Pandangan yang salah tersebut
adalah anggapan dan pandangan yang keliru namun tetap diucapkan dan dipraktekkan
secara keliru pula, sehingga sangat merugikan. Dalam hal ini yang dirugikan adalah para
lanjut usia, karena dapat merupakan stigma (cap buruk) dari masyarakat dan dapat
mempengaruhi orang-orang yang sesungguhnya memiliki kepedulian untuk membantu
para lansia. Mitos-mitos yang keliru selama ini seperti:

1. Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira

2. Lansia berbeda dengan orang lain (sangat konservatif)

3. Lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat

4. Lansia sama dengan pikun

5. Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual

6. Lansia tidak berdaya

7. Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat

Padahal sesungguhnya pandangan-pandangan tersebut keliru karena tidak sesuai dengan


kenyataan yang terjadi.

Keperawatan Gerontik | 9
3.2. SARAN

1. Kepada masyarakat yang memiliki lansia di sekitarnya agar tidak terlalu mempercayai
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat tanpa diadakan penelitian terlebih
dahulu. Dengan menghargai kemampuan yang lansia miliki sama halnya dengan
memberikan kesempatan lansia untuk tetap mampu berkarya dan berekspresi
seoptimal mungkin.

2. Kepada para lansia agar tidak menjadi rendah diri dengan adanya mitos-mitos yang
berkembang di masyarakat karena mitos-mitos itu tidak selalu sesuai dengan
kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA

Potter PA, Perry AG. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC

Keperawatan Gerontik | 10

Anda mungkin juga menyukai